PENDAHULUAN
Maksud dari penelitian adalah agar dapat melakukan pengolahan data satu
alat dengan benar serta dapat melakukan koreksi IGRF dan koreksi H Var. Tujuan
dari Penelitian adalah setelah memproleh nilai anomali medan magnetic dan
menghasilkan grafik hubungan anomaly serta di dapat peta penyebaran medan
magnet di daerah tersebut.
1
BAB II
DASAR TEORI
2
yang berasal dari dalam medan bumi merupakan efek yang timbul karena
sifat inti bumi yang cair memungkinkan adanya gerak relatif antara kulit bumi
dengan inti bumi yang sering disebut dengan efek dynamo.
Variasi medan magnet yang hanya beberapa persen dari harganya yang
timbul oleh aliran arus di ionosfer yang menghasilkan medan magnet, dengan
demikian induksi arus listrik alam mengurangi komponen horisontal yang
tergantung pada sifat kelistrikan kerak dan mantel bumi Arus ionosfer pada
prinsipnya berasal dari :
1. Fluktuasi harian sinar matahari dan pasang surut bulan yang menyebabkan
bergeraknya elektron bebas.
Variasi transien yang dihasilkan oleh aktivitas matahari, aliran partikel
terionisasi yang berasal dari emisi gas hydrogen dari matahari ditahan dynamo
ionosfer dan akibatnya menganggu medan magnet bumi
Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub
magnetik m1 dan m2 (e.m.u.) yang berjarak r (cm) dalam bentuk :
1 2
= (II.1)
0 2
Dimana :
dengan 0 adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan
berharga satu (Telford, 1979).
Kuat medan magnet (H) pada suatu titik yang berjarak r dari m1
didefinisikan sebagai gaya per satuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai
3
1
= = 2
(II.2)
2 0
I=kH (II.4)
1. Jenis batuan
2. Komposisi batuan
Benda magnet apabila berada dalam medan luar akan memiliki kutub-kutub
sendiri yang umumnya mengarah kea rah yang sama dengan medan, sehingga
4
akan dihasilkan suatu medan baru. Medan tambahan ini bila dihubungkan dengan
intensitas magnetisasi adalah Induksi magnetik (B) yang didefinisikan sebagai
medan total dalam benda :
B = 0 ( H + H ) = 0 ( H + I ) = 0 ( 1 + k ) H (II.5)
1. Diamagnetik, yaitu mempunyai harga k yang kecil dan negatif, contoh : air,
Hg dan Cu.
5
Gambar I.1 Elemen Magnetik Bumi
6
Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang
surut matahari dan mempunyai jangkau 30 nT.
Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang
surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT.
Badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkau sampai dengan
1000 nT.
3. Anomali Medan Magnetik
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target
dari survei magnetik (anomaly magnetik), dimana anomaly magnetik timbul
akibat adanya kontras suseptibilitas batuan terhadap sekelilingnya. Besarnya
anomaly magnetik berkisar ratusan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada
juga yang lebih besar dari 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara
garis besar anomaly ini disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan
magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar
pada magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetnya serta
sangat rumit diamati karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang
dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual
Magnetism yang merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survey magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomaly medan
magnet kurang dari 25% medan magnet utama bumi (Telford, 1979).
Menurut Bilim dan Ates (2003) dari data sintetik medan amgnet total
mengalami perubahan yang disebabkan oleh magnetisasi dari tubuh anomali tetap
pada sinyal analitik, data sinyal analitik dilakukan pada data anomali medan
magnet yang tereduksi ke kutub dan memberikan hasil lebih baik. Sinyal analitik
terbentuk dari gradien horisontal dan vertikal dari anomali dapat ditulis dengan
persamaan :
7
[(, )] = + + (II.6)
2 2 2
[(, ) = [ ] + [ ] + [ ] (II.7)
1
[A(x,y)]= 1 (II.8)
(2 + 2 ) 2
8
dari kedalaman. Untuk mempermudah interpretasi, peta anomali magnet total di
filter dengan menggunkan sinyal analitik. Transformasi sinyal analitik dibuat
sebagai panduan dalam membuat model, proses ini akan merubah sifat dipolar
anomlai magnetik menjadi monopolar.
X1/.2
X1/.2
thickness
1. Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi medan
magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub magnetik bumi.
Pengaruh variasi sekuler telah diantisipasi dengan cara memperbarui dan
menetapkan nilai intensitas medan magnetik utama bumi yang dikenal dengan
IGRF setiap lima tahun sekali.
9
2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma
dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
10
magnetometer. Data-data tersebut merupakan harga terbaik dari lima kali
pengukuran di setiap titik pengukuran.
Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk P. Jawa
diasumsikan besarnya 45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang
dikeluarkan oleh IGRF pada epoch yang bersangkutan dan koreksi variasi harian
yang dipengaruhi oleh medan magnet luar bumi, maka dapat diperoleh data
anomali medan geomagnet bumi pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini
diolah (misalnya dengan filtering) untuk dilakukan penafsiran (interpretasi data)
misalnya dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah
permukaan bumi. Besarnya nilai anomali tersebtu dapat dihitung dengan
persamaan :
HT = HM + HL + HA (10-6)
Bila besar HA << HT dan arah HA hampir sama dengan arah HT maka
anomali magnetik totalnya adalah :
HA = HT HM HL (10-7)
11
dengan menggunakan dua buah sensor dan medan magnet total dengan
menggunakan satu buah sensor. Beberapa peralatan bantu lainnya adalah:
1. Theodolit, untuk menentukan arah lintasan titik-titik pengukuran di
lapangan.
2. Kompas geologi, untuk menentukan arah utara sensor PPM dan membantu
menentukan posisi supaya urut.
3. GPS, untuk menentukan posisi lintang dan bujur serta ketinggian lokasi
penelitian.
4. Meteran, untuk mengukur jarak grid.
5. Jam, untuk mengetahui waktu pengambilan data di lapangan.
6. Catatan lapangan, untuk mencatat hari, tanggal, jam, kondisi cuaca dan
lingkungan saat pengambilan data.
12
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
MULAI
DATA SINTETIK
H TERUKUR
KOREKSI IGRF
KOREKSI VARIASI
HARIAN
ANOMALI MEDAN
GRAFIK PETA
MAGNETIK TOTAL (H)
INTERPRETASI
KESIMPULAN
SELESAI
13
III.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Didapatkan data lapangan yang siap diolah berupa data sintetik dengan
parameter posisi dan kuat medan magnet.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrument PPM dengan
mendapatkan parameter H sebagai parameter acuan dalam pengolahan data
dengan metode satu alat.
Dilakukan koreksi IGRF, untuk wilayah Yogyakarta menggunakan nilai
45000 nT. IGRF akan diubah setiap 5 tahun sekali dan beberapa daerah
memiliki nilai IGRF yang berbeda.
Dilakukan koreksi variasi harian guna mendapatkan koreksi perbedaan setiap
harinya akibat dari partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga
menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet
Dilakukan pengurangan antara H rata rata, IGRF dan variasi harian dan
dipaatkan nilai anomali medan magentik total.
Hasil dari nilai anomaly medan magnetic total akan dihasilkan grafik Ha vs
Posisi dan Hvar vs Waktu dan dihasilkan peta intensitas anomaly satu alat.
Dengan adanya grafik dan peta dapat dilakukan interpretasi mendalam
berdasarkan data kuantitaif dan informasi geologi regional daerah tersebut.
Dengan demikian pada akhir proses tersebut dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan point data dalam penginterpretasian peta dan grafis yang ada.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
2.22978
15:21:29 110 417568 9116545 45204.4 45134.7 -2.2695 72.0
-
15:22:26 115 417563 9116545 45202.3 45134.7 2.30854 69.9
-
15:23:15 120 417558 9116545 45244.9 45134.7 2.34209 112.5
-
15:26:45 125 417553 9116545 45337.4 45134.7 2.48591 205.2
-
15:28:04 130 417548 9116545 45329.9 45134.7 2.54001 197.7
-
15:29:33 135 417543 9116545 45084.4 45134.7 2.60096 -47.7
-
15:30:19 140 417538 9116545 45067.9 45134.7 2.63246 -64.2
-
15:31:06 145 417533 9116545 44908.1 45134.7 2.66464 -223.9
-
15:32:04 150 417528 9116545 44775.0 45134.7 2.70436 -357.0
15:32:54 155 417523 9116545 44816.3 45134.7 -2.7386 -315.7
-
15:35:27 160 417518 9116545 44919.5 45134.7 2.84338 -212.4
15:36:25 165 417513 9116545 44546.5 45134.7 -2.8831 -585.3
-
15:37:38 170 417508 9116545 44571.7 45134.7 2.93309 -560.1
-
15:38:29 175 417503 9116545 44545.3 45134.7 2.96802 -586.4
-
15:39:29 180 417498 9116545 44565.6 45134.7 3.00911 -566.1
-
