A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan yang
cukup tinggi disertai tingat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah.
Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak
(Kemenkes 2010).
Kamar tidur memang tidak akan menjadi masalah jika ditangani dengan
baik, tetapi akan menjadi masalah yang sangat buruk terutama untuk kesehatan
menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan penghuninya. Dengan itu maka
berbagai hal yang dipandang akan bermanfaat sehingga vektor yang ada akan
sulit dan tidak dapat berkembang biak atau dimatikan sehingga tidak akan
kamar tidur. vektor yang spesifik dan banyak ditemui di lingkungan dan sangat
berpengaruh terhadap ancaman kesehatan kita adalah nyamuk, lalat, kecoa atau
lipas, kutu manusia, pinjal, rodentia atau tikus, dan kutu busuk (Ririh, 2011).
mengganggu secara langsung salah satu binatang tersebut adalah kutu busuk
(Nurmaini, 2001).
Kutu busuk merupakan vektor yang sulit untuk dibasmi karena ukurannya
yang kecil dan biasanya berada di sela lipatan yang kecil. Kutu busuk yang
sering disebut tinggi dalam bahasa jawa, seringkali tidak disadari gangguannya
karena biasanya orang akan mengira bukan karena itu melainkan karena gigiitan
nyamuk dan semancamnya. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap
kutu busuk karena selain kegemarannya menghisap darah, juga karena akan
ditemukan di rumah tinggal, gedung bioskop, hotel, losmen dan lainnya tempat
manusia tidur dan duduk. Namun pada kurun waktu tahun 1980an hingga 2000
permasalahan kutu busuk nyaris tidak terdengar. Lalu sejak 5 tahun yang lalu
Indonesia tetapi di negara-negara maju seperti New York AS, Kanada, Eropa
dan Australia, Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa telah
terjadi outbreak (kejadian luar biasa) kutu busuk di 50 negara bagian di Amerika
Serikat (Hadi, 2010). Berdasarkan hasil observasi pada wisma kelolaan di UPT
PSLU Pasuruan ditemukan adanya kutu atau tunggau di beberapa kamar wisma
kelolaan.
membunuh kutu busuk. Menjemur kasur bisa dilakukan sebulan sekali oleh klien
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
menjemur kasur
B. MASALAH KEPERAWATAN
pemeliharaan rumah.
C. PLAN OF ACTION
2. Persiapan klien :
4. Prosedur pelaksanaan
1) Evaluasi Struktur
(3) Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib
2) Evaluasi Proses
3) Evaluasi Hasil
kasur.
Mengetahui,
Ketua Kelompok
Pembimbing
(Klinik/Akademik)
Hadi, Upik K. 2010. Artikel Kutu Busuk dan Kiat-Kiat Pengendaliannya. Bogor :
IPB.
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_I
NDO NESIA.pdf
Melati