Anda di halaman 1dari 9

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dapat
dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai daya hantar
yang relatif tinggi walaupun konsentrasinya relatif kecil, sedangkan elektrolit lemah mempunya
daya hantar yang relatif rendah walaupun konsentrasinya relatif besar.

Elektrolit Kuat
- terionisasi sempurna
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala terang
- terdapat gelembung gas

Larutan elektrolit kuat dapat berupa :


Asam Kuat : HCl, H2SO4, HNO3, HClO4
Basa Kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2
Garam : NaCl, K2SO4, CaCl2
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari sisa asam dan basa dengan reaksi sebagai berikut :

Asam + Basa ---> Garam + H2O misal,

2HCl + Ca(OH)2 ---> CaCl2 + 2H2O

dari reaksi di atas terlihat garam tersusun dari gabungan Cl- sebagai ion negatif (anion)
dan Ca2+ sebagai ion positif (kation), contoh ion2 lain yang dapat membentuk garam yakni :

-->Kation : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+


Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO-, CO32-, HCO32-

sebagai contoh garam yang dapat terbentuk dari gabungan kation dan anion di atas antaralain :

Penggabungan ion2 di atas berdarkan prinsip KPK yang kita pelajari sewaktu di SD....sebagai
contoh muatan Mg adalah +2 sedangkan Br adalah -1 agar seimbang Mg cukup sebuah
sedangkan Br nya dua buah sehingga menjadi MgBr2. Saat terurai Br tidak menjadi Br2 namun
kembali ke bentuk semula Br sebanyak dua buah.

Elektrolit Lemah

- terionisasi sebagian
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala redup
- terdapat gelembung gas

Daya hantarnya buruk dan memiliki derajat ionisasi (kemampuan mengurai menjadi ion2nya)
kecil. Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi
ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya reaksi berjadal dua
arah...di satu sisi terjadi peruraian dan di sisi lain terbentuk kembali ke bentuk senyawa mula2.

Contoh larutan elektrolit lemah adalah semua asam lemah dan basa lemah.....asam adalah yang
menghasilkan/melepas H+dan basa yang menghasilkan OH- atau menangkap H+

misalnya :

kekuatan elektrolit lemah ditentukan oleh derajad dissosiasinya.....yang dirumuskan :

maka berdasarkan rumus di atas untuk mendapatkan jumlah zat mengion dilakukan dengan cara
mengalikan jumlah zat mula2 dengan derajat dissosiasinya....semakin besar harga derajat
dissosiasinya maka semakin banyak konsentrasi larutan yang terurai menjadi ion2ya (mengion)

Non Elektrolit

- tidak terionisasi
- tidak menghantarkan arus listrik
- lampu tidak menyala
Contoh :
C6H12O6 (amilum/karbohidrat), C12H22O11, CO(NH2)2 (Urea) dan C2H5OH
(Alkohol/etanol), dll

Penyebab Larutan Elektrolit dapat Menghantarkan Listrik

Sebagai contoh larutan elektrolit adalah HCl....Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi
kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan
ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas Hidrogen (H2). Sedangkan
ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin (Cl2).

Perhatikan gambar berikut.

Suatu contoh Aki (akumulator) sebagai sumber arus listrik yang dapat diisi ulang adalah
komponen yang penting dalam kendaraan bermotor. Sebagai sel elektrokimia, aki terdiri dari
komponen elektroda dan larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang terdapat dalam aki adalah
larutan asam sulfat yang biasanya dikenal sebagai air aki accuzuur.

Hasil uji hantaran listrik dari larutan elektrolit kuat (kiri), elektrolit lemah (tengah), dan larutan
non elektrolit (kanan)
(Sumber: Kotz, John C., Treichel, Paul M., & Townsend, John R. 2012. Chemistry & Chemical
Reactivity (8th edition). California: Brooks/Cole)
Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan

Mekanisme Hantaran Listrik Melalui Larutan


Menurut teori ionisasi Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena terdapat
ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Ion-ion tersebut yang berperan dalam menghantarkan
arus listrik melalui larutan. Sebagai contoh, larutan NaCl merupakan larutan elektrolit. Zat
terlarut NaCl di dalam pelarut air akan terdisosiasi (terurai) menjadi ion Na+ dan ion Cl. Dalam
eksperimen hantaran listrik larutan elektrolit dengan menggunakan sumber arus listrik searah,
lampu, dan dua elektroda, ion-ion bermuatan positif akan bergerak ke arah elektroda yang
terhubung ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion-ion bermuatan negatif akan bergerak ke arah
elektroda yang terhubung ke kutub positif (anoda).
Pada larutan non elektrolit, zat non elektrolit yang terlarut tidak dapat terurai menjadi ion-ion,
sehingga tidak terdapat ion-ion bebas yang dapat menghantarkan arus listrik. Sebagai contoh,
larutan gula sukrosa (C12H22O11) merupakan larutan non elektrolit. Zat terlarut sukrosa di dalam
pelarut air tidak dapat terurai menjadi ion, sehingga tidak terdapat ion bebas yang dapat
menghantarkan listrik.

