Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : AKIDAH AKHLAK

Satuan Pendidikan : MI AL-IKHWAN

Kelas/ Semester : 1/1

Pertemuan ke :

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

I. Kompetensi dasar
1.3 Meyakini allah SWT. Yang maha ESA (al-Ahad)
2.3 Membiasakan hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Mengenal sifat-sifat allah SWT. Yang terkandung dalam al- Asma al- Husna (al- Ahad)
melalui kisah nabi Ibrahim a.s. mencari tuhannya
4.3 Melafalkan sifat-sifat allah SWT. Al-ahad dan maknanya

II. Indikator
1. Menyebutkan arti asmaul husna
2. Melafalkan Al Ahad dan al Kholiq
3. Mengartikan Al Ahad dan al Kholiq
4. Menunjukkan contoh sederhana bahwa Allah memiliki sifat al Kholiq
5. Menunjukkan contoh sederhana bahwa Allah memiliki sifat Al Ahad
6. Menyimak kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan

III. Tujuan pembelajaran


1. Siswa mampu menjelaskan arti thaharah
2. Siswa mampu menyebutkan dasar hukum thaharah
3. Siswa mampu menyebutkan macam-macan thaharah
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin, rasa hormat, dan perhatian, jujur, dan
ketilitian

IV. Materi Pembelajaran

THAHARAH

Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-
cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa macam
ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat : 6
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur
Thaharah atau bersuci menurut pembagiannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
A. Bersuci lahiriah
Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan
lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri dari najis adalah
membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa, bau dan
warnanya. QS Al-Muddassir ayat : 4 dan pakaianmu bersihkanlah
B. Bersuci batiniah
Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan perbuatan
maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara membersihkannya dengan taubatan nashoha yaitu
memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Macam-macam alat thaharah

Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk bersuci misalnya,
kita tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan
benda-benda padat lain yang suci untuk menggantikan air jika tidak ditemukan.

Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang boleh dan tidak
boleh digunakan untuk bersuci.
Macam-macam air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah Air mutlak yaitu air yang suci dan
mensucikan, yaitu air :
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air sungai
5. Air danau/ telaga
6. Air salju
7. Air embun
QS Al- Anfal ayat : 11
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-
Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan
itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan
memperteguh denganya telapak kaki(mu).
Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk diminum tapi tidak
dapat digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi, sirup, air kelapa dll.
Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain emas dan perak.
Air ini makruh digunakan untuk bersuci.
Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak boleh digunakan
untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun warnanya.
Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah rasa, warna dan
baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270
liter menurut ulama)
CARA-CARA THAHARAH
Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan mandi
junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah yaitu dengan
bertayamum. Dan bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas itu masuk
kategori kayu) yaitu dengan beristinja.
Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya
1. Najis ringan (najis mukhafafah)
Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara
membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis.
2. Najis sedang (najis mutawassitah)
Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai najis
tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).
3. Najis berat (najis mughalazah)
Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti
(qati) . yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan menghilangkan
barang najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali
dan salah satunya dengan tanah atau batu.

V. Metode Pembelajaran
Ceramah

VI. Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan awal
Guru membuka proses pembelajaran dengan salam dan doa
Guru mengabsen siswa
Guru melakukan apersepsi, mengajukan pertanyaan tentang pengertian bersuci
Guru menulis judul materi pelajaran dipapan tulis
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa membaca buku teks Fiqih tentang pengertian bersuci dari najis
Siswa mencoba menjelaskan materi fiqih tentang bersuci dari najis

Elaborasi
Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang pengertian
bersuci dari najis.
Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang pengertian
bersuci dari najis.
Komfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa.
Guru melakukan Tanya jawab bersama siswa
Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir
Guru melakukan evaluasi
Guru membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari
Guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya
Guru menutup proses pembelajaran dengan salam dan doa

VII.Alat/ Sumber Belajar: Buku paket fiqih

VIII. Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Soal
Instrumen
objektib Pilihan ganda 1. Taharah artinya ?
a. a. Berwangi-wangian
b. b. Bersuci
c. c. Berdandan
2. Arti najis adalah ?
a. a. Kejahatan
b. b. Kebaikan
c. Kotoran

3. Air yang boleh digunakan


untuk bersuci adalah ?
a. a. Air teh
b. b. Air kopi
c. c. Air sumur
4. Bersuci untuk menghilangkan
?
a. a. Badan
b. b. Hadas dan najis
c. c. Bau badan
5. Jika tidak ada air boleh istinja
dengan ?
a. a. Tulang
b. b. Batu
c. c. Kaca
6. Kebersihan sebagian dari ?
a. a. Iman
b. b. Ihsan
c. c. Islam
7.Kita harus menjaga kebersihan
di ?
a. a. Rumah
b. b. Sekolah
c. c. Di manapun
8. Lingkungan yang kotor akan
menyebabkan ?
a. a. Penyakit
b. b. Sehat
c. c. Nyaman
9. Anak yang bersih akan
disukai ?
a. a. Orang banyak
b. b. Makhluk hidup
c. c. Allah dan Rasul
10. Bersuci setelah buang air
disebut ?
a. a. Istinja
b. b Wudu
c. c. Tayamum

Kunci Jawaban:
1. B.
2. C
3. C
4. B
5. B
6. A
7. C
8. A
9. A
10. A

Pedoman Skor Soal


Bentuk Penskoran
Pilihan ganda Setiap jawaban benar diberi skor 10 dan bila
salah diberi skor 0.
Bentuk Soal Jumlah Soal Nomor Soal Skor Perolehan
Pilihan ganda 10 1-10 100
Jumlah Nilai

IX. Instrimen Penilaian


Nilai Tes= X

Pekanbaru, 30-09-2016
Mengetahui Mahasiswa PPL
Guru Pamong

Lenni widya, S.Pd Hayatun nupus

Kepala Madrasah

Khoirun, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai