Anda di halaman 1dari 78

KORELASI MATERI PAI DENGAN TINGKAH LAKU

KEAGAMAAN SISWA
Uun Kurnaesih ...........................................................................................................
KORELASI MATERI PAI DENGAN TINGKAH LAKU KEAGAMAAN SISWA

Uun Kurnaesih1

ABSTRAK

Tingkah laku keagamaan siswa, selain dipengaruhi oleh pendidikan keluarga, disiplin dan kebiasaan
keagamaan yang ada di lingkungan masyarakat siswa tersebut, juga di pengaruhi oleh materi Pendidikan
Agama Islam yang diajarkan di sekolah. Pemahaman siswa terhadap materi pendidikan Agama Islam yang
diajarkan akan menumbuhkan sikap keagamaan dalam diri siswa, sehingga siswa terdorong untuk bertingkah
laku keagamaan sesuai dengan pemahamannya tentang ajaran-ajaran agama. Tingkah laku keagamaan
siswa akan semakin baik apabila pemahaman siswa terhadap materi pendidikan Agama yang di pelajarinya
baik.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah ada korelasi antara materi
pendidikan Agama Islam dengan tingkah laku keagamaan siswa di SMA Negeri I Anyer?
Penelitin ini bertujuan: untuk mengetahui korelasi antara materi pendidikan Agama Islam dengan
tingkah laku keagamaan siswa di SMA Negeri I Anyer.
Penelitian ini menggunakan teknik korelasional, dengan populasi seluruh siswa kelas 2 SMA Negeri I
Anyer, tahun 2014/2015 yang berjumlah 257 siswa. Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini,
adalah sebesar 25% dari populasi, yaitu berjumlah 64 siswa.
Data tentang materi PAI yang diajarkan di sekolah tersebut diperoleh melalui dokumentasi kurikulum
SMA Negeri I Anyer, dan angket yang terdiri dari 88 item soal. sedangkan Tingkah laku keagamaan siswa
diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 44 item soal.
Data hasil studi lapang diolah dan dianalisa menggunakan analisa korelasi rank spearman. Hasil
analisa data diperoleh P = 0,62. Selanjutnya diuji signifikansi dengan menggunakan rumus t, karena N>30.
Maka diperoleh thitung = 7,77. Hasil ini kemudian dikonsultasikan pada ttabel dengan taraf signifikansi 5%,

maka diperoleh ttabel =1,96. Hasil ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel (th > tt ).
2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara materi pendidikan Agama Islam dengan tingkah
laku keagamaan siswa di SMA Negeri I Anyer. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha ) diterima.

Kata Kunci : materi pendidikan Agama Islam dan Tingkah laku keagamaan siswa

1
Dosen Tetap STIT Al-Khairiyah Cilegon
ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 41
1. Pendahuluan II. Pembahasan
Pendidikan agama Islam yang diselenggarakan a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
di sekolah-sekolah merupakan kegiatan bimbingan, Pendidikan dalam bahasa Arab adalah
2
pengajaran, dan pelatihan yang berusaha untuk tarbiyah dengan kata kerja rabba . Kata kerja rabba
menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam, dengan yang berarti mendidik, sudah digunakan pada zaman
tujuan mencetak manusia-manusia saleh yang Nabi Muhammad SAW, bahkan kata rabba terdapat
berilmu, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT. didalam al-Qur`an seperti pada ayat berikut ini3:
Pendidikan agama Islam tidak hanya pengajarkan Artinya:
persoalan-persoalan ibadah, tetapi, juga membahas Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
tentang masalah-masalah yang sesuai dengan berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Selain "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
itu, Pendidikan agama Islam mengajarkan tentang sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
tata cara bergaul antara sesama mahluk dan tata cara waktu kecil".(Q.S. Al-Isra`:24)
bergaul dengan sang pencipta. Adapun materi-materi Artinya:
pendidikan agama Islam yang diajarkan memiliki Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah
beberapa pokok bahasan yang harus dipelajari, mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu
seperti Ibadah, akidah, akhlak, dan muamalah yang masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami
meliputi ekonomi, politik, kebudayaan, sosial dan beberapa tahun dari umurmu4.(Q.S. Asy-Syura:
lain-lain yang dapat mengatur tata cara manusia 18)
dalam bergaul dan bermasyarakat. Sedangkan pengajaran dalam bahasa arab
Pendidikan agama Islam mengarah pada adalah ta`lim dengan kata kerjanya `allama kata ini
peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan juga terdapat dalam ayat alqur`an seperti yang
dan pengamalan ajaran Islam, serta membentu terdapat pada ayat berikut ini:
kesalehan pribadi sehingga dapat mewujudkan Artinya:
kesalehan sosial, dengan adanya pendidikan agama Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-
Islam, maka siswa diharapkan mampu memahami, nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
meyakini, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
dalam kehidupan sehari-hari. berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
Agama merupakan persoalan batin manusia, oleh benda itu jika kamu memang orang-orang yang
karena itu kesadaran dan pengalaman agama akan benar5!"(Q.s. al-Baqarah: 31)
menggambarkan sisi batin seseorang dalam Artinya:
kehidupannya, dari kesadaran dan pengalam tersebut Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia
disebut sikap keagamaan yang akan melahirkan berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian
tingkah laku keagamaan. Tingkah laku keagamaan tentang suara burung dan kami diberi segala
seseorang tergantung pada kadar pemahaman dan sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar
ketaatan dalam beragama, dan pemahaman tersebut suatu karunia yang nyata".(Q.S An-Naml:16)
didapat dari proses pendidikan melalui proses Tarbiyah dan Ta`lim yang berarti pendidikan dan
belajar mengajar. Sekolah Menegah Atas Negeri I pengajaran adalah dua kata yang sering digunakan
Anyer, berdiri di sekitar tempat wisata. Sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari, tetapi, walaupun
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, demikian, kedua kata tersebut memiliki arti yang
diantaranya, sarana ibadah, dan kegiatan-kegiatan berbeda. Tarbiyah dalam surat Al-Isra` ayat 24, dan
ekstra kurikuler salah-satunya ekstra kurikuler Asy-Syura ayat 18, berarti mengasuh, atau
keagamaan. Siswa yang belajar di sekolah tersebut mendidik. Sedangkan ta`lim dalam surat al-Baqarah
berasal dari daerah Anyer dan sekitarnya, dengan ayat 31 dan surat An-Naml ayat 16, berarti
latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda. mengajar. Kedua kata tersebut memiliki perbedaan
Latar belakang di atas cukup menimbulkan
ketertarikan penulis untuk meneliti tentang 2
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta, Bumi
korelasi materi pendidikan Agama Islam Asara, 2006 ), hal 25
3
dengan tingkah laku keagamaan siswa di sekolah Q.S. Al-Isra` (17) : 24
4
Menengah Atas Negeri I Anyer. 5
Q.S. Asy-Syura ( 26) :18
Q.s. al-Baqarah (2) : 31

42 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


yang jelas, karena mendidik lebih dari sekedar 1. Tujuan Umum, Tujuan ini meliputi seluruh aspek
mengajar, mendidik berarti membimbing dan upaya kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku,
menyiapkan generasi muda untuk menjalankan penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Tujuan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien
efektif dan efisien. Sedangkan mengajar berarti melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
suatu proses transfer ilmu pengetahuan, bukan oleh pendidik dan peserta didik sebagai pelaku
transformasi nilai dan pembentukan kepribadian pendidikan. Adapun tujuan umum pendidikan
dengan segala aspek dan cakupannya6. islam yang akan di capai harus berkaitan dan
Islam adalah suatu nama agama yang ajaran- sesuai dengan tujuan institusional lembaga
ajarannya bersumber dari wahyu Allah yang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
diturunkan kepada manusia melalui seorang Nabi tersebut.
Muhammad SAW sebagai Rasulullah7. Agama 2. Tujuan Akhir, Pendidiakan Islam yang
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, berlangsung seumur hidup di dunia akan berakhir
karena agama merupakan petunjuk jalan menuju pada saat manusia tersebut meninggalkan dunia
keselamatan di dunia dan di akhirat. Islam sebagai ini. Hal ini berarti orang yang sudah bertakwa
Agama yang sempurna tidak hanya mengatur sekalipun akan terus membutuhkan pendidikan
tatacara peribadatan atau pengabdian kepada sang guna mengembengkan, menyempurnakan, dan
pencipta saja, tetapi juga mengatur tata cara memelihara ketakwaan dan ilmu penegtahuannya.
pergaulan hidup antar umat manusia, dan tata cara Tujuan akhir pendidikan Islam tertuang dalam
pergaulan antara manusia dengan alam sekitar. firman Allah sebagai berikut:
Agama sebagai sumber tata nilai yang mengatur Artinya:
kehidupan manusia di dunia dan akhirat, maka setiap Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
ajarannya perlu dipahami dan diamalkan dalam kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
kehidupan sehari-hari agar manusia dapat mencapai dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk memahmi dalam keadaan beragama Islam10(Q.S. Ali-
ajaran agama dengan benar maka manusia Imran:102)
membutuhkan bimbingan dan latihan yang disebut Menurut ayat tersebut, mati dalam keadaan
dengan pendidikan, oleh karena itu setiap manusia berserah diri kepada Allah sebagai muslim,
pasti memerlukan pendidikan untuk mencapai tujuan adalah ujung dari ketakwaan manusia, dan
hidupnya. merupakan akhir dari proses hidup yang jelas
Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan, berisi kegiatan pendidikan.
dan asuhan terhadap anak didik, agar dapat 3. Tujuan Sementara, tujuan ini tertuang dalam
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam bentuk pencapaian kompetensi dasar dan standar
serta menjadikannya sebagai pandangan hidup8. kompetensi. Tujuan ini akan terlihat setelah anak
Pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai didik diberi sejumlah pengalaman atau materi
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. tertentu yang telah direncanakan dalam bentuk
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam kurukulum formal.
Tujuan pendidikan Agama Islam 4. Tujuan Operasional, yaitu tujuan pengajaran yang
yang dilakukan di setiap lembaga direncanakan dalam bentuk unit-unit kegiatan
pendidikan memiliki beberapa tujuan pengajaran. Yang dapat dikembangkan dalam
yaitu9: bentuk tijuan instrulsional khusus dan umum.
Tujuan ini menuntut anak didik untuk memiliki
kemampuan dan keterampilan tertentu. sifat
operasional yang lebih ditonjolkan dalam tujuan
6
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, (Jakarta, Logos, 2002), ini adalah penghayatan dan kepribadian anak
hal. 3
7 didik. Sedangan untuk tingkat yang paling
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya,
(Jakarta, UI press, 1979), hal. 24. rendah tujuan ini hanya menonjolkan sifat yang
8
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta, Bumi berisi kemampuan dan keterampilan saja.
Asara, 2006), hal 86.
9
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta, Bumi
10
Asara ,2006), hal. 31 Q.S. Ali-Imran (3) :102

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 43


Menurut para ahli pendidikan, pendidikan kepada-Nya-lah kami menyembah14(Q.S. Al-
Agama Islam memiliki beberapa tujuan sebagai Baqarah:138)
berikut11: Artinya:
1. Tujuan Ideal, adalah agar peserta didik Kamu adalah umat yang terbaik yang
memperoleh hikmah kebijaksanaan hidup dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
berdasarkan Islam. yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
2. Tujuan Institusiaonal, adalah adalah tujuan yang dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
berusaha menjadikan peserta didik : beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
a) mengetahui, mengerti, memahami aqidah antara mereka ada yang beriman, dan
dan ajaran Islam. kebanyakkan mereka adalah orang-orang yang
Tujuan ini berdasarkan firman Allah Q.S At- fasik15 (Q.s. Al-Imran: 110).
Taubah ayat 123 yang berbunyi: d) Peserta didik mampu mengamalkan ilmu dan
Artinya: keterampilannya sesuai dengan ajaran Islam.
Hai orang-orang yang beriman, perangilah Tujuan ini sesuai dengan firman Allah Q.S
orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan Ibrahim ayat 24 - 27 yang berbunyi16:
hendaklah mereka menemui kekerasan Artinya:
daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
beserta orang-orang yang bertakwa12(Q.S At- telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
Taubah:123) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
b) Mengamalkan, menghayati, dan meyakini cabangnya (menjulang) ke langit,(Q.S.
ajaran Islam, baik dalam hal Ibrahim:24)
ibadah maupun muamalah. Tujuan ini berdasrkan Artinya:
pada firman Allah Q.S Ali Imran ayat 190-191 pohon itu memberikan buahnya pada setiap
yang berbubunyi13: musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
Artinya: perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan supaya mereka selalu ingat.(Q.S. Ibrahim:25)
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang Artinya:
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti
berakal(Q.S. Ali-Imran:190) pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
Artinya: akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah tetap (tegak) sedikit pun.(Q.S. Ibrahim 26)
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan Artinya:
berbaring dan mereka memikirkan tentang Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka menyesatkan orang-orang yang dzalim dan
peliharalah kami dari siksa neraka.(Q.S.Ali- memperbuat apa yang Dia kehendaki.(Q.S.
Imran: 191) Ibrahim :27)
c) Dapat membudayakan diri dan lingungannya 3. Tujuan kurikuler, Tujuan ini mengacu pada
dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan ini pencapaian kurikulum yang diajarkan, dan tujuan
berdasarkan Firman Allah Q.S. Al-baqarah ayat ini biasanya tertuang didalam garis-garis besar
138, dan Q.S. Ali Imran ayat 110 sebagai berikut: pembelajaran.
Artinya: 4. Tujuan Instruksional, Tujuan ini dijabarkan
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik dalam bentuk silabus dan rencana pembelajaran
shibghahnya daripada Allah? Dan hanya yang akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.
11
Sadali dkk, Zakiyah Daradjat & Zaini Muchtarom, Islam
Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Bulan Bitang,
14
1984), hal.207 Q.S. Al-Baqarah (2) :138)
12 15
Q.S At-Taubah (9) :123 Q.s. Al-Imran(3) : 110.
13 16
Q.S Ali Imran (3) : 190-191 Q.S Ibrahim ayat (14): 24 - 27

44 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


Adapun tujuan pendidikan agama Islam di pendidikan Agama Islam di sekolah Rakyat baik
sekolah berdasarkan GBPP pendidikan Agama Islam negeri maupun swasta.
tahun 2004 adalah untuk meningkatkan keimanan, d. Materi Pendidikan Agama Islam
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta Materi pendidikan adalah isi pokok bahasan
didik tentang agama Islam, sehingga menjadi yang disajikan dalam proses belajar mengajar untuk
manusia-manusia muslim yang beriman dan mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.20
bertakwa kepada Allah S.W.T, berakhlak mulia, Materi-materi pendidikan yang digunakan dalam
dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan
bernegara17. Sedangkan menurut GBPP pendidikan yang akan dicapai, karena suatu tujuan tidak akan
Agama Islam tahun 1999, yang merupakan tercapai tanpa jalan atau cara yang digunakan untuk
penyempurnaan dari GBPP pendidikan Agama Islam mencapainya, dan salah satu cara efektif yang
tahun 1994, merumuskan bahwa tujuan pendidikan digunakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
Agama Islam adalah agar siswa mampu memahami, adalah dengan menyajikan isi pokok bahasan atau
manghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran materi pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman, bertakwa kepada Allah S.W.T dan2. Tingkah Laku Keagamaan Siswa
berakhlak mulia18. a. Pengertian Tingkah Laku Keagamaan
c. Kedudukan Bidang Studi Pendidikan Agama Tingkah laku berarti perangai, kelakuan, dan
Islam perbuatan21. Menurut Chaplin, Tingkah laku adalah
Menurut sejarah, Pada tanggal 16 Juli 1961, respon yang berupa reaksi, tanggapan, jawaban, atau
dibentuklah panitia perencanaan pendidikan Agama bahasan yang dilakukan oleh makhluk
22
Islam di sekolah-sekolah negeri yang bertempat di hidup .Menurut Budiarjo, Tingkah laku merupakan
Yogyakarta, guna menyusun rencana pelajaran rangkaian tanggapan yang dibuat oleh sejumlah
Agama Islam di Sekolah Rakyat (SR), yang disebut makhluk hidup. Menurutnya, tingkah lakau tidak
dengan kurikulum pelajaran agama Islam Sekolah hanya mengikut sertakan tanggapan pada suatu
Rayat. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari organisme yang tidak hanya meliputi otak, bahasa,
peraturan bersama mentri PP&K dan mentri Agama. pemikiran, impian-impian, harapan-harapan, dan
Pada tahun 1961, panitia tersebut berhasil pedoman sebagainya, tetapi juga menyangkut mental dan
minimum pendidikan Agama Islam di sekolah aktivitas psikis23. Sedangkan menurut al-Ghazali,
Rakyat Negeri. Menurut pedoman tersebut tingkah laku bersifat individual yang berbeda
pembagian jam pelajaran pendidian Agama Islam menurut perbedaan faktor-fator keturunan dan
dalam satu tahun ajaran adalah 160 jam yaitu 40x4 perolehan proses belajar24.
jam pelajaran. Berdasarkan pedoman tersebut, maka Sedangkan Keagamaan berarti hal-hal yang
bidang studi pendidikan Agama Islam di sekolah berhubungan dengan Agama25, tingkah laku
umum mulai dilaksanakan pada tahun 1975. keagamaan berarti segala aktivitas manusia yang
Sedangkan di sekolah kejuruan bidang studi ini didasarkan pada nilai-nilai agama yang dipahami
mulai dilaksanakan pada tahun 197619. dan diyakininya.26 Menurut Ramayulis, tingkah
Sejarah tersebut menujukkan bahwa bidang studi
pendidikan Agama Islam memiliki kedudukan yang
20
sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakrta, Rineka Cipta,
2003), hal 161.
dalam proses belajar mengajar di lembaga 21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus Besar
pendidikan baik negeri maupun swasta. Hal ini Bahasa Indonesia, Edisi ke dua, (Jakarta, Balai Pustaka,
terbukti dari adanya perhatian pemerintah pada 1996), hal. 755
22
waktu itu, yang dibuktikan dengan adanya peraturan Ramayulis (Chapin), Psikologi Agama, (Jakarta, Kalam
pemerintah mengenai pelaksanaan kurikulum Mulia 2002) , hal. 97.
23
Ibid(budiharjo). Hal.97.
24
Hasan Langulung,Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta,
17
Muhaimin, Paradigma pendidikan Islam (Bandung, Pustaka Alhusna Baru, 2002), hal. 269.
25
RosdaKarya, 2001), hal.75 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kamus Besar
18
Ibid. Bahasa Indonesia, Edisi ke dua, hal. 755
19 26
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta, Bumi Ramayulis (Chapin), Psikologi Agama, (Jakarta, Kalam
Asara, 2006), hal. 93 Mulia, 2002), hal. 98.

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 45


laku keagamaan merupakan perwujudan dari rasa masing. Adapun tingkah laku keagamaan yang
jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan dilakukan oleh seseorang menurut William James,
pengalaman beragama pada diri sendiri27. dapat dikelompikkan menjadi dua tipe yaitu, tipe
Manusia dan Agama memiliki keterkaitan orang sakit jiwa dan tipe orang yang berjiwa
yang sangat erat dalam kehidupan. Oleh karena itu, sehat29. Kedua tipe tersebut jelas memiliki pola
pemahaman dan kesadaran seseorang terhadap nilai- tingkah laku yang berbeda.
nilai ajaran agama, akan menggambarkan sisi batin 1. Tipe orang yang sakit jiwa, tingkah laku
atau keadaan batin seseorang, dimana pemahaman orang yang memiliki tipe ini oleh kehidupan
dan kesadaran tersebut akan mendorong seseorang keagamaan yang terganggu, yaitu mereka yang
untuk bertingkah laku sesuai dengan ajaran yang meyakini suatu agama karena pernah mengalami
diyakininya. penderitaan batin ataupun konflik batin yang tidak
b. Sumber-Sumber Tingkah Laku dapat diungkapkan. Latar belakang tersebut yang
Keagamaan menjadi penyebab perubahan keyakinannya,
sehingga tanpa disadari, ketaatan terhadap ajaran
Tingkah laku keagamaan muncul karena adanya agamanya oleh kematangannya dalam memahami
sikap keagamaan dalam diri seseorang, yang berupa agama yang berkembang secara bertahap sejak masa
pemahaman terhadap ajaran agama dan konsistensi kanak-kanak hingga dewasa.
antara kepercayaan terhadap agama, penghayatan Orang-orang yang bertipe ini kadang-kadang
terhadap nilai-nilai ajaran agama, serta pengamalan menunujukkan tingkah laku yang sangat taat
terhadap ajaran-ajaran agama tersebut. Oleh karena beragama bahkan fanatik terhadap agama yang
itu, sikap keagamaan merupakan gabungan antara diyakininya. Adapun faktor-faktor yang
tiga unsur yaitu kognitif yang berupa pemahaman, mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku
afektif yang berupa penghayatan serta unsur keagamaan yang tidak wajar disebabkan oleh faktor
psikomotorik yang berupa pengamalan. Dari sikap- interen faktor eksteren30. Adapun yang faktor-
sikap tersebut maka lahirlah suatu respon atau reaksi faktor termasuk faktor interen adalah temperamen,
untuk berbuat sesuatu, dan perbuatan atau respon merupakan salah satu unsur yang dapat membentuk
itulah yang disebut dengan tingkah laku. dan mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga
Sumber-sumber tingkah laku menurut teori menimbulkan tingkah laku yang berbeda dengan
Fakulti adalah: bahwa tingkah laku manusia pribadi-pribadai yang lain.
bersumber dari beberapa faktor yang berperan Orang yang jiwanya terganggu akan bertiingkah
penting, yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa28. Begitu pula laku sesuai dengan kadar gangguan jiwa yang
dengan tingkah laku keagamaan seseorang dialaminya, dan orang yang mengalami konflik dan
ditentukan dan dipengaruhi oleh tiga unsur tersebut. keraguan, akan memilih meyakini atau
Cipta berfungsi sebagai penentu benar atau meninggalkan agama sesuai dengan kesimpulannya.
tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan Sedangkan orang yang jauh dari Tuhan, akan
pertimbangan intelektual orang tersebut, Rasa bertingah laku pesimis, introvert, menyenangi
berfungsi untuk menimbulkan sikap batin yang paham ortodoks, mengalami proses keagamaan
seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran secara nongraduasi.
ajaran agama. Sedangkan karsa, berfungsi untuk a) Pesimis, orang yang pesismis dalam beragama
menimbulkan amalan-amalan dan doktrin-doktrin akan bertingkah laku pasrah kepada nasib yang
keagamaan yang benar dan logis. dialaminya, dan tahan terhadap penderitaan yang
c. Ciri-Ciri Tingkah Laku Keberagamaan menjadi penyebab ketaatnnya dalam beragama dan
Tingkah laku keagamaan seseorang dapat beribadah. Mereka menganggap bahwa segala yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor interen, eksteren dan diberikan Allah baik berupa kenikmatan maupun
faktor lingkungan. Orang yang taat beragama penderitaan adalah Azab dan rahmat. Mereka
biasanya mempunyai latar belakang pengalaman cenderung melibatkan masalah-masalah pribadi
agama, dan memiliki tipe kepribadian masing- dalam mengamalkan ajaran agamanya.
27
Ibid.,hal. 98
28 29
Jalaluddin, Psikologi Agama,( Jakarta, RajaGrafindo, 1996), Ibid, (Wiliam James), hal. 124
30
hal. 58. Ibid.,hal. 125

