Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara.Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah
sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan
enviromental. Penyakit-penyakit lpkal dan sistemik juga dapat mempengaruhi kondisi
lidah dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai fungsi organ ini.
Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang
kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang
berlendir di bagian atas lidah). Oral candidiasis adalah penyakit penyerta opurtunistik,
biasanya terjadi pada pasien yang mengidap HIV/AIDS, jumlah kasus oral candidiasis
mencapai 1.033 kasus di medan.
Geographic tongue merupakan peradangan pada lidah yang biasanya bersifat
kronis dan terjadi jika ada gangguan pada saluran cerna, kasusnya mencapai 8,5% dan
biasanya terjadi pada anak-anak usia 2 tahun. Pada penderita glossopyrosis, lidah
mereka akan terasa perih dan terbakar, namun tidak ditemukan gejala apa pun dalam
pemeriksaannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami anatomi fisiologi lidah
2. Untuk mengetahui dan memahami penyakit pada lidah (atrophic glossitis, oral
candidiasis, geographic tongue, danglossopyrosis)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Lidah
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat
kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa
pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang
berbeda-beda.
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra
khusus pengecap. , lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Lidah sebagian besar
terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik lidah
melakukan semua gerakan halus,sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah pada bagian-
bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada
saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada
langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk
dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi
bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah.
Bila lidah digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut
frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior
lidah pada bagian dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan,
maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah
berbentuk bulat.
Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas
dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.
1. Struktur kuncup pengecap pada lidah
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya
memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein
yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar, yaitu manis, asin, pahit,
masam, dan umami. Umami adalah sebuah sensasi pengecap yang dihasilkan oleh
monosodium glutamate (MSG). Dan glutamate lainnya yang berasal dari makanan yang
difermentasi.
Para ilmuan telah menemukan bahwa menurut mereka, semua peta rasa dapat
menditeksi lima pengecap dasar. Sebuah fakta, peka rasa yang pertama kali dikemukaka
oleh D.P Hanig (1901) memperlihatkan empat pengecap dapat ditemukan pada bagian
yang sama dari lidah.
Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat
lidah berwarnah merah jambu,permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-
papil. Yang terdiri dari tiga jenis yaitu:
a. Papila filiformis (fili = benang); berbentuk seperti benang halus; jumlahnya
banyak dan tersebar diseluruh permukaan lidah. Terdapat dalam dinding papillae
sirkumvalanta dan fungiforum,yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh, dari
pada rasa pengecap yang sebenarnya.
b. Papila sirkumvalata (sirkum = bulat); berbentuk bulat, tersusun berjejer
membentuk huruf V di belakang lidah; jumlahnya 8 s/d 12 buah. Sirkumvalata
adalah jenis papillae yang terbesar,dan masing-masing dikelilingi semacam
lekukan seperti parit.
c. Papila fungiformis (fungi = jamur); berbentuk seperti jamur. Terlelak diujung
dan disisi lidah
Terdapat satu jenis papilla yang tidak terdapat pada manusia, yakni papilla folliata
pada hewan pengerat.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asan, dan asin. Kebanyakan
makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf
penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua
makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguk bersentuhan dengan ujung
saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Putting pengecap yang
berbeda-beda menimbulkan kasan rasa yang berbeda-beda juga.
Lidah memiliki pelayanan pensarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat
pensarafan dari urat saraf hipoglusus (saraf otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi
menjadi perasaan umum yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan ukuran,
bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya.dan rasa pengacap khusus yang
menyangkut rasa yang khusus suatu makanan.
Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior lidah dalam serabut
saraf lingual yang merupakan sebuah cabang urat saraf cranial kelima, sementara impuls
bagian indra pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual, lantas
kemudian bersatu dengan saraf cranial ketujuh, yaitu nervus saraf fasialis. Saraf cranial
kesembilan, saraf glossofaringeal, membawa baik impuls perasaan umum maupun
impuls perasaan khusus, dari sepertiga posterior lidah.
Dengan demikian indra pengecap lidah dilayani oleh saraf cranial kelima, kutujuh,
dan kesembilan, sementara gerakan-gerakannya dipersarafi oleh saraf cranial
kaduabelas.
2. Bagian-Bagian Lidah
Lidah terletak pada dasar mulut berwarnah merah, tidak rata permukaannya,
dipermukaannya terdapat bintil-bintil yang disebut papilla yang merupakan tempat
berkumpulnya saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa makanan.
Jumlah papilla pada setiap orang tidak sama biasanya papilla perempuan lebih babyak
dari pada papilla laki-laki. Orang yang mampunyai papilla lebih banyak banyak papilla
maka akan lebih peka terhadap rasa. Ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan
gigi-gigi bagian bawah, permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Berikut adalah
bagian-bagian dari lidah:
a. Bagian ujung/tepi lidah untuk mengecap rasa manis.
b. Bagian samping lidah untuk mengecap rasa asam
c. Bagian daerah pinggir lidah untuk mengecap rasa asin
d. Bagian belakang lidah untuk mengecap rasa pahit
Namun saat ini banyak peneliti yang memasukkan rasa kelima yaitu gurih atau
sedap yang ditemukan pada makanan seperti daging, ikan, dan sebagainya. Rasa-rasa
dasar ini dapat berevolusi sehingga kita dapat merasakan rasa busuk atau beracun dari
rasa pahit dan asam. Rasa manis membantu kita untuk mengenalkan makanan yang
menyahatkan atau kaya kalori, rasa asin diperlukan untuk setiap tubuh, dan rasa gurih
dapat membantu kita mengidentifikasikan makanan yang kaya akan protein.
Ada beberapa orang yang mempunyai dunia rasa yang berbeda-beda, misalnya
ada yang menyukai pedas,ataupun ada yang tidak. Itu semua dipengaruhi oleh faktor
genetis yang berbeda dan budaya sendiri-sendiri. Para peneliti telah membuktikan
bahwa di Amerika Serikat masyarakatnya adalah supertaster yang merasakan cabe, jahe
sangat pedas begitu juga dangan gula mereka merasakan sangat manis sekali. Hal ini
disebabkan oleh jumlah papilla yang berbeda-beda.
3. Cara Kerja Lidah
Saat makan atau minum, ujung-ujung saraf pengecap akan menerima rangsangan,
rangsangan tersebut akan diteruskan ke otak. Otak memprosas rangsangan tersebut,
sehingga kita bisa mengecap makanan atau minuman.

