Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT MENULAR

Definisi Penyakit Menular


Penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang
spesifik atau racun yang dihasilkannya, yang ditularkan melalui reservoir atau kontak tidak
langsung melalui vektor kepada orang (Chandra: 2009).
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi tertentu atau
produk beracun yang timbul melalui penularan dari orang yang terinfeksi, hewan atau
reservoir benda mati ke pejamu yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui tumbuhan atau hewan perantara, vektor atau lingkungan mati (Gale Encyclopedia of
Public Health: 2002).
Penyakit menular adalah penyakit yang ditransmisikan dari orang, hewan, atau
sumber mati ke orang lain baik secara langsung, dengan bantuan vektor atau dengan cara
lain. Penyakit menular melingkupi ruang yang lebih luas, bukan sekadar transmisi dari
orang ke orang (Webber: 2005).
Berdasarkan penjabaran dari tiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit
menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit spesifik atau produk
beracun yang ditransmisikan dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir benda mati ke
pejamu yang rentan, melalui tumbuhan atau hewan perantara, vektor, atau lingkungan mati,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.1 Latar Belakang

Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia,

disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit menular tidak

mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan penyakit menular

memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar

negara. Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare,

malaria, demam berdarah dengue, influenza, tifus abdominalis, penyakit saluran pencernaan

dan penyakit lainnya (WHO,2011). Prevalensi nasional diare berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan dan keluhan responden adalah 9,00%. Penyakit menular di Sumatera barat me-

ngalami peningkatan. Penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis Paru, Malaria dan
1
Deman Berdarah Dengue (DBD). Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar sampai Desember

2013, angka penemuan kasus Tuberkulosis (TB) di Sumbar mencapai 58,6 %. Sementara

untuk DBD frekuensi penyakit baru yang berjangkit per 100.000 penduduk, sudah mencapai

42,7%. Angka ini juga meningkat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 36, 85 persen

(Dinkes, 2013).

Penyakit menular memberikan dampak negatif yang luas terhadap masyarakat.

Pengobatan penyakit menular ini seringkali memakan waktu dan memerlukan biaya besar,

bahkan beberapa penyakit memiliki dampak yang akan mengganggu ekonomi penderita dan

keluarganya.

Rumah Sakit sebagai pelayanan kesehatan strata pertama sangat berperan untuk

menangani masalah ini, terutama dalam hal pencegahan dan pengendalian. Salah satu dari 6

program pokok puskesmas (the basic six) adalah pencegahan dan pengendalian penyakit

menular, dimana program ini diadakan untuk pelayanan kesehatan Rumah Sakit untuk

mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta

dll) (Gondodiputro S, 2007). Sesuai dengan tujuan dari program ini maka diharapkan dapat

menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular.

Tujuan

a. Tujuan Umum

Mengetahui dan memahami semua penyakit yang dapat tertular dan bagaimana cara

pencegahan serta pengendaliannya.

b. Tjuan Khusus

1. Mengetahui semua jenis penyakit menular


2. Mengetahui dan memahami cara penularan dari penyakit menular
3. Mengetahui pengendalian dan pencegahan terhadap penyakit menular
4. Mengatasi semua masalah yang terjadi pada penyakit menular

TINJAUAN PUSTAKA

2
Penyakit Menular

Penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit spesifik

atau racun yang dihasilkannya dan ditularkan melalui reservoir atau kontak tidak langsung

melalui vektor kepada manusia.

2.1 Klasifikasi Penyakit Menular

Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan etiologi, cara penularan

dan aspek epidemiologi seperti melihat pada diagram dibawah ini:

Bakteri
Virus
Etiologi Protozoa
Cacing
Leptospira
Jamur

Vektor
Penyakit Cara Penularan Permukaan Kulit
Menular
Udara

Air/Makanan

Binatang
Zoonosis

Sporadis
Epidemiologi
Endemis

Epidemis

Pandemis
Diagram 1 : Klasifikasi penyakit menular

2.2 Dinamika Penularan Penyakit

a. Reservoar pada Manusia

Pada penyakit menular, sumber infeksi berasal dari orang yang sedang

mengalami infeksi dapat berupa kasus atau karier. Kasus dapat berbentuk subklinis

dan klinis. Pada kasus subklinis, tidak diketemukan gejala penyakit atau bersifat

asimtomatis tetapi berpotensi untuk menularkan infeksi kepada orang lain, seperti

pada penyakit poliomyelitis dan demam tifoid.