15:40:06 185 417493 9116545 44543.5 45134.7 3.03445 -588.2
-
15:41:36 190 417488 9116545 44551.8 45134.7 3.09608 -579.8
-
15:42:32 195 417483 9116545 44492.8 45134.7 3.13443 -638.8
-
15:43:46 200 417478 9116545 44571.0 45134.7 3.18511 -560.5
-
15:44:30 205 417473 9116545 44634.9 45134.7 3.21524 -496.6
-
15:45:15 210 417468 9116545 44566.8 45134.7 3.24606 -564.7
-
15:46:21 215 417463 9116545 44592.6 45134.7 3.29126 -538.8
-
15:47:33 220 417458 9116545 44574.6 45134.7 3.34056 -556.8
-
15:48:22 225 417453 9116545 44454.5 45134.7 3.37412 -676.8
-
15:49:11 230 417448 9116545 44374.7 45134.7 3.40768 -756.6
-
15:50:14 235 417443 9116545 44304.6 45134.7 3.45082 -826.6
-
15:51:03 240 417438 9116545 44275.2 45134.7 3.48438 -856.0
-
15:51:53 245 417433 9116545 44194.9 45134.7 3.51862 -936.3
15:52:47 250 417428 9116545 44101.0 45134.7 -3.5556 -1030.1
16:10:54 LOOP 417803 9116360 45376 45134.7 -4.3 245.6
16
Tabel IV.2 Tabel Pengolahan Data Kelompok 8 line 16
17
11:40:00 230 417198 9116545 45102.5 45134.7 83.72386 -115.9
11:42:00 235 417193 9116545 45026.0 45134.7 84.76998 -193.5
11:44:00 240 417188 9116545 45043.8 45134.7 85.81609 -176.7
11:46:00 245 417183 9116545 45106.7 45134.7 86.8622 -114.8
11:48:00 250 417178 9116545 45171.0 45134.7 87.90831 -51.6
12:18:00 LOOP 417803 9116360 45406.8 45134.7 103.6 168.5
18
IV.2. Grafik dan Pembahasan
IV.2.1 Ha vs Posisi Metode Satu Alat Pada Line 15
Ha vs Posisi Line 15
600.0
400.0
200.0
0.0
-200.0 0 50 100 150 200 250 300
Ha (nT)
-400.0 Ha vs Posisi
-600.0
-800.0
-1000.0
-1200.0
Posisi (m)
19
IV.2.3 Hvar vs Waktu Metode Satu Alat Pada Line 15
-2
Hvar vs Waktu
-2.5
-3
-3.5
-4
Waktu (s)
Gambar IV.2 Hubungan Variasi Harian (Hvar) dengan Waktu Metode Satu Alat
Hasil metode pengolahan data metode satu alat di dapatkan grafik hubungan
Hvar vs waktu, dimana dapat di lihat pada grafik di atas menunjukkan adanya
pengaruh dari nilai medan magnet luar sehingga membuat nilai variasinya turun.
Saat jam 14:48:09 yang memiliki nilai intensitas -0.96765 nT kemudian berubah
menjadi -1.04572 nT pada pukul 14:49:48 . Nilai H var merupakan pengaruh dari
medan magnet luar diantaranya ialah matahari.
20
IV.2.2 Ha vs Posisi Metode Satu Alat Pada Line 16
Ha vs Posisi Line 16
200.0
0.0
0 50 100 150 200 250 300
-200.0
-400.0
Ha (nT)
-600.0
Ha vs Posisi
-800.0
-1000.0
-1200.0
-1400.0
Posisi (m)
21
IV.2.4 Hvar vs Waktu Metode Satu Alat Pada Line 16
60
50
40 Hvar vs Waktu
30
20
10
0
0:00:00 4:48:00 9:36:00 14:24:00
Waktu (s)
Gambar IV.2.2 Hubungan Variasi Harian (Hvar) dengan Waktu Metode Satu Alat
Hasil metode pengolahan data metode satu alat di dapatkan grafik hubungan
Hvar vs waktu, dimana dapat di lihat pada grafik di atas menunjukkan adanya
pengaruh dari nilai medan magnet luar sehingga membuat nilai variasinya naik.
Sama halnya pada line ke 30. nilai H var berkurang pada jam 9:42:00 ialah
intensitas 22.00323nT dan nilainya terus menurun menjadi 25.14157 nT pada
pukul 9:48:00.
22
IV.3 Peta Intensitas Anomali Metode Satu Alat
Pada peta Ha metode satu alat terletak pada posisi x mulai dari 463800
hingga nilai X 464800, dan nilai Y di mulai dari 9141500 hingga Y 9141500
dengan nilai anomali dari 233.15 nT hingga 798.1609 nT.Pada peta H anomali
ini dapat di lihat bahwa nilai anomali tertinggi berada pada skala warna merah ,
23
terdapat di bagian tenggara,barat daya dan barat peta , dimana bisa di
interpretasikan bahwa nilai yang berwarna merah merupakan intrusi, dan terdapat
nilai intensitas yang sedang yang di tandai dengan skala warna berwarna kuning
dan hijau , dimana nilai tersebut terdapat di bagian selatan peta dimana kita dapat
menginterpretasikan nilai tersebut ialah sejenis batuan sedimen, dan yang terakhir
merupakan nilai intensitas rendah dimana terdapat pada skala warna berwarna
biru hingga ungu dimana nilai ini terdapat di bagian utara peta,nilai ini dapat di
interpretasikan sebagai batuan pasir.
24