Anda di halaman 1dari 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA DALAM MATERI MEMBACA DENGAN


METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 013826 SENGON SARI
KECAMATAN AEK KUASAN
KABUPATEN ASAHAN

Sri Jamiatun, NIM : 826149113


Email : srijamiatun85@gmail.com

Abstrak

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SDN 013826 Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan,
penggunaan metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran Bahasa Indonesia, materi membaca.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 013826 Sengon Sari Kecamatan Aek
Kuasan, dengan jumlah siswa 28 orang, terdiri dari 12 perempuan dan 16 laki-laki.
Dari penelitian ini diperoleh peningkatan hasil belajar, dari 28 siswa yang memperoleh
nilai ketuntasan 10 orang (35%), sedangkan 18 siswa yang lain belum memperoleh nilai
tuntas. Pada Siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72 dan siswa yang
memperoleh nilai tuntas sudah 18 orang (65%) dan belum tuntas ada 10 orang. Pada
Siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74, dan siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan ada 24 orang (85%) dan yang belum tuntas ada 4 orang (15%).
Secara klasikal dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving pada
materi membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Problem Solving, Bahasa Indonesia.

1
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah oleh guru cenderung
menggunakan pembelajaran klasikal (metode ceramah). Karena dianggap lebih
mudah dan tanpa banyak biaya. Dengan menggunakan metode ceramah banyak
sekali kelemahan-kelemahan antara lain siswa menjadi bosan, dapat menimbulkan
verbalisme, hanya mengandalkan hafalan, informasi yang disampaikan mudah
usang, siswa tidak bisa membentuk konsep dan kreatifitas sendiri, hanya mampu
berinteraksi satu arah saja yaitu melalui guru kepada siswa sehingga siswa akan
merasa dirugikan apabila guru selalu menggunakan metode ceramah tanpa adanya
variasi dalam pembelajaran. Hal ini yang terjadi di SDN 013826 Sengon Sari
Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.
Di dalam laporan ini penulis menerangkan bahwa jumlah siswa kelas IV
SD Negeri 013826 Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan ada 28 siswa dan KKM
yang harus dicapai adalah 70. Pada saat ini penulis mengadakan pra siklus dan
ditemukan bahwa siswa yang berhasil mencapai KKM hanya 36% dari 28 siswa
dan itu berarti hanya 10 orang dari 28 siswa yang mencapai KKM sedangkan 64%
atau 18 siswa lainnya belum berhasil.
Guru seharusnya dapat menciptakan pembelajaran yang mampu menarik
minat siswa agar memiliki pola pikir konstruktif, kreatif dan memiliki kebebasan
untuk menemukan konsep sendiri sehingga konsep yang dimiliki siswa akan
mudah diingat. Selain itu guru juga harus dapat mengadakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centred) karena semakin seringnya keterlibatan
siswa dalam kegiatan, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.
Pembelajaran dapat efektif dan kreatif maka guru harus bisa menentukan
suatu metode, kerena metode adalah suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
(Fathurrohman, 2009). Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha
guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara optimal. Semakin tepat

2
metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan semakin efektif
pula pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, fungsi metode pembelajaran
tidak dapat diabaikan karena metode pembelajaran tersebut ikut menentukan
berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Dengan adanya penelitian tersebut maka diharapkan para siswa dapat
meningkatkan prestasi belajarnya siswa di kelas IV SDN 013826 Sengon Sari
Kecamatan Aek Kuasan. Karena menurut John Dewey (1916), Metode Problem
Solving merupakan metode yang mempunyai tujuan belajar memecahkan masalah
sesuai dengan realita kehidupan.

