Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering


digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi,
batuan mineral, maupun untuk keperluan monitoring gunungapi. Oleh karena itu
Indonesia merupakan negara yang kaya akan fenomena geologi dan sumberdaya
alam mineral yang mnelimpah. Aktivitas vulkanik dari gunung berapi akan
menghasilkan mineral-mineral vulkanik, salah satunya mineral pasir besi.
Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan
dengan mineralisasi logam lainnya yang umum terdapat. Pembentukan pasir besi
adalah merupakan produk dari proses kimia dan fisika dari batuan berkomposisi
menengah hingga basa atau dari batuan bersifat andesitik hingga basaltik.
Metode Geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan. Metode ini mempunyai akurasi
pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan
relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika
lainnya. Koreksi pembacaaan praktis tidak perlu dilakukan (Wahyudi, 2001).
Pengolahan data dilakukan pertama kali adalah koreksi IGRF, Koreksi H var dan
H.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian adalah agar dapat melakukan pengolahan data satu
alat dengan benar serta dapat melakukan koreksi IGRF dan koreksi H Var. Tujuan
dari Penelitian adalah setelah memproleh nilai anomali medan magnetic dan
menghasilkan grafik hubungan anomaly serta di dapat peta penyebaran medan
magnet di daerah tersebut.

1
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Metode Geomagnetik


Metode Geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan.Bumi yang dapat dipandang sebagai
dipole ( kutub utara dan selatan magnetik ) mempunyai medan magnet yang tidak
konstan,artinya besar medan magnet tersebut berubah terhadap waktu. hal ini
terjadi karena adanya pembalikan kutub magnetik bumi.pada waktu tertentu kutub
positif berubah menjadi kutub negatif.pada saat perubahan kututb kutub tersebut
dalam selang waktu tertentu harus melalui kondisi netral.
Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan
biasanya medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan
lebih tak menentu dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang
merupakan besaran vektor. Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar
anomali residu yang merupakan hasil variasi yang besar bagian mineral magnetik
yang terkandung dalam batuan dekat permukaan. Sebagai akibat dari hal-hal
tersebut di atas, maka interpretasi yang tepat dalam metode geomagnetik relatif
lebih sulit
Pengertian umum medan magnet bumi adalah medan atau daerah dimana
dapat dideteksi distribusi gaya magnet. Pada tahun 1839 Gauss pertama kali
melakukan analisa harmonik dari medan magnet bumi untuk mengamati sifat-
sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada
kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :
a. Intensitas medan magnet bumi hampir seluruhnya dari dalam bumi
b. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan
persamaan harmonik yang pertama berhubungan dengan potensial dua kutub di
pusat bumi. Dua kutub Gauss ini mempunyai kemiringan (menyimpang) kira-kira
11,50 terhadap sumbu geografis.
Komponen medan magnet

2
yang berasal dari dalam medan bumi merupakan efek yang timbul karena
sifat inti bumi yang cair memungkinkan adanya gerak relatif antara kulit bumi
dengan inti bumi yang sering disebut dengan efek dynamo.
Variasi medan magnet yang hanya beberapa persen dari harganya yang
timbul oleh aliran arus di ionosfer yang menghasilkan medan magnet, dengan
demikian induksi arus listrik alam mengurangi komponen horisontal yang
tergantung pada sifat kelistrikan kerak dan mantel bumi Arus ionosfer pada
prinsipnya berasal dari :
1. Fluktuasi harian sinar matahari dan pasang surut bulan yang menyebabkan
bergeraknya elektron bebas.
Variasi transien yang dihasilkan oleh aktivitas matahari, aliran partikel
terionisasi yang berasal dari emisi gas hydrogen dari matahari ditahan dynamo
ionosfer dan akibatnya menganggu medan magnet bumi

II.2. Konsep Dasar Metode Geomagnetik


II.2.1 Gaya Magnet

Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub
magnetik m1 dan m2 (e.m.u.) yang berjarak r (cm) dalam bentuk :
1 2
= (II.1)
0 2

Dimana :

F = gaya Coulumb (N)

m1 dan m2 = kuat kutub magnet (A)

r = jarak kedua kutub (m)

dengan 0 adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan
berharga satu (Telford, 1979).

II.2.2 Kuat Medan Magnet

Kuat medan magnet (H) pada suatu titik yang berjarak r dari m1
didefinisikan sebagai gaya per satuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai

3
1
= = 2
(II.2)
2 0

satuan H dalam SI adalah webber/m atau tesla ( 1 tesla = 109 gamma).

II.2.3 Intensitas Kemagnetan

Benda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan dari sejumlah momen-


momen magnetik. Bila benda magnetik tersebut diletakkan dalam medan luar,
benda tersebut menjadi termagnetisasi karena induksi.Oleh karena itu intensitas
kemagnetan I adalah tingkat kemampuan menyearahnya momen-momen
magnetik dalam medan magnet luar, atau didefinisikan sebagai momen magnet
per satuan volume :

= (II.3)

Secara praktis magnetisasi akibat induksi ini kebanyakan meluruskan dipole-


dipole material magnet, sehingga sering disebut sebagai polarisasi magnet. Bila
besarnya konstan dan arahnya sama, maka dikatakan benda termagnetisasi secara
uniform.

II.2.4 Suseptibilitas Kemagnetan

Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh


suseptibilitas kemagnetan atau k, dituliskan sebagai :

I=kH (II.4)

Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang


dipergunakan dalam metode magnetic. Harga k pada batuan semakin besar apabila
dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat
magnetik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai suseptibiltas batuan


adalah :

1. Jenis batuan

2. Komposisi batuan

Benda magnet apabila berada dalam medan luar akan memiliki kutub-kutub
sendiri yang umumnya mengarah kea rah yang sama dengan medan, sehingga

4
akan dihasilkan suatu medan baru. Medan tambahan ini bila dihubungkan dengan
intensitas magnetisasi adalah Induksi magnetik (B) yang didefinisikan sebagai
medan total dalam benda :

B = 0 ( H + H ) = 0 ( H + I ) = 0 ( 1 + k ) H (II.5)

Bedasarkan harga kerentanan magnet (k) bahan dapat dibedakan sebagai


berikut :

1. Diamagnetik, yaitu mempunyai harga k yang kecil dan negatif, contoh : air,
Hg dan Cu.

2. Paramagnetik, yaitu mempunyai harga k yang kecil dan positif, contoh : Pt


dan AlO2.

3. Ferromagnetik, yaitu bahan paramagnetic yang mempunyai harga k besar


sekali (sampai 10 kali harga k bahan paramagnetik). Contoh : jenis-jenis
logam.

II.2.5 Medan Magnet Bumi


Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu
medan magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole
magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 110 dari
sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada
tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF (2000),
melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik memotong
permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3N 71,5W dan 79,3S
108,5E untuk kutub selatan.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur
yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah deklinasi
magnetik D (sudut antara utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I
(sudut antara bidang horizontal dengan vector medan total), yang diukur dalam
derajat. Intensitas medan magnetik total F digambarkan dengan komponen
horizontal H, komponen vertikal Z dan komponen horizontal ke arah utara X dan
ke arah timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara kasar antara 25.000
65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai
intensitas 40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator 45.000 nT.

5
Gambar I.1 Elemen Magnetik Bumi

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk


menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standart nilai yang
disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui tiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun.
Medan magnet bumi itu sendiri dibagi menjadi tiga bagian. Bagian-bagian
tersebut yaitu :
1. Medan Utama (Main Field)
Pengaruh medan utama magnet bumi 99% yang disebabkan karena
bumi itu sendiri merupakan magnet yang sangat besar dan variasinya terhadap
waktu sangat lambat dan kecil.
2. Medan Luar (External Field)
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi (aktivitas matahari,
badai magnetik) yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan
oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
Beberapa sumber medan luar antara lain :
Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun.

