Anda di halaman 1dari 24

Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Untuk pekerjaan sipil.


a) Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut AV/SU/41 (syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang
dilelangkan).
b) Peraturan bangunan. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat
kecuali dinyatakan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini; peraturan tersebut
adalah :
PBI 1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
PUBI 1982 (Peraturan umum untuk Bangunan di Indonesia).
PMI 1983/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia 1983).
PKKI 1978/NI-5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia).
PUBI 1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan untuk di Indonesia).
2. Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan yang terkait
dengan pekerjaan ini pada Pemerintah Daerah setempat.

Pasal 2
PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN

1. Ketentuan umum mengenai pelaksanaan dan gambar.


a) Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun pekerjaan
instalasi elektrikal dan pekerjaan finishing / akhir
b) Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan.
c) Apabila ada perbedaan pada gambar atau ukuran-ukuran antara gambar ukuran kecil
dan gambar detail atau ada perbedaan antara bestek (RKS) dengan gambar, maka
yang berlaku adalah menurut urutan-urutan yang lebih menentukan seperti di bawah
ini :
Bestek (RKS).
Gambar dengan skala yang lebih besar ( Gambar Detail )
d) Pelaksanaan pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal yang dianggap perlu
lainnya.
e) Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian dan pelaksanaan secara tepat, baik dan lengkap.
f) Dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi kayu
dan pekerjaan finishing/akhir lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik
menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi
Pekerjaan/Pemberi Tugas, jika diduga terdapat kekurangan, Pemborong diwajibkan
mengadakan konsultasi dengan Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

Lakipadada Konsultan 20151


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

g) Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin


terjadi akibat letak daerah proyek dan memperhitungkannya di dalam harga yang
termuat pada surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.
h) Tanah untuk pembangunan ini diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan pada
saat seperti penjelasan/peninjauan di lapangan.
i) Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan
pada malam hari, Pemborong harus minta persetujuan kepada Direksi
Pekerjaan/Pegawai terlebih dahulu.
j) Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan sempurna pada Pemebri
Tugas/Direksi Pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul akibat
pelaksanaan, pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.
2. Ketentuan-ketentuan lain.
Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat di
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a) Gambar.
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan ini.
Gambar detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan.
b) Petunjuk.
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing), yang tercantum dalam berita acara rapat penjelasan.
Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas/Direksi Pekerjaan, Petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.
Kaimana.
c) Peraturan.
Semua undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan pemborong.
Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan dari Pekerjaan Umum di
Indonesia yang disahkan dengan SK pemerintah tanggal 28 Mei 1941 (AV)
kecuali dinyatakan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Pasal 3
SYARAT-SYARAT BAHAN PEKERJAAN SIPIL
(Penggunaan disesuaikan dengan macam pekerjaan)

1. Air (PUBI) 1970/NI-3)


a) Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak bangunan. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari
laboratorium yang berkompeten.
b) Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
serta harus dilakukan setepat-tepatnya.
2. Pasir (PUBI 170/NI-3, PBI 1971/NI-2)
a) Pasir urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras.
Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut dapat dipergunakan asal dicuci terlebih
dahulu dan seizin Direksi Pekerjaan.

Lakipadada Konsultan 20152


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

b) Pasir pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
c) Pasir beton.
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PBI 1971 (NI-2) diantaranya yang paling penting :
Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %.
Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran-butiran diatas ayakan 4 mm,
minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran diatas ayakan 1 mm minimal 10 %
dari berat sisa butiran-butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 %
sampai dengan 90 % dari berat.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
Syarat-syarat tersebut diatas harus dibuktikan dengan pengujian laboratorium.
3. Batu belah (batu Gunung).
a) Batu belah (batu Gunung) harus keras, padat dan tidak boleh mengandung padas
atau tanah.
b) Batu belah untuk keperluan yang nampak (pasangan batu muka atau pasangan tanpa
plesteran) bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak boleh memperlihatkan
tanda-tanda lapuk dan berpori.
4. Kerikil dan batu pecah.
a) Kerikil adalah butiran-butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 76 mm tertinggal diatas ayakan berlubang 5 mm.
b) Batu pecah adalah butiran-butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang
persegi 2 mm.
c) Kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI 1971 (NI-2) atau PUBI 1970 (NI-3) diantaranya : harus terdiri dari butir-
butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah/hancur oleh pengaruh cuaca.
d) Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta sesuai besar butirannya dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya.
e) Kerikil/batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1 %.
f) Warnanya harus hitam mengkilap keabu-abuan.
5. S p l i t.
a) Split adalah batu pecah yang harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm
dan tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm.
b) Split untuk beton harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 (NI-2)
diantaranya : harus terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori, tidak
pecah/hancur oleh pengaruh cuaca.
c) Split harus cukup bersih tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
d) Ukuran split untuk pekerjaan ini ditentukan 2 x 3 cm.
e) Syarat-syarat tersebut di atas harus dinyatakan oleh laboratorium.
6. Portland cement (NI-8, PBI 1971/NI-2).

Lakipadada Konsultan 20153


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

a) Portland cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan dalam kantong
utuh/baru.
b) Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian lebih
dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c) Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat yang kering.
d) PC yang sudah membatu (menjadi keras) dan sweeping tidak boleh dipakai.
7. Kayu (PKKI 1961).
a) Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala
sifat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak
akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi (bangunan).
b) Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c) Yang dimaksud dengan kayu mutu A ialah kayu yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
Harus kering udara.
Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm.
Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/10.
d) Yang disebut kayu mutu B ialah kayu yang tidak termasuk dalam mutu (A), tetapi
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Kadar lengas kayu 30%.
Besar mata kayu tidak boleh melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 5 cm.
Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan retak-
retak menurut lingkaran tumbuh, tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu.
Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/7.
e) Bahan-bahan kayu yang berlapis.
Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih yang baik.
Plywood/tripleks harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat.
8. Baja tulang beton dan kawat pengikat (PUBI 1970/NI-3).
a) Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik baja yang dikenal dan yang
berbentuk batang-batang polos atau batang-batang yang diprofilkan (besi ulir).
b) Mutu baja besi tulangan yang dipakai misalnya U 38, U 24, U 22 dan seterusnya,
tergantung kepada ditentukannya yang penting harus dinyatakan oleh laboratorium
yang berkompeten dengan ongkos-ongkos dipikul oleh Pemborong.
c) Kawat pengikat harus terbuat dari baja besi lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipujarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
9. B e t o n (PBI 1971/NI-2).
a) Kecuali pada mutu beton B 0 dan B 1, pada mutu-mutu beton lainnya campuran
beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan kekuatan tekanan
karakteristik bk yang diisyaratkan untuk beton yang bersangkutan. Yang dimaksud
dengan kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan dari sejumlah besar hasil-
hasil pemeriksaan benda uji kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari
itu terbatas sampai 5 % saja.