1. Identifikasi Masalah
Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru selalu kurang
memperoleh hasil memuaskan. Kemungkinan besar masalahnya adalah guru
kurang menguasai metode yang digunakan, serta sumber dan medianya juga
belum dikuasai. Sehingga siswa juga tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran
yang disampaikan guru. Padahal guru harus mampu dalam menyampaikan segala
bentuk materi kepada siswanya, karena menurut Asep Sapaat (2008) bahwa guru
merupakan agen pembelajar.
Dari hasil identifikasi masalah, penulis menemukan masalah sebagai
berikut:
1. Metode yang digunakan tidak sesuai,
2. Waktu yang tersedia tidak digunakan secara efisien,
3. Media belajar tidak dapat dimanfaatkan oleh guru.
Dari masalah di atas kewajiban penulis sebagai guru adalah mengadakan
perencanaan dan perbaikan pembelajaran supaya hasilnya dapat memuaskan dan
sesuai dengan yang diharapkan.

2. Analisis Masalah
Untuk menjawab masalah di atas, sebagai guru kita harus dapat
menganalisis masalah. Analisis masalah dapat dilakukan dengan mencari pokok
permasalahannya, yaitu:
1. Penggunaan metode harus sesuai dengan materinya,

3
2. Pemanfaatan waktu harus seefisien mungkin,
3. Guru harus memanfaatkan media belajar yang ada.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa
pilihan tindakan alternatif dan prioritas strategi pemecahan masalah, yaitu:
1. Dengan menggunakan metode problem solving pemahaman siswa
terhadap materi persoalan faktual lebih meningkat
2. Dengan menggunakan metode problrm solving prestasi siswa akan lebih
meningkat.
3. Penerapan metode problem solving harus disertai dengan media gambar.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: Apakah penggunaan metode pemecahan masalah dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 013826 Sengon Sari dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran?

Secara khusus masalah dapat dirumuskan seperti berikut:


1. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai?
2. Apakah waktu yang tersedia sudah dimanfaatkan seefisiean mungkin?
3. Adakah guru menggunakan media belajar?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode problem solving dalam upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kreatifitas anak dalam proses belajar.
2. Membantu mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
3. Membantu menarik perhatian anak untuk belajar.
4. Membantu anak dapat belajar menemukan sendiri.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa

4
Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran.
Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Meningkatnya kerja sama dan memupuk rasa sosial.
2. Bagi guru
Mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam materi
membaca.
Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV.
Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Meningkatnya kreatifitas Guru.
3. Bagi SD Negeri 013826 Sengon Sari
Menumbuhkan iklim pembelajaran siswa aktif di kelas.
Menumbuhkan motifasi guru-guru yang ada disekolah tersebut dalam
mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
4. Bagi instansi pendidikan secara umum
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi
peneliti lain.

5
II. Kajian Pustaka
A. Hasil Belajar Siswa
a.t Pengertian belajar
Menurut Anni. (2004:2)
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mancakup segala sesuatu yang difikirkan dan dikerjakan.
Menurut Darsono. (2000:32)
Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan,
baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Sardiman. (1988:22)
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan suatu usaha untuk mendapat sebuah prestasi atau hasil belajar.
Sesuai dengan sebuah pendapat menurut Depdikbud (1995), Hasil belajar berarti
prestasi yang sudah dicapai. Hasil belajar itu harus menunjukkan perubahan
tingkah laku dan dimana perubahan itu harus menyeluruh secara konfrehensif.
Menurut Benjamin Bloom (1956), gambaran hasil belajar itu harus
mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

B. Karakteristik Siswa
Sudah menjadi tujuan sebagai seorang guru untuk menjadi pendidik/guru
yang profesional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kita harus mampu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan semua itu terlebih dahulu harus
melakukan penelitian supaya kita mengetahui karakteristik dari peserta didik dan
kita juga dapat mengetahui metode apa yang sesuai dan bisa kita gunakan di
sekolah, tempat kita teliti ini.
Di sini penulis melihat peserta didik SD Negeri 013826 Sengon Sari
Kecamatan Aek Kuasan pada tahun pelajaran 2015-2016 khususnya kelas IV
berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa

6
laki-laki. Setelah dilakukan penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar
mereka kurang berminat dengan mata pelajaran yang saya sampaikan, sehingga
nilai yang diperoleh tidak sesuai KKM yang telah ditentukan. Walaupun penulis
sudah berusaha membuat supaya para siswa dapat menyukai materi yang
disampaikan.