3
b. Reservoar hewan

Sumber infeksi dapat berasal dari hewan atau burung dan berupa kasus atau

karier seperti pada manusia. (KKRI, 2012)

Cara Penyebaran Penyakit Menular

1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)

Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain:

Penyakit kelamin
Skabies
HIV (AIDS)
Rabies
Pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV, agen penyakit

ditularkan langsung dari seseorang yang infeksius ke orang lain melalui

hubungan intim. Cara memutuskan rantai penularannya adalah dengan

mengobati penderita dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan

bukan suami atau istri. Khusus untuk HIV, jangan mempergunakan alat suntik

bekas dan menggunakan darah donor penderita HIV.


2. Melalui Media Udara
Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun

tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air borne disease.
Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain:
TBC Paru
Varicella
Difteri
Influenza
Pertusis
Cara pencegahan penularan penyakit antara lain memakai masker,

menjauhi kontak serta mengobati penderita TBC yang sputum BTA-nya

positif.
3. Melalui Media Air
Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak

langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut

sebagai water borne disease atau water related disease.


Agen Penyakit :

4
1. Virus : Hepatitis virus, poliomyelitis
2. Bakteri : Kolera, disentri, tifoid, diare
3. Protozoa : Amubiasis, giardiasis
4. Helmintik : Askariasis, Penyakit cacing cambuk
5. Leptospira : Penyakit Weil
Penyakit penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam

empat kelompok menurut cara penularannya:


Water borne mechanism
Kuman pathogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit

pada manusia, ditularkan melalui mulut atau system pencernaan. Contoh :

kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomyelitis.


Water washed mechanism
Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan

kebersihan individu dan umum dapat berupa:


a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak
b. infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trakoma
Water based mechanism
- Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus

hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai pejamu intermediate yang

hidup di dalam air. Contoh : skistosomiasis, Dracunculus medinensis.


Water related insect vector mechanism
- Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang

berkembang biak di dalam air.Contoh : filariasis, dengue, malaria,

demam kuning.
Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan

dapat dilakukan antara lain dengan cara :


- Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan

carasanitation barier yaitu memutus rantai penularan, seperti

menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak terkontaminasi

oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah tidak di

sembarang tempat.
- Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah

dengan hygiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang

lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya, secara sembarangan.

5
- Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vector

seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah

dengan pengendalian vector.


4. Melalui media vector penyakit
Arthropod-borne disease atau sering juga disebut sebagai vector-borne

diseases merupakan penyakit penting yang seringkalibersifat endemis maupun

epidemis dan sering menimbulkan bahaya kematian.Di Indonesia, penyakit-

penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada

daerah tertentu, seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, kaki gajah

dan penyakit virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti. Selain itu, penyakit saluran pencernaan seperti disentri, kolera,

demam tifoid dan paratifoid ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
Prinsip Umum Pengelolaan Penyakit Menular

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemberantasan penyakit menular :

Mengumpulkan dan menganalisis data tentang penyakit


Melaporkan penyakit
Menyelidiki di lapangan
Melakukan tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya
Vaksinasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
(KMKRI, 2003)
Usaha-usaha pencegahan dan tindakan efektif terhadap penyebaran penyakit

menular dapat dilakukan antara lain:


1. Kontrol terhadap sumber atau reservoir infeksi
Kasus atau karier penyakit yang merupakan sumber utama infeksi dapat

dikontrol dengan cara :


a. Diagnosis dini
Mendeteksi secara dini penyakit yang terjadi di masyarakat agar cepat

diobati dan tidak menjadi kronis dan menular.


b. Notifikasi
Setiap kasus penyakit menular yang telah dideteksi perlu segera

dilaporkan pada dinas kesehatan setempat agar dapat ditanggulangi dan

melakukan persiapan lain yang diperlukan untuk penanganan medis lebih lanjut.
c. Isolasi

6
Isolasi penderita bertujuan membatasi penyebaran penyakit ke

masyarakat seperti avian influenza dan lainnya.


d. Terapi
Merupakan bagian dari tindakan preventif yang bertujuan mengurangi

periode masa penularan dan hari kesakitan.