Lakipadada Konsultan 20154


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

b) Kekuatan beton ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji kubus, yang
berisi 15 cm pada umur 28 hari.
c) Benda-benda kubus harus dibuat cetakan-cetakan yang paling sedikit mempunyai
dua dinding yang berhadapan terdiri dari bidang-bidang yang rata betul dari plat
baja, atau plat aluminium (kayu tidak boleh dipakai) untuk silinder digunakan dari
pipa baja yang berukuran 15 cm dan tinggi 30 cm bidang-bidangnya harus rata
dan licin. Cetakan disapu sebelumnya dengan vaslin dan lemak atau minyak, agar
dapat dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakkan di atas dinding yang alasnya
rata tapi tidak menyerap air.
d) Adukan beton untuk benda-benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap
perlu adukan beton diaduk lagi sebelum diisikan (dituangkan) ke dalam cetakan.
e) Kubus-kubus silinder uji yang telah dicetak, harus disimpan di tempat yang bebas
dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam setelah kubus-
kubus/silinder-silinder itu dilepas dengan hati-hati dari cetakannya (dengan seizin
Konsultan Pengawas. Setelah itu masing-masing kubus/silinder diberi tanda
seperlunya dan disimpan disuatu tempat dengan suhu yang sama dengan suhu udara
luar, dalam pasir yang bersih dan lembab sampai saat pemeriksaan.
f) Kubus/silinder uji pada umur yang diisyaratkan diuji oleh laboratorium yang
berkompeten dengan biaya dipikul oleh Pemborong.
g) Campuran beton.
Campuran adukan beton menggunakan perbandingan berat.
Beton mutu B 0 untuk pekerjaan dapat dipakai setiap campuran yang lazim
dipakai untuk pekerjaan struktural.
Beton mutu K 125 s/d K 175 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai/diperkirakan campuran 1 PC : 3 pasir: 5 koral/split atau dipakai
campuuran 1 PC : 2 pasir : 3 koral/split.
Beton mutu K 175 s/d K 225 untuk pekerjaan ini pada umumnya dapat
dipakai/diperkirakan campuran 1 PC : 2 pasir: 3 koral/split atau campuran 1 PC :
1,5 pasir : 2,5 koral/split.
Untuk mutu beton K 225 ialah campuran yang direncanakan dibuktikan dengan
data otentik dari pengalaman dan data percobaan bahwa kekuatan karakteristik
yang disyaratkan dapat dicapai.
h) Kekentalan adukan beton.
Kekuatan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan sebuah
kerucut terpancung akbram. Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
menurut tebal 441 PBI 1971 (NI-2).
10. Batako / Batu Telah.
Persyaratan batako/Batu Telah harus memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam
NI-10 atau secara singkatnya sebagai berikut :
a) Batako harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna dan satu kualitas.
b) Ukuran :
Panjang 270 mm lebar 180 mm tebal 90 mm.
c) Warna : Satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang
harus sama dan merata abu abu tua.
d) Bentuk : Bidang-bidangnya harus rata, sudut-sudutnya atau rusuknya harus siku
atau bersudut 90 derajat bidangnya tidak boleh retak-retak.
e) Berat satu sama lainnya harus sama yang berarti ukuran, pembakaran dan
pengadukan sama dan sempurna.
f) Suara bila dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.

Lakipadada Konsultan 20155


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

11. Ubin Keramik.


a) Ubin keramik yang dipakai setaraf merk KIA sedangkan warna ditentukan
kemudian, ukuran 20/25, 20/20, 40/40 cm.
b) Pemasangan pada lantai/dinding harus memakai spesi 1 PC : 3 Pasir.
c) Siar-siar diisi dengan cairan semen yang berwarna sesuai dengan warna keramiknya.

Lakipadada Konsultan 20156


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

ANALISA TEKNIS

Pasal 4
SITUASI PEKERJAAN
`
Pekerjan ini terletak di Distrik Kaimana , Kabupaten kaimana.

Pasal 5
PENJELASAN POKOK-POKOK PEKERJAAN

Skope pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dikerjakan ialah : Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M, yang
meliputi :

1. Pekerjaan sarana bangunan:


Bangunan Gedung Kantor (10x11)M
2. Pekerjaan instalasi elektrikal di dalam bangunan:
Instalasi Listrik
Pasangan lampu pada titik titik lampu
Pasangan titik - titik saklar dan Stop Kontak

Pasal 6
RENCANA KERJA

1. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus menyusun rencana


kerja, rencana terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (time schedule) diajukan kepada
Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu setelah menunjukan
pemenang untuk disetujui.
2. Setelah disetujui, maka harus dicetak dan cetakannya harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Direksi Pekerjaan 3 (tiga) lembar. Sedangkan cetakan lainnya harus selalu
terpampang di tempat pekerjaan dan juga dilampirkan dokumen kontrak.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat dan bahan-bahan
bantu sesuai dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu
hal, yang harus dipertimbangkan lebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Rencana kerja ini akan dipakai oleh Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

Pasal 7
BANGSAL UNTUK PEKERJA DAN GUDANG & RAPAT LAPANGAN

1. Bangsal untuk pekerja dan gudang dibuat di tempat disekitar bangunan yang akan
dikerjakan yang letaknya ditentukan atas petunjuk Direksi Pekerjaan, terdiri dari bahan-
bahan : atap seng, tiang kayu, lantai dari plesteran dan diberi penerangan secukupnya.
2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan pembantu yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan
terhadapnya.
3. Rapat Lapangan.

Lakipadada Konsultan 20157


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan setiap minggu


oleh Direksi Pekerjaan bersama Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu
mengenai pembangunan proyek.

Pasal 8
SYARAT-SYARAT DAN PEMERIKSAAAN BAHAN-BAHAN

Kecuali bahan yang diberikan oleh Pemberi Tugas maka pada sebagian atau seluruhnya tugas
mendatangkan/pengolahan bahan oleh Pemborong berlaku :
1. Jika tidak ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka seluruh bahan
harus memenuhi syarat-syarat yang tertera dalam A.V.
2. Direksi Pekerjaan berhak meminta keterangan mengenai asal dari bahan-bahan yang
didatangkan ke lapangan oleh Pemborong. Bahan-bahan terbuat sebelum dipergunakan
akan diperiksa di tempat pekerjaan. Apabila terdapat perselisihan pendapat mengenai
pemeriksaan kualitas bahan, Direksi Pekerjaan berhak mengirim contoh bahan tersebut
ke Balai Penelitian Bahan-Bahan yang diakui oleh Pemerintah. Segala ongkos yang
bertalian dengan pemeriksaan tersebut adalah tanggungan Pemborong.

Pasal 9
MESIN-MESIN DAN ALAT-ALAT UKUR

1. Daftar peralatan yang minimal disediakan :


a) Mollen kapasitas 1 m3 : 2 buah
b) Vibrator cor : 1 buah
c) Eskafolding atau Perancah dari kayu
d) Beton mollen dengan kapasitas/volume kecil hanya dipergunakan untuk pekerjaan
pembuatan adukan spesi/mortar. Untuk pekerjaan beton konstruksi, Pemborong
diharuskan menyediakan batching plant atau memakai beton mollen dengan
kapasitas minimal 1 m3.
e) Pesawat theodolit.
2. Disamping alat-alat yang disebutkan dalam pasal 9 nomor 1. Pemborong harus
menyediakan alat ukur, "waterpas" yang diperlukan guna menentukan/pemeriksaan
letak bangunan yang sedang dilaksanakan sesuai rencana. Dalam hal ini Direksi
Pekerjaan berhak untuk menugaskan pengukuran-pengukuran pada pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.

Lakipadada Konsultan 20158


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

PENJELASAN PEKERJAAN SIPIL

Pasal 10
PENGUKURAN TAPAK KEMBALI

1. Pemborong diwajibkan melakukan pengecekan dengan mengadakan pengukuran dan


menggambar kembali dari tapak, secara lengkap mengenai ukuran-ukuran batas tanah,
peil-peil, letak-letak pohon dan bangunan-bangunan yang ada pada saat tapak
diserahkan.
2. Perbedaan-perbedaan antara keadaan lapangan dan gambar, wajib segera dilaporkan pada
Direksi Pekerjaan untuk dimintakan keputusannya.

Pasal 11
PAPAN PATOK UKUR ("BOUWPLANK")

1. Papan patok, termasuk patok pemasangan dibuat dari kayu Matoa. Patok pemasangan
ditanam, tidak dapat digerak-gerakan, dengan jarak maksimum 200 cm, satu sama lain.
2. Papan patok dibuat dengan tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus, diserut rata pada sisi sebelah
atasnya. Tinggi sisi-sisi atas papan patok ukuran harus sama dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pekerjaan. Papan-papan ini dipasang sejauh 300 cm dari
as pondasi terluar.
3. Pemasangan patok ukur dianggap selesai setelah ada persetujuan Direksi Pekerjaan.

Pasal 12
UKURAN-UKURAN

1. Ukuran-ukuran ruangan, pandangan, penampang-penampang, termasuk ukuran-ukuran


tinggi dari lantai, "luifel", talang, wuwungan dan lain-lain diambil seperti yang telah
ditetapkan dalam gambar-gambar.
2. Semua ukuran pada gambar arsitektur adalah ukuran jadi, sesudah mendapat penyelesaian
("finishing"), sedangkan ukuran pada gambar sipil (konstruksi) adalah sebelum
penyelesaian.
3. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar utama dan gambar detail, yang berlaku
adalah gambar detail (gambar berskala besar).

Pasal 13
UKURAN TINGGI PEIL

1. Peil 0.00 m seperti tertera dalam gambar diambil minimal 40 cm di atas satu titik
referensinya, yaitu jalan aspal yang ada atau peil yang ada pada bangunan sekitar yang
sudah berdiri sebelumnya.
2. Ukuran tinggi yang tetap terhadap peil 0.00 m ini, dinyatakan kemudian dengan tanda
tetap di halaman pembangunan.
3. Pemborong diwajibkan membuat tanda tetap ini atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Selama masa pelaksanaan, Pemborong wajib memelihara tanda tetap ini, agar tidak
mengalami perubahan.

Lakipadada Konsultan 20159


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Pasal 14
PEKERJAAN TANAH

1. Pemborong diwajibkan melaksanakan galian dan penimbunan tanah menurut peil tanah
seperti dinyatakan dalam gambar dengan mempergunakan alat gali mesin/tangan dan
penggunaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan mempertimbangkan
keamanan dan pengamanan lingkungan. Penimbunan tanah harus betul-betul padat
dengan mempergunakan mesin "Soil Compactor" atau alat-alat lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan.
2. Untuk keperluan semua pondasi, harus diadakan pengukuran lengkap terlebih dahulu oleh
Pemborong bagi semua bangunan atau/dan seluruh yang tertera dalam gambar dasar
dengan mamakai papan (bouwplank) dari kayu Matoa tebal 2,5 cm. Pada tengah sumbu
dinding tembok dan sebagainya dengan mamakai tanda yang tidak boleh berubah. Hasil
pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai, harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Lapisan tanah yang diatas (humuslaag) dan lapisan rumput yang berada di seluruh
permukaan bagian tanah yang ditutup bangunan harus digali dan ditimbun pada tempat
yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
4. Galian tanah untuk tempat pondasi harus cukup dalam dan lebar serta cukup miring keluar
kearah atas, sehingga dinding galian tidak longsor.
5. Setelah galian tempat pondasi menurut petunjuk diatas selesai dasar pondasi harus
senantiasa dalam keadaan kering dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
dahulu sebelum Pemborong diperbolehkan mulai dengan pemasangan pondasi.
6. Tanah bekas galian pondasi dapat dipergunakan untuk mengisi lubang pondasi sebelah
dalam dan dibawah lantai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
7. Semua puing-puing, sisa-sisa dari dari adukan tanah kelebihan dan lain-lain harus dibuang
dan pekarangan dibersihkan dari segala macam kotoran-kotoran, menurut petunjuk
Direksi Pekerjaan, semuanya atas tanggungan Pemborong.
8. Pemadatan tanah.
a) Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada tempat-tempat yang telah selesai
dikupas, pemborong harus mengisi lubang-lubang dan sebagainya dengan
menggunakan tanah urug dan harus segera dilakukan perataan-perataan pada
permukaan tanah tersebut.
b) Sebelum penimbunan dimulai permukaan tanah yang telah dikupas itu harus
dipadatkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat mesin soli compactor .
c) Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tidak lebih dari 20 cm sampai
mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya.
d) Pemborong harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan yang
maksimum dan semua material lepas harus dipadatkan sampai mencapai
kepadatan yang dipersyaratkan.
e) Semua timbunan/urugan baik tanah maupun pasir harus dipadatkan
9. Penimbunan tanah atau peninggian lantai akan ditentukan Direksi Pekerjaan, sebelum
atau sesudah pemasangan sloof beton. Tanah untuk penimbunan, bebas dari bahan-
bahan yang dapat membusuk atau mempengaruhi kemantapan penimbunan.
10. Penimbunan pasir urug/pasang dilakukan sesuai gambar, baik ketebalan maupun
tempatnya. Untuk penimbunan ini tidak diperkenankan mamakai pasir laut. Pekerjaan
urugan pasir ini harus betul-betul padat, dilaksanakan dengan mesin "soil compactor"
11. Dalam pelaksanaan penggalian tanah pondasi Pemborong wajib melakukan tindakan
pencegahan berupa konstruksi sementara, guna pengamanan semua sarana, seperti pipa-
pipa gas, kabel tanah dan lain-lain. Termasuk juga dalam hal ini pengamanan terhadap
kemungkinan bahaya yang timbul terhadap manusia, pekerja dan lingkungan sekitarnya

Lakipadada Konsultan 201510


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

termasuk bangunan yang ada. Akibat-akibat yang timbul dari pekerja tanah pondasi ini
menjadai tanggungan pemborong sepenuhnya.

Pasal 15
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

1. Batu belah/gunung yang digunakan adalah batu pecah, sudut yang runcing warnanya
putih khas batu gunung agak berkristal putih , keras dan tidak "porous", ukuran minimal
15 cm.
2. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu/kayu
pada setiap sudut galian dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan penampang
pondasi.
3. Adukan untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 pasir. Bagian atas
pondasi setebal 20 cm menggunakan adukan tahan air 1 PC : 2 pasir.
4. Adukan harus membungkus pondasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga/tidak padat.
5. Pada pondasi untuk kolom-kolom beton praktis harus disediakan stek tulangan kolom
yang tertanam baik dalam pondasi dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan kolom.
6. Pekerjaan brapen pondasi dikerjakan setelah pondasi selesai dipasang. Seluruh sela-sela
antara batu kali diisi padat dengan adukan 1PC : 2 pasir, sedemikian rupa sehingga tidak
ada celah antara batu kali.

Pasal 16
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton bertulang, berlaku peraturan yang dinyatakan dalam
pasal 1.
2. Gambar-Gambar konstruksi.
a) Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar konstruksi.
b) Apabila ternyata ada yang bertentangan antara gambar konstruksi dengan gambar
detail dari arsitek dan tidak ada pernyataan lain dari Direksi Pekerjaan, maka yang
berlaku adalah pada dasarnya gambar konstruksi, terlebih dahulu dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas.
c) Pihak Pemborong wajib memberi laporan mengenai hal-hal diatas kepada Direksi
Pekerjaan sebelum melaksanakannya.
3. Pekerjaan beton.
a) Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan adalah K.225 dengan kokoh beton karakteristik 225
kg/cm2 dengan ketentuan-ketentuan lain mengikuti PBI 1971.
Pembuatan benda-benda uji sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
pasal 4.7. hasil test kubus dari laboratorium yang diakui.
Untuk menjaga agar homoginitas beton terjamin dipersyaratkan nilai "slump
test" untuk semua pekerjaan beton adalah disesuaikan dengan lokasi dan
kecepatan pengecoran mengikuti PBI 1971. Jika terjadi penyimpangan "slump
test" tersebut adukan beton tidak diperkenankan dilanjutkan untuk bahan
pekerjaan pengecoran.
Biaya pemeriksaan di laboratorium untuk pekerjaan test beton manjadi beban
Pemborong.

Lakipadada Konsultan 201511


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Untuk pekerjaan beton non struktural, cara pengadukan juga harus menggunakan
beton molen dan paling sedikit harus 2 (dua) buah. Ketentuan-ketentuan lain
mengikuti PBI 1971.
b) Pengecoran.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar/"vibrator" untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat beton seperti kropos dan sarang-sarang koral yang dapat
memperlemah konstruksi beton.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat penghentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pengecoran arah vertikal dilakukan lapis demi lapis dengan diikuti penggunann
vibrator.
Untuk melanjutkan pengecoran pada siar-siar pelaksanaan harus dibasahi dengan
pasta semen yang cukup atau diperlukan epoxy yang disetujui Direksi Pekerjaan,
sehingga penyambungan pengecoran dapat dijamin lekatan antara beton baru
dan beton lama.
Beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi selama
dua minggu bisa juga dengan karung basah.
Selama dalam proses pengerasan lantai tidak diperkenankan untuk dibebani,
demikian juga untuk bagian konstruksi yang lain.
4. Bahan-bahan adukan semen.
a) Semen.
semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk dari mutu yang baik dan
atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
b) Pasir beton
Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya dan memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c) Aggregat / K o r a l
Aggregat/Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai
ukuran maksimum diameter butir, gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat yang dicantumkan dalam PBI 1971.
Tempat penyimpanan/penimbunan pasir dan koral harus dipisahkan satu dengan
yang lain, sehingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak bercampur untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat, serta harus diberi alas yang
cukup baik agar tidak dipengaruhi oleh kondisi lapangan/tanah setempat.
d) A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, garam alkalis dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton.
5. Pekerjaan besi beton
a) Besi beton yang digunakan untuk pembesian struktural U.16 untuk non structural
10.
b) Besi beton harus bersih dari lapisan minyak/karat dan bebas dari cacat-cacat seperti
serpih dan sebagainya. Serta berpenampang bulat dan memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
c) Pasangan besi beton.

Lakipadada Konsultan 201512


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Pasangan besi beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.


