Anda di halaman 1dari 3

Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan (opportunity) yang

disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh untuk menimbulkan penyakit.
Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah salah satu akibat dari infeksi HIV, dan
menjadi cukup berat sehingga IO timbul rata-rata 7-10 tahun setelah kita terinfeksi HIV.
Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan penggunaan terapi
antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun, karena kebanyakan orang yang
terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinya terinfeksi, timbulnya IO sering kali adalah
tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh kita. Jadi, walaupun ART tersedia gratis di Indonesia,
masalah IO tetap ada, sehingga adalah penting kita mengerti apa itu IO dan bagaimana IO
dapat diobati dan dicegah

Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistim
kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman
ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat,
kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi
yang mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut "oportunistik".
Kata "infeksi oportunistik" sering kali disingkat menjadi "IO".

B. Jenis jenis IO
Ada beberapa jenis IO yang paling umum, yaitu :

1. Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang dengan HIV. Infeksi
ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam
ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim kekebalan tubuh yang sehat dapat
mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan
dan vagina. Infeksi oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi
oportunistik lain yang lebih berat. Pada mulut, penyakit ini disebut thrush.

Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul disebut
esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau bintik merah. Penyakit
ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, dan hilang nafsu makan.
Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun orang awan sering menyebutnya sebagai
sariawan. Kandidiasis pada vagina disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan.
Gejala vaginitis termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.

Pengobatan Kandidiasis : Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menjaga supaya kandida
tetap seimbang. Bakteri yang biasa ada di tubuh juga dapat membantu mengendalikan
kandida. Beberapa antibiotik membunuh bakteri pengendali ini dan dapat menyebabkan
kandidiasis. Mengobati kandidiasis tidak dapat memberantas raginya. Pengobatan akan
mengendalikan jamur agar tidak berlebihan.

Pengobatan dapat lokal atau sistemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi.
Pengobatan sistemik mempengaruhi seluruh tubuh. Banyak dokter lebih senang memakai
pengobatan lokal terlebih dahulu. Ini menimbulkan lebih sedikit efek samping dibanding
pengobatan sistemik. Selain itu risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih rendah.

Obat-obatan yang dipakai untuk memerangi kandida adalah obat antijamur. Pengobatan lokal
dapat menyebabkan rasa perih atau gangguan setempat. Pengobatan yang paling mudah untuk
kandidiasis mulut adalah gentian violet; obat ini dioleskan di tempat ada lesi (jamur) tiga kali
sehari selama 14 hari. Obat yang sangat murah ini dapat diperoleh dari puskesmas atau
apotek tanpa resep. Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau
jika infeksi menyebar pada tenggorokan (esofagitis). Beberapa obat sistemik tersedia dalam
bentuk pil. Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah dan sakit perut. Kurang
dari 20 persen orang mengalami efek samping ini. Kandidiasis dapat kambuhan. Beberapa
dokter meresepkan obat anti-jamur jangka panjang. Ini dapat menyebabkan resistansi. Ragi
dapat bermutasi sehingga obat tersebut tidak lagi berhasil. Beberapa kasus parah tidak
menanggapi obat-obatan lain. Amfoterisin B mungkin dipakai. Obat ini yang sangat manjur
dan beracun, dan diberi secara intravena (disuntik). Efek samping utama obat ini adalah
masalah ginjal dan anemia (kurang darah merah). Reaksi lain termasuk demam, panas dingin,
mual, muntah dan sakit kepala. Reaksi ini biasa membaik setelah beberapa dosis pertama.

