SABUN TRANSPARAN
DISUSUN OLEH :
ASMARANSA KIRANA W
A1152072
REGULER ROMBEL A
2016 / 2017
BAB II
SABUN TRANSPARAN
I. TUJUAN
c. Metode Dingin
Sabun Transparan
1. Minyak
2. Asam Stearat
Asam stearat adalah asam tidak jenuh, tidak ada ikatan rangkap
antara atom karbonnya. Asam lemak jenis ini dapat ditemukan pada
minyak/lemak nabati dan hewani. Asam stearat sering digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan cream dan sabun. Pada proses
pembuatan sabun transparan, jenis asam stearat yang digunakan adalah
yang berbentuk kristal putih dan mencair pada suhu 56 C. Fungsi asam
stearat pada proses pembuatan sabun adalah untuk mengeraskan dan
menstabilkan busa (Hambali dkk, 2005).
3. Alkali
4. Gliserin
5. Alkohol
6. Gula
7. Surfaktan
8. Garam(NaCl)
9. Asam Sitrat
10. Pewangi
Kegunaan Sabun
Praformulasi Bahan
Formula I Formula II
Asam Stearat 7 gram Asam Stearat 7 %
NaOH 30 % 18 gram VCO 19,8 %
Minyak Jarak 10 gram Minyak Jarak 6 %
Minyak Kelapa 10 gram NaOH 30 % 20,1 %
Alkohol 15 gram Gliserin 9,8 %
Gliserin 13 gram Etanol 15 %
Asam Sitrat 3 gram TEA 1%
Gula 7,5 gram NaCl 0,2 %
Betain 5 gram Gula 6,8 %
Aqua 4,5 gram Texapon 7%
Pewangi 1 gram Aqua ad 200 gram
Formula I
Tambahkan basis sabun (Alkohol, gliserin, asam sitrat, gula, betain, air) kedalam
mortir, aduk sampai homogen
Saat suhu campuran menurun menjadi 40C, tambahkan pewangi dan pewarna
kedalam campuran
Dalam keadaan cair, masukan campuran kedalam cetakan. Diamkan pada suhu
ruangan
Tambahkan basis sabun (TEA, gliserin, NaCl, gula, texapon dan etanol) kedalam
mortir, aduk sampai homogen
Dalam keadaan cair, masukan campuran kedalam cetakan. Diamkan pada suhu
ruangan
B. Uji Organoleptis
C. Uji Homogenitas
Bandingkan tingkat warna pada kertas indikator dan pada wadah cek pH
VII. HASIL
A. Uji Organoleptis
Pengujian Formula I Formula II
Bentuk dan Tekstur Padat dan lembek Padat
Warna Coklat Kuning bening
Bau Mawar Tidak Berbau
B. Uji Homogenitas
Pada pengujian homogenitas, kedua formula yang dibuat dapat
dikatakan homogen dengan tidak adanya bintik-bintik pasa sabun.
C. Uji pH
Pengujian Formula I Formula II
pH pH 9 pH 8
D. Uji Pembentukan Busa
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan sabun transparan ini metode yang digunakan adalah metode
saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah
(misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Selain C12 dan C16,
sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat. Hidrolisis ester dalam suasana basa bisa
disebut juga saponifikasi.
1. Uji Organoleptis
2. Uji Homogenitas
3. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui tingkat kebasaan dari sabun
tersebut. Metode yang digunakan dalam penentuan pH sabun adalah
dengan mengukur pH larutan sabun (1%, 5% dan 10% dalam 100 mL air)
dengan pH universal. Beberapa jenis sabun memang bersifat basa untuk
menjadikan sabun tersebut sebagai sabun antibakteri. Namun jika terlalu
basa, sabun juga akan menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada kulit.
Oleh sebab itu diusahakan sabun mandi mempunyai kisahan pH 7-10
(Qisti, 2009).
4. Uji Pembentukan Busa
Uji pembentukan busa bertujuan untuk mengukur tingginya busa yang
terbentuk.
IX. KESIMPULAN
Pada formulasi I, bentuk sediaan kurang bagus. Sabun yang kami buat
lembek dan mudah hancur. pH yang dihasilkan adalah 9, hal ini bisa disebabkan
karena penambahan asam sitrat yang sedikit. Kesalahan pada formulasi I bisa
disebabkan karena pada cara keja dilakukan pada mortir dingin. Seharusnya
dilakukan pada mortir panas
X. PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI
06-3532-1994.
Cognis. 2003. Clear Bar Soap Formulation. No: GWH 96/25. Care Chemical
Division PT. Cognis Indonesia. Jakarta.
Corredoira R.A. dan Pandolfi A.R., 1996, Raw Materials and Their Pretreatment
for soap Production. Di dalam Spitz, L. (ed). 1996 Soaps and Detergents,
A Theoretical and Practical Review. AOCS Press, Illinois.
James, J., Baker, C. dan Swain, H. 2002. Prinsip- Prinsip Sains untuk
Keperawatan. Penerjemah : Indah Retno Wardhani. Erlangga. Jakarta.
Mabrouk, S.T. 2005. Making Usable Quality and Transparent Soap. Journal of
Chemical Education
Qisti, R. 2009. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada
Konsentrasi yang Berbeda. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Lexi-Comp: American Pharmaceutical Association, Inc. Page
418, 685.
Shrivastava, S.B. 1982. Soap, Detergent and Parfume Industry. Small Industry
Research Institute. New Delhi.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
XI. LAMPIRAN
FLOWER SOAP
Berat 50 Gram
Komposisi :
Asam Stearat, VCO, Minyak Jarak , NaOH 30 %,
Gliserin, Etanol, TEA, NaCl, Gula, Texapon, Aqua
EXP 09 2022
FIFA FLOWER SOAP
FIFA
FLOWER SOAP
Berat 50 Gram
Produksi :
PT. IKAFARINDO
SEMARANG - INDONESIA
BPOM No. SB25092017
Merek daftar RI No. SBN72838690