Besi beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI 1971.
Apabila besi beton dipasang lebih dari satu satu lapis, maka antara lapisan yang
satu dengan yang lain berjarak bersih minimal 3 cm.
Ketentuan-ketentuan yang lain mengikuti dan sesuai dengan PBI 1971. Besi
beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan.
6. Pekerjaan acuan.
a) Bahan-bahan untuk acuan/"bekisting" harus terdiri dari kayu yang baik dan tidak
berubah bentuk karena pengaruh cuaca, sehingga dapat dibuat acuan-acuan yang
baik dan sesuai dengan gambar konstruksi.
b) Ketentuan-ketentuan yang lain akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
c) Acuan rangka besi harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan, yang diperlukan dalam gambar konstruksi.
d) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan yang
diperlukan untuk menjamin ukuran-ukuran tersebut tidak berubah selama
pengecoran.
e) Acuan harus bebas dari segala kotoran-kotoran seperti tahi gergaji potongan-
potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan.
f)Setelah beton dicor acuan dapat dibuka sesuai dengan syarat-syarat yang dicantumkan
dalam PBI 1971, dan menghasilkan beton sekali jadi.

Pasal 17
PEKERJAAN PASANGAN BATA TELA

1. Bahan yang digunakan adalah bata tela pres, ukuran besar, tidak mudah pecah, ukuran
yang sama, dengan sudut yang betul-betul siku, kwalitas terbaik. Bata tela baru dapat
dipasang setelah memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Bidang dinding bata tela 1/2 batu diperkuat dengan kolom dan balok penguat beton,
ukuran 12 x 12 cm atau sesuai dengan lebar bata tela dengan tulangan pokok 4 10
mm, beugel 8-20 cm.
3. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan bagian pekerjaan beton (balok, kolom,
ringbalk) harus diberi penguat stek-stek besi 8 mm jarak 30 cm yang terlebih dahulu
telah ditanam dengan baik pada pekerjaan beton. Bagian yang terendam pada pasangan
bata tela mempunyai panjang 40 cm kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
4. Pembuatan lubang untuk "steiger" pada pasangan bata tela sama sekali tidak
diperkenankan.
5. Dinding bagian luar (terkena air) dan "trasraam" menggunakan adukan-adukan 1 PC : 2
pasir untuk pasangan plesteran, sedangkan dinding bagian dalam menggunakan adukan
1 PC : 4 pasir untuk pasangan dan plesteran. Perbandingan ini berlaku secara
menyeluruh , kecuali pada bagian-bagian yang harus tahan air seperti yang telah
disebutkan dalam pasal adukan kuat.
6. Klos-klos, potongan-potongan kayu yang tertanam dalam pasangan dinding harus
terpasang dengan kuat, tanpa merusak pekerjaan dinding itu sendiri. Pemborong harus
menjaga agar hasil pekerjaan dinding itu tetap rapi, tidak pecah-pecah, siap untuk
dilanjutkan dengan tahapan pekerjaan lanjutan lainnya.

Lakipadada Konsultan 201513


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Pasal 18
PEKERJAAN PELESTERAN

1. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan Instalasi


Elektrikal dan seluruh bagian dinding telah terlindung dibawah atap.
2. Bidang-bidang yang akan diplester, harus disiram dahulu sampai jenuh. Dinding yang
akan diplester, harus dibersihkan dahulu dengan siar-siar yang telah dikerok. Bidang
beton bila akan diplester, dikasarkan dengan pahat kecil setiap jarak 3 cm, plesteran
dapat dimulai apabila disetujui Direksi Pekerjaan dan menggunakan bahan perekat
spesi.
3. Kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan kepingan
plywood tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
4. Setelah kepala plesteran diperiksa, lot dan kerataannya, permukaan bidang baru dapat
ditutup dengan plesteran sampai rata, tanpa kepingan-kepingan kayu yang tertinggal
dalam plesteran.
5. Tebal minimum plesteran 15 mm, maksimal 25 mm, ketebalan lebih dari 25 mm harus
diperkuat dengan kawat ayam yang ukurannya disetujui Konsultan Pengawas, dipasang
pada seluruh permukaan plesteran.
6. Peng-acian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh, sedemikian rupa hingga
permukaan plesteran menjadi rata, halus dan tidak retak-retak. Bidang yang selesai
disiram air hingga jenuh, 2 (dua) kali setiap hari selama 7 (tujuh) hari.
7. Campuran dari plesteran dapat dilihat pada pasal adukan. Bilamana belum disebutkan
angka perbandingan plesteran adalah sama dengan angka perbandingan adukan.

Pasal 19
ADUKAN DAN CAMPURAN

1. Perbandingan dari berbagai adukan, diberikan dalam daftar di bawah ini, angka-angka
yang tertera menyatakan perbandingan jumlah isi yang ditakar dalam keadaan kering.
2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan dalam maksimum 50 cm.
Volume kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak PC, diselenggarakan atas petunjuk
dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
3. Daftar adukan dan campuran

Pasir
Daftar Adukan PC Kerikil
pasangan/beton
Adukan batu Belah 1 4 -
Adukan tahan air/kuat 1 2 -
Pasangan tembok luar 1 2 -
Plesteran tahan air/kuat 1 2 -
Plesteran tembok dalam 1 4 -
Plesteran tembok luar 1 2 -
Plesteran beton 1 3 -
Pasangan ubin keramik 1 3 -
Dinding keramik/marmer 1 2 -
Pasangan lantai KM/WC 1 2 -
Pasangan beton secara umum 1 2 3
Pasangan beton kedap air 1 11/2 21/2
Pasangan beton lantai kerja 1 3 5

Lakipadada Konsultan 201514


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

4. Adukan-adukan kuat 1 PC : 2 pasir digunakan pada:


a) Bagian-bagian tertentu dari pondasi
b) Semua pasangan bata tela sampai 30 cm diatas lantai
c) Dinding yang berhubungan dengan air seperti kamar mandi, wc, dinding dimana
terdapat bak cuci dan lain-lain. Untuk ini digunakan adukan kuat sampai setinggi
210 cm diukur dari lantai. Bagian-bagian yang ditetapkan dalam gambar, ataupun
tempat-tempat dimana dibutuhkan.

Pasal 20
PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA KACA

1. Lingkup pekerjaan.
Meliputi penyediaan bahan kusen kayu kelas I dan kaca, penyetelan kusen sesuai
dengan gambar rencana, pemasangan kaca pada kusen, serta pemasangan kusen pada
dinding-dinding/tempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana.
2. Bahan.
a) Kayu Kelas I
Kayu yang dipakai dari kayu kelas I sesuai PKKI - 1961 (NI - 5) lampiran 1
berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat,pecah-pecah serta tidak terdapat
kayu mudahnya (spint), sesuai dengan pasal III PKKI 1961 mutu A.
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan
pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 15%. Untuk pekerjaan kayu kasar harus
kurang dari 20%.
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirimkan ketempat
pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
Mutu dan kekeringan kayu selama pelaksanaan, harus dijaga dengan
menyimpannya ditempat yang kering dan terlindung dari hujan/panas,
khususnya kosen-kosen dan serta rangka pintu yang telah di stel.
b) Kaca.
Kaca untuk pintu/jendela:
Tebal 5 mm, disesuaikan dengan gambar rencana.
Jenis kaca bening.
Produksi dalam negeri.
c) Kunci dan Penggantung dengan merk SES atau KEND.
3. Standard pengerjaan:
Bahan yang dipakai sebelum diproses diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran, ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan yang dipersyaratkan,
kemudian dikerjakan secara baik dan rapih, sehingga hasil yang telah dirangkai untuk
jendela dan pintu-pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
a) Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
b) Untuk diagonal : 2 mm
c) Dimana dimensi kayu yang dipersyaratkan yaitu untuk balok klas I ( kayu Besi )
atau setara dengan ukuran sesuai gambar detail Kosen.
4. Pemasangan:
a) Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kusen harus dilakukan
di lapangan.
b) Pemasangan kusen ke bangunan harus dengan anker yang kuat.
c) Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun
silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil harus dipasang sempurna.

Lakipadada Konsultan 201515


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

d) Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan.
e) Selain tidak boleh bergetar, pemasangan harus menjamin bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
f) Pemasangan kaca/panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.
g) Pemborong wajib menjaga kusen-kusen dan bidang-bidang kaca yang sudah
terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain seperti
mengamankannya dari benturan-benturan, dengan misalnya memberi tanda pada
kaca yang sudah dipasang, sehingga semua orang mengetahui bahwa pada tempat
tersebut ada kacanya.

Pasal 21
PEKERJAAN UBIN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

1. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong wajib mencegah yang berkaitan dengan


kerusakan-kerusakan, instalasi pipa-pipa, saluran, listrik, telepon termasuk peil-peil
dibawah lantai.
2. Bidang-bidang yang akan diberi penutup, baik bidang datar/landai maupun tegak/dinding
harus sudah betul-betul bersih, rata dan selesai. Jika terdapat lapisan pasir, pasir tersebut
harus sudah padat, dengan disiram air sedikit demi sedikit waktu dipadatkan. Ketidak
sempurnaan dari penutup sebagai akibat dari cacat bidang-bidang di bawahnya menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya, dalam hal ini Direksi Pekerjaan berhak untuk
menyuruh bongkar pekerjaan dan memperbaiki kembali tanpa biaya tambahan.
3. Bahan yang dipakai adalah bahan kualitas baik, didatangkan dalam keadaan tanpa cacat.
Contoh-contoh harus disetujui Direksi Pekerjaan sebelum didatangkan dalam jumlah
besar.
4. Pemasangan ubin untuk penutup lapisan-lapisan ini, harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan dikerjakan oleh tenaga yang betul-betul ahli.
5. Permukaan lantai yang selesai harus sementara dilindungi dari segala gangguan kerusakan
yang terjadi, wajib diperbaiki hingga Direksi Pekerjaan dapat menerimanya dengan
baik.
6. Pekerjaan lantai dan dinding keramik.
a) Seluruh permukaan lantai ruangan-ruangan kecuali ditentukan lain sesuai gambar
detail memakai ubin keramik dengan ukuran 40 x 40 cm dengan warna Murano
Putih.
Khusus untuk lantai km/wc/ruang bilas atlit dipakai ubin keramik dengan
permukaan kasar/anti slip ukuran 20 x 20 cm, warna Galaxy Cream.
b) Seluruh permukaan dinding bata km/wc, ruang bilas atlit sesuai gambar penjelas
dipasang ubin keramik ukuran 20 x 25 cm, warna Galerry Basic setinggi 1.75
meter.
c) Ubin keramik yang dipakai adalah produksi dalam negeri dan mempunyai SII ex
Asia Tile KW I.
d) Pemasangan pada permukaan lantai/dinding bata atau beton dengan memakai bahan
perekat untuk keramik yaitu "IBAFIX" setebal 4 mm sebanyak 2 kg/m2, cara
pengerjaan sesuai spesifikasi atau petunjuk dari pabrik bersangkutan.
e) Setelah penutup lantai/dinding keramik dipasang (24 jam) kemudian pakailah
IBAGROUT untuk mengisi naad/siar-siarnya, cara pengerjaan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik bersangkutan.
Pasal 22

Lakipadada Konsultan 201516


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

7. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong wajib mencegah yang berkaitan dengan


kerusakan-kerusakan, instalasi pipa-pipa, saluran, listrik, telepon termasuk peil-peil
dibawah lantai.
8. Bidang-bidang yang akan diberi penutup, baik bidang datar/landai maupun tegak/dinding
harus sudah betul-betul bersih, rata dan selesai. Jika terdapat lapisan pasir, pasir tersebut
harus sudah padat, dengan disiram air sedikit demi sedikit waktu dipadatkan.
Ketidaksempurnaan dari penutup sebagai akibat dari cacat bidang-bidang di bawahnya
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya, dalam hal ini Direksi Pekerjaan
berhak untuk menyuruh bongkar pekerjaan dan memperbaiki kembali tanpa biaya
tambahan.
9. Pekerjaan penutup lantai dengan menggunakan cor beton campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Kr
dengan nilai slump 10. Pada saat pengecoran lantai , pengecoran tidak bisa putus dan
harus diselesaikan dalam satu kali pengecoran. Setelah pengecoran dilanjutkan dengan
menggosok permukaan lantai sampai kering dengan memberikan tambahan bubuk
semen PC pada permukaan lantai pada saat pengerjaan menggosok dikerjakan, sampai
medapatkan hasil permukaan yang rata dan halus .
10. Setelah pekerjaan menggosok permukaan lantai selesai, maka permukaan lantai yang
sudah di cor harus ditutup dengan karung goni dan disiram air setiap hari selama 2 ( dua
) minggu guna mendapatkan hasil pengecoran yang baik dan menghindari terjadinya
retak retak rambut yang disebabkan pelepasan panas dari dalam beton yang cepat serta
menghindari pengaruh iklim / panas dari luar yang membantu proses pelepasan panas
yang cepat pada beton.