46 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


b) Introvert, orang yang memiliki sifat interovetb) Ekstrovet dan tak mendalam, yaitu orang yang
selalu menghubungkan segala penderitaan dan mudah melupakan kesan-kesan yang buruk dan
kebahagiaan yang dialaminya dengan kesalahan dan segala bentuk sakit hati. Orang yang memiliki sifat
dosa, karena itulah orang-orang interovet selalu ini selalu berusaha membebaskan hatinya dari
menebusnya dengan cara mendekatkan dirinya kukungan ajaran-ajaran yang rumit, karena mereka
kepada Tuhan melalui pensucian diri, misalnya lebih menyenangi hal-hal yang mudah dalam
bermeditasi. melaksanakan ajaaran agamanya, dan mereka akan
c) Menyenangi paham ortodoks, sifat pesimis dan menganggap bahwa dosa adalah akibat dari
interovet adalah penyebab kepasifan jiwa, dan perbuatannya yang keliru.
orang yang berjiwa pasif akan cenderungc) menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal, orang-
menyenangi paham keagamaan yang bersifat orang yang seperti ini mempunyai ciri-ciri:
konservatif, dan ortodoks. menyenangi teologi yang tidak kaku, menunjukan
d) Mengalami proses keagamaan secara tingkah laku keagamaan yang lebih bebas,
nongraduasi, orang yang mengalami proses ini menekanan ajaran cinta kasih dari pada kemurkaan
biasanya dalam pengamalan agamanya tidak dan dosa, mempelopori pembelaan agama secara
mengalami proses yang wajar yaitu dari tidak tau sosial, Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa
menjadi tau kemudian mengamalkannya. Tetapi dan kehidupan kebiaraan, Bersifat ribelar dalam
orang tersebut melakuan ketaatan beragama menafsirkan ajaran Agama, selalu berpendapat
dengan proses pendadakan, karena rasa berdosa, positif, dan berkembang secara graduasi atau melalui
atau karena perubahan keyakinan maupun proses yang wajar dan tidak melalui proses
petunjuk Tuhan. Sedangkan faktor eksteren yang pendadakan.
mempengaruhi tingkah laku sesorang dalam d. Tingkah laku Keagamaan yang
beragama adalah musibah, dan kejahatan. Menyimpang
a) Musibah, Orang yang mengalami musibah pasti Tingkah laku yang menyimpang adalah
jiwanya akan terguncang, sehinggan dapat tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma yang
menyadari kesalahan dan dosanya. Sehingga berlaku. Penyimpangan tingkah laku tersebut tidak
setiap musibah yang datang dianggap sebagai jarang menimbulkan keresahan bahkan kekacauan
teguran atau peringatan dari sang Maha Kuasa. dalam masyarakat. Menurut Kasmiran Wuryo,
Oleh karena itu semakin berat musibah yang norma sebagai tolak ukur dalam bertingkah laku
menimpa maka semakain mendorong manusia terbagi menjadi beberapa macam, yaitu, norma
untuk taat kepada Allah. pribadi, norma kelompok, norma masyarakat, norma
b) Kejahatan, orang-orang yang menekuni dunia susila dan sebagainya. Selain itu, menurut
hitam baik sebagai pendapatnya jika dilihat dari jenisnya norma dapat
pelaku maupun pendukung kejahatan pada digolongkan menjadi dua yaitu norma tradisional
umumnya akan mengalami keguncangan jiwa dan norma formal.32.
karena merasa apa yang dilakukannya adalah Norma tradisional adalah norma yang
dosa bahkan penghianatan kepada Allah. Oleh berkembang secara otomatis, yang nilai-nilainya
karena itu orang yang mengalami goncangan jiwa terbentuk dari bawah. Sedangkan norma formal
karena peristiwa tersebut membutuhkan adalah norma yang bersumber dari berbagai
ketenangan batin, dimana ketenangan ini hanya ketentuan yang berlaku di masyarakat, baik berupa
didapat dengan ketaatan den berbuat baik. undang-undang, kebijakan-kebijakan pemerintah
Karena itulah pertaubatan dilakukan. maupun peraturan-peraturan yang dibuat dan
2. Tipe orang yang disepkaati bersama. Bentuk-bentuk penyimpangan
berjiwa sehat. tingkah laku beragama adalah sebagai berikut33:
Menurut Houston Clarl, ciri-ciri orang yang berjiwa 1. Aliran Klenik, yaitu segala
sehat dalam beragama adalah31: sesuatu yang behubungan dengan kepercayaan
a) Optimsis dan Gembira, yaitu mereka yang meyakini
bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan penyayang. 32
Kasmiran Woryo dan Ali Sjaifullah, Pengantar Ilmu Jiwa
sosial,( Jakarta, Erlangga, 1982), )hal 48
33
Jalaluddin, Psikologi Agama,( Jakarta, RajaGrafindo, 1996),
31
Ibid, hal. 130 hal. 293.