6
Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang
surut matahari dan mempunyai jangkau 30 nT.
Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang
surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT.
Badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkau sampai dengan
1000 nT.
3. Anomali Medan Magnetik
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target
dari survei magnetik (anomaly magnetik), dimana anomaly magnetik timbul
akibat adanya kontras suseptibilitas batuan terhadap sekelilingnya. Besarnya
anomaly magnetik berkisar ratusan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada
juga yang lebih besar dari 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara
garis besar anomaly ini disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan
magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar
pada magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetnya serta
sangat rumit diamati karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang
dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual
Magnetism yang merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survey magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomaly medan
magnet kurang dari 25% medan magnet utama bumi (Telford, 1979).

II.2.6 Analitik Sinyal

Menurut Bilim dan Ates (2003) dari data sintetik medan amgnet total
mengalami perubahan yang disebabkan oleh magnetisasi dari tubuh anomali tetap
pada sinyal analitik, data sinyal analitik dilakukan pada data anomali medan
magnet yang tereduksi ke kutub dan memberikan hasil lebih baik. Sinyal analitik
terbentuk dari gradien horisontal dan vertikal dari anomali dapat ditulis dengan
persamaan :

7

[(, )] = + + (II.6)

Dimana i, j, k adalah unit vektor dalam arah x, y, z, dan M adalah


magnitudo anomali magnetik.

Dari persamaan di atas diperoleh fungsi amplitudo sinyal analitik adalah :

2 2 2
[(, ) = [ ] + [ ] + [ ] (II.7)

Anomali sinyal analitik yang melalui benda magnetik 2D pada jarak x = 0


dan kedalaman h adalah :

1
[A(x,y)]= 1 (II.8)
(2 + 2 ) 2

Dimana adalah faktor amplitudo

= 2M sin d (1 cos2 (I) sin2(A))


h = kedalamana
M = kuat kemagnetan
d = kemiringan
I = inklinasi vektor kemagnetan
A = arah vektor kemagnetan

Menggambarkan anomali sinyal analitik sebagai fungsi kedalaman (h)


dengan didasarkan persamaan :

X1/2=23 = 3.46 (II.9)

Dengan X1/2 = lebar anomali pada setengah amplitudo : h = kedalaman

Analitik sinyal untuk menentukan jedalan di sumber magnetik dengan


menggunakan lebar pada setengah amplitudo untuk menentukan kedalaman.
Hubungan antara ketebalan dan kedalaman adalah ketebalan sama atau lebih besar

8
dari kedalaman. Untuk mempermudah interpretasi, peta anomali magnet total di
filter dengan menggunkan sinyal analitik. Transformasi sinyal analitik dibuat
sebagai panduan dalam membuat model, proses ini akan merubah sifat dipolar
anomlai magnetik menjadi monopolar.

X1/.2

X1/.2

thickness

Gambar II.2 Bentuk kurva amplitudo sinyal analitik

II.3 VARIASI MEDAN MAGNET BUMI


Intensitas medan magnetik yang terukur di atas permukaan bumi
senantiasa mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan medan magnetik ini
dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat ataupun lama. Berdasarkan faktor-
faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi antara lain:

1. Variasi sekuler

Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi medan
magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub magnetik bumi.
Pengaruh variasi sekuler telah diantisipasi dengan cara memperbarui dan
menetapkan nilai intensitas medan magnetik utama bumi yang dikenal dengan
IGRF setiap lima tahun sekali.

9
2. Variasi harian

Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma
dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).

3. Badai Magnetik

Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam medan


magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya
diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodanya acak tetapi kejadian ini sering
muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan
dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat
mengacaukan hasil pengamatan.