Pasal 23
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Permukaan tembok.
Persiapan dan pengecatan pada permukaan tembok (batu tela, beton dsb.) bagian dalam
dan luar.
a) Pengecatan pada dinding tembok, plesteran, batu tela atau beton permukaan-
permukaannya harus mengering dengan baik. Bersihkan permukaannya dari debu,
kotoran dan bekas percikan plesteran dan sebagainya. Perbaikan bagian-bagian yang
retak dan yang kurang sempurna. Biarkan mengering kemudian berilah cat dasar
sebagai berikut :
Untuk dinding dalam , cat dasar yang digunakan pelamur dinding jadi atau
bahan olahan semen putih, lem, cat dengan komposisi yang berimbang, digosok
sampai mendapatkan permukaan yang rata dan telah menutupi pori pori
permukaan dinding yang akan di cat
Sebelum pengecetan di mulai maka pemborong diharuskan melaporkan terlebih
dahulu kepada direksi sebelum pengecetan dimulai untuk diperiksa guna
mendapatkan hasil pengecetan yang baik.
Cat yang digunakan setara Vinilex warna putih, maka berilah 1 (satu) lapis
Vinilex berbahan dasar air.
Untuk cat akhir yang digunakan setara Vinilex warna putih, maka berilah 2
(dua) lapis Vinilex .

Lakipadada Konsultan 201517


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Untuk dinding luar , cat dasar yang digunakan acian semen Pc. Dindiing
digosok sampai mendapatkan permukaan yang rata dan telah menutupi pori
pori permukaan pada dinding yang akan di cat
Sebelum pengecetan di mulai maka pemborong diharuskan melaporkan terlebih
dahulu kepada direksi sebelum pengecetan dimulai untuk diperiksa guna
mendapatkan hasil pengecetan yang baik
Cat yang digunakan setara Vinilex warna putih cream, maka berilah 1 (satu)
lapis Vinilex berbahan dasar air .
Untuk cat akhir yang digunakan setara Vinilex warna putih cream, maka berilah
2 (dua) lapis Cat Vinilex .
2. Permukaan kayu
Persiapan dan pengecatan pada permukaan kayu.
a) Biarkan permukaan yang akan dicat mengering, bersihkan dari debu, kotoran,
minyak, gemuk dan sebagainya. Amplas permukaannya kemudian dilap sampai
bersih.
b) Setelah bersih berilah cat dasar/meni dengan 1 (satu) lapis setara Kuda Terbang atau
sekualitas.
c) Dilanjutkan dengan memberi plamur kayu ( Dempul )
d) Setelah persiapan dan pengecatan dasar yang baik, selesaikan dengan cat akhir
dengan memakai :
1 (satu) lapis cat Glotex atau sekualitas.
2 (dua) Lapis setara Glotex dengan warna :
Untuk Listplank : Coklat no.489
Untuk Kosen, Daun Pintu dan Jendela : Coklat no. 425

Pasal 24
PEKERJAAN PENUTUP ATAP & PLAFON

1. Penutup atap yang dipakai adalah Seng Gelombang BJLS - 30.


2. Sebelum pemasangan atap, diatas permukaan kuda , balok gording harus di ter dengan
cat residu.
3. Penutup atap harus dipasang dengan sempurna, lengkap dengan bagian-bagian
pelengkap yang diperlukan seperti nok.
4. Semua paku pengikat penutup atap harus dilengkapi dengan cincin koset atau cincin
timah, dipasang horizontal searah kemiringan atap sedemikian rupa sehingga air tidak
dapat merembes melalui lubang paku.
5. Pekerjaan penutup atap harus sesuai dengan ketentuan/spesifikasi dari pabrik. Begitu
juga cara penyimpanan di lapangan, pemotongan dan pemasangan dilaksanakan sesuai
dengan cara-cara yang dianjurkan oleh pabrik, terkecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
6. Selain dari jumlah yang diperlukan untuk penutup atap, pemborong juga berkewajiban
memberikan 2% extra, sebagai cadangan yang akan disimpan pada tempat yang
ditunjuk Direksi Pekerjaan.
7. Rangka plafon yang digunakan adalah dari kayu klas II dengan dimensi 5/7.dan 5/10
sebagai rangka induk
8. Permukaan rangka plafon di cat meni pada tiga sisinya.
9. Plafon yang digunakan adalah Plafon Triplex dengan ketebalan 4 mm.
10. List Plafon dengan tembok maupun plafon dengan listplank menggunakan list ukuran
1x4. diserut ke empat sisinya dan dimeni + diplamur lalu digosok dengan kertas amplas
no. 1,5 & no.0,5 sampai halus sebelum dicat dengan cat dan warna sama dengan kosen

Lakipadada Konsultan 201518


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Pasal 25
PEKERJAAN KACA

1. Untuk bangunan ini dipakai kaca produksi dalam negeri dengan tebal 5 mm, jenis polos,
kecuali pada jendela kamar mandi, WC, ruang-ruang khusus dimana dipergunakan kaca
es dengan tebal 5 mm.
2. Sebelum dipasang, tepi kaca bekas potongan harus digosok terlebih dahulu. Pasangan
kaca dalam "sponning" rangka kayu menggunakan dempul khusus sebagai lapisan
dalam "sponning".
3. Kaca cermin harus berkualitas baik tebal 6 mm dipasang baik dengan paku yang
"diverchroom".

Lakipadada Konsultan 201519


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

PENJELASAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 26
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup pekerjaan.
a) Pekerjaan instalasi listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan
comissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk dipergunakan, baik instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan.
Pengadaan dan pemasangan terdiri dari :
Panel
Papan pembagi utama (MDP)
Kabel.
Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
Kabel pembagi dari MDP ke panel.
Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
Lampu-lampu dan stop kontak/saklar
Pertanahan.
b) Testing dan comissioning.
2. Persyaratan bahan.
a) Panel listrik.
Panel dibuat dari besi plat dengan tabel minimal 1,6 mm untuk sub panel dan 2
mm untuk Papan Pembagi Utama.
Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master
key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat
duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
Panel-panel harus buatan Siemens atau sederajat.
Komponen-komponen panel seperti M C B, zekering NH Fuse Disconnecting
switch, Pilot Lamp dan Circuit Breaker harus buatan Siemens/AEG/Brown
Beveri/merlin Gerin/Klockner Muller atau dederajat.
b) Kabel.
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
SYSTEM JENIS KABEL NYA (2X2,5)
Kabel penerangan dan kotak-kotak biasa
Kabel yang digunakan dengan merk ETERNA atau SUPREME
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex Pralon/Banlon, tipe C
Penarikan kabel baik yang diatas plafond ataupun dinding harus lurus, rapi, jelas
dan teratur.
c) Lampu-lampu (Lighting fixtures).
Merek dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
lampu TL :
lampu tabung merek PHILIPS tipe cool day light atau sederajat.
Ballast merk PHILIPS atau sederajat.
Starter merk PHILIPS.
Kondensator merk Diamond.

Lakipadada Konsultan 201520


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Body lampu dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm dan
dicat dengan cat bakar, warna putih kekuningan.
Lamp holder (fitting lampu) buatan PHILIPS atau NATIONAL.
Lampu pijar PHILIPS atau sederajat.
Saklar dan kotak kontak :
merek yang diperkenankan adalah BROCO atau sederajat.
3. Persyaratan pemasangan.
a) Panel.
Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang, aman
dan mudah diperbaiki.
Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimum 5 ohm
diukur setelah tidak hujan minimal selama dua hari.
b) Kabel.
Kabel Utama.
Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada
Direksi Pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian
bangunan termasuk dilengkapi junction boxes, clamp maupun yang lain guna
kelengkapan instalasi pengabelan.
Semua penyambungan kabel ke terminal bus bar di panel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
Konduit kabel harus mempunyai diameter min. 2,5x diameter kabel.
Kabel dalam bangunan.
Kabel-kabel yang turun ke kotak-kotak dan sakelar harus menggunakan
konduit PVC Type C
Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box ( T-Dos/In-
Bowdos dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan dop 2,5 .
Jalur kabel diatas langit-langit harus di klem dengan menggunakan klem
arrow no.10 atau no.12
Kotak kontak (Stop Kontak) harus model tanam (inbow) dan pakai tutup,
ditanahkan, dipasang 45 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi
stop kontak 60 cm dari lantai. Kapasitas semua kotak kontak adalah 16 amp.
Sakelar harus model tanam, dipasang 150 cm diatas lantai, kapasitas 10 Amp
atau sesuai petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanam
(inbouw).
c) Lampu-lampu.
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan, tetapi harus mudah dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
Harus dipasang lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun
horizontal.

Lakipadada Konsultan 201521


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

d) Commissioning dan testing.


Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan
isolasinya.
Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik telah dimasukkan,
maka jarinagn instalasi harus ditest terhadap group-group yang dipasang apakah
telah selesai dengan gambar.
Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu diadakan balancing
beban terhadap masing-masing fase.
Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing
commision dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong.

Pasal 27
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING, AIR BERSIH,
SANITASI DAN DRAINASE

1. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi
plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk
dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a) Alat-alat sanitair.
Kloset jongkok
Floor drain.
b) Sistem air bersih :
Pemipaan dari menara air sampai alat-alat sanitair.
Pemipaan ke jaring PDAM.
c) Sistem air kotor dan air bekas :
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua kloset dan floor drain sampai ke bak
penampung, septictank dan peresapan.
d) Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara air ke selokan
terdekat.
e) Pembuatan sumur air.
f)Sistem listrik dari penyediaan air bersih.
Pipa air hujan.
a) Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
b) Selokan air hujan.
2. Persyaratan bahan dan peralatan.
a) Alat-alat sanitair ( semua berwarna putih).
Closet jongkok : INA ATAU SETARA
Floor drain : METAL PLASTIK
Kran : LOKAL BAIK
b) Sistem air bersih.
Pompa penyalur (transfer pump).
Merk : Sekualitas DAB.
Type : Selfprimming multi stage centrifugal pump.
Daya pompa : 10 HP
Daya motor : 100 Watt
Head : 31 meter
Kapasitas : 300 liter/detik

Lakipadada Konsultan 201522


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

Kecepatan : 2800 rpm


Pipa : 2 1/2"
Tenaga listrik : 380 V, 660 V, 50 Hz
Banyaknya : 1 (dua) set
Pada pipa isap dilengkapi :
Stop valve : 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi :
Stop valve : 1 buah

Pompa air dipilih dari type self primming centrifugal pump yang mempunyai
split cassing horizontal, sehingga pembukaan cassing untuk mencabut impeller
tidak perlu terlebih dahulu membuka instalasi pipa.
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui 1 buah stop valve.
Pemipaan air bersih.
Pipa.
Pipa air bersih dipergunakan pipa PVC AW merek Wavin atau setara ukuran
1/2 inch jalur ke bak air dan 3/4 inch untuk jalur distribusi.
Yang ditanam di dalam tanah harus dilapisi oleh aspalt dan karung goni.
Sistem air kotor dan air bekas.
Pemipaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan sebagai
berikut :
Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Wavin type AW, dengan
sambungan lem.
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan
merk pipa. Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius
bend.
Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Semua junction harus menggunakan 45 derajat TY dan 45 derajat bend
kecuali untuk vent.
3. Persyaratan pemasangan.
a) Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
b) Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c) Pemborong harus menyediakan pipa slave untuk pipa -pipa yang menembus
bangunan.
d) Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
e) Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1% kearah septictank.
f)Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir sehingga
kemiringan dapat rata.
g) Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang
sama.
4. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengukian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik
Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap
sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4x8 jam terus menerus
tanpa mengalami kerusakan.
Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan Pengawas.
Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada
Pemborong plumbing.

Lakipadada Konsultan 201523


Spesifikasi Teknis Pengembangan Gedung Kantor (10x11)M

5. Disinfeksi.
Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air
bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan air kepada sistem pipa dengan metode
yang disetujui pemilik.
Setelah pengujian sistem buangan air kotor teruji dengan baik, maka permukaan
pipa yang tertanam , baik pada permukaan dinding maupun dalam permukaan tanah
boleh di tutup dan dikerjakan dengan rapi sesuai bidang masing- masing posisi pipa
berada, tidak diperkenankan adanya nampak sambungan pada permukaan plesteran
dinding dimana posis pipa tertanam di dalamnya.

Pasal 28
PERATURAN PENUTUP

1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini pada uraian pekerjaan dan uraian
bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong, atau
yang harus dan dibuat oleh Pemborong, tetapi pekerjaan-pekerjaan dan bahan-bahan ini
dinyatakan nyata menjadi bagian pekerjaan pembangunan ini, perkataan tersebut diatas
tetap dianggap sebagai dimuat dalam rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang dinyatakan menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan, akan tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini tetapi harus
diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-akan
pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam rencana kerja dan syarat-syarat untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna.
Kaimana, April 2015

CV. LAKIPADADA KONSULTAN

VICTOR RANTE ALLO, ST


Direktur

Lakipadada Konsultan 201524

Anda mungkin juga menyukai