C. Materi Membaca
Materi-materi yang akan diajarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
cukup banyak, dimana materi tersebut banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Di sini penulis memiliki salah satu materi yaitu tentang mambaca. Materi ini
sangatlah sesuai dengan kemampuan peserta didik. Masalah yang dibahas adalah
masalah membaca teks tentang lingkungan sekitar.
Setelah penyampaian materi ini diharapkan siswa dapat mengomentari
persoalan sebagai jalan untuk memecahkan masalah tersebut. Mengomentari
sebuah persoalan merupakan salah satu keterampilan berbicara. Keterampilan
tersebut perlu dipelajari dan dilatih. Pada dasarnya saat memberi komentar berarti
kita telah mengeluarkan ide. Ide yang akan kita ungkapkan akan digunakan untuk
mengatasi sebuah persoalan.
Pada saat mengutarakan ide itulah kamu akan melakukan proses berfikir.
Salah satunya adalah berfikir untuk menemukan komentar atau saran yang tepat.
Kemudian berfikir bagaimana cara merangkai kata-kata yang tepat, agar tidak
menyinggung perasaan orang lain. Dari situlah akan terucap sebuah komentar
yang bermutu dan santun bahasanya.
Masih banyak kita jumpai orang pintar yang tidak dapat mengemukakan
idenya, mengapa demikian? Alasannya adalah karena tidak terampil berbicara.
Sebenarnya memberikan komentar terhadap sebuah persoalan sangat
mudah, kuncinya kita harus mengetahui inti persoalan, penyebab, dampaknya.
Dan dalam mengomentari suatu persoalan kita harus tenang dan tidak boleh
disertai dengan emosi.

7
D. Metode Problem Solving
Berdasarkan dari materi yang dipilih, penulis merasa metode yang sesuai
adalah metode problem solving, mengapa? Karena yang namanya persoalan harus
ada pemecahannya. Sedangkan metode ini merupakan metode pemecahan
masalah, dimana dalam metode ini siswa dituntut untuk memperhatikan, menelaah
dan berfikir tentang suatu masalah dan selanjutnya menganalisis masalah tersebut
sebagai upaya untuk memecahkan masalah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem solving
adalah sebagai berikut:
1. Adanya masalah yang jelas untuk diselesaikan.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
4. Menguji jawaban sementara.
5. Menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan salah satu cara yang harus banyak
digunakan dalam pembelajaran, karena metode ini merupakan metode mengajar
yang banyak mengembangkan kemampuan berfikit tingkat tinggi. Metode ini
sering juga digunakan dalam implementasi pembelajaran terpadu maupun
konstektual karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara
kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun lingkungan. Metode ini
cenderung menggunakan pendekatan konstruktivisme, artinya pengetahuan,
keterampilan dan sikap akan dikembangkan dan dibangun oleh siswa di bawah
bimbingan guru.
Dalam penggunaan metode problem solving agar berhasil, kemampuan
guru harus diperhatikan, diantaranya adalah:
a. Mampu mengelola kelas.
b. Mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif.
c. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan.
d. Menguasai konsep yang diproblem solvingkan.

8
Sedangkan kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang metode ini adalah :
a. Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik.
b. Memiliki sikap tekun, teliti dan kerja keras.
c. Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar.
d. Memiliki kemampuan melaksanakan problem solving
Metode ini sama halnya dengan metode yang lain, yaitu mempunyai
kelebihan dan kelemahan.
a. Kelebihan metode problem solving
Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis
Mempelajari bahan pelajaran yang aktual
Jika dikerjakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan
sosial siswa
Mengoptimalkan kemampuan siswa.
b. Kelemahan metode problem solving
Waktu yang digunakan relatif lama
Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis
Memerlukan bimbingan dari guru

E. Kerangka Konseptual
Di dalam metode problem solving siswa lebih giat dalam mengikuti
pelajaran, karena metode ini tidak membosankan. Di dalam metode ini siswa
diajak untuk memikirkan suatu masalah. Setelah jumpa permasalahannya, siswa
diajak mengomentari dan memecahkan masalah tersebut. Metode ini terkesan
menarik bagi peserta didik.
Berbeda halnya dengan metode ceramah. Metode ceramah membosankan
peserta didik, karena bersifat monoton. Dimana siswa harus mendengarkan saja.
Kalau metode problem solving, guru mengajak siswa supaya aktif dalam belajar.

9
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan adalah jika guru menerapkan metode
problem solving dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 013826 Sengon
Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan tahun pelajaran 2015-2016.

10
III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi
membaca teks bacaan dengan topik Kebun Kopi.

2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan di SD Negeri 013826
Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan. Penulis mengambil
lokasi ini dengan pertimbangan penulis bekerja di sekolah tersebut, sehingga
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian
yang sesuai dengan profesi penulis, SD Negeri 013826 Sengon Sari terletak di Jl.
Protokol Dusun II Desa Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
Pelaksanaan perbaikan ini dilakukan dalam 2 siklus

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian terdiri atas dua siklus. Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 013826 Sengon
Sari dimulai tanggal 20 Oktober 2015 sampai tanggal 27 Oktober 2015, dengan
jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Mata
No. Kelas Hari/Tanggal Waktu Siklus Tempat
Pelajaran
Bahasa Selasa, SDN 023826
1 IV 07.30-08.40 I
Indonesia 20 Oktober 2015 Sengon Sari
Bahasa Selasa, SDN 023826
2 IV 07.30-08.40 II
Indonesia 27 Oktober 2015 Sengon Sari

4. Pihak yang Membantu


Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh:
1. Bapak Drs. H. Bambang Gulyanto, M.Pd. sebagai Supervisor 1

11
2. Ibu Nerti Siagian, S.Pd. Sebagai Supervisor 2
3. Ibu Asnanum Damanik, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 013826
Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan
4. Ibu Puryani, S.Pd.SD. sebagai guru kelas IV Sd Negeri 013826 Sengon
Sari Kecamatan Aek Kuasan.
5. Bapak Wahyudi sebagai suami dari penulis.

12
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Gambar 3.1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I TINDAKAN

PENGAMATAN

PERANCANGAN

REFLEKSI SIKLUS II TINDAKAN

PENGAMATAN

Sumber : Model PTK Menurut Kurt Lewin

Berikut akan dijelaskan kegiatan persiklus dalam pembelajaran Bahasa


Indonesia kelas IV

13
a. Kegiatan Siklus I
1. Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
Membuat lembar observasi
Menyusun jadwal penelitian
2. Pelaksanaan
Merapikan barisan
Berdoa sebelum belajar
Mengabsen siswa
Siswa membaca keras satu persatu
Siswa membuat kesimpulan dibantu oleh guru
Guru memberi penilaian melalui tugas
3. Mengobservasi
Menyiapkan lembar observasi
Mengamati kegiatan belajar yang sedang berlangsung
4. Evaluasi

b. Kegiatan Siklus II
1. Perencanaan
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Mempersiapkan perangkat pembelajaran
Membuat lembar observasi
Menyusun jadwal penelitian
2. Pelaksanaan
Merapikan barisan
Berdoa sebelum belajar
Mengabsen siswa
Guru memasang gambar sebagai media belajar
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang gambar yang ada
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

14
Siswa menyerahkan tugas
Siswa dan guru membuat kesimpulan

3. Mengobservasi
Menyiapkan lembar observasi
Mengamati kegiatan belajar yang sedang berlangsung
4. Evaluasi

C. Teknik Analisis Data


Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor,
(1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah
suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori
dan satuan urusan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang di dasarkan oleh data.
Dari bentuk perbaikan yang telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk
data peningkatan prestasi belajar siswa untuk beberapa siswa.