II.4 PENGOLAHAN DATA GEOMAGNETIK


Metode pengolahan data anomali geomagnetik secara garis besar
ditunjukkan pada diagram alir sebagai berikut :

Gambar II.3 Diagram alir pengolahan awal data magnetik

Dari pengukuran di lapangan, diperoleh data intensitas medan magnet total


atau vertikal dan horizontal, yaitu dari pengukuran PPM dan Fluxgate

10
magnetometer. Data-data tersebut merupakan harga terbaik dari lima kali
pengukuran di setiap titik pengukuran.
Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk P. Jawa
diasumsikan besarnya 45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang
dikeluarkan oleh IGRF pada epoch yang bersangkutan dan koreksi variasi harian
yang dipengaruhi oleh medan magnet luar bumi, maka dapat diperoleh data
anomali medan geomagnet bumi pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini
diolah (misalnya dengan filtering) untuk dilakukan penafsiran (interpretasi data)
misalnya dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah
permukaan bumi. Besarnya nilai anomali tersebtu dapat dihitung dengan
persamaan :

HT = HM + HL + HA (10-6)

Dengan HT = medan magnetik total (Pembacaan alat)

HM = medan magnetik utama bumi (IGRF)

HL = medan magnetik luar (koreksi variasi harian)

HA = anomali medan magnetik (Hasil yang dicari)

Bila besar HA << HT dan arah HA hampir sama dengan arah HT maka
anomali magnetik totalnya adalah :

HA = HT HM HL (10-7)

II.5 PENGUKURAN SATU ALAT


Alat yang digunakan dalam survey metode magnetik adalah Proton
Precission Magnetometer Geometrics model G-856. PPM merupakan alat yang
portable dengan sistem pengoperasian yang cukup mudah dan sederhana. Dalam
penelitian PPM yang digunakan berjumlah dua buah, satu sebagai rover dan
satunya sebagai base station. PPM dapat digunakan untuk mengukur medan
magnet gradien maupun medan magnet total. Pengukuran medan magnet gradien

11
dengan menggunakan dua buah sensor dan medan magnet total dengan
menggunakan satu buah sensor. Beberapa peralatan bantu lainnya adalah:
1. Theodolit, untuk menentukan arah lintasan titik-titik pengukuran di
lapangan.
2. Kompas geologi, untuk menentukan arah utara sensor PPM dan membantu
menentukan posisi supaya urut.
3. GPS, untuk menentukan posisi lintang dan bujur serta ketinggian lokasi
penelitian.
4. Meteran, untuk mengukur jarak grid.
5. Jam, untuk mengetahui waktu pengambilan data di lapangan.
6. Catatan lapangan, untuk mencatat hari, tanggal, jam, kondisi cuaca dan
lingkungan saat pengambilan data.

12
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

III.1 Diagram Alir Pengolahan Data

MULAI

DATA SINTETIK

H TERUKUR

KOREKSI IGRF

KOREKSI VARIASI
HARIAN

ANOMALI MEDAN
GRAFIK PETA
MAGNETIK TOTAL (H)

INTERPRETASI

KESIMPULAN

SELESAI

Gambar III.1 Diagram Alir Pengolahan Data

13
III.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Didapatkan data lapangan yang siap diolah berupa data sintetik dengan
parameter posisi dan kuat medan magnet.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrument PPM dengan
mendapatkan parameter H sebagai parameter acuan dalam pengolahan data
dengan metode satu alat.
Dilakukan koreksi IGRF, untuk wilayah Yogyakarta menggunakan nilai
45000 nT. IGRF akan diubah setiap 5 tahun sekali dan beberapa daerah
memiliki nilai IGRF yang berbeda.
Dilakukan koreksi variasi harian guna mendapatkan koreksi perbedaan setiap
harinya akibat dari partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga
menghasilkan fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet
Dilakukan pengurangan antara H rata rata, IGRF dan variasi harian dan
dipaatkan nilai anomali medan magentik total.
Hasil dari nilai anomaly medan magnetic total akan dihasilkan grafik Ha vs
Posisi dan Hvar vs Waktu dan dihasilkan peta intensitas anomaly satu alat.
Dengan adanya grafik dan peta dapat dilakukan interpretasi mendalam
berdasarkan data kuantitaif dan informasi geologi regional daerah tersebut.
Dengan demikian pada akhir proses tersebut dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan point data dalam penginterpretasian peta dan grafis yang ada.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel pengolahan Data Kelompok 8

