Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
1.Pengertian
prawirohardjo,460,2010)
sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan berat janin kurang dari
500 gram atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
Abrahams,98,2010)
2.Etiologi
terganggu .
5. Penyakit ibu
kehamilan lanjut (setelah tiga bulan ). Keguguran lebih umum terjadi ketika
usia wanita lebih tua karena telur yang tua. Keguguran tidak disebabkan
Abrahams,98,2)
3. Patofisiologi
tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum) atau janin telah mati dalam waktu
yang lama (missed abortion) Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan
suatu ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah. Kapsul memiliki
menggepeng dan terdistrosi akibat dinding bekuan darah yang lama tebal.
Bentuk lainnya adalah mola tuberosa dalam hal ini amnion tampak
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
janin mati yang tidak cepat dikeluarkan adalah terjadi maserasi. Tulang
ringan. Organ organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosi. (Eni nur
rahmaawati ,84-85,2011).
4. Klasifikasi
rahmaawati ,85,2011).
hasil konsepsi masih baik dalam uterus. Tanda dan gejala abortus
positif (Maryunani,18,2009).
masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes urin kehamilan masih
positif ( prawirohardjo,469,2010)
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Tanda dan gejala abortus komplit yaitu
dan ada darah sedikit, sekali-kali pasien merasa perutnya dingi atau
5.Diagnosa
1. Tindakan klinis
cepat dan keci, dan suhu badan normal atau meningkat (jika keadaan
janin, mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus (rasa sakit atau
2. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan akan menunjukan hasil positif bila janin masih hidup
hidup
6. Penatalaksanaan
terganggu.
stabilisasi).
7.Komplikasi
a. Perdarahan
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan (kuretase) dapat terjadi terutama pada uterus
diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi
d. Syok
1. Pengertian
dari kavum uteri sebelum usia kehamilan 20 minggu dan masih ada yang
kavum uteri sebelum usia kehamilan 20 minggu dan masih ada sisa
2.Etiologi
1. Kelainan kromosom
terganggu .
5. Penyakit ibu
dijahit.
kehamilan lanjut (setelah tiga bulan ). Keguguran lebih umum terjadi ketika
usia wanita lebih tua karena telur yang tua. Keguguran tidak disebabkan
Abrahams,98,2).
3. Patofisiologi
Etiologi :
a. Kelainan kromosom
b. Lingkungan kurang sempurna
c. Pengaruh dari luar
d. Kelainan pada plasenta
e. Penyakit ibu
f. Kelainan taktus genitalia
perdarahan
Resiko infeksi
a. Perdarahan bisa sedikit atau banyak dari ostium uteri eksternum dan bisa
b. Rasa mules (kontraksi) uterus tambah hebat dan nyeri perut bagian bawah
d. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
keluar
3. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan (kuretase) dapat terjadi terutama pada uterus
diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi
d. Syok
4. Diagnosa
(prawirohardjo,469,2010)
a. Tindakan klinis
1) Umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram
teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
esternum.
dipertahankan
sudah lebih keci dari usia kehamilan dan kantong gestasi sudah
5.penatalaksanaan
infeksi,perforasi )
a. Perdarahan
berat).
b. Infeksi
setiap 8 jam
c. Perforasi
perut kembung, nyeri perut bawah, didnding perut tegang, nyeri ulang
lepas).
2) Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada
imunisasi.
3) Bila riwayat pemberian imunisasi tida,berikan serum anti tetanus
ml setelah 4 minggu.
d. Syok
Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu syok dengan pemberian
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga
1. Standar I : Pengkajian
a. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
b. Kriteria Pengkajian
sosial budaya).
pemeriksaan penunjang.
a. Pernyataan Standar
a. Pernyataan standar
secara komprehensif.
4. Standar IV : Implementasi
a. Pernyataan Standar
dan rujukan.
b. Kriteria
berkesinambungan.
sesuai.
5. Standar V : Evaluasi
a. Pernyataan Standar
klien.
b. Kriteria evaluasi
a. Pernyataan standar
pasien / KIA)
kebidanan.
rujukan.
dari ibu hamil dan suaminya, meliputi : nama, umur, agama, suku
(Muslihatun, 2009).
2) Data Subjektif
b) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat ini atau yang
yang dirasakan.
c) Riwayat menstruasi
menstruasi.
d) Riwayat perkawinan
A (abortus).
melahirkan.
f) kehamilan sekarang
kehamilan.
g) Riwayat keluarga berencana
diagnostik lain.
1) Pemeriksaan fisik
keseluruhan
c) Tanda-tanda vital
per menit.
per menit.
d) Tinggi badan
e) Berat badan
warna rambut.
atau tidak
g) Payudara :
h) Abdomen
benjolan atau tidak, ada luka bekas operasi jahitan atau tidak,
tidak.
1. Palapsi leopold
tidak.
k) Genetalia eksternal
2) Pemeriksaan dalam
3) Pemeriksaan penunjang
c. Assessment (A)
keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini
2009).
d. Planning (P)
ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil
asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan
analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai
(Muslihatun, 2009).
F.Konsep Asuhan Kebidanan Pada Abortus Inkomplit
inkomplit yaitu :
b. O (objetif) data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan fisik
dari pasien
jaringan keluar
Masalah : nyeri perut bagian bawah dan Keluar gumpalan darah warna
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan abortus
terjadi, tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap
e. Perdarahan
berat).
f. Infeksi
3) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis
setiap 8 jam
g. Perforasi
perut kembung, nyeri perut bawah, didnding perut tegang, nyeri ulang
lepas).
5) Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada
imunisasi.
ml setelah 4 minggu.
h. Syok
Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu syok dengan pemberian
serta obat-obatan
curettage
hygiene
yang diberikan asuhan yang diberikan . hasil evaluasi dapat menjadi data