Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN HUKUM PENITENSIER

Pengertian (secara Harafiah)

Keseluruhan hukum yang mengatur tentang pidana,


pemidanaan, tindakan dan kebijaksanaan

Menurut Ahli:

Menurut Van Bemmelen

Hukum yang berkenaan dengan tujuan, daya kerja


dan organisasi dari lembaga-lembaga pemidanaan

Menurut Lamintang

Keseluruhan dari norma-norma yang mengatur


lembaga-lembagapidana dan pemidanaan, lembaga
penindakan, dan lembag-lembaga kebijaksanaan yang
telah diatur oleh pembuat undang-undang dalam
hukum pidana materil.
Ruang lingkup hukum penintensier :

Tentang pidana dan pemidanaan, tindakan dan


kebijaksanaan, yang mengakibatkan bahwa dalam
KUHP tidak saja mengatur tentang masalah pidana
dan pemidanaan tetapi juga mengatur tentang
masalah tindakan dan kebijaksanaan. Dapat dilihat
dalam pasal 45 KUHP tetapi pasal tersebut telah
dicabut dan diganti dengan dikeluarkannya UU anak
yaitu UU no 3 th 1997 tentang pengadilan anak yang
lebih mementingkan hak2 anak.

Norma-norma hukum penintensier :

1. Buku 1 KUHP

2. peraturan yang tersebar di luar KUHP

ordonasi tanggal 37 desember 1917 Stb. Tahun


1917 no 749 yng dikenal dengan ordonasi
pelepasan bersyarat.

ordonasi tanggal 6 nonember 1926 Stb. Tahun


1926 no 487 yng dikenal dengan ordonasi
pelaksanaan bersyarat. Mengatur tentang
kebijaksanaan
ordonasi tanggal 10 desember 197 Stb 1917 no
108 tentang ordonasi kepenjaraan

UU no 20 th 1946 tentang pidana tutupan, pidana


tutupan menjadi pidana pokok sebagaimana
diatur dalam pasal 10 KUHP setelah
ditetapkanya UU no 20 tahun 1946

ketentuan UU khusus lainnya seperti UU tipikor


perbedaan pidana, tindakan dan kebijaksanaan

Tujuan dan kegunaan hukum penintensier

Untuk memberikan pengetahuan yang lebih kongkrit


dan komprenshif kepada para mahasiswa hukum
sehingga mereka dapat memahami masalah pidana
dan pemidanaan tidak saja dalam konteks ius
costitutum, ius operatum, melainkan juga dalam
konteks ius constituendum.

Pidana
Pada hakekatnya merupakan suatu kesengajaan untuk
memberikan suatu penderitaan kepada pelaku tidak
pidana, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kejahatan dan memberikan penderitaan/nestapa pada
si pelanggar

Contoh: penjara, kurungan, denda,

Tindakan

Pada hakekatnya suatu unsur kesengajaan yang


diberikan kepada pelaku tindak pidana yang tidak ada
mengandung unsure penderitaan. Yang bertujuan
untuk memperbaiki sikap pelaku kejahatan tersebut
agar tidak melakukan tindak pidana untuk ke dua
kalinya

Contoh: penempatan seseorang dibawah pengawasan


pemerintah, pengembalian seseorang anak kepada
orang tua walinya.

Kebijaksanaan

Pada hakekatnya kebijaksanaan bukanlah suatu


pemidanaan dan bukanlah suatu tindakan namun ada
hubungan dengan putusan hakim yang mengadili
perkara pidana.

Contohnya: pembebasan bersyarat dengan syarat


syarat tertentu. Seperti palepasan bersyarat bagi
pelaku yang telah menjalani 2/3 dari pidananya.

Teori-teori pemidanaan

Teori absolute/ retribuitf

Akibat dari teori ini tidak adanya keadilan karena


dapat melakukan pembalasan dengan tidak melihat
sebab2nya. Dan karakteristik teori ini adanya unsure
balas dendam.