Tabel IV.1 Tabel Pengolahan Data Kelompok 8 line 15

Waktu Titik X Y H rata2 IGRF VarHar H


14:26:15 BASE 417803 9116360 45380.3 45134.7 0 0
-
14:48:09 45271.5
0 417678 9116545 45134.7 0.89986 137.7
-
14:49:48 44999.0
5 417673 9116545 45134.7 0.96765 -134.7
-
14:51:42 45190.8
10 417668 9116545 45134.7 1.04572 57.1
-
14:54:21 45368.1
15 417663 9116545 45134.7 1.15461 234.6
-
14:55:20 45380.0
20 417658 9116545 45134.7 1.19502 246.5
-
14:56:51
25 417653 9116545 45458.0 45134.7 1.25733 324.6
-
45425.6
14:57:51 30 417648 9116545 45134.7 1.29842 292.2
-
15:01:06 35 417643 9116545 45249.3 45134.7 1.43196 116.0
-
15:03:04 40 417638 9116545 45346.7 45134.7 1.51277 213.5
-
15:05:30 45 417633 9116545 45379.1 45134.7 1.61276 246.0
-
15:06:34 50 417628 9116545 45078.8 45134.7 1.65659 -54.2
-
15:07:37 55 417623 9116545 45194.8 45134.7 1.69973 61.8
-
15:10:31 60 417618 9116545 45263.2 45134.7 1.81889 130.3
-
15:11:20 65 417613 9116545 45281.2 45134.7 1.85244 148.4
-
15:12:04 70 417608 9116545 45267.8 45134.7 1.88258 135.0
15:13:15 75 417603 9116545 45392.0 45134.7 -1.9312 259.2
-
15:14:03 80 417598 9116545 45433.9 45134.7 1.96407 301.2
-
15:15:51 85 417593 9116545 45500.2 45134.7 2.03803 367.5
-
15:17:10 90 417588 9116545 45290.0 45134.7 2.09213 157.4
-
15:18:34 95 417583 9116545 45217.1 45134.7 2.14966 84.5
-
15:19:41 100 417578 9116545 45229.4 45134.7 2.19554 96.9
15:20:31 105 417573 9116545 45218.1 45134.7 - 85.6

