Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa

embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada

saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur.

Pada saat persetubuhan, berjuta-juta cairan sel mani sperma

dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim. Dengan

kompensasi yang sangat ketat, salah satu sperma tersebut akan

berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel telur tersebut.

Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi atau konsepsi (Astuti,

2011).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram (prawirahardjo.s.2010). penyebab abortus yaitu karena faktor

kelainan kromosom, lingkungan kurangsempurna, pengaruh dari

luar,kelainan plasenta, penyakit ibu, dan kelainan taktus genitalia ( Eni

nur rahmaawati ,83,2011).

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus

spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut

abortus provokatus. Angka kejadian abortus sukar ditententukan

karena abortus provokatus banyak yang tidak dilaporkan, kecuali


sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan yang tidak jelas umur

kehamiilannya yang hanya memberikan sedikit gejala atau tanda

sehingga biasanya ibu tidak melapor atau berobat ketenaga

kesehatan. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui 15 - 20%

merupakan abortus spontan. Sekitar 5% dari pasangan yang

mencoba hamil akan mengalami dua keguguran yang berurutan, dan

sekitar 1% pasangan yang mengalami 3 atau lebih keguguran yang

berurutan (Sarwono prawirohardjo,460,2010).

Tingkat Aborsi di Indonesia menurut World Health Organization

(WHO) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe

abortion) di dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman)

diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total

perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan

kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah

Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 dibanding dengan aborsi.

Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi

dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di

Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian.

Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun.

Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja.

Di Provinsi Sulawesi Tengah angka kematian ibu (AKI) masih

tergolong tinggi secara nasional. Berdasarkan laporan program

kesehatan dari masing-masing Dinas Kesehatan se-Sulawesi Tengah,


selama tahun 2013 dari bulan januari sampai desember tercatat 122

kasus kematian yaitu perdarahan 46 orang (37,70%), hipertensi

dalam kehamilan 26 orang (21,31%), infeksi 7 orang (5,73%), dan

lain-lain 43 orang (35,25%) dari 49.525 kelahiran hidup sedangkan

pada tahun 2014 tercatat dari bulan januari sampai desember terdapat

107 kasus kematian yaitu perdarahan 46 orang (42,99%), hipertensi

dalam kehamilan 24 orang (22,42%), infeksi 6 orang (5,60%), abortus

0, partus lama 1 orang(0,93%), dan lain-lain 30 orang (28,03%), dari

44. 544 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Sulteng, 2013, 2014).

Dari data yang saya peroleh di dinas kesehatan kota palu tahun

2013 jumlah kasus abortus 144 orang, diantaranya abortus imminens

29 orang, abortus komplit 41 orang, abortus insipiens 8 orang, abortus

provokatus 3 orang, missed abortion 4 orang, dan abortus inkomplit 59

orang. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah kasus abortus 153 orang,

diantaranya abortus imminens 20 orang,abortus komplit 30

orang,abortus insipiens 6 orang, abortus provokatus 0 orang,dan

abortus inkomplit 97 orang (Diknes kota sulteng, 2013,2014).

Berdasarkan data yang di peroleh dari RSU Anutapura Palu

angka kejadian abortus diruang nifas (kasuari) pada tahun 2013

berjumlah 364 orang, yang terdiri dari abortus imminens 48 orang,

abortus komplit 52 orang, missed abortion 18 orang, abortus

habitualis 14 orang, abortus provokatus 20 orang, dan abortus

inkomplit 212. Sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 427, yang


terdiri dari abortus imminens 67 orang, abortus komplit 30 orang,

missed abortion 10 orang, abortus provokatus 21 orang, dan abortus

inkomplit 299 orang (RSU Anutapura palu 2013,2014).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui

bagaimana penanganan abortus inkomplit di ruang nifas (kasuari)

RSU Anutapura Palu yang menunjukan bahwa masih tingginya kasus

abortus inkomplit pada ibu hamil. Hal ini memberikan motivasi pada

penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil Dengan Abortus Inkomplit di ruang nifas RSU

Anutapura Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan abortus inkomplit ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan abortus inkomplit diruang nifas (kasuari) RAU Anutapura

Palu.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian secara subyektif dan objektif

pada ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas

(kasuari) RSU Anutapura Palu.


b. Dapat menganalisa dan menginterprestasi data yang diperoleh

dari ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas (kasuari)

RSU Anutapura Palu.

c. Dapat menyusun perencanaan asuhan yang menyeluruh pada

ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas (kasuari) RSU

Anutapura Palu.

d. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas (kasuari) RSU

Anutapura Palu.

e. Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada

ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang nifas (kasuari) RSU

Anutapura Palu.

f. Dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan pada ibu hamil dengan abortus inkomplit di ruang

nifas (kasuari) RSU Anutapura Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

menerapkan atau memberikan asuhan kebidanan kepada pasien

yang membutuhkan pelayanan sesuai dengan ilmu yang didapat

dan merupakan sesuatu pengalaman yang berharga.


2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

bagi instansi kesehatan terutama Rumah Sakit dalam memberikan

asuhan kebidanan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan untuk bahan bacaan bagi mahasiswa

dalam proses belajar yang berhubungan dengan abortus inkomplit

dan menambah referensi perpustakaan di institusi pendidkan serta

sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan khususnya Akademi Kebidanan Palu.

Anda mungkin juga menyukai