Abstrak : Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (=otitis media serosa, otitis media
sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME, otitis media mucoid). Adanya
cairan di telinga tengah dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut
juga sebagai otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media
serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).
Tatalaksana otitis media efusi secara medikamentosa dapat berupa decongestan, anti
histamin, antibiotik, Keputusan untuk melakukan intervensi bedah dapat dilakukan. Jika
gangguan pada telinga berterusan setelah 1-3 bulan. Beberapa pilihan untuk tatalaksana
bedah antara lain: miringitomi, pemasangan tuba timpanostomi, adenoidektomi.
.
Kata kunci : Otitis media, Otitis media efusi, Otitis media serosa
Abstrak : Otitis media is inflammation of part or all of the mucosa of the middle ear,
Eustachian tube, mastoid antrum, and mastoid cells. Quite simply, otitis media is divided
into suppurative otitis media and non-suppurative otitis media (= serous otitis media,
secretory otitis media, mucinous otitis media, otitis media effusion / OME, mucoid otitis
media). The presence of fluid in the middle ear with tympanic membrane intact with no
signs of infection is also known as otitis media with effusion. If the aqueous effusion called
serous otitis media and if the effusion of viscous like glue called mucoid otitis media (glue
ear). Management of otitis media effusion medically can be decongestant, antihistamines,
antibiotics, decision to perform surgical intervention can be done. If interference in the ear
quest after 1-3 months. Several surgical options for the treatment of, among others:
miringitomi, installation timpanostomi tubes, adenoidectomy.
Pendahuluan
1
pelajaran di sekolah, tidak mampu beraktifitas dengan baik ataukah setelah terjadi
komplikasi barulah mereka mencari pertolongan medis.1
Otitis media yang berlangsung tanpa disadari dan terjadinya secara bertahap, ini
dapat berpengaruh terhadap fungsi pendengaran, yang dalam perkembangannya dapat juga
disertai adanya perubahan status mental, kemampuan berbicara dan proses belajar dari
seorang anak. Setelah beberapa waktu menderita otitis media, maka dapat terjadi
penumpukan cairan ditelinga tengah sehingga dapat mencetuskan terjadinya tuli konduktif
pada seseorang.
Banyak ahli membuat pembagian klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis
media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media serosa,
otitis media sekretoria, otitis media musinosa dan otitis media efusi).1
Anamnesis
Anamnesis harus dilakukan sejak pertama kali pasien datang kepada kita.
Anamnesis yang harus ditanyakan adalah,
1. Anamnesa Umum
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
2
Riwayat infeksi saluran napas atas?
Riwayat keluarga?
Aktivitas akhir-akhir ini?
Pemeriksaan umum
Kesadaran pasien
Keadaan umum
Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu terdiri dari tekanan darah, denyut nadi,
frekuensi pernapasan dan suhu tubuh.
Otoscope
Pemeriksaan otoskop bertujuan untuk memeriksa liang dan gendang telinga dengan jelas.
Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung, perubahan
warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di
liang telinga.
Pemeriksaan otoskopik dapat memperlihatkan:
Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), dan opaque yang ditandai
dengan hilangnya refleks cahaya
Warna membran timpani bisa merah muda cerah hingga biru gelap.
Processus brevis maleus terlihat sangat menonjol dan Processus longus tertarik
medial dari membran timpani.
Adanya level udara-cairan (air fluid level)
Pneumatic otoscope
3
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai respon gendang telinga terhadap
perubahan tekanan udara. Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada
sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.
Diagnosis
Otitis media efusi
Otitis media efusi merupakan keadaan dimana adanya cairan di telinga tengah dengan
membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media
serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). 1
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu otitis media serosa akut
dan otitis media serosa kronis. Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di
telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Batasan antara otitis
media serosa akut dan kronis hanya pada cara terbentuknya sekret.
Pada otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai
rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronik sekret terbentuknya secara bertahap tanpa
rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama (Blakleyp).1
Diagnosa banding
OMA dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada perubahan pada mukosa telinga
tengah, yaitu stadium oklusi tuba Eustachius, stadium hiperemis atau stadium pre-
supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi.1
Pada stadium oklusi tuba Eustachius, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang
ditandai oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di
dalam telinga tengah, dengan adanya absorpsi udara. Retraksi membran timpani terjadi dan
posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang. Edema yang terjadi
4
pada tuba Eustachius juga menyebabkannya tersumbat. Selain retraksi, membran timpani
kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya berwarna keruh pucat.
Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sulit dibedakan dengan
tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan alergi. Tidak terjadi demam
pada stadium ini.
Epidemiologi
Infeksi telinga tengah merupakan diagnosa utama yang paling sering dijumpai pada
anak-anak usia kurang dari 15 tahun yang diperiksa di tempat praktek dokter.2
Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode
otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga
kali atau lebih.2
Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia 10
tahun. Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.2
Pada tahun 1990, 12,8 juta kejadian otitis media terjadi pada anak-anak usia di
bawah 5 tahun. Anak-anak dengan usia di bawah 2 tahun, 17% memiliki peluang untuk
kambuh kembali. 30-45% anak-anak dengan OMA dapat menjadi OME setelah 30 hari dan
10% lainnya menjadi OME setelah 90 hari, sedikitnya 3,84 juta kasus OME terjadi pada
tahun tersebut; 1,28 juta kasus menetap setelah 3 bulan. 2
Statistik menunjukkan 80-90% anak prasekolah pernah menderita OME. Kasus
OME berulang (OME rekuren) pun menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi terutama
pada anak usia prasekolah, sekitar 28-38%.
Otitis media serosa kronis lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis
media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media serosa unilateral
pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus dipikirkan kemungkinan adanya
karsinoma nasofaring.1
Etiologi
Otitis media serosa dapat terjadi akibat kondisi-kondisi yang berhubungan dengan
pembukaan dan penutupan tuba eustachius yang sifatnya periodik.
5
Penyebabnya dapat berupa kelainan kongenital, akibat infeksi atau alergi, atau dapat
dapat juga disebabkan akibat blokade tuba (misalnya pada adenoid dan barotrauma)
Membrana mukosa dari telinga tengah dan tuba eustachius berhubungan dengan
membran mukosa pada hidung, sinus, dan tenggorokan. Infeksi pada area-area ini
menyebabkan pembengkakan membrana mukosa yang mana dapat mengakibatkan blokade
dari tuba eustachius. Sedangkan reaksi alergi pada hidung dan tenggorokan juga
menyebabkan pembengkakan membrana mukosa dan memblokir tuba eustachius. Reaksi
alergi ini sifatnya bisa akut, seperti pada hay fever tipe reaksi ataupun bersifat kronis
seperti pada berbagai jenis sinusitis kronis. Adenoid dapat menyebabkan otitis media serosa
apabila adenoid ini terletak di daerah nasofaring, yaitu area disekeliling dan diantara pintu
tuba eustachius. Ketika membesar, adenoid dapat memblokir pembukaan tuba eustachius.
Kegagalan fungsi tuba eustachi dapat pula disebabkan oleh rinitis kronik, sinusitis, tonsilitis
kronik, dan tumor nasofaring. 3
Manifestasi klinik
Perasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjol (40-45 dB), oleh
karena adanya sekret kental atau glue ear. Pada anak-anak yang berumur 5-8 tahun keadaan
6
ini sering diketahui secara kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan THT atau dilakukan uji
pendengaran. Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning
kemerahan atau keabu-abuan. 1
Patogenesis
Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan
mengeluarkan sekret, yang akan dipindahkan oleh sistem mukosilier ke nasofaring melalui
tuba eustachius. Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi produksi sekret yang
berlebihan, klirens sekret yang optimal, atau kedua-duanya dapat mengakibatkan
pembentukan suatu cairan di telinga tengah.3
Ada 2 mekanisme utama yang menyebabkan OME :
a. Kegagalan fungsi tuba eustachi
Kegagalan fungsi tuba eustachi untuk pertukaran udara pada telinga tengah
dan juga tidak dapat mengalirkan cairan.
b. Peningkatan produksi sekret dalam telinga tengah
Dari hasil biopsi mukosa telinga tengah pada kasus OME didapatkan
peningkatan jumlah sel yang menghasilkan mukus atau serosa.
Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di
telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. Faktor utama yang berperan
disini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. 1
Otitis media serosa sering timbul setelah otitis media akut. Cairan yang telah
terakumulasi dibelakang gendang telinga selama infeksi akut dapat tetap menetap walau
infeksi mulai mengalami penyembuhan. Selain itu, otitis media serosa dapat pula terjadi
tanpa didahului oleh infeksi, dan dapat terjadi akibat penyakit gastroesophagal reflux atau
hambatan tuba eustachius oleh karena infeksi atau adenoid yang membesar. Otitis media
serosa sering sekali terjadi pada anak-anak dengan usia antara 3 bulan sampai 3 tahun.4
Seringkali mengikuti infeksi traktus respiratorius bagian atas adalah otitis media
serosa. Sekresi dan inflamasi menyebabkan suatu oklusi relatif dari tuba eustachius.
Normalnya, mukosa telinga tengah mengabsorbpsi udara di dalam telinga tengah. Apabila
7
udara dalam telinga tengah tidak diganti akibat obstruksi relatif dari tuba eustachius, maka
akibatnya terjadi tekanan negatif dalam telinga tengah dan menyebabkan suatu efusi yang
serius. Efusi pada telinga tengah ini menjadi suatu media pertumbuhan mikroba dan dengan
adanya ISPA dapat terjadi penyebaran virus-virus dan atau bakteria dari saluran nafas
bagian atas ke telinga bagian tengah.4
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di
luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau penyelam, yang menyebabkan tuba
gagal untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 mmHg, maka otot yang
normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif
di rongga telinga tengah, sehingga cairan keuar dari pembuluh kapiler mukosa dan kadang-
kadang disertai ruptur pembuluh darah sehingga cairan di telinga tengah dan rongga
mastoid tercampur darah. 5
Saat lahir, tuba Eustahius berada pada bidang paralel dengan dasar tengkorak,
sekitar 10 derajat dari bidang horizontal dan memiliki lumen yang pendek dan sempit.
Seiring dengan pertambahan usia, terutama saat mencapai usia 7 tahun, lumen tuba
eustachius menjadi lebih lebar, panjang, dan membentuk sudut 45 derajat terhadap bidang
horizontal telinga. Dengan struktur yang demikian, pada anak usia < 7 tahun, sekresi dari
nasofaring lebioh mudah mencapai telinga tengahdan membawa kuma patogen ke telinga
tengah. Selain itu terdapat faktor resiko pada anak, baik dari struktur anatomi (adanya
anomali kraniofasial, Sindrom Down, Cleft Palate, Hipertrofi Adenoid, GERD), fungsional
(Serebral Palsy, Sindrom Down, Imunodefisiensi), maupun dari faktor lingkungannya
(Bottle feeding, Menyandarkan botol di mulut pada posisi tengadah (supine position),
perokok pasif, Status ekonomi rendah.
Penatalaksanaan
Terapi non bedah
Pengobatan konservatif secara local ( obat tetes hidung atau spray ) dan sistemik antara
lain antibiotika spektrum luas, antihistamin, dekongestan, serta perasat valsava.
Setelah satu atau dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap dapat dilakukan
tindakan pembedahan.
Terapi pembedahan
8
Beberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain miringotomi, pemasangan tuba
timpanostomi, adenoidektomi. Satu-satunya pengobatan yang efektif pada pasien dengan
otitis media efusi adalah evakuasi cairan di telinga tengah dengan pembedahan.
Prognosis
Secara umum, prognosis pasien dengan otitis media efusi tergolong baik.
Kebanyakan kasus sembuh sendiri tanpa intervensi. Angka prevalensi otitis media efusi
juga menurun tajam pada anak usia 7 tahun, yang dikaitkan dengan maturasi tuba
eustachius dan fungsi imunitas.
Kesimpulan
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah. Secara
mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Otitis
media serosa, lebih dikenal sebagai cairan dalam telinga tengah adalah kondisi yang paling
sering menyebabkan hilangnya pendengaran pada anak. Adanya cairan di telinga tengah
tanpa dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga sebagai otitis
media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila
efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid. Anamneis, pemeriksaan fisik
dan penunjang dapat membantu penegakan diagnosis yang tebap, serta pemberian
tatalaksana yang baik dapat memcegah kompilkasi.