15
2.22978
15:21:29 110 417568 9116545 45204.4 45134.7 -2.2695 72.0
-
15:22:26 115 417563 9116545 45202.3 45134.7 2.30854 69.9
-
15:23:15 120 417558 9116545 45244.9 45134.7 2.34209 112.5
-
15:26:45 125 417553 9116545 45337.4 45134.7 2.48591 205.2
-
15:28:04 130 417548 9116545 45329.9 45134.7 2.54001 197.7
-
15:29:33 135 417543 9116545 45084.4 45134.7 2.60096 -47.7
-
15:30:19 140 417538 9116545 45067.9 45134.7 2.63246 -64.2
-
15:31:06 145 417533 9116545 44908.1 45134.7 2.66464 -223.9
-
15:32:04 150 417528 9116545 44775.0 45134.7 2.70436 -357.0
15:32:54 155 417523 9116545 44816.3 45134.7 -2.7386 -315.7
-
15:35:27 160 417518 9116545 44919.5 45134.7 2.84338 -212.4
15:36:25 165 417513 9116545 44546.5 45134.7 -2.8831 -585.3
-
15:37:38 170 417508 9116545 44571.7 45134.7 2.93309 -560.1
-
15:38:29 175 417503 9116545 44545.3 45134.7 2.96802 -586.4
-
15:39:29 180 417498 9116545 44565.6 45134.7 3.00911 -566.1
-
15:40:06 185 417493 9116545 44543.5 45134.7 3.03445 -588.2
-
15:41:36 190 417488 9116545 44551.8 45134.7 3.09608 -579.8
-
15:42:32 195 417483 9116545 44492.8 45134.7 3.13443 -638.8
-
15:43:46 200 417478 9116545 44571.0 45134.7 3.18511 -560.5
-
15:44:30 205 417473 9116545 44634.9 45134.7 3.21524 -496.6
-
15:45:15 210 417468 9116545 44566.8 45134.7 3.24606 -564.7
-
15:46:21 215 417463 9116545 44592.6 45134.7 3.29126 -538.8
-
15:47:33 220 417458 9116545 44574.6 45134.7 3.34056 -556.8
-
15:48:22 225 417453 9116545 44454.5 45134.7 3.37412 -676.8
-
15:49:11 230 417448 9116545 44374.7 45134.7 3.40768 -756.6
-
15:50:14 235 417443 9116545 44304.6 45134.7 3.45082 -826.6
-
15:51:03 240 417438 9116545 44275.2 45134.7 3.48438 -856.0
-
15:51:53 245 417433 9116545 44194.9 45134.7 3.51862 -936.3
15:52:47 250 417428 9116545 44101.0 45134.7 -3.5556 -1030.1
16:10:54 LOOP 417803 9116360 45376 45134.7 -4.3 245.6

16
Tabel IV.2 Tabel Pengolahan Data Kelompok 8 line 16

Waktu Titik X Y H rata2 IGRF VarHar H


8:59:56 BASE 417803 9116360 45303.2 45134.7 0
9:16:50 0 417428 9116545 44062.1 45134.7 8.83965 -1081.5
9:23:00 5 417423 9116545 44120.4 45134.7 12.06516 -1026.3
9:30:00 10 417418 9116545 43916.5 45134.7 15.72656 -1233.9
9:33:00 15 417413 9116545 44342.8 45134.7 17.29573 -809.2
9:37:00 20 417408 9116545 44438.6 45134.7 19.38795 -715.5
9:40:00 25 417403 9116545 44424.0 45134.7 20.95712 -731.6
9:42:00 30 417398 9116545 44352.3 45134.7 22.00323 -804.5
9:48:00 35 417393 9116545 44067.3 45134.7 25.14157 -1092.5
9:53:00 40 417388 9116545 44094.7 45134.7 27.75685 -1067.8
10:00:00 45 417383 9116545 44262.0 45134.7 31.41824 -904.1
10:08:00 50 417378 9116545 44167.3 45134.7 35.60269 -1003.1
10:13:00 55 417373 9116545 44156.3 45134.7 38.21797 -1016.6
10:16:00 60 417368 9116545 44156.3 45134.7 39.78714 -1018.2
10:18:00 65 417363 9116545 44174.8 45134.7 40.83325 -1000.7
10:20:00 70 417358 9116545 44663.3 45134.7 41.87937 -513.3
10:22:00 75 417353 9116545 44783.1 45134.7 42.92548 -394.5
10:25:00 80 417348 9116545 44700.9 45134.7 44.49465 -478.3
10:28:00 85 417343 9116545 44557.2 45134.7 46.06382 -623.6
10:31:00 90 417338 9116545 44592.6 45134.7 47.63299 -589.7
10:32:00 95 417333 9116545 44745.0 45134.7 48.15604 -437.9
10:34:00 100 417328 9116545 44941.3 45134.7 49.20215 -242.6
10:36:00 105 417323 9116545 44970.3 45134.7 50.24827 -214.6
10:40:00 110 417318 9116545 44851.0 45134.7 52.34049 -336.0
10:41:00 115 417313 9116545 44873.3 45134.7 52.86355 -314.3
10:44:00 120 417308 9116545 44953.0 45134.7 54.43272 -236.2
10:46:00 125 417303 9116545 44947.8 45134.7 55.47883 -242.4
10:48:00 130 417298 9116545 44875.8 45134.7 56.52494 -315.4
10:51:00 135 417293 9116545 44802.3 45134.7 58.09411 -390.5
10:55:00 140 417288 9116545 44843.4 45134.7 60.18633 -351.5
10:57:00 145 417283 9116545 44850.7 45134.7 61.23245 -345.2
10:58:00 150 417278 9116545 45035.1 45134.7 61.7555 -161.4
11:02:00 155 417273 9116545 45030.2 45134.7 63.84773 -168.3
11:06:00 160 417268 9116545 45067.6 45134.7 65.93995 -133.1
11:08:00 165 417263 9116545 45160.8 45134.7 66.98607 -40.9
11:11:00 170 417258 9116545 45190.3 45134.7 68.55523 -13.0
11:14:00 175 417253 9116545 45260.4 45134.7 70.1244 55.6
11:17:00 180 417248 9116545 45237.5 45134.7 71.69357 31.1
11:19:00 185 417243 9116545 45249.0 45134.7 72.73968 41.6
11:22:00 190 417238 9116545 45123.9 45134.7 74.30885 -85.1
11:24:00 195 417233 9116545 45154.9 45134.7 75.35496 -55.2
11:25:00 200 417228 9116545 45202.1 45134.7 75.87802 -8.4
11:29:00 205 417223 9116545 45125.0 45134.7 77.97025 -87.7
11:31:00 210 417218 9116545 45148.0 45134.7 79.01636 -65.7
11:34:00 215 417213 9116545 45108.4 45134.7 80.58553 -106.9
11:36:00 220 417208 9116545 45125.7 45134.7 81.63164 -90.6
11:38:00 225 417203 9116545 45105.4 45134.7 82.67775 -111.9

