Anda di halaman 1dari 7

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.


e-mail enni_p3gipa@yahoo.co.id

Di sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep

redoks. Contohnya proses pembakaran bahan bakar, bahan makanan menjadi basi

karena teroksidasi oleh udara, baterai sebagai sumber listrik, penyepuhan logam, dan

perkaratan (korosi).

Gambar 1 Benda yang mengalami perkaratan

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam

dengan senyawa lain yang terdapat dilingkungannya (misal air dan udara) dan

menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan

istilah perkaratan. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)

mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia

karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru

terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3

membentuk lapisan yang melindung lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat
menerangkan mengapa panic besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panic

aluminium lebih awet.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi

sebagai anoda, dimana besi mengalami oksidasi :

Fe(s) Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)

yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.

Korosi pada besi dapat dicegah, salah satu diantaranya yaitu pengorbanan anoda

(Sacrificial Anode) atau perlindungan katodik. Pengaratan pipa besi di bawah tanah dan

wadah tangki besi dapat dicegah atau dikurangi dengan menghubungkannya dengan

logam seperti seng dan magnesium, yang lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi.

Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan

logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam

magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan

logam yang aktif (lebih mudah berkarat). Seperti tampak pada gambar 2 berikut.
Gambar 2 Perlindungan katodik tangki besi (katoda) oleh magnesium, yaitu
logam yang lebih elektropositif (anoda). Karena hanya magnesium
yang berkurang dalam proses elektrokimia, peristiwa ini kadang-
kadang disebut pengorbanan anoda (sacrificial anode)

Metode ini melibatkan bongkahan magnesium atau beberapa logam aktif lainnya, secara

langsung atau melalui kawat. Oksidasi terjadi pada logam aktif, dimana lambat laun

hancur. Permukaan besi mendapatkan electron dari oksidasi logam aktif; besi bertindak

sebagai katoda dan membantu reaksi reduksi setengah. Selama beberapa logam aktif

tersisa, besi terlindungi. Jenis perlindungan ini dinamakan perlindungan katodik

(cathodic protection) yaitu proses perlindungan logam dari korosi dengan membuatnya

sebagai katoda dalam sel galvanik.

Pengorbanan anoda (sacrificial anode) atau perlindungan katodik (cathodic protection)

dijelaskan dengan gambar 3 percobaan mengenai korosi dan metoda perlindungan

korosi berikut.
(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3 Demonstrasi mengenai korosi dan metoda perlindungan


korosi.
Sumber : Petrucci, General Chemistry, 2007

Gambar 3 percobaan yang menunjukkan proses dasar dari korosi paku besi. Paku

menempel dalam jeli agar-agar. Jeli tersebut berisi indikator phenolphthalein dan

kalium ferricianida, K3[Fe(CN)6]. Dalam waktu beberapa jam setelah reaksi

dimulai, endapan biru tua terbentuk pada kepala dan ujung paku. Di sekitar batang

paku, agar-agar jeli berubah menjadi merah muda. Endapan biru, Turnbulls blue,

menetapkan adanya besi (II).

Warna merah muda merupakan warna dari phenolphthalein dalam larutan basa.

Berdasarkan pengamatan, kita dapat menuliskan dua reaksi setengah-sel:

reduksi : O2 (g) + 2H2O(l) + 4e- 4OH- (aq)

oksidasi : 2Fe(s) 2Fe2+(aq) + 4e-

Beda potensial untuk kedua setengah reaksinya adalah

= / / = 0,401 (0,440 ) = 0,841


hal ini menunjukkan bahwa proses korosi berlangsung spontan dimana reaktan dan

produk dalam keadaan standar. Secara khas, korosi mempunyai [OH-] << 1 M,

reduksi setengah reaksi yang baik, dan Esel lebih besar dari 0,841 V. Korosi

banyak terjadi dalam larutan asam, dimana reduksi reaksi setengah-selnya :

O2 (g) + 4H+ (aq) + 4e- 2H2O(l) / = 1,229

Dalam korosi paku pada Gambar 3 (a) oksidasi terjadi pada kepala dan ujung paku.

Elektron diberikan selama oksidasi berlangsung pada paku dan digunakan untuk

mengurangi O2 yang terlarut. Hasil reduksi, OH-, terdeteksi oleh phenolphthalein.

Pada paku yang bengkok dalam Gambar 6 (b), oksidasi terjadi pada tiga titik:

kepala, ujung, dan bengkokan pada paku. Paku yang dibengkokan teroksidasi

karena logam yang lurus lebih aktif daripada paku logam yang tidak lurus.

Keadaan seperti ini sama dengan karat pada lekukan mobil.

Beberapa logam, seperti aluminium, membentuk korosi yang melekat di bawah

logam dan melindungi dari korosi lebih lanjut. Besi oksida (karat), bagaimanapun,

mengelupas dan permukaan menjadi terbuka. Perbedaan ini dalam korosi

dijelaskan mengapa besi lebih cepat memburuk dalam lingkungan, sedangkan

aluminium mempunyai waktu yang lebih lama.

Sejumlah metoda telah dirancang untuk melindungi logam dari korosi.

Kebanyakan metode ini bertujuan mencegah pembentukan karat. Cara paling jelas

ialah melindungi permukaan logam dengan cat. Namun, jika cat tergores,

berlubang, atau penyok dan memperlihatkan sedikit saja bagian logamnya, karat

akan terbentuk di bawah lapisan cat.

Metoda lainnya untuk melindungi permukaan besi dengan melapisi dengan logam

lain. Besi dapat dilapisi tembaga dengan electroplating atau timah dengan
mencelupkan besi ke dalam lelehan timah. Dalam kasus lain, hal yang mendasari

logam dilindungi adalah pelapisan. Jika lapisan rusak, ketika timah melekuk, pada

dasarnya besi terbuka dan mulai berkarat. Besi, menjadi lebih aktif daripada

tembaga dan timah, melalui oksidasi; reaksi reduksi-setengah terjadi dalam plating

(Gambar 3 (d) dan 4 (a))

Gambar 4 Melindungi besi dari korosi elektrolitik.


Sumber : Petrucci, General Chemistry, 2007

Ketika besi dilapisi dengan seng (zinc) (galvanized iron), situasinya berbeda, seng

lebih aktif daripada besi. Apabila kerusakan terjadi dalam lapisan seng, besi masih

terlindungi karena seng teroksidasi menggantikan besi, dan hasil korosi melindungi

seng dari korosi lebih lanjut. (Gambar 3 (c) dan 4 (b)).


DAFTAR PUSTAKA

(1) Brown T.L., LeMay H.E.Jr.,Bursten B.E. 2009. Chemistry, The Central Science.
11thed, Prentice-Hall International, Inc: New Jersey.

(2) Chang Raymond , 2008, General Chemistry: The Essential Concepts, Third
Edition, Boston : Mc Graw Hill. Terjemahan : Departemen Kimia Institut
Teknologi Bandung., 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Edisi tiga,
Jilid 1., Jakarta: Erlangga

(3) Petrucci, R.H. 2007. General Chemistry; Principles and Modern Application. Jilid
1-3. Edisi kesembilan

(4) Poppy K. Devi, dkk., 2005, Kimia 1 Kelas x SMA, Bandung: Rosda.

(5) Sri Wahyuni, Dewi Suryana., 2007,Panduan Praktikum Terpilih Kimia SMA
untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga.

(6) https://ginaindrianyiskandar.wordpress.com/2012/04/04/proses-terjadinya-
korosi-karat/ , 28 Januari 2015.

(7) http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi, 28 januari 2015

Anda mungkin juga menyukai