Anggota Kelompok: 1. Iganov Puradi R N (14030654052) 2. Desty Kartika P P (14030654069) 3. Farida Arifah (14030654076) 4. Rizka Putri A (14030654085)
PRODI PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017 A. Apa itu Gunung Berapi Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Berdasarkan sumber erupsinya, gunung berapi diklasifikasikan menjadi 4 diantaranya (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama. (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya. (3) erupsi celah, erupis yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer, (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyamping ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri. Berdasarkan tipe erupsinya, gunung berapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi, antara lain: (1) Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana. (2) Tipe Strombolian, yaitu erupisnya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua. (3) Tipe Plinian, merupaka erupsi yang sangat eksplodif dari magma bervisikositas tinggi atau magma asam komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar. (4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunung api strato, tahap erupsi efusifnya menghasilnya kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasikan pembentukan ignimbrite (5) Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa. (6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan disekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik. (7) Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Berdasarkan bentuk dan bentang alamnya, gunung berapi dibedakan menjadi 5 bagian yaitu: (1) kerucut, dibentuk oleh endapan proklastik atau lava. (2) kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah (3) kerucut silinder, dibentuk oleh perlapisan material silinder atau scoria. (4) maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunung api utama akibat letusan freatik (4) Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
B. Bagaimana Gunung Berapi Terbentuk
Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Gunung berapi terbentuk karena terjadinya pergerakan antar lempeng yang dapat menimbulkan empat busur gunung berapi yang berbeda : 1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma untuk bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudra 2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam ke bawah kerak benua akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuann dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua 3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan 4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunung api perisai.
C. Mengapa Gunung Berapi Terbentuk
Planet bumi mempunyai banyak cairan dan air di permukaan. Bagian dalam bumi menyimpan panas yang dimiliki sejak awal terbentuknya bumi sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Jadi, berapi berfungsi untuk menyalurkanmenjaga keseimbangan panas bumi serta tekanan yang ada di inti bumi karena dapat menyalurkan panas dari dalam bumu ke permukaan bumi melalui konveksi.
D. Dimana Letak Gunung Api
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu (1) busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua (2) busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua (3) busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera (4) busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
E. Studi Kasus (Gunung Sinabung)
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di dataran tinggi Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600., tetapi aktif kembali dan muncul erupsi gunung pada tanggal 27 Agustus 2010. Letusan gunung tersebut mengeluarkan material vulkanik yang sangat berbahaya karena mengeluarkan lahar disertai awan panas. Pada tanggal 29 Agustus 2010 gunung api sinabung mengeluarkan magma dan lava. Letusan Gunung Sinabung menyemburkan debu vulkanis setinggi 3 kilometer dan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini. Hasil dari erupsi Gunung Sinabung tersebut mengeluarkan kabut asap yang tebal berwarna hitam disertai hujan pasir ,dan debu vukanik yang menutupi ribuan hektar tanaman para petani yang berjarak dibawah radius enam kilometer tertutup debu tersebut. Pada tahun 2013 Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013,telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya tanggal 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin kuat, sehingga pada tanggal 03 November 2013 pukul 03.00 WIB status dinaikkan kembali menjadi siaga. Letusan - letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai1,5 km. Berdasarkan data tersebut dapat dipastikan bahwasanya erupsi Gunung Sinabung ini termasuk jenis erupsi eksflosif. Hal ini dikarenakan gunung ini menyemburkan materi vulkanik yang berupa padatan dan cairan. Gunung Sinabung merupakan tipe gunung Strato Volcano (berbentuk kerucut). Strato Vulcano dikenal sebagai gunung api komposit, merupakan sebuah gunung berapi yang tinggi kerucut dibangun oleh banyak lapisan (Strata) dari lava mengeras, tephra, batu apung dan abu vukanik. Gunung ini mempunyai tinggi +2460 dpl. Sebelum tahun 2010 Gunung Sinabung berada pada tipe B, karena tidak pernah memperlihatkan aktifitasnya semenjak tahun 1600, namun setelah tahun 2010 Gunung Sinabung menampakan aktifitasnya dengan letusan yang mengakibatkan 30 ribu penduduk harus di ungsikan, dan gunung sinabung mengalami perubahan status menjadi gunung api Starto Vulkano yang bertipe A. Apabila ditinjau dari jenis letusannya, gunung sinabung memiliki jenis letusan gunung berapi yang bersifat eksplosif. Lava yang mengalir dari stratovolkano biasanya dingin dan mengeras sebelum menyebar jauh karena viskositas yang tinggi. Magma yang membentuk lava dan bersifat asam ini mengandung silika tingkat menengah hingga tinggi.