Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA SISWA

PRAKTIKUM KIMIA
LAJU REAKSI

Kelompok:
GURU MATA PELAJARAN:

.................................................................

NAMA : 1.

2.

3.

4.

5.

KELAS :

SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA

2015

1
LAJU REAKSI

A. Pengertian
Laju reaksi adalah laju penurunan reakstan (pereaksi) atau laju bertambahnya produk
(hasil reaksi). Laju reaksi juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia,
sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat menjadi zat baru yang
disebut sebagai produk. Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang
dimasukkan ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula
dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada
minyak tanah. Reaksi kimia ada juga yang bereaksi lambat. Sebagai contoh, proses
pengaratan besi (korose) membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat.
Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi.
Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara
matematis untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia: A B, maka laju
berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah
zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B)
akan bertambah. Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada
Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Perubahan Konsentrasi

Berdasarkan gambar tersebut, rumusan laju reaksi dapat didefinisikan sebagai berikut.
1. Berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per satuan waktu, atau

Dengan r = laju reaksi, -[R] = berkurangnya reaktan, t = perubahan waktu

2
2. Bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan waktu, atau

Dengan r = laju reaksi, +[P] = bertambahnya produk, t = perubahan waktu

B. Faktor yang Mempengaruhi


Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi
pereaksi, luas permukaan zat yang bereaksi, suhu pada saat reaksi kimia terjadi, dan ada
tidaknya katalis. Sehubungan dengan proses reaksi kimia, maka ada satu hal penting yang
harus dipelajari untuk menentukan berjalan tidaknya sebuah reaksi kimia, yakni tumbukan.
Suatu reaksi kimia dapat terjadi bila ada tumbukan antara molekul zat-zat yang bereaksi.
Apakah setiap tumbukan pasti menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia? Akan kita
ketahui jawabannya dengan mempelajari teori tumbukan dahulu sebelum melangkah pada
pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
1. Tumbukan sebagai syarat berlangsungnya reaksi kimia
Tumbukan yang menghasilkan reaksi hanyalah tumbukan yang efektif. Tumbukan
efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya tepat dan energinya cukup.
Bagaimanakah posisi tumbukan yang efektif? Dalam wadahnya, molekul-molekul
pereaksi selalu bergerak ke segala arah dan sangat mungkin bertumbukan satu sama
lain. Baik dengan molekul yang sama maupun dengan molekul berbeda. Tumbukan
tersebut dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian membentuk
ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil reaksi. Contoh tumbukan antarmolekul
yang sama terjadi pada pereaksi hidrogen iodida berikut.
HI(g) + HI(g) H2(g) + I2(g)
Secara umum, dituliskan:
AB + AB A2 + B2
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul sedemikian rupa sehingga
antara A dan B saling bertumbukan (Gambar 2a). Jika yang bertumbukan merupakan
atom yang sama, yaitu antara A dan A (Gambar 2b) atom A dan B hanya bersenggolan
saja (Gambar 2c), maka tumbukan tersebut merupakan tumbukan yang tidak efektif.

3
Gambar 2. (a) tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b)
tumbukan tidak efektif karena molekul yang bertabrakan sama
(c) tumbukan tidak efektif karena posisinya tidak tepat.

Selanjutnya apa yang dimaksud energi tumbukan harus cukup? Jika kalian
melemparkan batu pada kaca dan kacanya tidak pecah, berarti energi kinetik batu tidak
cukup untuk memecahkan kaca. Demikian juga tumbukan antarmolekul pereaksi,
meskipun sudah terjadi tumbukan dengan posisi tepat, namun apabila energinya kurang,
maka reaksi tidak akan terjadi. Dalam hal ini diperlukan energi minimum tertentu yang
harus dipunyai molekul-molekul pereaksi untuk dapat menghasilkan reaksi.
Energi tersebut dinamakan energi aktivasi atau energi pengaktifan (Ea).

Gambar 3. (a) energi cukup menghasilkan reaksi dan (b) energi tidak
cukup tidak menghasilkan reaksi

4
2. Pengaruh Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah
partikel semakin banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat
dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel yang lebih
rapat memungkinkan terjadinya tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi
reaksi lebih besar. Makin besar konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya. Perhatikan
Gambar 4 berikut.

Gambar 4. (a) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi kecil dan (b)
tumbukan yang terjadi pada konsentrasi besar

Apabila dibuat sebuah grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi


dengan laju reaksi, maka dihasilkan grafik seperti pada Gambar 5. Grafik menunjukkan
bahwa semakin besar konsentrasi, semakin cepat pula laju reaksinya.

Gambar 5. Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

3. Pengaruh Luas Permukaan


Pada saat zat-zat pereaksi bercampur, maka akan terjadi tumbukan antarpartikel
pereaksi di permukaan zat. Laju reaksi dapat diperbesar dengan memperluas permukaan
bidang sentuh zat yang dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat pereaksi.
Perhatikan Gambar 6.

5
Gambar 6. Tumbukan antarpartikel (a) permukaan kecil dan (b) permukaan besar

Semakin luas permukaan bidang sentuh zat, semakin besar laju reaksinya, seperti yang
ditunjukkan oleh grafik hubungan luas permukaan dengan laju reaksi pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi

4. Pengaruh Suhu
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi
kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antar partikel akan
mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Energi pengaktifan
akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan
reaksi.

6
Gambar 8. (a) tumbukan antarpartikel pada suhu rendah dan (b) tumbukan
antarpartikel pada suhu tinggi

Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, reaksi akan berlangsung dua
kali lebih cepat. Dengan demikian, apabila laju reaksi awalnya diketahui, kita dapat
memperkirakan besarnya laju reaksi berdasarkan kenaikan suhunya. Lebih mudahnya,
lihat perumusan berikut.

Karena besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh, maka
perumusan di atas dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :
r = kenaikan laju reaksi
T = kenaikan suhu = T2 T1
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal
t0 = waktu reaksi awal
tt = waktu reaksi akhir
Apabila pengaruh suhu terhadap laju reaksi ini dibuat grafik, akan tampak seperti pada
Gambar 13. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa makin tinggi suhu, laju reaksi
semakin besar.

7
Gambar 9. Grafik perubahan suhu terhadap laju reaksi

5. Pengaruh Katalis
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan memberi zat lain tanpa
menambah konsentrasi atau suhu reaksi. Zat tersebut disebut katalis. Katalis dapat
mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen
sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jumlah
molekul yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar. Gambar 10
menunjukkan peranan katalis dalam menurunkan energi aktivasi.

Gambar 10. Diagram energi potensial reaksi tanpa katalis dan dengan katalis

8
PERCOBAAN I
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

A. Tujuan
Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

B. Alat dan bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi 4 buah
b. Stopwatch
c. Ampelas
2. Bahan
a. Pita magnesium sepanjang 3 cm sebanyak 4 potong
b. Larutan HCl 0,,5 M, 1 M, 2 M, dan 3 M

C. Cara kerja
1. Siapkan tabung reaksi dan isi dengan pita magnesium yang telah diampelas. Beri nomor
1-4.
2. Isi tabung reaksi 1 dengan larutan HCl 0,5 M sebanyak 3 mL.
3. Hitung waktu reaksi dengan stopwatch, mulai saat larutan HCl dituang sampai pita
magnesium habis bereaksi. Catat waktunya.
4. Ulangi langkah tersebut untuk larutan HCl 1 M, 2 M, dan 3 M pada ketiga tabung reaksi
lainnya.
5. Catat waktu yang diperlukan untuk bereaksi pada tabel hasil pengamatan.

D. Hasil pengamatan
Tabung Reaksi Reaktan Waktu (detik)

1 Pita Mg + HCl 0,5 M .....

2 Pita Mg + HCl 1 M .....

3 Pita Mg + HCl 2 M .....

4 Pita Mg + HCl 3 M .....

9
E. Pertanyaan
1. Di antara keempat reaksi tersebut di atas, reaksi manakah yang memerlukan waktu
paling lama?
2. Mengapa larutan HCl dengan konsentrasi 3 M paling cepat melarutkan pita Mg?
3. Bagaimana persamaan reaksi pada percobaan ini?
4. Kesimpulan apa yang dapat Anda peroleh dari aktivitas ini?
5. Tuliskan laporan hasil kegiatan ini dan persentasikan di kelas.

10

Anda mungkin juga menyukai