15
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Membaca
Tujuan : Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV
SD Negeri 013826 Sengon Sari

Tabel 3.2. Data Peningkatan Prestasi Siswa


Aspek yang Dinilai Skor
Bahan
No. Nama Siswa Rumusan Rumusan
dan 1 2 3
Petunjuk Tujuan
Sumber
1 Angga Dwipa
2 Arya Dinata
3 Bagus Pribadi
4 Bimo Ardiansyah
5 Bunga Kusuma W.
6 Chandrika Tiano
7 Debi Syntia
8 Dewi Ratnasari
9 Dita
10 Erdi Pranoto
11 Ifdhan Afdahu
12 Indah Khomariah
13 Irwansyah
14 Julia Agustina
15 Khalid Akbar
16 Lailatunada
17 Lucky Wijaya
18 Maya Handayani
19 Mhd. Ridwan
20 Mulya Syahputra
21 Naldi
22 Pina Astini
23 Rahmad Ariadi
24 Surya Tama
25 Tasya Ariska P.
26 Tri Muliani
27 Wawan Abdulah
28 Wilda Asdijah
Keterangan :
Skor 1 = Kurang Nilai 0-49
Skor 2 = Cukup Nilai 50-69
Skor 3 = Baik Nilai 70-100

16
IV. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian penulis, pada pelajaran Bahasa Indonesia pada masa
pra siklus menunjukkan hasil yang biasa saja yaitu rata-rata perolehan nilai di
bawah KKM. Pada Siklus I nilai yang diperoleh meningkat dengan rata-rata nilai
72. Sedangkan pada Siklus II semakin meningkat, nilai rata-rata mencapai 74.

A. Deskripsi Hasil Penelitian Pebaikan Pembelajaran


Deskripsi yang ditemukan pada waktu perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia dari Siklus I dan Siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Pengamatan Siklus I

No. Hal yang Ditemui Jumlah Siswa %

1 Siswa yang aktif mengikuti pelajaran 25 90


2 Siswa yang aktif bertanya 23 85

3 Siswa yang mengerjakan tugas 26 95

Pada pengamatan Siklus I, hasil belajar yang diperoleh siswa lebih baik
dibandingkan pada pra siklus. Hal ini disebabkan karena siswa mulai aktif
mengikuti pelajaran.

Tabel 4.2. Pengamatan Siklus II

No. Hal yang Ditemui Jumlah Siswa %

1 Siswa yang aktif mengikuti pelajaran 26 95


2 Siswa yang aktif bertanya 25 90
3 Siswa yang mengerjakan tugas 28 100

Dari hasil pengamatan, hasil pada Siklus II lebih baik lagi karena guru
bersama siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
problem solving.

17
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Siklus : I
Materi Pokok : Membaca
Fokus :
Tabel 4.3. Kegiatan Pelaksanaan Siklus I

Rencana Pelaksanaan Observasi Refleksi


No.
Tindakan Tindakan Melakukan Evaluasi
1 Menuyusun RPP Melaksanakan Observasi Melakukan
pengajaran dengan terhadap refleksi
tidak materi
menggunakan
media
2 Menyiapkan Melakukan Melakukan
Materi kegiatan refleksi
Pembelajaran pembelajaran
tentang membaca
3 Menyediakan Menarik Melakukan
sumber kesimpulan refleksi

b. Siklus : II
Materi Pokok : Membaca
Fokus :
Tabel 4.4. Kegiatan Pelaksanaan Siklus II

Rencana Pelaksanaan Observasi Refleksi


No.
Tindakan Tindakan Melakukan Evaluasi
1 Menuyusun RPP Menempelkan media Melakukan Melakukan
gambar Observasi refleksi
2 Menyiapkan Melakukan kegiatan Melakukan
Materi pembelajaran dengan refleksi
Pembelajaran menggunakan media
gambar