e. Karantina
Berupa isolasi orang sehat atau binatang yang berasal dari daerah yang

diduga menderita penyakit infeksi, lama waktu isolasi biasanya sesuai dengan

masa inkubasi penyakit yang ada.


f. Surveilans epidemiologi
Berupa penelitian atau survey di lapangan terhadap segala sesuatu yang

diduga penyebab terjadinya penyakit.


g. Desinfeksi
Melakukan suci hama pada tinja, urin, muntahan pasien serta peralatan

yang telah dipakai oleh penderita


2. Memutus rantai penularan
Penularan penyakit dari orang sakit kepada orang lain dapat melalui

beberapa jalan. Untuk mencegah terjadinya penularan dapat dengan cara

melakukan blockade atau memutus rantai penularan.


a. Vehicle transmission
Penularan terjadi melalui media seperti air, makanan, sayuran, susu dan

lainnya. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan berupa barier sanitasi yaitu

mencegah sumber air, makanan, susu dan lainnya terkontaminasi dengan tinja

penderita.
b. Vector transmission
Penularan terjadi melalui vector penyakit atau arthropoda. Usaha yang

dapat dilakukan berupa kontrol vector dan manipulasi lingkungan.


c. Airborne transmission
Penularan terjadi melalui udara pernapasan. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan memakai masker, menjauhi atau isolasi penderita.


d. Contact transmission
Penularan terjadi melalui kontak intim. Usaha yang dapat dilakukan

adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom.


3. Proteksi pada kelompok penduduk yang rentan
a. Imunisasi aktif

7
Pemberian imunisasi aktif pada bayi yang sensitif terhadap penyakit

menular seperti TBC, campak, difteri, pertusis dan tetanus.


b. Imunisasi pasif
Pemberian gamma globulin dan antisera yang bertujuan untuk

merangsang pembentukan antibodi.


c. Kemoprofilaksis
Pemberian obat-obat untuk pencegahan agar orang tidak menjadi sakit,

seperti obat anti malaria, TBC dan lainnya.


d. Pendidikan kesehatan
Higiene pribadi, sadar lingkungan dan lainnya.
Pengendalian penyakit menular menjadi salah satu pencapaian dalam Millenium

Development Goals (MDGs)poin 6 : Memerangi HIV/AIDS, malaria serta penyakit

lainnya. (Chandra B, 2010)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengelolaan penyakit menular secara promotif di Puskesmas Pauh dilakukan dengan

meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dan penyebaran leaflet.


Pengelolaan penyakit menular secara preventif di Puskesmas Pauh dilakukan dengan

melakukan pemantauan berkala terhadap hal-hal yang memicu terjadinya penularan

penyakit seperti misalnya pemantauan jentik berkala.


Pengelolaan penyakit menular secara kuratif di Puskesmas Pauh dilakukan dengan

melakukan pengobatan yang rasional terhadap penyakit menular tersebut, pemberian

obat yang sesuai dengan penyakit dan tersedia di apotik puskesmas, Apabila pasien

membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, maka pasien akan dirujuk ke RSUD dr.

Rasidin / RSUP M.Djamil Padang.


Masalah yang dihadapi pada program penanggulangan penyakit menular ini

mencakup masalah sarana prasarana, pendanaan, dan kurangnya kerja sama lintas

sektoral.

8
Solusi dari masalah yang terjadi ini adalah puskesmas lebih meningkatkan

kerjasama dengan pihak-pihak tokoh masyarakat agar masyarakat lebih aktif dalam

pencegahan penyakit menular, melakukan sosialisai kegiatan kepada tokoh-tokoh

masyarakat, melakukan advokasi kepada pemerintah mengenai masalah pendanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B, 2010. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta : EGC

Dinas Kesehatan 2013. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Sumatera Barat tahun 2014.

Gondodiputro, S, 2007.Perencanaan Promosi Kesehatan Pencegahan Penyakit Menular di

Puskesmas Bandung : FK Unpad.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buku Pedoman Penyelidikan dan

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Makanan.

Jakarta : Departemen kesehatan RI

Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1479/MENKES/SK/X/2003

tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan

Penyakit Tidak Menular Terpadu.

Puskesmas Pauh. 2013. Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014.

WHO, 2011. Global Status report on Communicable Diseases 2010.

Anda mungkin juga menyukai