Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS

INKOMPLIT DIRUANG NIFAS RUMAH SAKIT


ANUTAPURA PALU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir
Diploma III pada Akademi Graha Ananda Sulawesi Tengah
Yayasan Pendidikan Graha Husada Lestari

Oleh :

RATNA AULIANINGSIH
NIM :201203233

YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA HUSADA LESTARI


AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA
SULAWESI TENGAH
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau

fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur

perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat

persetubuhan, berjuta-juta cairan sel mani sperma dipancarkan oleh laki-laki

dan masuk ke rongga rahim. Dengan kompensasi yang sangat ketat, salah

satu sperma tersebut akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel

telur tersebut. Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi atau konsepsi

(Astuti, 2011).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang

dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram

(prawirahardjo.s.2010). penyebab abortus yaitu karena faktor kelainan

kromosom, lingkungan kurang sempurna, pengaruh dari luar,kelainan

plasenta, penyakit ibu, dan kelainan taktus genitalia ( Eni nur rahmaawati

,2011).

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.

Abortus spontan dibagi atas beberapa golongan yaitu diantaranya abortus

komplit dan abortus inkomplit. Abortus komplit yaitu dimana seluruh hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram, ostium uteri telah menutup,uterus

sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Sedangkan abortus inkomplit

yaitu dimana sebagin hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih

ada yang tertinggal, batasan ini juga masih terperancang pada umur

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,

ostium uteri masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau

menonjol pada ostium uteri eksternum.perdarahan masih terjadi jumlahnya

pun bisa banyak atau sedikit tergantung pada jaringan yang tersisa,yang

menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan

masih berjalan trus.pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok

hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. Dari perbedaan diatas

terlihat bahwa abortus inkomlit membutuhkan asuhan kebidanan yang

konverhensif, yaitu dimana Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi,

kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang

diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah

kebidanan (kehamilan,persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,

kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). Asuhan

kebidanan yang baik dan benar yang diberikan pada ib hamil dengan kasus

abortus inkomplit dapat mengurangi terjadinya komplikasi, komplikasi yang

dapat terjadi pada kasus abortus inkomplit yaitu perdarahan,perforasi,infeksi

dan syok.
Tingkat Aborsi menurut World Health Organization (WHO)

memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe abortion) di

dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi

di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang melakukan

aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi

yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 dibanding

dengan aborsi. Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta

aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di

Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka

aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000

diantaranya dilakukan oleh remaja (WHO 2013).

Di Provinsi Sulawesi Tengah angka kematian ibu (AKI) masih

tergolong tinggi secara nasional. Berdasarkan laporan program kesehatan dari

masing-masing Dinas Kesehatan se-Sulawesi Tengah, selama tahun 2013 dari

bulan januari sampai desember tercatat 122 kasus kematian yaitu perdarahan

46 orang (37,70%), hipertensi dalam kehamilan 26 orang (21,31%), infeksi 7

orang (5,73%), dan lain-lain 43 orang (35,25%) dari 49.525 kelahiran hidup

sedangkan pada tahun 2014 tercatat dari bulan januari sampai desember

terdapat 107 kasus kematian yaitu perdarahan 46 orang (42,99%), hipertensi

dalam kehamilan 24 orang (22,42%), infeksi 6 orang (5,60%), abortus 0,

partus lama 1 orang(0,93%), dan lain-lain 30 orang (28,03%), dari 44. 544

kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Sulteng, 2013, 2014).


Berdasarkan data yang di peroleh di dinas kesehatan Kota Palu khusus

yang terjadi di puskesmas-puskesmas wilayah kerja dinas kesehatan kota palu

tahun 2013 jumlah kasus abortus 144 orang, diantaranya abortus imminens 29

orang (20,14%), abortus komplit 41 orang (28,47%), abortus insipiens 8 orang

(5,55%), abortus provokatus 3 orang (2,08%), missed abortion 4 orang

(2,78%), dan abortus inkomplit 59 orang (40,97%). Sedangkan pada tahun

2014 jumlah kasus abortus 153 orang, diantaranya abortus imminens 20 orang

(13,07%),abortus komplit 30 orang (19,60%),abortus insipiens 6 orang

(3,92%), abortus provokatus 0 orang (0,00%),dan abortus inkomplit 97 orang

(63,40%) (Diknes kota sulteng, 2013,2014).

Berdasarkan data yang di peroleh dari RSU Anutapura Palu angka

kejadian abortus diruang nifas (kasuari) pada tahun 2013 berjumlah 364

orang, yang terdiri dari abortus imminens 48 orang (13,19%), abortus komplit

52 orang (14,28%), missed abortion 18 orang (4,94%), abortus habitualis 14

orang (3,85%), abortus provokatus 20 orang (5,49%), dan abortus inkomplit

212 (58,24%). Sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 427, yang terdiri dari

abortus imminens 67 orang (15,69%), abortus komplit 30 orang (7,02%),

missed abortion 10 orang (2,34%), abortus provokatus 21 orang (4,92%), dan

abortus inkomplit 299 orang (70,02%) (RSU Anutapura palu 2013,2014).

Melihat angka kejadian di RSU anutapura 2 tahun terakhir khususnya

abortus inkompit terjadi kenaikan, dimana tahun 2013 berjumlah 212 orang

(58,24%) ,sedangkan tahun 2014 berjumlah 299 orang (70,02%).


Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui

bagaimana penanganan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu

yang menunjukan bahwa masih tingginya kasus abortus inkomplit pada ibu

hamil. Hal ini memberikan motivasi pada penulis untuk melakukan penelitian

study kasus tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Abortus

Inkomplit di ruang nifas (kasuari) RSU Anutapura Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan abortus inkomplit di RSU Antapura palu ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

abortus inkomplit diruang nifas RSU Anutapura Palu.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian secara subyektif dan objektif pada

ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura

Palu.

b. Dapat menganalisa dan menginterprestasi data yang diperoleh dari ibu

hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu.

c. Dapat mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu

hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu.


d. Dapat menyusun perencanaan asuhan yang menyeluruh pada ibu

hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu.

e. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu.

f. Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil

dengan abortus inkomplit di ruang nifas RSU Anutapura Palu.

g. Dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan pada ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas

RSU Anutapura Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

menerapkan atau memberikan asuhan kebidanan kepada pasien yang

membutuhkan pelayanan sesuai dengan ilmu yang didapat dan merupakan

sesuatu pengalaman yang berharga.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

instansi kesehatan terutama Rumah Sakit dalam memberikan asuhan

kebidanan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan untuk bahan bacaan bagi mahasiswa dalam

proses belajar yang berhubungan dengan abortus inkomplit dan

menambah referensi perpustakaan di institusi pendidkan serta sebagai


bahan masukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan

khususnya Akademi Kebidanan Palu.

Anda mungkin juga menyukai