18
3 Menyediakan Menggunakan sumber Melakukan
sumber belajar yang ada Evaluasi

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam materi membaca yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru jarang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengomentari persoalan yang
dijumpai pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
1. Pembahasan Siklus I
Pada siklus ini guru dan peneliti belum berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan berdasarkan refelksi teman sejawat serta dibantu
supervisor, peneliti melakukan beberapa upaya perbaikan. Pada siklus I persentase
siswa yang mencapai KKM adalah 65%. Pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam
materi membaca dengan metode problem solving.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II peneliti merasa bahwa upaya-upaya yang dilakukan sudah
menunjukkan hasil cukup memuasakan, dilihat dari persentase siswa yang
mencapai nilai ketuntasan 70 naik menjadi 85% dengan nilai rata-rata 74. Ini
berarti hasil belajar siswa meningkat dibanding pada siklus I.
Pada saat melaksanakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada
siklus I dan siklus II guru tetap menggunakan metode problem solving dan
ditambah dengan menggunakan media gambar yang makin menarik minat belajar
siswa.
Menurut Heinich, dkk (1982) istilah media berasal dari bahasa latin
merupakan jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu
perantara sumber pesan.
Dari pengertian di atas media dapat diartikan sebagai perantara bagi
siswa untuk menerima pelajaran yang diberikan. Jadi, dengan menggunakan
media pembelajaran dapat memungkinkan :
1. Keseragaman pengamatan dan persepsi belajar pada siswa
2. Membangkitkan motivasi belajar siswa

19
3. Siswa mampu berinteraksi langsung
4. Pengajian materi dan informasi belajar secara serentak bagi seluruh siswa
Tabel 4.5. Hasil Belajar pada Pra Siklus
Nomor
Nama Siswa Nilai Keterangan
Urut Induk
1 5432 Angga Dwipa Tidak Tuntas
2 5433 Arya Dinata Tuntas
3 5434 Bagus Pribadi Tuntas
4 5435 Bimo Ardiansyah Tuntas
5 5436 Bunga Kusuma W. Tuntas
6 5439 Chandrika Tiano Tuntas
7 5440 Debi Syntia Tidak Tuntas
8 5441 Dewi Ratnasari Tidak Tuntas
9 5442 Dita Tidak Tuntas
10 5443 Erdi Pranoto Tidak Tuntas
11 5444 Ifdhan Afdahu Tuntas
12 5445 Indah Khomariah Tuntas
13 5446 Irwansyah Tidak Tuntas
14 5448 Julia Agustina Tidak Tuntas
15 5450 Khalid Akbar Tidak Tuntas
16 5451 Lailatunada Tuntas
17 5452 Lucky Wijaya Tidak Tuntas
18 5453 Maya Handayani Tidak Tuntas
19 5454 Mhd. Ridwan Tuntas
20 5455 Mulya Syahputra Tidak Tuntas
21 5456 Naldi Tidak Tuntas
22 5458 Pina Astini Tuntas
23 5459 Rahmad Ariadi Tidak Tuntas
24 5460 Surya Tama Tidak Tuntas
25 5461 Tasya Ariska P. Tuntas
26 5462 Tri Muliani Tidak Tuntas
27 5464 Wawan Abdulah Tidak Tuntas
28 5465 Wilda Asdijah Tuntas
Nilai Rata-rata

20
Jumlah Siswa yang Tuntas = 12 orang = 40 %
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas = 16 orang = 60 %
Tabel 4.6. Hasil Belajar pada Siklus I
Nomor
Nama Siswa Nilai Keterangan
Urut Induk
1 5432 Angga Dwipa Tidak Tuntas
2 5433 Arya Dinata Tuntas
3 5434 Bagus Pribadi Tuntas
4 5435 Bimo Ardiansyah Tuntas
5 5436 Bunga Kusuma W. Tuntas
6 5439 Chandrika Tiano Tuntas
7 5440 Debi Syntia Tidak Tuntas
8 5441 Dewi Ratnasari Tuntas
9 5442 Dita Tuntas
10 5443 Erdi Pranoto Tidak Tuntas
11 5444 Ifdhan Afdahu Tuntas
12 5445 Indah Khomariah Tuntas
13 5446 Irwansyah Tidak Tuntas
14 5448 Julia Agustina Tuntas
15 5450 Khalid Akbar Tidak Tuntas
16 5451 Lailatunada Tuntas
17 5452 Lucky Wijaya Tidak Tuntas
18 5453 Maya Handayani Tidak Tuntas
19 5454 Mhd. Ridwan Tuntas
20 5455 Mulya Syahputra Tidak Tuntas
21 5456 Naldi Tidak Tuntas
22 5458 Pina Astini Tuntas
23 5459 Rahmad Ariadi Tidak Tuntas
24 5460 Surya Tama Tuntas
25 5461 Tasya Ariska P. Tuntas
26 5462 Tri Muliani Tidak Tuntas
27 5464 Wawan Abdulah Tidak Tuntas
28 5465 Wilda Asdijah Tuntas
Nilai Rata-rata