17
11:40:00 230 417198 9116545 45102.5 45134.7 83.72386 -115.9
11:42:00 235 417193 9116545 45026.0 45134.7 84.76998 -193.5
11:44:00 240 417188 9116545 45043.8 45134.7 85.81609 -176.7
11:46:00 245 417183 9116545 45106.7 45134.7 86.8622 -114.8
11:48:00 250 417178 9116545 45171.0 45134.7 87.90831 -51.6
12:18:00 LOOP 417803 9116360 45406.8 45134.7 103.6 168.5

18
IV.2. Grafik dan Pembahasan
IV.2.1 Ha vs Posisi Metode Satu Alat Pada Line 15

Ha vs Posisi Line 15
600.0
400.0
200.0
0.0
-200.0 0 50 100 150 200 250 300
Ha (nT)

-400.0 Ha vs Posisi
-600.0
-800.0
-1000.0
-1200.0
Posisi (m)

Gambar IV.1 Ha vs Posisi Line 15

Perhitungan data Ha dengan menggunakan metode satu alat, didapatkan


hasil grafik hubungan antara Ha vs Posisi seperti Gambar IV.1 . Terlihat dari
penampakan grafik diatas fluktasi terjadi naik dan turun dengan dominasi grafik
yang menurun hingga mencapai nilai minus. Dimana nilai Ha tertinggi terdapat di
titik 85 dengan nilai ialah 367,5 nT. Dan nilai Ha terendah ada pada titik 250
dimana nilai yg di dapatkan ialah sebesar -1030,1 nT. Dengan adanya
kenampakan naik dan turun tersebut bisa dipastikan daerah tersebut terdapat
anomali.