Daya Hantar Listrik dan Ikatan Kimia


Kemampuan menghantarkan listrik dari suatu larutan bergantung pada zat terlarut. Jenis ikatan
kimia pada zat terlarut merupakan faktor utama yang mempengaruhi daya hantarnya. Ditinjau
dari ikatan kimia, senyawa kimia dapat dibedakan menjadi senyawa ionik dan senyawa kovalen.

1. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang bergabung oleh
karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa ionik antara lain NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl. Dalam bentuk padat (kristal), ion-ion
tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi kristalnya sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh
karena itu, padatan senyawa ionik tidak dapat menghantarkan listrik. Jika padatan tersebut
dilelehkan atau dilarutkan dalam air, maka ion-ion tersebut dapat terurai dari kisinya dan
bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ionik dilarutkan
dalam air, ion-ion positif dan ion-ion negatif akan dikelilingi oleh molekul-molekul air sehingga
terjadi stabilisasi muatan oleh proses pelarutan (solvasi) oleh air. Berikut beberapa contoh
persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa ionik oleh air.

Ilustrasi pelarutan padatan senyawa ionik (kiri) dalam air: ion positif dan ion negatif dari
senyawa ionik tersebut dikelilingi oleh molekul-molekul air (kanan)
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti NaCl, KBr, CuCl2,
Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun, untuk senyawa ionik yang
cenderung sukar larut dalam air seperti CaC2O4, SrCO3, BaSO4 dan AgCl, daya hantarannya
akan cenderung lebih lemah.

2. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : F2, Cl2, Br2, I2,
CH4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, NH3. Dari hasil percobaan, hanya senyawa
yang berikatan kovalen polarlah yang dapat menghantarkan arus listrik.
Kalau kita perhatikan, bahwa HCl merupakan senyawa kovalen di atom bersifat polar, pasangan
elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif dibanding dengan atom H.
Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.

Senyawa kovalen polar ada yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam air, sehingga
membentuk ion-ion bebas yang dapat menghantarkan listrik misalnya HCl, H2SO4, H2C2O4,
CH3COOH, dan NH3. Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit. Berikut beberapa
contoh persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa kovalen
polar terionisasi oleh air.

Namun, adapula senyawa kovalen polar yang tidak dapat terionisasi, misalnya aseton, sehingga
tidak dapat menghantarkan listrik. Semua senyawa kovalen nonpolar, seperti Br2 dan CH4, juga
tidak dapat terionisasi. Jadi, senyawa kovalen polar yang tidak terionisasi dan senyawa kovalen
nonpolar merupakan zat non elektrolit.
Larutan Elektrolit Kuat dan Larutan Elektrolit Lemah
Perbedaan utama larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah adalah daya hantarnya ketika
konsentrasi kedua jenis elektrolit sama. Pada elektrolit kuat, elektrolit dapat terurai sempurna
atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan elektrolit kuat yaitu
senyawa-senyawa garam mudah larut dalam air, basa kuat, dan asam kuat, seperti NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, Ba(OH)2, HCl, dan H2SO4. Sedangkan, pada elektrolit lemah,
elektrolit hanya dapat terurai sebagian kecil menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan
elektrolit lemah yaitu senyawa-senyawa asam lemah dan basa lemah, seperti H2C2O4,
CH3COOH, N2H4, dan NH3. Secara kuantitatif, kuat lemahnya elektrolit dapat dinyatakan
sebagai derajat ionisasi / derajat disosiasi, .

Pada larutan elektrolit kuat yang terionisasi/terdisosiasi sempurna, nilai = 1, sedangkan yang
terionisasi hampir sempurna, nilai mendekati 1. Pada larutan non elektrolit, nilai = 0. Jadi,
batas nilai untuk larutan elektrolit lemah adalah 0 < < 1.

Contoh Soal Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Contoh Soal 1
Berapakah derajat ionisasi dari asam lemah HX bila diketahui sebanyak 0,0005 mol asam yang
terionisasi dari 0,1 mol asam yang dilarutkan dalam air?

Jawab:
Derajat ionisasi:

Contoh Soal 2
Pada konsentrasi yang sama, manakah larutan di bawah ini yang bila diuji hantaran listriknya
akan menghasilkan nyala lampu yang paling terang?

a. larutan CH3OH
b. larutan NH4OH
c. larutan C6H5COOH
d. larutan HCN
e. larutan K2CO3
Jawab:

E. larutan K2CO3
K2CO3 adalah satu-satunya senyawa ionik di antara kelima pilihan jawaban di atas.
K2CO3 (kalium karbonat) adalah garam yang mudah larut dalam air dan dapat terdisosiasi
menjadi ion K+ dan ion CO32. Hal ini mengindikasikan K2CO3tergolong larutan elektrolit kuat.
NH4OH (amonium hidroksida) adalah basa lemah. C6H5COOH (asam benzoat) dan HCN (asam
sianida) adalah asam lemah. Jadi, NH4OH, C6H5COOH, dan HCN tergolong elektrolit lemah.
CH3OH (metanol) adalah senyawa kovalen polar yang tidak dapat terionisasi dalam air. Jadi,
CH3OH tergolong larutan non elektrolit. Sebagaimana K2CO3 adalah larutan elektrolit kuat,
larutannya akan menghasilkan nyala lampu yang paling terang dibanding larutan lainnya.