Karakteristiknya :

- tujuan pidana sebagai pembalasan

- kesalahan merupakan satu-satunya syarat dijatuhi


hukuman pidana.

- pembalasan adalah tujuan utama.


- di dalamnya tidak mengandung sarana untuk tujuan
lain

- Pidanan yang dijatuhkan sesuai dengan tindak


pidana yang dilakukan.

- kesalahan merupakan satu2nya syrat untuk adanya


pidana

Tokoh teori ini adalah :

Immanuel Kant :

Menurutnya pembenaran dari suatu pidana ini disebut


dengan istilah atau kategorichen imperative
maksudnya suatu perbuatan melawan hukum itu
harus dibalas dengan perbuatan yang melawan
hukum, berarti pidana itu tidak untuk mencapai
kebaikan tetapi umtuk membuat suatu bentuk napi
lagi.\

Teori relative/ultilitiarian

Menurut teori ini dasar pembenaran suatu


pemidanaan didasarkan pada suatu tujuan, tujuan
tersebut dapat berupa memulihkan kerugian yang
diakibatkan oleh suatu tindak pidana dan tujuan
umtuk mencegah agar tidak terjadinya tindak pidana
yang baru.

Karakteristiknya :

- Tujuan pidana sebagai pencegahan

- pencegahan tersebut bukanlah suatu tujuan ahir


tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang
lebih tinggi

- pidana di istilahkan melihat kedepan dan dilakukan


dengan kepentingan masyarakat

Untuk mencapai tujuan ini dikenal dengan dua teori :

Teori preventif umum :

Suatu teori yang ditunjukan secara umum kepada


masyarakat umum yang ingin dicapai adalah suatu
pelajran yang ditunjukan kepada setiap orang yang
tidak melakukan tindak pidana
Teori preventif khusus :

Ditunjukan kepada orang yang pernah melakukan


tindak pidana, maksudnya unutk memperbaiki
prilaku orang yang telah melakukan tindak pidana
agar tidak melakukan tindak pidana baru.

Teori Gabungan/intergratif

Bertujuan:

- mencari kebenaran dari suatu tindak pidana yang


berdasarkan pada asas kebenaran. Maupun kebutuhan
masyarakat.

- dengan terjadinya suatu tindak pidana maka


timbulah suatu hak pada Negara untuk menjatuhi
hukuman.

- dengan mencari dasar pembenaran dari pada


tujuannya untuk mempertahankan tata tertib hukum
dengan cacatan bahwa tujuan tersebut tidak mungkin
akan tercapai apabila tujuanya tidak sesuai dengan
kesadaran hukum.

Karakteristik teori gabungan :


Pembalasan bukanlah tujuan utama tapi pembalasan
mempunyai tujuan tertentu.

Aliran teori pidana dan pemidanaan

Aliran klasik

dalm aliran klasik kedudukan yang dikaji adalah


perbuatan dan tindak pidana, dimana dalam aliran ini
menganut paham indeterminis yang mengenai
kebebasan kehendak, sehingga paham ini menitik
beratkan pandangannya tentang hukum pidana pada
perbuatan dan tidak kepada orang yang melakukan
tindak pidana tsb, oleh karena itu, hukum pidana
yang dikehendaki dalam aliran klasik ini adalah
hukum pidana perbuatan

Karakteristik aliran klasik

- definisi hukum dari kejahatan

- pidana harus sesuai dengan kejahatan

- doktrin kebebasan berkehendak


- pidana mati untuk beberapa tindak pidana

- tidak ada riset empiris

- pidana yang ditentukan secara pasti

Aliran moderen

kedudukan yang dikaji adalah pada si pelaku


kejahatan, dalam aliran ini menganut paham
determinis yang tidak memiliki kebebasan
berkehendak tapi dipengaruhi watak dan
lingkungannya maka ia tidak dapat dipersalahkan
atau dipertanggung jawabkan dan di pidana dimana
untuk mencari sebab kejahatan menggunakan metode
ilmu alam dan bermaksud untuk langsung mendekati
dan mempengaruhi penjahat agar si penjahat dapat
berubah.