B. Fisiologi Lidah
1. Fungsi Lidah
a. Mendorong makanan
b. Mengaduk makanan
c. Menbolak-balik makanan
d. Merasakan keras dan lembutnya makanan
e. Melumatkan makanan
f. Fungsi papil/kuncup pengecap: kuncup pengecap bekerja sama dengan
reseptor pada rambut pengecap, kemudian menstimulasi dendrite sensorik-
impuls saraf- saraf fasial (CN VII) dan saraf glosofarinyeal (CN IX) melalui
jalur pengecap insula korteks serebelar.
Selain berfungsi mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah manusia
memiliki banyak penggunaan lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk penciuman
yang dikenal dengan French kissing atau ciuman prancis.lidah digunakan pula untuk
tindakan menjilat pada manusia dan mamalia.
Lidah dapat menjadi tempat penindikan pada beberapa kebudayaan masyarakat.
Tindik lidah sudah ada sejak masa kuno dan kini semakin meningkat pada kebudayaan
barat terutama pada kebudayaan remaja.

C. Penyakit yang Terdapat pada Lidah


1. Atrophic glossitis
Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah
yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput
yang berlendir di bagian atas lidah).
Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat
baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling
sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita
anemia. Tanda dan gejala yang mungkin timbul : Lidah bengkak, lidah terasa dan
terlihat lebih halus dan perubahan warna lidah. Penyebabnya dapat berupa : infeksi
bakteri, infeksi jamur, infeksi virus, menderita sindrom mulut kering dan dapat
terjadi karena kebersihan mulut yang buruk.
Komplikasinya dapat berupa mengalami kesulitan berbicara, kesulitan
menelan, kesulitan mengunyah, dan dapat terjadi penyumbatan jalan nafas.
Penanganan dan pengobatan glossitis dapat berbeda tergantung pada kondisi pasien
dan penyakit yang dideritanya. Pilihan pengobatan adalah pemberian obat
antijamur, antibiotik, dan kortikosteroid.
2. Oral carndidosis

Istilah lain : Oral Candidiasis / Oral Thrush (kandidiasis oral, kandidiasis


mulut). Lokasi : rongga mulut (termasuk lidah, langit-langit mulut, tonsil, gusi).
Kelainan kulit : bercak-bercak putih di dalam mulut, termasuk bibir, lidah, langit-
langit mulut, gusi, dan tonsil/amandel.
Oral thrush adalah penyakit infeksi pada rongga mulut yang disebabkan oleh
infeksi jamur Candida albicans. Oral thrush sering terjadi pada neonatus (bayi baru
lahir), balita, anak yang mendapatkan antibiotik dan kortikosteroid (kortikosteroid
oral maupun inhalasi), anak dengan gangguan sistem imun, dan manula.
Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai
gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan
mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan
kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering,
pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu infeksi
jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa merupakan
pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan. Penyebabnya adalah jamur
yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih
yang dapat dikerok.