Sifat-sifat Larutan Elektrolit

Berdasarkan Arrhenius (1887) dengan teori ion atau disosiasi elektrolit, yaitu:
a) larutan elektrolit dalam air terurai menjadi ion-ion

(misal: HCl H+ + Cl-)

b) ion adalah gugus atom yang bermuatan listrik, ion + (kation) dan ion (anion). Muatan ion
sama dengan valensinya
c) karena elektrolit bersifat netral, maka jumlah muatan ion dalam
larutan selalu sama
d) ionisasi elektrolit merupakan reaksi kesetimbangan antara ion-ion yang terjadi dan molekul-
molekul yang tidak terurai.
Larutan elektrolit dapat menghantarkan aliran listrik oleh elektron-elektron yang dibawa oleh ion
positif dan negatif, reaksi redoks disebut elektrolisis. Larutan elektrolit menunjukkan sifat
kologatif lebih besar daripada larutan nonelektrolit. Karena masing masing molekul elektrolit
dalam larutan terurai menjadi ion-ion. Reaksi larutan elektrolit berjalan cepat. Elektrolit-
elektrolit yang dalam air terion sempurna disebut elektrolit kuat, sedangkan yang terion sebagian
disebut elektrolit lemah. Untuk elektrolit kuat derajat ionisasi yaitu bagian elektrolit yang
terion, harganya mendekati satu. Konsentrasi efektif dari ion disebut aktivitas ion yang diberi
simbol a. Dalam tabel berikut nilai rata-rata pada 25 0C.

a=m dan/atau a=c

m 0,00 0,01 0,05 0,10 0,50 1,0


NaCl 1,0 0,903 0,823 0,778 0,680 0,656
KCl 1,0 0,901 0,816 0,770 0,650 0,607
HCl 1,0 0,905 0,830 0,796 0,758 0,810

Dimana = koefisien aktifitas ( 1), m = molalitas larutan. Pengertian aktifitas dan koefisien
aktifitas mula-mula diberikan oleh G.N Lewis (Univ. California). Tahun 1923 Debye dan
Hckel menjelaskan secara teori yang dikenal teori gaya tarik antar ion dan pembatasan D-H

log = - Kz2 di mana = ci z2I


atau log = - 0,5091(z+)(z-)

dimana K = konstanta (0,05091), z = muatan ion, = kekuatan ion dan c = konsentrasi.

Contoh 7.
Hitunglah aktivitas ion dalam 0,5 m larutan NaCl pada 25 0C. hitung tekanan osmosanya.

Jawab: a). aNa+ = aNa- = 0,5 x 0,68 = 0,340


Konsentrasi efektif = 2 x 0,340 = 0,680
b). = c RT = (0,680) (0,0821) (298) = 16,63 atm

Contoh 8:
a) hitung kekuatan ion larutan yang berisi 0,001 M NaCl dan 0,002 M BaCl2
b) hitung aktivitas Na+ dan Ba+ pada 25 0C bila K = 0,509

Jawab:
a). = CNa+ . (1)2 + CCl- . (1)2 + CBa++ . (2)2 + CCl- . (1)2
= (0,001) (1)2 + (0,001)(1)2 + (0,002)(2)2 + (0,004)(1)2 = 0,007
b). log Na+ = - 0,509 x 12 x 0,007 log a++ = - 0,509 x 22 x 0,007 = 0,68
Na+ = 0,91 aBa++ = 0,68 x 0,002 = 0,0014 M
aNa+ = 0,91 x 0,001 = 0,0009 M
dalam hal ini c = m

Tetapan dielektrikum (D) dapat melemahkan gaya tarik antar ion (F). Besarnya gaya tarik antar
ion dinyatakan:

z1.z2
F r = jarak antar ion.
D.r 2

Makin besar harga D, makin kecil harga F hingga ionisasi makin baik. Air merupakan pelarut
yang baik karena D nya besar hingga gaya pengionannya besar.
Pada tahun 1923 T.M. Lowry dan J.N. Bronsted memberikan teori untuk: asam adalah zat yang
dapat memberikan proton (donor proton) dan basa zat yang menerima proton (proton akseptor).
Kalau Arrhenius, asam adalah zat yang larutannya dalam air menghasilkan ion H+ dan basa yang
larutannya dalam air menghasilkan ion OH-.

Sumber Referensi
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas X Jilid 1. Jakarta:
Esis
Kotz, John C., Treichel, Paul M., & Townsend, John R. 2012. Chemistry & Chemical Reactivity
(8th edition). California: Brooks/Cole
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications
(11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Retnowati, Priscilla. 2004. SeribuPena Kimia SMA Kelas X Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Artikel: Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Kontributor: Nirwan Susianto
Alumni Kimia FMIPA UI

Anda mungkin juga menyukai