3 Ciri-ciri Mental Manusia Indonesia Asli Rakyat Petani dan Mentalitasnya
Ahli antropologi, terutama R.Redfield, mengganggap petani atau peasant adalah
rakyat pedesaan, yang kebutuhan hidupnya dari pertanian. Mereka merasakan diri sebagai bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab yaitu masyarakat kota. Sistem ekonomi dalam masyarakat petani berdasarkan pertanian (bercocok tanam, peternakan, atau perikanan) yang menghasilkan pangan dengan teknologi yang sederhana dan dengan kesatuan-kesatuan produksi yang tidak berspesialisasi. Watak petani yang hidup dalam masyarakat pedesaan dijiwai oleh maksud suka rela. (Tonnies, 1887). Sedangkan menurut ahli seperti Boeke, orang petani tidak suka bekerja, bersifat statis, tak mempunyai inisiatif, dan hanya suka membebek saja kepada orang-orang tinggi/kota. Para ahli sekarang lebih banyak mempelajari dan memahami masyarakat pedesaan itu dari dalam, dan mulai meninggalkan konsepsi bahwa masyarakat petani di daerah pedesaaan itu merupakan suatu tipe masyarakat dengan sejumlah ciriciri pokok yang tertentu. Mungkin satu abad yang lalu, kontras antara masyarakat pedesaan dan masyarakat kala itu masih amat menonjol. Tetapi, dalam jangka waktu itu masyarakat pedesaan tidak tinggal statis, sehingga banyak unsur unsur masyarakat kota masuk ke daerah pedesaan. dan banyak orang desa yang berurbanisasi membawa ciri-ciri terutama mentalitas pedesaan ke kota. Maka dari itu, pada masa sekarang menjadi amat sukar untuk membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat kota, kecuali hanya dalam hal-hal seperti jumlah penduduk. heterogenitas penduduk dan tingkat teknologi modern.Namun, kita masih dapat menentukanciri-ciri pokok yang dominan dan sistemnilai budaya petani path umumnya. Paling sedikit kita bisa menentukan nilai budaya dalam mentalitet petani di Indonesia yang pada dasarnya sama. Suatu sistem nilai budaya kalau tidak terpaksa, tidak akan berubah dengan kecepatan