Karakteristinya :

- Menolak definisi hukum dari kejahatan

- pidana harus sesuai dengan pelaku tindak pidana

- doktrin determinasi
- penghapusan pidana mati

- riset empiris

- pidana yang ditentukan secara pasti

Tujuan pemidanaan

Umum :

- agar setiap orang tidak melakukan tindak


pidana(preventif),

- menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh


tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan
mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

Khusus :

- memperbaiki diri pelaku agar tidak melakukan


tindak pidana untuk yang kedua kalinya

- untuk menjerat pelaku dengan menjatuhkan


hukuman yang berat
- untuk menghindarkan penjahat dari seorang
residivis

perbedaan pidana, tindakan dan kebijaksanaan

Pidana

Pada hakekatnya merupakan suatu kesengajaan untuk


memberikan suatu penderitaan kepada pelaku tidak
pidana, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kejahatan dan memberikan penderitaan/nestapa pada
si pelanggar

Contoh: penjara, kurungan, denda,

Tindakan

Pada hakekatnya suatu unsur kesengajaan yang


diberikan kepada pelaku tindak pidana yang tidak ada
mengandung unsur penderitaan. Yang bertujuan
untuk memperbaiki sikap pelaku kejahatan tersebut
agar tidak melakukan tindak pidana untuk ke dua
kalinya
Contoh: penempatan seseorang dibawah pengawasan
pemerintah, pengembalian seseorang anak kepada
orang tua walinya.

Kebijaksanaan

Pada hakekatnya kebijaksanaan bukanlah suatu


pemidanaan dan bukanlah suatu tindakan namun ada
hubungan dengan putusan hakim yang mengadili
perkara pidana.

Contohnya: pembebasan bersyarat dengan syarat


syarat tertentu. Seperti palepasan bersyarat bagi
pelaku yang telah menjalani 2/3 dari pidananya.

Pidana dan pemidanan

Pidana

Nestapa atau penderitaan yang sengaja dijatuhkan


oleh Negara kepada orang yang melanggar hukum

Hukuman
Putusan dari hakim bagi orang yang tidak sengaja
melakukan tindak pidana tetapi juga melanggar
HAN, TUN, Hukum perdata

Pemidanaan

Penjatuhan pidana oleh hakim bagi orang melakukan


tindak pidana.

Tindakan

Nestapa atau penderitaan tetapi maknanya tindakan


adalah memperbaiki tingkah laku biasanya tindakan
ini diberikan oleh Negara terhadap anak yang
melakukan tindak pidana dengan proses didik oleh
Negara atau dikembalikan kepada orang tua

Sejarah system pemidanaan

Sejarah system pemidanaan diatur dalam pasal 10


KUHP, pidana sudah dikenal sejak dahulu kala tetapi
bentuk pidanan yang dijatuhkan tidak sperti yang
dijatuhkan oleh KUHP
Double Track System

sistem pemidanaan dua jalur (double track system)


dimana di samping pelaku tindak pidana dapat
dijatuhi sanksi pidana (criminal punishment), dapat
juga dikenakan berbagai tindakan (treatment).lain
seperti dengan adanya pidana pengawasan dan pidana
kerja sosial yang merupakan bagian dari pidana
pokok, dimana sistim pemidanaan dua jalur ini
terdapt dalam RKUHP yang baru dimana, jenis
tindak pidana yang sebelumnya belum pernah dikenal
dalam KUHP Indonesia

Single Track System

dimana si pelaku tindak pidana dihukum sesuai


dengan tindak pidana yang dilakukannya, jadi tidak
ada unsur pidana tambahannya.

Anda mungkin juga menyukai