Anda di halaman 1dari 2

.

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan alam yang tak
ternilai harganya. Di Indonesia terdapat sekitar 30-100 juta makhluk hidup yang terdiri dari
berbagai spesies tumbuhan, satwa dan jasad renik (Conservation internasional, 1999), kekayaan
ala m tersebut merupakan salah satu sumber daya nasional yang sangat penting, oleh karena itu
dalam pengelolaanya harus dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan (Iskandar, 1990).
Bengkulu sebagai salah satu propinsi di indonesia merupakan salah satu propinsi yang
mempunyai jenis hewan mamalia yang merupakan hewan introduksi. Sebagian besar jenis hewan
introduksi ini, umumnya dikembangkan menjadi ternak peliharaan. Akan tetapi ada beberapa
hewan introduksi ini yang berkembang menjadi satwa liar, salah satunya rusa (Petocz, 1987).
Rusa Sambar, Cervus unicolor Equinus, merupakan ruminansia endemik di kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat yang 22,73% arealnya berada di wilayah propinsi Bengkulu yang
populasinya terus menyusut dan cenderung langka, dibuktikan dengan sulit ditemukannya in situ
(Putranto, 2008).
Rusa merupakan jenis hewan yang termasuk jenis kelas mamalia, ordo yang berkuku
genap, family Cervidae, sub familia ervidae. Jumlah spesies rusa yang tersebar di seluruh dunia
adalah kurang lebih 40 spesies (Ariantiningsih, 2000). Jenis rusa yang terdapat di Indonesia
terdiri dari Cervus unicolor, Cervus timorensis, Hyelaphus chili, dan Axis axis, Semiadi (1986).
Rusa merupakan salah satu satwa liar yang mempunyai banyak manfaatnya, dimana
tanduknya dapat dijadikan sebagai obat dan kulitnya juga dapat dijadikan sourvenir dan hiasan
dinding.
Menurut peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990
Nonior 49Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419) serta undang-undang ordonansi dan
peraturan perlindunagan binatang liar tahun 1931no. 134 dan 266 rusa sambar (Cervus unicolor)
merupakan hewan yang dilindungi.;. Selanjutnya SK Menteri pertanian No.
362/KPTS/TN/12/V/1990, menyatakan bahwa rusa masuk dalam kelompok ternak yang dapat
dibudidayakan seperti ternak lainnya dan termasuk pula di dalamnya mengatur tentang peraturan
izin usaha (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994).

1.2 TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan kami diKebun binatang Surabaya Rusa Sambar (Cervus unicolor).

Penyebaran : sumatera dan Kalimantan.

Habitat : hutan lebat dan hutan bamboo

Makanan :rumput, daun dan buah-buahan

Reprodusi :melahirkan anak

Bertubuh besar dan kuat. Berat mencapai 300 kg.ekornya lebar dan tebal, bulu panjang dan
kasar. Pandai berenang,suka berada diair. Beranak 1-2 ekor dengan masa bunting 240-270 hari.
Hidup secara soliter (terpisah ), ecuali pada waktu musim kawin. Bisa hidup sampai 20 tahun.

1. Perilaku makan
Perilaku makan, yaitu perilaku yang dilakukan rusa sambar untuk mengambil
makanan, mengunyah, ruminansia dan memasukkan makan kedalam mulut.

Pengamatan makan pada pukul 11.12.

Anda mungkin juga menyukai