2. Virus Sitomegalia (CMV)


Virus sitomegalia (cytomegalovirus/CMV) adalah infeksi oportunistik. Virus ini sangat
umum. Antara 50 persen sampai 85 persen masyarakat Amerika Serikat adalah CMV-positif
waktu mereka berusia 40 tahun. Statistik untuk Indonesia belum diketahui. Sistem kekebalan
tubuh yang sehat menahan virus ini agar tidak mengakibatkan penyakit. Waktu pertahanan
kekebalan menjadi lemah, CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Kelemahan
tersebut dapat disebabkan oleh bebagai penyakit termasuk HIV. Terapi antiretroviral (ART)
sudah mengurangi angka penyakit CMV pada Odha sampai dengan 75 persen. Namun,
kurang-lebih 5 persen Odha masih mengembangkan CMV. Penyakit yang paling lazim
disebabkan CMV adalah retinitis. Penyakit ini adalah kematian sel pada retina, bagian
belakang mata. Ini secara cepat dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. CMV dapat
menyebar ke seluruh tubuh dan menginfeksikan beberapa organ sekaligus. Risiko CMV
tertinggi waktu jumlah CD4 di bawah 50. CMV jarang terjadi dengan jumlah CD4 di atas
100. Tanda pertama retinitis CMV adalah masalah penglihatan seperti titik hitam yang
bergerak. Ini disebut 'floater' (katung-katung) dan mungkin menunjukkan adanya radang pada
retina. Anda juga mungkin akan melihat cahaya kilat, penglihatan yang kurang atau
terdistorsi, atau titik buta. Beberapa dokter mengusulkan pemeriksaan mata untuk mengetahui
adanya retinitis CMV. Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh ahli mata. Jika jumlah CD4 anda
dibawah 200 dan anda mengalami masalah penglihatan apa saja, sebaiknya anda langsung
menghubungi dokter. Beberapa Odha yang baru saja mulai memakai ART dapat mengalami
radang dalam mata, yang menyebabkan kehilangan penglihatan. Masalah ini disebabkan oleh
sindrom pemulihan kekebalan. Sebuah penelitian baru beranggapan bahwa orang dengan
CMV aktif lebih mudah menularkan HIV-nya pada orang lain.

3. MAC (Mycobacterium Avium Complex)


Mycobacterium Avium Complex (MAC) adalah penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri
umum. MAC juga dikenal sebagai MAI (Mycobacterium Avium Intracellulare). Infeksi MAC
bisa lokal (terbatas pada satu bagian tubuh) atau tersebar luas pada seluruh tubuh (DMAC).
Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan limpa. Bakteri yang
menyebabkan MAC sangat lazim. Kuman ini ditemukan di air, tanah, debu dan makanan.
Hampir setiap orang memiliki bakteri ini dalam tubuhnya. Sistem kekebalan tubuh yang sehat
dapat mengendalikan MAC, tetapi orang dengan sistem kekebalan yang lemah dapat
mengembangkan penyakit MAC.

Tanda dan gejalah MAC : Gejala MAC dapat meliputi demam tinggi, panas dingin, diare,
kehilangan berat badan, sakit perut, kelelahan, dan anemia (kurang sel darah merah). Jika
MAC menyebar dalam tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi darah, hepatitis,
pneumonia, dan masalah berat lain. Gejala seperti ini juga merupakan gejala banyak infeksi
oportunistik lain.

4. PCP (Pneumonia Pneumocystis)


Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah infeksi oportunistik (IO) paling umum terjadi pada
orang HIV-positif. Tanpa pengobatan, lebih dari 85 persen orang dengan HIV pada akhirnya
akan mengembangkan penyakit PCP. PCP menjadi salah satu pembunuh utama Odha.
Namun, saat ini hampir semua penyakit PCP dapat dicegah dan diobati. PCP disebabkan oleh
jamur yang ada dalam tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur tersebut disebut
Pneumocystis carinii, tetapi para ilmuwan kini menggunakan nama Pneumocystis jiroveci,
namun penyakit masih disingkatkan sebagai PCP.

Sistim kekebalan yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Namun, PCP menyebabkan
penyakit pada anak dan pada orang dewasa dengan sistim kekebalan yang lemah. Jamur
Pneumocystis hampir selalu mempengaruhi paru, menyebabkan bentuk pneumonia (radang
paru).

Sebagian besar orang yang mengalami penyakit PCP menjadi jauh lebih lemah, kehilangan
berat badan, dan kemungkinan akan kembali mengalami penyakit PCP lagi.Tanda pertama
PCP adalah sesak napas, demam, dan batuk tanpa dahak.

C. Pencegahan IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, untuk mengurangi risiko infeksi
baru dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui yang
menyebabkan IO.

Anda mungkin juga menyukai