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 47


terhadap hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak tiba, Perubahan tersebut tidak hanya berlaku dalam
masuk akal34. Adapun sifat sifat aliran ini adalah hal perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke
Pemeluknya selalu menokohkan diri sebagai orang agama lain, tetapi juga berlaku dalam hal perubahan
suci dan umumnya tidak memiliki latar belang yang pandangan terhadap suatu agama yang dianutnya
jelas, mendakwahkan dirinya sebagai seorang yang sendiri, selain disebabkan oleh faktor kejiwaan,
memiliki pengetahuan yang luar biasa mengenai hal- perubahan tersebut terjadi karena faktor hidayah dati
hal yang berhubungan dengan yang gaib, Allah S.W.T.
Menggunakan ajaran agama sebagai alat untuk Menurut para ahli Agama,
menarik minat dan kepercayaan masyarakat, faktor yang mendorong terjadinya konversi agama
kebenaran ajarannya tidak dapat dibuktikan secara adalah hidayah atau petunjuk dari sang Maha Kuasa,
rasional, memiliki tujuan yang cenderung merugikan dimana hidayah tersebut menjadi faktor yang
masyarakat. dominan dalam perubahan keyakinan seseorang.
Perkembangan aliran ini Sedangkan para ahli sosiolog berpendapat bahwa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konversi agama terjadi karena adanya pengaruh
kekosongan spiritual dan penderitaan, rasa fanatisme sosial yang terdiri dari37:
keagamaan yang tinggi sehingga menimbulan a) Pengaruh hubungan antar pribadi baik
sugesti, kondisi yang awam dan tidak memiliki pergaulan yang bersifat keagamaan maupun yang
penegtahuan tentang agama. Menurut Hamka, bersifat umum.
Aliran klenik timbul dari kekacauan pikiran karena b) Pengaruh kebiasaan yang rutin, yang
kekacauan ekonomi, politik, dan sosial, sehingga dapat mendorong seseorang atau kelompok untuk
mendorong masyarakat untuk melepaskan berubah kepercayaan.
pikirannya dari pengaruh kenyataan kemudian c) Pengaruh orang-orang yang
masuk ke daerah khayalan tasawuf, dan kadang- dekat.
kadang mereka merasa menganut agama sendiri, d) Pengruh pimpinan keagamaan
bukan Isla ataupun yang lainnya35. Pada dasarnya e) Pengaruh perkumpilan yang
penyimpangan tingkah laku yang terjadi di berdasarkan hobi
masyarakat sangat erat kaitannya dengan masalah- f) Perubahan kekuasaan pemimpin,
masalah psikologis individu dalam masyarakat yang berdasarkan hukum, karena masyarakat akan
tersebut. cenderung menganut kepercayaan yang dianut oleh
2. Konversi Agama, secara bahasa konversi kepala suku atau pemimpinnya.
berasal dari kata konversio yang berarti taubat, Menurut ahli psikolog,
pindah, dan berubah dalam hal ini agama, dalam menyatakan bahwa faktor-fator yang menjadi
bahasa inggris Conversion berarti berubah dari suatu penyebab terjadinya konvresi agama dapat
agama atau keadaan ke agama lain. Sedangkan dibedakan menjadi dua yaitu faktor interen dan
menurut istilah konversi agama berarti Tindakan faktor eksteren. Faktor interen meliputi kepribadian,
seseorang atau kelompok masuk atau berpindah dan faktor pembawaan, dan faktor eksteren meliputi
kesuatu sistem kepercayaan atau perilaku yang keluarga, lingkungan tempat tinggal, perubahan
berlawanan36. Terjadinya konversi agama sanngat status dan kemiskinan. Sedangkan Menurut para
berkaitan erat dengan keadaan psikologi seseorang ahli pendidikan terjadinya konversi agama
yang berdampak kepada keadaan lingkungan dipenagruhi oleh faktor pendidikan, Menurutnya
sekitarnya. Adapun ciri-ciri konversi agama adalah suasana pendidikan akan sangat berpengaruh
adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan terhadap keadaan jiwa, keyakinan, dan pola pikir
seseorang terhadap agama dan keyakinan yang keagamaan seseorang.
dianutnya, perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh 3. Konflik Agama, Agama
kondisi jiwa baik melalui proses ataupun secara tiba- adalah sumber segala nilai dan norma yang
mengatur tata cara berinteraksi antara makhluk
34
Ibid, hal. 293. dengan makhluk dan antara makhluk dengan sang
35
Hamka, Islam Dan Adat Minang Kabau, (Jaarta, Pustaka
Panjimas, 1976), hal. 233-234
36 37
Jalaluddin (Max Heirich), Psikologi Agama,( Jakarta, Jalaluddin Psikologi Agama,( Jakarta, RajaGrafindo,1996),
RajaGrafindo, 1996), hal. 293. hal.299.

48 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


penciptanya. Agama merupakan alat yang dapat f) Sejarah, setiap agama memiliki sejarah
mempersatukan umat manusia sekaligus memiliki penyebaran dan pengalaman masa lalu yang
potensi sebagai alat pemecah persatuan dan berbeda, ada yang pernah jaya dan ada pula yang
kesatuan. Nilai-nilai yang terkandung di dalam mengalami kemunduran. Oleh karena itu, muatan-
ajaran agama adalah pedoman hidup manusia dalam muatan dalam sejarah tersebut dapat berpotensi
bertingkah laku. Oleh karena itu nilai Agama sebagai pemicu konflik, bahkan ajang balas dendam
menempati kedudukan tertinggi dalam kehidupan bagi para penganutnya yang merasa dikalahkkan.
sosial. Konflik agama termasuk kedalam g) Berebut surga, surga desediakan oleh Allah
penyimpang tingkah laku keagamaan yang timbul untuk hamba-hambanyak yang bertakwa, oleh
karena38: karena itu setiap individu yang yang mempercayai
a) Pengetahuan agama yang dangkal, nilai-nilai janji tersebut akan berebut dan berlomba dalam
yang terkandung dalam ajaran agama, termasuk menggapai kenikmatan yang telah dijanjikan,
nilai-nilai moral yang sangat berperan dalam dengan cara memperdalam ketakwaan dan keimanan
pembentukan pribadi yang memiliki sifat-sifat yang mereka dan berbuat baik sesuai dengan anjuran jaran
luhur, tidak seluruhnya dipahami oleh para Agama yang diyakininya. Apabila jalan menuju
pemeluknya. Sehingga, orang-orang yang tidak surga ini dilakukan oleh masyarakat atau penganut
memahami atau pemahaman agamanya dangkal kepercayaan tersebut dilakukan dengan cara yang
akan lebih mudah terpengaruh oleh isu-isu yang benar, maka tidak akan muncul konflik-konflik yang
dapat memancing emosi mereka, yang berkembang mengacu pada kekerasan. Tetapi, apabila jalan atau
menjadi konflik hingga perpecahan antara sesama. cara yang di tempuh untuk menggapai surga tersebut
b) Fanatisme, fanatisme yang berlebihan dan dilakukan dengan yang tidak wajar atau kekerasan
anggapan bahwa agama yang dianutnya lah yang maka hal ini lah yang akan menimbulkan
paling benar, serta menganggap yang lain salah, perpecahan bagi umat manusia sebagai mahluk yang
sangat berpengaruh kepada terjadinya konflik agama beragama.
antar pemeluk agama. 4. Terorisme dan Agama, mmenurut bahasa,
c) Agama sebagai doktrin, anggapan bahwa agama terorisme berasal dari kata teror yang berarti
adalah doktrin yang bersifat normatif, akan perbuatan (perbuatan pemerintah dan sebagainya)
menjadikan ajaran agama tersebut menjadi kaku dan yang sewenang-wenang, atau suatu usaha
sempit, yang hanya berkisar pada hitam-putih, halal- manciptakan kekuatan, kengerian dan kekejaman,
haram serta pahala dan dosa, sehingga menimbulkan oleh seseorang atau golongan39. Sedangkan
kelompok-kelompok yang bersifat ekslusif. terorisme berarti pengunaan kekuasan atau
d) Simbol-simbol, yaitu sesuatu yang dianggap suci penimbulan kekuasaan atau menimbulkan kekuatan
oleh yang meyakininya. Tetapi, belum tentu dalam usaha mencapai tujuan, terutama tujuan
dianggap suci oleh pemeluk agama lain, oleh karena politik40. Apabila dilihat dari pengertian teroris di
itu, penyalah gunaan simbol sinbol inilah yang dapat atas, tampak bahwa tidak ada hubungan antara
memicu konflik antar pemeluk agama. teroris dengan agama. Karena pada dasarnya
e) Tokoh Agama, Setiap agama pasti pemeiliki gerakan teroris memiliki tujuan kekuasaan atau
tokoh Agama yang menjadi pusat dalam politik, tetapi cara yang digunakan untuk meraih
bermasyarakat. Sebagai tokoh agama yang tujuan tersebut, sering kali menggunakan agama
memegang kekuasaan dan kepercayaan dari rayat, sebagai alat untuk menarik minat masyarakat.
mampu mengeluarkan fatwa yang dapat memberikan Dengan demikian gerakan teroris selalu dikaitkan
semangat yang berkobar, ataupun mampu dengan gerakan-gerakan keagamaan.
bemberikan fatwa yang menentramkan emosi
rakyatnya, tetapi jika fatwa-fatwa yang dikeluarkan
tidak lagi bersifat arif, maka fatwa-fatwa yang
seharusnya mendamaikan rakyat akan berubah
menjadi perpecahan dan amukan.
39
Hasan shadily, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1990), hal 939
38 40
Ibid, hal 315 Ibid, hal 939

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 49


e. Faktor-Faktor yang mempengaruhi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
Tingkahlaku keagamaan yang menyimpang. keagamaan yang menyimpang.
Sikap keagamaan yang menyimpang, menurut III. Kerangka Pemikiran
beberapa teori terjadi karena41 : Kerangka Pemikiran
Teori stimulus dan respon, memandang manusia Korelasi mteri pendidikan Agama Islam
sebagai makhluk yang perubahan sikapnya sesuai dengan Tingkah laku Keagamaan Ssiswa
dengan proses belajarnya. Menurut teori ini ada tiga
variabel yang mempengaruhi perubahan sikap, yaitu Materi Tingkah laku
pendidikan Agama Islam keagamaan Siswa
perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Teori pertimbangan sosial, meyatakan bahwa
sikap ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor interen
dan faktor eksteren. Faktor interen terdiri dari
persepsi sosial, posisi sosial dan proses belajar Indikator: Indikator:
sosial. Sedangkan faktor eksteren yang Materi-materi pendidikan Kesesuaian tingkah laku
Agama Islam yang siswa dengan materi-
mempengaruhi perubahan sikap adalah faktor diajarkan di Sekolah materi Pendidikan
kekuatan, komunikasi dan harapan yang diinginkan. Agama Islam Yang telah
Menurut teori interaksi, faktor interen dan eksteren diajarkan.
adalah hasil dari keputusan-keputusan sosial. IV. Hipotesis
Teori konsistensi, menurut teori ini Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
perubahan sikap lebih banyak ditentukan oleh faktor korelasi antara materi pendidikan agama Islam
interen yang bertujuan untuk menyeimbangkan dengan Tingkah laku Keagamaan siswa di
antara sikap dan tingkah laku. Teori ini berpendapat Sekolah Menengah Atas Negeri I Anyer (Ha).
bahwa perubahan sikap merupakan proses yang Sedangkan tidak ada korelasi antara materi
terjadi pada diri seseorang dalam upaya untuk pendidikan agama Islam dengan Tingkah laku
mendapatkan keseimbagkan antara sikap dan Keagamaan siswa di Sekolah Menengah Atas
perbuatan. Adapun penyimpangan-penyimpangan Negeri I Anyer (Ho).
tingkah laku keagamaan seperti konvrensi agama Berdasarkan hipotesa yang diajukan di atas,
yang menurut teori ini terjadi karena disebabkan peneliti menduga bahwa semakin baik materi
oleh konflik-konflik tertentu yang menyebabkan pendidikan Agama Islam yang di terima oleh
kegelisahan batin yang merinduan pemecahan dan siswa, maka akan semakin baik pula tingkah
ketenangan. laku keagamaan siswa SMAN I Anyer.
Teori fungsi, teori ini berpendapat V. Metode Penelitian
bahwa perubahan sikap seseorang dipengaruhi oleh 1. Variabel Penelitian
kebutuhan. Karena sikap memiliki fungsi untuk Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
menghadapi dunia yang ada di luar individu, variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Materi
sehingga individu tersebut dapat menyesuaikan diri pendidikan Agama Islam sebagai veriabel bebas
dengan lingkungan berdasarkan kebutuhannya. (x), dan Tingkah laku keagamaan siswa sebagai
Menurut teori ini, manusia berpotensi untuk dapat variabel terikat (y).
bersikap positif maupun negatif terhadap suatu objek 2.Populasi dan Sampel
yang dihadapinya. fungsi pertahanan diri berperan a.Populasi
dalam melindungi diri dari ancaman luar, fungsi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian42.
penerimaan berperan dalam menyesuaikan diri Populasi dalam penelitian ini adalh seluruh siswa
dengan masyarakat dan lingkungan. Sedangkan kelas 2 SMAN I Anyer yang berjumlah 257 siswa.
fungsi nilai ekspresif berperan dalam b. Sampel
menggambarkan sikap seseorang terhadap objek Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang dihadapinya. Dengan demikian, perubahan- yang diteliti43. Sampel yang diambil dalam
perubahan sikap berdasaran teori-teori tersebut penelitian ini adalah 25% dari populasi yang
42
Suharsimii Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
41
Jalaluddin Psikologi Agama,( Jakarta, RajaGrafindo, 1996), Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1997), hal 115
43
hal 246 Ibid.

50 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


berjumlah 257 siswa yaitu sebanyakk 64 siswa. variabel y, yaitu dengan langkah-langkah
Teknik pengambilan sampel ini didasarkan pada sebagai berikut46:
pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan a. Membuat tabel kerja atau tabel
bahwa Untuk Sekedar ancar-ancar maka apabila perhitungan
subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua b. Menetapkan urutan kedudukan skor
sehungga penelitiannya merupakan penelitian (range) yang terdapat pada variabel x
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar (Rx) dan variabel y (Ry),
dapat diambil 10-15%atau 20-25% atau lebih44. c. Menghitung perbedaan urutan kedudukan
3. Teknik Pengumpulan Data untuk masing-masing pasangan yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan dikorelasikan (D= R1-R2),
dalam penelitian ini adalah studi lapangan, d. Menguadratkan D (D2) setelah selesai
Sedangkan proses penelitian ini terdiri dari: kemudian dijumlahkan sehingga
a. Observasi sistematis, yaitu mengadakan diperoleh D 2

pengamatan dan analisa pada materi pendidikan


e. Menghitung Rho dngan rumus P=1-
Agama Islam dan tingkah laku keagamaan
siswa. 6 D 2
b. Quesioner, yaitu daftar yang bersisi rangkaian N ( N 2 1)
pertanyaan mengenai suatu masalah yang akan Tabel kerja atau tabel perhitungan
diteliti yang disebarkan kepada responden tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
penelitian. 1. Tabel perhitungan untuk mencari
c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data Range pada variabel x
melalui dokumen-dokumen yang mendukung. Tabel 9.4.
d. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan Tabel perhitungan untuk mencari Range pada
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada variabel x
sumber data untuk mendapatkan data yang akan
diteliti. Data mentah
VI. Tenik Analisa Data No Urut X Range
Analisa dalam penelitian ini adalah
1 197 1
menggunakan rumus korelasi tata jenjang
2 198 2
6 D 2 3 201 3
Rang sperman (Rs) yaitu P=1-
N ( N 2 1) 4 206 4
5 217 5
Keterangan45: 6 228 6
P adalah angka indeks korelasi tatajenjang 7 235 8
6&1 adalah bilangan konstan 8 235 8
D adalah perbedaan antara variabel x dan 9 235 8
variabel y 24
=8
N adalah banyakknya pasangan standar dari 7+8+9=24 3
korelasinya. 10 239 10
VII. Analisa Data 11 249 11
Pengujian hipotesisi penelitian dilakukan 12 255 12,5
13 255 12,5
dengan mencari koefisien korelasi dengan
menggunakan rumus tata jenjang, untuk 25
=12,5
dapat mengetahui angka indeks korelasi 12+13=25 2
Rank Speraman (Rho) antara variabel x dan 14 257 14
15 264 15,5
16 264 15,5