Jumlah Siswa yang Tuntas = 16 orang = 60 %


Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas = 12 orang = 40 %

21
Tabel 4.7. Hasil Belajar pada Siklus II
Nomor
Nama Siswa Nilai Keterangan
Urut Induk
1 5432 Angga Dwipa Tuntas
2 5433 Arya Dinata Tuntas
3 5434 Bagus Pribadi Tuntas
4 5435 Bimo Ardiansyah Tuntas
5 5436 Bunga Kusuma W. Tuntas
6 5439 Chandrika Tiano Tuntas
7 5440 Debi Syntia Tuntas
8 5441 Dewi Ratnasari Tuntas
9 5442 Dita Tuntas
10 5443 Erdi Pranoto Tuntas
11 5444 Ifdhan Afdahu Tuntas
12 5445 Indah Khomariah Tuntas
13 5446 Irwansyah Tuntas
14 5448 Julia Agustina Tuntas
15 5450 Khalid Akbar Tuntas
16 5451 Lailatunada Tuntas
17 5452 Lucky Wijaya Tuntas
18 5453 Maya Handayani Tuntas
19 5454 Mhd. Ridwan Tuntas
20 5455 Mulya Syahputra Tuntas
21 5456 Naldi Tidak Tuntas
22 5458 Pina Astini Tuntas
23 5459 Rahmad Ariadi Tidak Tuntas
24 5460 Surya Tama Tuntas
25 5461 Tasya Ariska P. Tuntas
26 5462 Tri Muliani Tidak Tuntas
27 5464 Wawan Abdulah Tuntas
28 5465 Wilda Asdijah Tuntas
Nilai Rata-rata

Jumlah Siswa yang Tuntas = 25 orang = 88 %


Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas = 3 orang = 12 %

22
V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh maka dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :
Dengan metode problem solving siswa mempunyai peluang untuk belajar
memecahkan masalah dan lebih mudah mengingat materi pelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode problem
solving, hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Pembelajaran dengan menggunakan media gambar membuat siswa tidak
bosan dalam belajar.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Dengan penggunaan metode problem solving pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca, maka peneliti menyarankan
hal-hal sebagai berikut :
Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
kemampuan siswa yang belajar.
Penyampaian materi membaca teks akan lebih baik jika menggunakan media
gambar, sebab penggunaan media gambar tersebut akan memotivasi siswa
mengikuti pelajaran, sehingga hasil dan aktivitas belajarnya maksimal. Hal ini
telah terbukti di kelas IV SD Negeri 013826 Sengon Sari pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa maka diharapkan
kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, sekolah tidak menutup kemungkinan pelajaran-pelajaran
yang lain bisa menggunakan metode problem solving sehingga nilai siswa
akan tinggi.

23
Daftar Pustaka

Anni, Catharina Tri. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Anita Sari, dkk. (2007), Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta : Universitas


Terbuka.

Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1,


Cognitive Domain. New York: David McKay.

Darsono dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Depdikbud, (1995). Petunjuk pelaksanaan di SD, Jakarta

Dewey, John, (1916). Democracy and Education, New York: Macmilan Co.

Fathurrohman, dkk. (2009). Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Refika


Aditama

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1982). Instructional Media and the
New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan
Publishing Company.

Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.

Wiedarti, Pangesti, dkk, (2010), Mudah Belajar Bahasa Indonesia, Yudhistira.

24

Anda mungkin juga menyukai