19
IV.2.3 Hvar vs Waktu Metode Satu Alat Pada Line 15

Hvar vs Waktu Line 15


0
14:38:24
14:52:48
15:07:12
15:21:36
15:36:00
15:50:24
16:04:48
-0.5
-1
-1.5
Hvar (nT)

-2
Hvar vs Waktu
-2.5
-3
-3.5
-4
Waktu (s)

Gambar IV.2 Hubungan Variasi Harian (Hvar) dengan Waktu Metode Satu Alat

Hasil metode pengolahan data metode satu alat di dapatkan grafik hubungan
Hvar vs waktu, dimana dapat di lihat pada grafik di atas menunjukkan adanya
pengaruh dari nilai medan magnet luar sehingga membuat nilai variasinya turun.
Saat jam 14:48:09 yang memiliki nilai intensitas -0.96765 nT kemudian berubah
menjadi -1.04572 nT pada pukul 14:49:48 . Nilai H var merupakan pengaruh dari
medan magnet luar diantaranya ialah matahari.

20
IV.2.2 Ha vs Posisi Metode Satu Alat Pada Line 16

Ha vs Posisi Line 16
200.0
0.0
0 50 100 150 200 250 300
-200.0
-400.0
Ha (nT)

-600.0
Ha vs Posisi
-800.0
-1000.0
-1200.0
-1400.0
Posisi (m)

Gambar IV.3 Ha vs Posisi Line 16

Setelah melakukan perhitungan Ha dengan menggunakan metode satu alat,


maka dapat di hasilkan grafik hubungan antara Ha vs Posisi seperti gambar yang
ada di atas. Tampak nilai tersebut memiliki fluktasi naik turun dengan dominan
mengarah naik. Dimana nilai Ha tertinggi terdapat di titik 175 dengan nilai ialah
55,6 nT. Dan nilai Ha terendah ada pada titik 10 dimana nilai yg di dapatkan ialah
sebesar -1233,5 nT. Pengaruh medan magnet luar tersebut mempengaruhi naik
dan turunnya fluktasi nilai Ha.

21
IV.2.4 Hvar vs Waktu Metode Satu Alat Pada Line 16

Hvar vs Waktu Line 16


100
90
80
70
Hvar (nT)

60
50
40 Hvar vs Waktu
30
20
10
0
0:00:00 4:48:00 9:36:00 14:24:00
Waktu (s)

Gambar IV.2.2 Hubungan Variasi Harian (Hvar) dengan Waktu Metode Satu Alat

Hasil metode pengolahan data metode satu alat di dapatkan grafik hubungan
Hvar vs waktu, dimana dapat di lihat pada grafik di atas menunjukkan adanya
pengaruh dari nilai medan magnet luar sehingga membuat nilai variasinya naik.
Sama halnya pada line ke 30. nilai H var berkurang pada jam 9:42:00 ialah
intensitas 22.00323nT dan nilainya terus menurun menjadi 25.14157 nT pada
pukul 9:48:00.

22
IV.3 Peta Intensitas Anomali Metode Satu Alat

Gambar IV.3 Peta Intensitas Anomali Metode Satu Alat

Pada peta Ha metode satu alat terletak pada posisi x mulai dari 463800
hingga nilai X 464800, dan nilai Y di mulai dari 9141500 hingga Y 9141500
dengan nilai anomali dari 233.15 nT hingga 798.1609 nT.Pada peta H anomali
ini dapat di lihat bahwa nilai anomali tertinggi berada pada skala warna merah ,

23
terdapat di bagian tenggara,barat daya dan barat peta , dimana bisa di
interpretasikan bahwa nilai yang berwarna merah merupakan intrusi, dan terdapat
nilai intensitas yang sedang yang di tandai dengan skala warna berwarna kuning
dan hijau , dimana nilai tersebut terdapat di bagian selatan peta dimana kita dapat
menginterpretasikan nilai tersebut ialah sejenis batuan sedimen, dan yang terakhir
merupakan nilai intensitas rendah dimana terdapat pada skala warna berwarna
biru hingga ungu dimana nilai ini terdapat di bagian utara peta,nilai ini dapat di
interpretasikan sebagai batuan pasir.

24

Anda mungkin juga menyukai