44 46
Ibid., hal 115 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta,
45
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, Rajawali Pers, 1995) hal 220-221
Rajawali Pers, 1995) hal 219-222

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 51


31 97
=15,5 48,5
15+16=31 3 44+45=97 2
17 265 17 50 334 50
18 269 18,5 51 335 51
19 269 18,5 52 337 52
37 53 342 53
18,5 54 343 54
18+19=37 2 51
20 274 20 Tabel 9.4. Lanjutan
21 276 21,5
22 276 21,5 Data mentah
43 No Urut X Range
21,5
21+22=43 2
23,5 55 344 55,5
23 277
23,5 56 344 55,5
24 277
111
47
23,5 55,5
23+24=47 2 55+56=111 2
Tabel 9.4. Lanjutan 57 346 57
58 360 58
Data mentah 59 365 59
No Urut X Range 60 372 60
61 380 61
25 278 25 62 391 62
26 281 26 63 405 63
27 283 27 64 427 64
28 285 28
29 288 29 2. Tabel perhitungan untuk mencari Range
30 289 30 pada variabel y
31 295 31 Tabel 10.4.
32 296 33
33
Tabel perhitungan untuk mencari Range pada
33 296
34 296 33 variabel y
99
33 Data
32+33+34=99 3
35 298 35
No Urut Mentah Y Range
36 299 36
37 301 37 1 94 1
38 307 38 2 103 2
39 311 39 3 105 3
40 313 40
4 110 4
41 316 41,5
42 316 41,5 5 113 5
83 6 117 6
41,5 7 118 7
41+42=83 2
43 321 43 8 122 8
44 322 44,5 9 123 9
45 322 44,5 10 125 10
89 11 126 11
44,5
44+45=89 2 12 127 12
46 324 46 13 128 13,5
47 326 47 14 128 13,5
48 328 48,5 27
49 328 48,5 13,5
13+14=27 2
15 129 15

52 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


16 130 16 44 157 45
17 132 17,5 45 157 45
18 132 17,5 46 157 45
17+18=35 135
45
19 135 19,5 44+45+46=135 3
20 135 19,5 47 159 48
39 48 159 48
19,5 52
19+20=39 2 49 159 48
21 136 21 144
48
22 137 23,5 47+48+49=144 3
23 137 23,5 50 160 50
24 137 23,5 51 162 51
25 137 23,5 52 163 52
94
23,5
22+23+24+25=94 4 Tabel 10.4. Lanjutan

Tabel 10.4. Lanjutan Data


No Urut Mentah Y Range
Data
No Urut Mentah Y Range 53 164 54
54 164 54
26 138 26 55 164 54
27 139 27 162
54
28 140 28 53+54+55=162 3
29 145 29 56 170 56
30 146 30 57 175 57,5
31 147 31,5 58 175 57,5
32 147 31,5 115
63 57,5
31,5 57+58=115 2
31+32=63 2 59 184 59
33 148 33 60 185 60,5
34 149 34,5 61 185 60,5
35 149 34,5 121
69 60,5
34,5 60+61=121 2
34+35=69 2 62 194 62,5
36 151 36,5 63 194 62,5
37 151 36,5 125
73 62,5
36,5 62+63=125 2
36+37=73 2 64 209 64
38 152 38
39 153 39 3. Tabel Kerja Koefisien Korelasi Rang
40 155 40 Spearman
41 156 42
42 156 42 Tabel 11.4.
43 156 42 Tabel Kerja Koefisien Korelasi Rang Spearman
41+42+43=126 126
42 Data Rank D
3
N x Y Rx Ry Rx- D2

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 53


Ry 50 360 125 58 10 48 2304
1 201 105 3 3 0 0 51 324 113 46 5 41 1681
2 206 110 4 4 0 0 52 346 164 57 54 3 9
3 197 103 1 2 -1 1 -
4 228 118 6 7 -1 1 53 289 175 30 57.5 27.5 756.25
5 217 122 5 8 -3 9 54 321 151 43 36.5 6.5 42.25
6 235 117 8 6 2 4 55 278 156 25 42 -17 289
- 53 56 313 137 40 23.5 16.5 272.25
7 277 152 23.5 38 14.5 210.25 57 365 149 59 34.5 24.5 600.25
8 239 127 10 12 -2 4 58 316 185 41.5 60.5 -19 361
9 264 135 15.5 19.5 -4 16 59 344 153 55.5 39 16.5 272.25
10 198 94 2 1 1 1 -
11 265 137 17 23.5 -6.5 42.25 60 316 170 41.5 56 14.5 210.25
12 235 123 8 9 -1 1 61 311 157 39 45 -6 36
13 301 146 37 30 7 49 62 372 164 60 54 6 36
14 274 137 20 23.5 -3.5 12.25 63 427 185 64 60.5 3.5 12.25
15 264 136 15.5 21 -5.5 30.25 64 342 209 53 64 -11 121
16 255 130 12.5 16 -3.5 12.25 Jumlah 0 16425.5
17 326 157 47 45 2 4
18 269 137 18.5 23.5 -5 25 Dari tabel perhitungan di atas diketahui
N adalah 64 dan D adalah 16425,5.
19 235 132 8 17.5 -9.5 90.25
20 296 145 33 29 4 16
21 249 128 11 13.5 -2.5 6.25 Setelah nilai-nilai tersebut di ketahui maka
22 335 164 51 54 -3 9 langkah selanjutnya adalah melakukan
23 322 160 44.5 50 -5.5 30.25 perhitungan dengan rumus Rank Spearman
24 276 129 21.5 15 6.5 42.25
25 295 148 31 33 -2 4
sebagai berikut:
26 277 138 23.5 26 -2.5 6.25
27 296 128 33 13.5 19.5 380.25 6 D 2
28 269 135 18.5 19.5 -1 1 P=1-
29 281 156 26 42 -16 256
N ( N 2 1)
30 299 147 36 31.5 4.5 20.25 6 x16425,5
P=1-
31 285 147 28 31.5 -3.5 12.25 64(642 1)
32 328 157 48.5 45 3.5 12.25
33 337 159 52 48 4 16 98553
P=1-
34 328 132 48.5 17.5 31 961 64(4096 1)
283 -
35 194 27 62.5 35.5 1260.25 98553
P=1-
36 391 162 62 51 11 121 64(4095)
37 344 139 55.5 27 28.5 812.25
98553
Tabel 11.4. Lanjutan P=1-
262080
Data Rank P=1-0,376042
N x Y Rx Ry D2 P= 0,623958 dibulatkan menjadi 0,62
38 288 140 29 28 1 1 Jadi, P= 0,62
296 -
39 194 33 62.5 29.5 870.25
VIII. Uji Signifikansi
40 405 156 63 42 21 441 Uji signifikansi dalam penelitian ini
41 257 155 14 40 -26 676 menggunakan rumus t, karena jumlah
42 298 184 35 59 -24 576 populasi atau N lebih dari 30. Maka:
43 380 151 61 36.5 24.5 600.25 r n2
44 276 126 21.5 11 10.5 110.25 t=
255 - 1 r2
45 159 12.5 48 35.5 1260.25
46 334 149 50 34.5 15.5 240.25
0,62 64 2
t=
47 307 159 38 48 -10 100 1 0,622
48 322 163 44.5 52 -7.5 56.25
49 343 175 54 57.5 -3.5 12.25

54 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam


0,62 x7,78 X. Interpretasi (penafsiran) Hasil Analisa
t=
1 0,38 Data
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
4,82 responden sebanyak 64 siswa, diketahui
t= bahwa p atau Rho = 0,62. Kemudian hasil
0,62 tersebut diuji signifikansi dengan
menggunakan rumus t, maka diperoleh t =
t = 7,77 7,77. Kemudian hasil tersebut
dikonsultasikan pada t tabel dengan taraf
Jadi, t hitung adalah 7,77. signifikansi 5% yaitu 1,96. Maka diketahui
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel (
bahwa t hitung adalah 7,77. Kemudian hasil th > tt ).
tersesebut di konsultasikan pada t tabel Berdasarkan hasil perhitungan KD,
dengan taraf signifikansi 5%, atau 0,05 maka diketahui bahwa derajat kontribusi variabel x
dengan variabel y sebesar 0,38, hal ini berarti
t tabel adalah = 1,96. Jadi, t hitung lebih
2 sekitar 0,38% variasi yang terjadi pada
besar dari pada t tabel (th > tt ). Yaitu 7.77 > variabel y dapat dijelaskan dengan variabel
1,96. x. Sedangkan sekitar 99,62%, dijelaskan
Hasil perhitungan di atas, menunjukkan oleh variabel lain, seperti tingkan kecerdasan
bahwa hipotesis alternatif (Ha ) yang siswa, kondisi keagamaan keluarga siswa,
menyatakan bahwa terdapat korelasi antara disiplin, dan lain-lain.
materi pendidikan Agama Islam (variabel x) Jadi, hipotesis alternatif (Ha ) yang
dengan tingkah laku keagamaan siswa di menyatakan bahwa terdapat korelasi antara
SMAN I Anyer (variabel y) diterima. materi pendidikan Agama Islam (variabel x)
Sedangkan hipotesis nol (Ho ) yang dengan tingkah laku keagamaan siswa di
menyatakan tidak ada korelasi antara materi SMAN I Anyer (variabel y) diterima.
pendidikan Agama Islam (variabel x) dengan Sedangkan hipotesis nol (Ho ) yang
tingkah laku keagamaan siswa SMAN I menyatakan tidak ada korelasi antara materi
Anyer (variabel y) ditolak. Karena hasil pendidikan Agama Islam (variabel x) dengan
perolehan t hitung (th = 7,77) lebih besar dari tingkah laku keagamaan siswa SMAN I
pada hasil perolehan t tabel (tt 1,96). Anyer (variabel y) ditolak.

IX. Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) XI. Simpulan


Perhitungan koefisien determinasi (KD) Hasil uji hipotesis menujukkan
bertujuan untuk mengetahui kontribusi bahwa angka korelasi (t hitung) sebesar
variabel x (materi pendidikan Agama Islam) 7,77 lebih besar dibandingkan dengan t
dengan variabel y (tingkah laku keagamaan tabel sebesar 1,96. (t hitung > t tabel). Hal
siswa di SMAN I Anyer). Yaitu dengan ini berarti Hipotesis alternatif (Ha) yang
cara: menyatakan terdapat korelasi antara Materi
KD = P2 x 100% = 0.622 x 100% pendidikan Agama Islam dengan tingkah
= 0.3844 x 100% laku keagamaan siswa di SMAN I Anyer
= 0.3844 atau 0,38 diterima. Sedangkan hipotetisi nol (Ho)
Maka KD = 0,38 yang menyataan tidak ada korelasi antara
Jadi, dari perhitungan di atas dapat di materi pendidikan agama Islam dengan
katakan bahwa sekitar 0.38 % variasi terjadi tingkah laku keagamaan siswa di SMAN I
pada variabel y dapat dijelaskan dengan Anyer ditolak.
variabel x. Sedangkan sekitar 99,62 Jadi, dapat disimpulan bahwa
dijelaskan oleh variabel lain, seperti tingkan terdapat korelasi antara materi pendidikan
kecerdasan siswa, kondisi keagamaan Agama Islam dengan tingkah laku
keluarga siswa, dan lain-lain. keagamaan siswa di SMAN I Anyer.

ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam 55


DAFTAR PUSTAKA Jalaluddin, 1996. Psikologi Agama, Jakarta:
RajaGrafindo.
Langulung, Hasan. 2002. Asas-Asas Pendidikan
Abdullah, Saleh, Abdurrahman. 2005. Teori-Teori
Islam, Jakarta: Alhusna Baru.
Pendidikan Berdastkan Al-Qur`an, Jakarta:
Magister Studi Islam, Program Pascasarjana,
Rineka Cipta.
Universitas Islam Indonesia, 2005, Pedoman
Penulisan Tesis, Yogyakarta.
Ali, Mohammad, Dkk, 2005, Psikologi Remaja,
Perkembangan Peserta didik, Jakarta: Bumi
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam,
Aksara.
Bandung: RosdaKarya.

Ali, Zaenuddin, 2007, Pendidikan Agama Islam,


Ramayulis. 2002. Psikologi Agama, Jakarta: Kalam
Jakarta: Bumi Aksara.
Mulia.
Sadali dkk, Zakiyah Daradjat & Zaini Muchtarom.
Alim, Muhammad, 2006, Pendidikan Agama Islam,
1984. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan,
Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Jakarta: Bulan Bintang.
Kepribadian Muslim, Bandung: RosdaKarya.
Shadily, Hasan. 1990. Kamus Besar Bahasa
Al-Syaibani, Al Toumi, Mohammad, Omar, 1079,
Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang.
Soemanto, Westy, 1983, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian,
Sugiono, 2001. Metode Penelitian Administrasi,
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Bandung: Alfabeta.
Cipta. , 2002,
Sukamadinata, Saodih, Nana, 1997. Pengembangan
Azra, Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam, Jakarta:
Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung:
Logos.
RosdaKarya.
Daradjat, Zakiyah dkk. 2006. Ilmu pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Asara.
Tafsir, Ahmad, 2007, Ilmu Pendidikan dalam
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996.
Prespektif Islam, Bandung: RosdaKarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka. Edisi kedua.
Wijaya, Hamid ,(Tanpa Tahun), Kamus
Internasional, Indonesia-Inggris, Surabaya:
Muh, Fahrozin, dan Fathiyah, Nur, Kartika, 2004,
Dua Mitra.
Pemahaman Tingkah Laku, Jakarta: Rineka
Cipta.
Woryo, Kasmiran. 1982. dan Sjaifullah, Ali.
Pengantar Ilmu Jiwa sosial, Jakarta: Erla
Hamka, 1976. Islam Dan Adat Minang Kabau,
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Harjanto, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:
Rineka Cipta

56 ADZ-DZIKR Jurnal Pendidikan Agam Islam

Anda mungkin juga menyukai