3. Geografic tongue

Geographic tongue merupakan peradangan pada lidah yang biasanya bersifat


kronis dan terjadi jika ada gangguan pada saluran cerna. Penyakit pada lidah ini
dinamakan geographic tounge karena bercak pada lidah tampak seperti pulau-pulau.
Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin. Pada kondisi lebih yang lebih
parah, daerah berbentuk pulau akan dikelilingi lapisan tebal berwarna putih.
Penyakit pada lidah ini bisa terjadi akibat alergi.
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau
itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
Gangguan tersebut biasanya terjadi pada anak usia di atas 2 tahun, seringkali
penderita alergi mengalami keluhan seperti ini. geographic tongue seringkali terjadi
bila terjai gangguan pada saluran cerna. penyebab gangguan ini bisa karena alergi
makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk atau pilek.Gangguan
tersebut biasanya disertai gangguan pencernaan lainnya di antaranya :
a. Saluran cerna : mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak.
mual pagi hari. sering buang air besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit bab
(obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering
buang angin, berak di celana. sering kembung, sering buang angin dan bau
tajam. sering nyeri perut.
b. Gigi dan mulut : nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak,
gusi mudah bengkak/berdarah. bibir kering dan mudah berdarah, sering
sariawan, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
c. Saluran napas dan hidung : batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin,
hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis,
sering menarik napas dalam.
d. Kulit : kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti
tergigit nyamuk. warna putih pada kulit seperti panu. sering menggosok
mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena
gatal. kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan
(otitis eksterna).
e. Pembuluh darah vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam
kebiruan pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur.
berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.
f. Otot dan tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari
g. Saluran kencing : sering minta kencing, bed wetting (semalam ngompol 2-3
kali)
h. Mata : mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). kulit hitam di
area bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12
tahun.
i. Hormonal : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan
pertumbuhan tinggi badan.
j. Kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat. berkeringat berlebihan
meski dingin (malam/ac). keringat berbau.
k. Fatique : mudah lelah, sering minta gendong
4. Glossopyrosis

Pada penderita glossopyrosis, lidah mereka akan terasa perih dan terbakar,
namun tidak ditemukan gejala apa pun dalam pemeriksaannya. Penggunaan obat
kumur dalam jangka yang sering, ditambah jika cairan obat kumur tersebut masih
sangat pekat, bisa menimbulkan glossopyrosis pada lidah.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini
kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Jika seseorang menderita penyakit pada lidah yang satu ini, lidah mereka akan
terasa perih dan terbakar, namun tidak ditemukan gejala apa pun dalam
pemeriksaannya. Penggunaan obat kumur dalam jangka yang sering, ditambah jika
cairan obat kumur tersebut masih sangat pekat, bisa menimbulkan glossopyrosis
pada lidah.

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat
kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa
pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang
berbeda-beda.
Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang
kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang
berlendir di bagian atas lidah). Oral thrush adalah penyakit infeksi pada rongga mulut
yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans.
Geographic tongue merupakan peradangan pada lidah yang biasanya bersifat
kronis dan terjadi jika ada gangguan pada saluran cerna. Pada penderita glossopyrosis,
lidah mereka akan terasa perih dan terbakar, namun tidak ditemukan gejala apa pun
dalam pemeriksaannya.
B. Saran
Bagi mahasiswa dapat memahami teori tentang penyakit-penyakit pada lidah
diantaranya atrophic glossitis, oral candidiasis, geographic tongue, dan glossopyrosis
serta dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai teori yang ada. Bagi perawat
diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan pasien dengan
atrophic glossitis, oral candidiasis, geographic tongue, dan glossopyrosis sehingga dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Ganong, W, F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sherwood, L.(2002). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Edisi 2). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai