Anda di halaman 1dari 24

ISSN : 2088-2106

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO


AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
DAN AKUISISI

Argamaya
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920

Ginanjar Arifianto
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan
perusahaan publik di Indonesia sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Kinerja keuangan ini
diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan yaitu: current ratio, inventory turnover ratio, total asset
turnover ratio, debt ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, net profit margin,
dan operating profit margin. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang pernah melakukan aktivitas merger dan akuisisi
pada periode 2004-2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling , sehingga terdapat 30 perusahaan yang masuk dalam kriteria penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis 1 sampai 9 diuji dengan metode uji
beda paired sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada rasio keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hal ini diduga karena aktivitas
merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan yang
bisa disebabkan oleh lemahnya strategi yang dilaksanakan, kurangnya pengalaman perusahaan
dalam aktivitas merger dan akuisisi, kurang tepatnya pemilihan perusahaan target, dan faktor non
ekonomis lainnya.

Kata kunci: merger dan akuisisi, rasio-rasio keuangan, paired sample T-test

Abstract

This research aims to analyze whether there are differences in the financial performance of public
enterprises in Indonesia before and after mergers and acquisitions. Financial performance is
measured based on financial ratios, namely: current ratio, inventory turnover ratio, total asset
turnover ratio, debt ratio, debt to equity ratio, return on assets, return on equity, net profit margin,
and operating profit margin. The sample used in this research is a public enterprises listed on the
Indonesia Stock Exchange ever merger and acquisition activity in the period 2004-2009. The
sampling technique used in this research was purposive sampling, so there are 30 companies
included in the research criteria. The method of data analysis used to answer the hypotheses 1 to 9
were tested with different test methods paired samples T-test. The results showed no significant
difference in the financial ratios before and after mergers and acquisitions. This is presumably due
to the activity of mergers and acquisitions made by the company does not give rise to synergies for
the company that could be caused by weak strategies implemented, the lack of experience in
mergers and acquisitions, less precise selection of target companies, and other non-economic
factors.

Key Words: merger and acquisition, financial ratios, paired sample T-test

1
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

PENDAHULUAN berkembang adalah dengan melakukan


Strategi yang dilakukan oleh Merger dan Akuisisi (M & A).
perusahaan bertujuan untuk senantiasa Merger adalah penggabungan dua
mempertahankan dan memaksimalkan perusahaan atau lebih menjadi satu
kinerja perusahaannya. Salah satu cara perusahaan, dimana perusahaan yang
untuk mempertahankan dan mengajak bergabung mengambil alih
memaksimalkan kinerja perusahaan adalah semua assets dan liabilities perusahaan
dengan melakukan suatu ekspansi. yang diajak bergabung dengan begitu
Ekspansi perusahaan dapat dilakukan perusahaan yang mengajak bergabung
melalui ekspansi internal maupun ekspansi menjadi satu dengan perusahaan yang
eksternal (Payamta, 2004). Ekspansi diajak bergabung dan perusahaan yang
internal yaitu suatu keadaan dimana semua diajak bergabung berhenti beroperasi dan
divisi yang terdapat dalam perusahaan pemegang sahamnya menerima sejumlah
dapat tumbuh secara normal melalui uang tunai atau saham di perusahaan yang
capital budgeting, memperluas kegiatan baru (Brealey et al, 2009). Akuisisi adalah
perusahaan yang sudah berjalan, seperti proses pengambil alihan (take over)
menambah kapasitas produksi pabrik dan sebagian atau keseluruhan saham
melakukan differensiasi produk, perusahaan lain sehingga perusahaan yang
sedangkan ekspansi eksternal perusahaan mengambil alih memiliki hak kontrol
dapat dilakukan melalui suatu aktivitas terhadap perusahaan yang diambil alih.
penggabungan usaha (business Alasan, motif, dan tujuan merger
combination). dan akuisisi sangat bervariasi dan
Pernyataan Standar Akuntasi bergantung pada kebutuhan perusahaan-
Keuangan (PSAK) No. 22 tentang perusahaan yang melaksanakannya,
penggabungan usaha, menyatakan bahwa namun hal yang paling umum
aktivitas penggabungan usaha dapat digunakan oleh perusahaan adalah
dilakukan dengan berbagai cara yang ekspansi, perpajakan, dan sinergi.
didasarkan dengan pertimbangan hukum, Keputusan untuk melakukan merger dan
aspek perpajakan atau alasan lainnya. akuisisi dianggap lebih cepat dalam
Menurut Koesnandi (1991) dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang
Nugroho (2010), salah satu strategi belum tercapai dikarenakan perusahaan
penggabungan usaha yang dapat dilakukan tidak harus memulai bisnis dari awal.
oleh perusahaan agar perusahaan bisa Keputusan untuk melakukan merger dan
bertahan, bersaing atau bahkan akuisisi juga sangat diharapkan dapat

2
memperbaiki dan meningkatkan kondisi dan akuisisi berpengaruh negatif
perusahaan, yang paling utama dalam terhadap kinerja perusahaan.
aspek finansial perusahaan serta posisi Penelitian dari dalam negeri
keuangan perusahaan mengalami mengenai perbedaan kinerja perusahaan
perubahan dan peningkatan yang sebelum dan sesudah merger dan
signifikan. akuisisi telah banyak dilakukan, namun
Penelitian untuk hasilnya tidak selalu sejalan ataupun
menginvestigasi pengaruh merger dan konsisten. Seperti penelitian yang
akuisisi terhadap kinerja perusahaan dilakukan oleh Widyaputra (2006)
telah dilakukan oleh beberapa peneliti, terhadap rasio keuangan EPS, NPM,
baik yang berasal dari dalam negeri ROE, dan ROA untuk pengujian 1 tahun
maupun dari luar negeri, namun sebelum dan 2 tahun sesudah merger
hasilnya tidak selalu konsisten. Caves yang menunjukkan adanya perbedaan
(1989) menemukan bahwa merger dan yang signifikan. Penelitian yang
akuisisi berpengaruh positif terhadap dilakukan oleh Widyaputra (2006)
efisiensi ekonomi, karena adanya sejalan dengan penelitian yang
sinergi dan perubahan terhadap kontrol dilakukan oleh Shinta (2008) yang
perusahaan dan pangsa pasarnya. Hasil menyatakan bahwa terdapat perbedaan
penelitian Caves (1989) dikonfirmasi kinerja keuangan pada PT Ades Water
oleh Berkowitch dan Narayanan (1993), Indonesia, Tbk. (ADES) & PT Medco
Eun, Kolodny, dan Scheraga (1996) dan Energi Internasional, Tbk (MEDC)
Zhang (1998) yang juga menunjukkan setelah dan sebelum melakukan merger
merger dan akuisisi berperngaruh positif dan akuisisi, dimana dari hasil tersebut
terhadap shareholder perusahaan yang dapat membuktikan bahwa pada rasio
mengambil alih dan diambil alih. keuangan CR, DER, NPM, ROE dan
Vennet (1996) berhasil membuktikan TATO diketahui lebih besar sebelum
adanya peningkatan keuntungan dan melakukan merger dan akuisisi. Sama
efisiensi biaya yang dialami bank-bank halnya dengan penelitian yang
di Uni Eropa yang melakukan merger dilakukan oleh Yulianto (2008) yang
dan akuisisi. Penelitian Agrawal, Jaffe memberikan hasil adanya perbedaan
dan Mandelker (1992), Lougbran dan yang signifikan pada rasio keuangan
Vijh (1997) dan Harford (1999) setelah merger dan akuisisi.
menunjukkan bukti keputusan merger Payamta dan Setiawan (2004)
meneliti kinerja keuangan perusahaan

3
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

yang melakukan merger dan akuisisi per share menunjukkan tidak adanya
dari rasio keuangan. Hasil penelitiannya perbedaan yang signifikan. Hasil
menunjukkan rasio keuangan dua tahun pengujian yang dilakukan secara parsial
sebelum dan sesudah merger dan menunjukkan hampir pada seluruh
akuisisi tidak mengalami perubahan variabel-variabel yang digunakan pada
yang signifikan. Penelitian Hadiningsih penelitian ini, menunjukkan tidak
(2007) yang melakukan penelitian adanya perbedaan yang signifikan pada
mengenai dampak analisis jangka rasio-rasio keuangan yang digunakan
panjang merger dan akuisisi terhadap setelah merger dan akuisisi. Hasil yang
kinerja keuangan yang menggunakan menunjukkan terdapat perbedaan
rasio keuangan dan return saham signifikan adalah pada rasio debt to
sebagai variabelnya. Hasil penelitian itu equity ratio yang menunjukkan
menunjukkan tidak adanya perbedaan perbedaan signifikan pada perbandingan
secara signifikan dari rasio keuangan satu tahun sebelum dengan dua, tiga,
secara menyeluruh antara satu tahun dan empat tahun sesudah merger dan
sebelum dan satu tahun sesudah merger akuisisi dan debt ratio pada
dan akuisisi, sedangkan pada sisi return perbandingan satu tahun sebelum dan
saham, average abnormal return (AAR) dua tahun sesudah merger dan akuisisi.
pada perusahaan pengakuisisi Nurfitriana (2012) melakukan
mengalami penurunan yang signifikan penelitian tentang kinerja keuangan
pada masa menjelang dan sesudah perusahaan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi. Pada perusahaan merger dan akuisisi. Variabel yang
yang diakuisisi juga tidak terjadi digunakan current ratio, net profit
perubahan secara menyeluruh. margin, return on assets, return on
Penelitian yang dilakukan equity, debt to equity ratio, total asset
Nugroho (2010) tentang perbandingan turnover, price earnings ratio dan price
kinerja keuangan perusahaan sebelum to book value. Pada pengujian yang
dan sesudah merger dan akuisisi dengan dilakukan secara serentak terhadap
menggunakan rasio likuiditas (current seluruh rasio keuangan yang digunakan
ratio), rasio aktivitas (total asset dalam penelitian ini menunjukkan tidak
turnover), rasio solvabilitas (debt ratio ada perbedaan yang signifikan. Hasil
dan debt to equity ratio), rasio yang menunjukkan perbedaan hanya
profitabilitas (net profit margin, return terbukti pada rasio net profit margin
on assets, return on equity) dan earning

4
untuk pengujian satu tahun sebelum dan TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
sesudah merger dan akuisisi.
Adanya perbedaan hasil dari Merger dan Akuisisi
Pengertian dan Tipe Merger dan
beberapa penelitian sebelumnya yang
Akuisisi
disebutkan diatas, menunjukkan Merger adalah penggabungan dua
inkonsistensi dari penelitian yang sudah perusahaan menjadi satu, dimana
dilakukan, oleh karena itu penulis perusahaan yang mengajak bergabung
tertarik untuk meneliti ulang dan mengambil alih semua assets dan
melakukan analisis kembali perbedaan liabilities perusahaan yang diajak
kinerja keuangan perusahaan melalui bergabung dengan begitu perusahaan yang
rasio-rasio keuangan sebelum dan mengajak bergabung menjadi satu dengan
sesudah merger dan akuisisi. Penelitian perusahaan yang diajak bergabung dan
ini merupakan replika dari penelitian perusahaan yang diajak bergabung
yang dilakukan Nurfitriana (2012) yang berhenti beroperasi dan pemegang
meneliti tentang perbandingan kinerja sahammnya menerima sejumlah uang
keuangan sebelum dan sesudah merger tunai atau saham di perusahaan yang baru
dan akuisisi, akan tetapi pada penelitian (Brealey et al, 2009). Menurut Moin
ini menghilangkan variabel price (2011) merger didefinisikan sebagai
earning ratio (PER) dan price to book penggabungan usaha dari dua atau lebih
value (PBV) dan menambah variabel perusahaan yang pada akhirnya bergabung
lain yaitu inventory turnover, debt ratio, ke dalam salah satu perusahaan yang
dan operating profit margin . Penelitian mengajak bergabung dan perusahaan yang
ini juga membedakan periode merger diajak bergabung berhenti beroperasi,
dan akuisisi yang digunakan dalam sehingga dapat diartikan pula bahwa
penelitian sebelumnya. Berdasarkan merger adalah kesepakatan dua atau lebih
research gap yang terjadi, maka perusahaan untuk bergabung dimana
penelitian ini bertujuan untuk hanya ada satu perusahaan yang tetap
menganalisis kinerja keuangan hidup atau terbentuknya satu perusahaan
berdasarkan rasio likuiditas, rasio baru sebagai badan hukum.
aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio Menurut Moin (2011) berdasarkan
profitabilitas pada perusahaan publik di aktivitas ekonominya merger dan akuisisi
indonesia sebelum dan sesudah merger dapat diklasifikasikan dalam lima tipe,
dan akuisisi (periode 2004-2009). yaitu:

5
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

A. Merger horizontal adalah merger pengukuran kinerja sebelum dan


antara dua atau lebih perusahaan yang sesudah merger dan akuisisi pada
bergerak dalam industri yang sama. penelitian ini adalah rasio likuiditas,
B. Merger vertikal adalah integrasi yang rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan
melibatkan perusahaan-perusahaan rasio profitabilitas.
yang bergerak dalam tahapan-tahapan a. Rasio Likuiditas
proses produksi atau operasi. Menurut Brigham dan Houston (2010)
C. Merger konglomerasi adalah merger rasio likuiditas menunjukkan hubungan
dua atau lebih perusahaan yang antara kas dengan aktiva dan kewajiban
masing-masing bergerak dalam lancar lainnya. Rasio likuiditas
industri yang tidak terkait. mengukur kemampuan perusahaan
D. Merger ekstensi pasar adalah merger untuk mengetahui kemampuan
yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk melunasi utang
perusahaan untuk secara bersama-sama jangka pendek yang segera jatuh tempo.
memperluas area pasar. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
E. Merger ekstensi produk adalah merger penelitian ini adalah current ratio (CR).
yang dilakukan oleh dua atau lebih b. Rasio Solvabilitas
perusahaan untuk memperluas lini Menurut Riyanto (1995), rasio
produk masing-masing perusahaan. solvabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur sampai seberapa jauh
Metode Analisis Kinerja dengan Rasio
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Keuangan
Menurut Brigham dan Houston Rasio solvabilitas merupakan tingkat
(2010), kinerja keuangan perusahaan jumlah utang perusahaan terhadap
diukur dengan menggunakan analisis seluruh kekayaan perusahaan. Menurut
rasio keuangan untuk mengetahui Weston dan Copeland (1997)
keunggulan dari kekuatan perusahaan menyatakan bahwa rasio solvabilitas
secara simultan, mengoreksi kelemahan digunakan untuk mengukur
perusahaan. Rasio merupakan alat yang perbandingan antara dana yang
memperbandingkan suatu hal dengan disediakan oleh pemilik perusahaan
hal lainnya sehingga dapat dengan dana yang berasal dari kreditor
menunjukkan hubungan atau korelasi perusahaan. Rasio-rasio solvabilitas
dari suatu laporan finansial berupa yang digunakan dalam penelitian ini
neraca dan laporan laba rugi. Rasio adalah Debt to Equity Ratio, (DER) dan
Keuangan yang digunakan dalam Debt Ratio (DR).

6
c. Rasio Aktivitas Hipotesis
Rasio Likuiditas (Current Ratio)
Weston dan Copeland (1997)
Sebelum dan Sesudah Merger dan
menyatakan bahwa rasio aktivitas Akuisisi
Moin (2011) secara spesifik
digunakan untuk mengukur seberapa
menyatakan bahwa keunggulan dan
efektif perusahaan memanfaatkan
manfaat merger diantaranya yaitu
semua sumber daya yang ada pada
mendapatkan cash flow dengan cepat
pengendaliannya. Rasio aktivitas
karena produk dan pasar sudah jelas,
mengukur seberapa efektif manajemen
memperoleh system operasional dan
perusahaan mengelola aktivanya,
administrative yang mapan, menghemat
dengan kata lain rasio ini mengukur
waktu untuk memasuki bisnis baru, dan
seberapa besar kecepatan aset-aset
memperoleh asset dan infrastruktur untuk
perusahaan dikelola dalam rangka
mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
menjalankan bisnis perusahaan. Rasio
Hasil penelitian Hadiningsih (2007)
aktivitas yang digunakan dalam
menujukkan bahwa CR mengalami
penelitian ini adalah Inventory Turnover
peningkatan pada masa sesudah merger
(ITO) dan Total Assets Turnover
dan akuisisi. Sama halnya dengan Shinta
(TATO).
(2008) yang menyatakan bahwa nilai
d. Rasio Profitabilitas
current ratio menunjukkan hasil yang
Brigham dan Houston (2010),
lebih besar sebelum merger dan akuisisi.
profitabilitas adalah hasil bersih dari
Berdasarkan tinjauan hasil
serangkaian kebijakan dan keputusan.
penelitian sebelumnya serta penjelasan
Rasio profitabilitas mengukur
teori yang ada, maka diperoleh hipotesis:
kemampuan perusahaan dalam
H1: Terdapat perbedaan rata-rata current
menghasilkan laba. Rasio profitabilitas
ratio sebelum dan sesudah merger dan
membantu perusahaan dalam
akuisisi.
melakukan kontrol terhadap
penerimaannya. Rasio-rasio
Rasio Aktivitas (Inventory Turnover dan
profitabilitas yang digunakan dalam Total Assets Turnover) Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi
penelitian ini adalah Return on Assets
Hadiningsih (2007) menunjukkan
(ROA), Return on Equity (ROE), Net
bahwa nilai total assets turnover pada satu
Profit Margin (NPM), dan Operating
tahun sesudah merger mengalami
Profit Margin (OPM).
peningkatan dan pada tahun kedua setelah
merger justru mengalami penurunan.

7
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

Begitupun hasil yang didapat oleh Shinta H4: Terdapat perbedaan rata-rata debt
(2008) menyatakan bahwa nilai ITO dan ratio sebelum dan sesudah merger
TATO menunjukkan hasil yang lebih dan akuisisi
besar sebelum merger dan akuisisi. H5: Terdapat perbedaan rata-rata debt to
Berdasarkan tinjauan hasil equity ratio sebelum dan sesudah
penelitian sebelumnya serta penjelasan merger dan akuisisi
teori yang ada, maka diperoleh hipotesis:
Rasio Profitabilitas (Return on Asset,
H2: Terdapat perbedaan rata-rata inventory
Return on Equity, Net Profit Margin, dan
turnover sebelum dan sesudah Operating Profit Margin) Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi
merger dan akuisisi
Drebin (2003) menambahkan
H3: Terdapat perbedaan rata-rata total
dengan penjualan yang lebih besar dan
assets turnover sebelum dan sesudah
penurunan biaya karena adanya
merger dan akuisisi
penghematan dan efisiensi, maka profit
perusahaan pun meningkat. Meningkatnya
Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio,
dan Debt Ratio) Sebelum dan Sesudah profit perusahaan sejalan dengan
Merger dan Akuisisi
meningkatnya nilai NPM, OPM, ROA,
Hadiningsih (2007) memperoleh
dan ROE. Penelitian Widyaputra (2006)
hasil debt to equity ratio mengalami
menunjukkan bahwa hasil pengujian
penurunan pada tahun pertama sesudah
secara parsial menghasilkan adanya
merger dan akuisisi dan meningkat pada
perbedaan yang signifikan untuk rasio
tahun kedua sesudah merger dan akuisisi.
keuangan EPS, OPM, NPM, ROA, dan
Nugroho (2010) menjelaskan variabel
ROE. Shinta (2008) juga menyimpulkan
DER yang diuji dengan Wilcoxon Signed
bahwa ada perbedaan kinerja keuangan
Rank test menunjukkan adanya perbedaan
yang dilihat dari rasio NPM, OPM, dan
yang siginifikan antara sebelum dan
ROE pada PT Ades Water Indonesia, Tbk
sesudah merger, sedangkan untuk variabel
dan PT Medco Energi Internasional, Tbk
DR menunjukkan adanya perbedaan yang
setelah dan sebelum merger dan akuisisi.
signifikan pada periode 2 tahun sesudah
Berdasarkan tinjauan hasil
merger dan akuisisi.Berdasarkan tinjauan
penelitian sebelumnya serta penjelasan
hasil penelitian sebelumnya serta
teori yang ada, maka diperoleh hipotesis:
penjelasan teori yang ada, maka diperoleh
H6: Terdapat perbedaan rata-rata return
hipotesis:
on asset sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi

8
H7: Terdapat perbedaan rata-rata return Perusahaan publik terdaftar di BEI tahun
on equity sebelum dan sesudah 2004-2009, (2) Perusahaan publik tidak
merger dan akuisisi termasuk jenis lembaga keuangan, (3)
H8: Terdapat perbedaan rata-rata net Melakukan aktivitas merger dan akuisisi
profit margin sebelum dan sesudah pada periode 2004-2009 dan bukan
merger dan akuisisi merupakan delisting company (4) Tersedia
H9: Terdapat perbedaan rata-rata laporan keuangan untuk satu tahun
operating profit margin sebelum sebelum dan tiga tahun sesudah aktivitas
dan sesudah merger dan akuisisi merger dan akuisisi (2003-2012), (5)
Perusahaan tersebut tidak melakukan
METODE PENELITIAN
aktivitas merger dan akuisisi kembali
Populasi, Sampel, dan Metode dalam jangka waktu satu tahun sebelum
Pengumpulan Data
dan tiga tahun sesudah periode merger dan
Populasi dalam penelitian ini
akuisisi yang dipilih.
adalah seluruh perusahaan publik yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia)
Definisi Operasionalisasi Variabel
yang pernah melakukan aktivitas merger
1. Rasio Likuiditas
dan akuisisi baik melakukan merger dan
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang
akuisisi dengan perusahaan publik maupun
digunakan untuk mengukur kemampuan
non-publik dan perusahaan tersebut
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
mengumumkan aktivitasnya tersebut pada
jangka pendeknya bila telah jatuh tempo.
periode 2004-2009. Aktivitas merger dan
Rasio likuiditas yang digunakan dalam
akuisisi ini dilakukan setelah perusahaan
penelitian ini adalah current ratio. Current
publik tersebut listing di BEI terlebih
ratio menunjukkan besarnya aktiva yang
dahulu. Dipilihnya periode merger dan
diharapkan akan dikonvensi menjadi kas
akuisisi antara tahun 2004-2009 karena
dalam jangka pendek untuk menutupi
merupakan data tahun terakhir yang dapat
kewajiban lancar.
diambil jika akan dilakukan pengukuran 1
2. Rasio Solvabilitas
tahun sebelum dan 3 tahun sesudah merger
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang
dan akuisisi. Metode pengambilan sampel
digunakan untuk mengukur sampai seberapa
dalam penelitian adalah purposive
jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang,
sampling, dimana sampel yang akan
serta mengukur kemampuan perusahaan
diambil harus memenuhi kriteria yang
untuk membayar utang apabila pada suatu
harus dipenuhi adalah sebagai berikut (1)
saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan.

9
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

Rasio solvabilitas yang digunakan dalam Uji Hipotesis


Uji hipotesis merupakan suatu
penelitian ini adalah Debt Ratio dan Debt to
pengujian untuk membuktikan adanya
Equity Ratio.
hubungan antar variabel dalam penelitian.
3. Rasio Aktivitas
Dalam penelitian ini menggunakan analisis
Menurut Brigham dan Houston (2010),
statistik parametrik uji beda dua rata-rata
rasio aktivitas disebut rasio manajemen
dengan sampel berpasangan (Paired
aktiva yang digunakan untuk mengukur
Sample T-test). Uji paired sample T-test
seberapa efektif perusahaan mengelola
digunakan untuk menguji hipotesis yang
aktivanya. Pada penelitian ini rasio aktivitas
telah diajukan sebelumnya yaitu untuk
yang digunakan untuk melihat seberapa
membuktikan apakah terdapat perbedaan
efektif dan efisien perusahaan mengelola
rata-rata kinerja keuangan perusahaan
aktivanya adalah inventory turnover dan
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
total assets turnover.
Pada penelitian ini, H menunjukkan tidak
4. Rasio Profitabilitas
terdapat perbedaan rata-rata rasio
Rasio profitablitas adalah rasio yang
keuangan sebelum dan sesudah merger
digunakan untuk mengukur sejauh mana
dan akuisisi. H menunjukkan terdapat
perusahaan memperoleh laba. Pada
perbedaan rasio keuangan sebelum dan
penelitian ini rasio profitabilitas yang
sesudah merger dan akuisisi. Tingkat
digunakan yaitu Return on Assets, Return on
signifikansi dalam penelitian ini = 0,05
Equity. Net Profit Margin, Operating Profit
atau 5%.
Margin.
PEMBAHASAN
Metode Analisis Data
Uji Deskriptif
Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif merupakan
Nilai rata-rata current ratio
analisis dengan merinci dan menjelaskan
untuk satu tahun sebelum merger dan
secara panjang lebar keterkaitan data
akuisisi adalah 2,4847 dengan standar
penelitian yang biasanya tercantum dalam
deviasi 3,33618. Nilai rata-rata current
bentuk tabel. Uji ini memberikan
ratio sebesar 2,4847 menunjukkan
gambaran atau deskriptif suatu data yang
bahwa rata-rata kemampuan perusahaan
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
menggunakan aktiva lancar untuk
deviasi, dan varian.
menutup utang adalah sebesar 2,4847
kali. Nilai maksimum current ratio
dalam periode ini adalah 18,42 yang

10
sekaligus menjadi nilai tertinggi current Nilai rata-rata current ratio
ratio dibandingkan periode lainnya. untuk tiga tahun sesudah merger dan
Nilai minimum current ratio pada akuisisi adalah 1,8933. Nilai rata-rata
periode ini adalah 0,20. current ratio sebesar 1,8933
Nilai rata-rata current ratio menunjukkan bahwa rata-rata
untuk satu tahun sesudah merger dan kemampuan perusahaan menggunakan
akuisisi adalah 2,0387 dengan standar aktiva lancar untuk menutup utang
deviasi 1,92520. Nilai rata-rata current adalah sebesar 1,8933 kali. Nilai
ratio sebesar 2,0387 menunjukkan tersebut mengalami penurunan jika
bahwa rata-rata kemampuan perusahaan dibandingkan dengan periode dua tahun
menggunakan aktiva lancar untuk sesudah merger dan akuisisi. Nilai
menutup utang lancar adalah sebesar maksimum current ratio pada periode
2,0387 kali. Nilai tersebut mengalami ini adalah 9,14, sedangkan nilai
penurunan jika dibandingkan dengan minimumnya adalah 0,21.
periode satu tahun sebelum merger dan Nilai rata-rata inventory
akuisisi. Nilai maksimum current ratio turnover untuk satu tahun sebelum
pada periode ini adalah 10,26, merger dan akuisisi adalah 5,7703
sedangkan nilai minimumnya adalah dengan standar deviasi 8.14353. Nilai
0,21. rata-rata inventory turnover sebesar
Nilai rata-rata current ratio 5,7703 menunjukkan bahwa rata-rata
untuk dua tahun sesudah merger dan efisiensi perusahaan dalam mengatur
akuisisi adalah 2,0523 dengan standar inventorinya adalah sebesar 5,7703 kali.
deviasi 1,82044. Nilai rata-rata current Nilai maksimum inventory turnover
ratio sebesar 2,0523 menunjukkan pada periode ini adalah 35,11 yang
bahwa rata-rata kemampuan perusahaan sekaligus menjadi nilai tertinggi
menggunakan aktiva lancar untuk inventory turnover dibandingkan
menutup utang adalah sebesar 2,0523 periode lainnya. Nilai minimum
kali. Nilai tersebut mengalami inventory turnover pada periode ini
peningkatan jika dibandingkan dengan adalah 0.
periode satu tahun sesudah merger dan Nilai rata-rata inventory
akuisisi. Nilai maksimum current ratio turnover untuk satu tahun sesudah
pada periode ini adalah 9,67, sedangkan merger dan akuisisi adalah 4,8903
nilai minimumnya adalah 0.39. dengan standar deviasi 5,35272. Nilai
rata-rata inventory turnover sebesar

11
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

4,8903 menunjukkan bahwa rata-rata jika dibandingkan dengan periode dua


efisiensi perusahaan dalam mengatur tahun sesudah merger dan akuisisi.
inventorinya adalah sebesar 4,8903 kali. Nilai maksimum inventory turnover
Nilai tersebut mengalami penurunan ratio pada periode ini adalah
jika dibandingkan dengan periode satu 12,14,sedangkan nilai minimumnya
tahun sebelum merger dan akuisisi. adalah 0.
Nilai maksimum inventory turnover Nilai rata-rata total asset
ratio pada periode ini adalah turnover untuk satu tahun sebelum
20,69,sedangkan nilai minimumnya merger dan akuisisi adalah 0,9000
adalah 0. dengan standar deviasi 0.68216. Nilai
Nilai rata-rata inventory rata-rata total asset turnover sebesar
turnover untuk dua tahun sesudah 0,9000 menunjukkan bahwa rata-rata
merger dan akuisisi adalah 4,4237 kemampuan dana yang tertanam dalam
dengan standar deviasi 4,44039. Nilai keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
rata-rata inventory turnover sebesar pendapatan adalah sebesar 0,9000 kali.
4,4237 menunjukkan bahwa rata-rata Nilai maksimum total asset turnover
efisiensi perusahaan dalam mengatur pada periode ini adalah 2,38, sedangkan
inventorinya adalah sebesar 4,4237 kali. nilai minimum total asset turnover pada
Nilai tersebut mengalami penurunan periode ini adalah 0,03.
jika dibandingkan dengan periode satu Nilai rata-rata total asset
tahun sesudah merger dan akuisisi. turnover untuk satu tahun sesudah
Nilai maksimum inventory turnover merger dan akuisisi adalah 0,9347
ratio pada periode ini adalah dengan standar deviasi 0,73092. Nilai
15,19,sedangkan nilai minimumnya rata-rata total asset turnover sebesar
adalah 0. 0,9347 menunjukkan bahwa rata-rata
Nilai rata-rata inventory kemampuan dana yang tertanam dalam
turnover untuk tiga tahun sesudah keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
merger dan akuisisi adalah 4,2113 pendapatan adalah sebesar 0,9347 kali.
dengan standar deviasi 3,70384. Nilai Nilai tersebut mengalami peningkatan
rata-rata inventory turnover sebesar jika dibandingkan dengan periode satu
4,2113 menunjukkan bahwa rata-rata tahun sebelum merger dan akuisisi.
efisiensi perusahaan dalam mengatur Nilai maksimum total asset turnover
inventorinya adalah sebesar 4,2113 kali. pada periode ini adalah 2,60, sedangkan
Nilai tersebut mengalami penurunan

12
nilai minimum total asset turnover pada lainnya. Nilai minimum total asset
periode ini adalah 0,02. turnover pada periode ini adalah 0,03.
Nilai rata-rata total asset Nilai rata-rata debt ratio untuk
turnover untuk dua tahun sesudah satu tahun sebelum merger dan akuisisi
merger dan akuisisi adalah 0,9313 adalah 0,5937 dengan standar deviasi
dengan standar deviasi 0,70499. Nilai 0,32690. Nilai rata-rata debt ratio
rata-rata total asset turnover sebesar sebesar 0,5937 menunjukkan bahwa
0,9313 menunjukkan bahwa rata-rata rata-rata tingkat utang terhadap aset
kemampuan dana yang tertanam dalam perusahaan adalah sebesar 0,5937 kali.
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan Nilai maksimum debt ratio pada
pendapatan adalah sebesar 0,9313 kali. periode ini adalah 1,64 yang sekaligus
Nilai tersebut mengalami penurunan menjadi nilai tertinggi debt ratio
jika dibandingkan dengan periode satu dibandingkan periode lainnya. Nilai
tahun sesudah merger dan akuisisi. minimum debt ratio pada periode ini
Nilai maksimum total asset turnover adalah 0,6.
pada periode ini adalah 2,45, sedangkan Nilai rata-rata debt ratio untuk
nilai minimum total asset turnover pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi
periode ini adalah 0,03. adalah 0,5443 dengan standar deviasi
Nilai rata-rata total asset 0,21231. Nilai rata-rata debt ratio
turnover untuk tiga tahun sesudah sebesar 0,5443 menunjukkan bahwa
merger dan akuisisi adalah 0,8963 rata-rata tingkat utang terhadap aset
dengan standar deviasi 0,73466. Nilai perusahaan adalah sebesar 0,5443 kali.
rata-rata total asset turnover sebesar Nilai tersebut mengalami penurunan
0,8963 menunjukkan bahwa rata-rata jika dibandingkan dengan periode satu
kemampuan dana yang tertanam dalam tahun sebelum merger dan akuisisi.
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan Nilai maksimum debt ratio pada
pendapatan adalah sebesar 0,8963 kali. periode ini adalah 0,87, sedangkan nilai
Nilai tersebut mengalami penurunan minimum debt ratio pada periode ini
jika dibandingkan dengan periode dua adalah 0,16.
tahun sesudah merger dan akuisisi. Nilai rata-rata debt ratio untuk
Nilai maksimum total asset turnover dua tahun sesudah merger dan akuisisi
pada periode ini adalah 2,69 yang adalah 0,5697 dengan standar deviasi
sekaligus menjadi nilai tertinggi total 0,20677. Nilai rata-rata debt ratio
asset turnover dibandingkan periode sebesar 0,5697 menunjukkan bahwa

13
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

rata-rata tingkat utang terhadap aset akuisisi adalah 5,00, sedangkan nilai
perusahaan adalah sebesar 0,5697 kali. minimumnya adalah -2,57.
Nilai tersebut mengalami peningkatan Nilai rata-rata debt to equity
jika dibandingkan dengan periode satu ratio untuk satu tahun sesudah merger
tahun sesudah merger dan akuisisi. dan akuisisi adalah 2,2130 dengan
Nilai maksimum debt ratio pada standar deviasi 2,38801. Nilai rata-rata
periode ini adalah 0,97, sedangkan nilai debt to equity ratio sebesar 2,2130
minimum debt ratio pada periode ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
adalah 0,12. utang terhadap ekuitas perusahaan
Nilai rata-rata debt ratio untuk adalah sebesar 2,2130 kali. Nilai rata-
dua tahun sesudah merger dan akuisisi rata ini mengalami peningkatan jika
adalah 0,5880 dengan standar deviasi dibandingkan dengan periode satu tahun
0,19224. Nilai rata-rata debt ratio sebelum merger dan akuisisi. Nilai
sebesar 0,5880 menunjukkan bahwa maksimun debt to equity ratio untuk
rata-rata tingkat utang terhadap aset periode satu tahun sesudah merger dan
perusahaan adalah sebesar 0,5880 kali. akuisisi adalah 10,00, sedangkan nilai
Nilai tersebut kembali mengalami minimumnya adalah 0,19.
peningkatan jika dibandingkan dengan Nilai rata-rata debt to equity
periode dua tahun sesudah merger dan ratio untuk dua tahun sesudah merger
akuisisi. Nilai maksimum debt ratio dan akuisisi adalah 2,9227 dengan
pada periode ini adalah 0,07, sedangkan standar deviasi 5,85536. Nilai rata-rata
nilai minimum debt ratio pada periode debt to equity ratio sebesar 2,9227
ini adalah 0,98. menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
Nilai rata-rata debt to equity utang terhadap ekuitas perusahaan
ratio untuk satu tahun sebelum merger adalah sebesar 2,9227 kali. Nilai rata-
dan akuisisi adalah 1,4437 dengan rata ini kembali mengalami peningkatan
standar deviasi 1,57317. Nilai rata-rata jika dibandingkan dengan periode satu
debt to equity ratio sebesar 1,4437 tahun sesudah merger dan akuisisi.
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Nilai maksimun debt to equity ratio
utang terhadap ekuitas perusahaan untuk periode dua tahun sesudah merger
adalah sebesar 1,4437 kali. Nilai dan akuisisi adalah 33,04, sedangkan
maksimun debt to equity ratio untuk nilai minimumnya adalah 0,14.
periode satu tahun sebelum merger dan Nilai rata-rata debt to equity
ratio untuk tiga tahun sesudah merger

14
dan akuisisi adalah 4,7647 dengan Nilai rata-rata return on asset
standar deviasi 11,90382. Nilai rata-rata untuk satu tahun sesudah merger dan
debt to equity ratio sebesar 4,7647 akuisisi adalah 0,4600 dengan standar
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat deviasi 19,59050. Nilai rata-rata return
utang terhadap ekuitas perusahaan on asset sebesar 0,4600 menunjukkan
adalah sebesar 4,7647 kali. Nilai rata- bahwa rata-rata tingkat efektivitas
rata ini kembali mengalami peningkatan perusahaan dalam menghasilkan
jika dibandingkan dengan periode dua keuntungan dengan memanfaatkan
tahun sesudah merger dan akuisisi. aktiva yang dimiliki adalah sebesar
Nilai maksimun debt to equity ratio 0,4600%. Nilai rata-rata ini mengalami
untuk periode tiga tahun sesudah penurunan jika dibandingkan dengan
merger dan akuisisi adalah 55,16 yang periode satu tahun sebelum merger dan
sekaligus menjadi nilai tertinggi debt to akuisisi. Nilai maksimun return on
equity ratio dibandingkan periode asset untuk periode satu tahun sesudah
lainnya. Nilai minimum debt to equity merger dan akuisisi adalah 37,48,
ratio untuk periode ini adalah 0,14. sedangkan nilai minimumnya adalah -
Nilai rata-rata return on asset 86,62.
untuk satu tahun sebelum merger dan Nilai rata-rata return on asset
akuisisi adalah 3,7620 dengan standar untuk dua tahun sesudah merger dan
deviasi 14,95921. Nilai rata-rata return akuisisi adalah 5,9827 dengan standar
on asset sebesar 3,7620 menunjukkan deviasi 9,96552. Nilai rata-rata return
bahwa rata-rata tingkat efektivitas on asset sebesar 5,9827 menunjukkan
perusahaan dalam menghasilkan bahwa rata-rata tingkat efektifitas
keuntungan dengan memanfaatkan perusahaan dalam menghasilkan
aktiva yang dimiliki adalah sebesar keuntungan dengan memanfaatkan
3,7620%. Nilai maksimun return on aktiva yang dimiliki adalah sebesar
asset untuk periode satu tahun sebelum 5,9827%. Nilai rata-rata ini mengalami
merger dan akuisisi adalah 38,00 yang peningkatan jika dibandingkan dengan
sekaligus menjadi nilai tertinggi return periode satu tahun sesudah merger dan
on asset jika dibandingkan dengan akuisisi. Nilai maksimun return on
periode lainnya. Nilai minimum return asset untuk periode dua tahun sesudah
on asset untuk periode ini adalah - merger dan akuisisi adalah 37,22,
56,77. sedangkan nilai minimumnya adalah -
11,44.

15
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

Nilai rata-rata return on asset akuisisi adalah 0,6823 dengan standar


untuk tiga tahun sesudah merger dan deviasi 51,19832. Nilai rata-rata return
akuisisi adalah 5,4870 dengan standar on equity sebesar 0,6823 menunjukkan
deviasi 11,88984. Nilai rata-rata return bahwa rata-rata tingkat pengembalian
on asset sebesar 5,4870 menunjukkan atas ekuitas saham biasa adalah sebesar
bahwa rata-rata tingkat efektivitas 0,6823%. Nilai rata-rata ini mengalami
perusahaan dalam menghasilkan penurunan jika dibandingkan dengan
keuntungan dengan memanfaatkan periode satu tahun sebelum merger dan
aktiva yang dimiliki adalah sebesar akuisisi. Nilai maksimun return on
5,4870%. Nilai rata-rata ini kembali equity untuk periode satu tahun sesudah
mengalami penurunan jika merger dan akuisisi adalah 72,69,
dibandingkan dengan periode dua tahun sedangkan nilai minimum return on
sesudah merger dan akuisisi. Nilai equity untuk periode ini adalah -
maksimun return on asset untuk periode 230,76.
satu tahun sesudah merger dan akuisisi Nilai rata-rata return on equity
adalah 36,85, sedangkan nilai untuk dua tahun sesudah merger dan
minimumnya adalah -18,58. akuisisi adalah 5,6737 dengan standar
Nilai rata-rata return on equity deviasi 28,59932. Nilai rata-rata return
untuk satu tahun sebelum merger dan on equity sebesar 5,6737 menunjukkan
akuisisi adalah 15,0237 dengan standar bahwa rata-rata tingkat pengembalian
deviasi 40,82639. Nilai rata-rata return atas ekuitas saham biasa adalah sebesar
on equity sebesar 15,0237 menunjukkan 5,6737%. Nilai rata-rata ini mengalami
bahwa rata-rata tingkat pengembalian peningkatan jika dibandingkan dengan
atas ekuitas saham biasa adalah sebesar periode satu tahun sesudah merger dan
15,0237%. Nilai maksimun return on akuisisi. Nilai maksimun return on
equity untuk periode satu tahun sebelum equity untuk periode dua tahun sesudah
merger dan akuisisi adalah 135,67 yang merger dan akuisisi adalah 73,85,
sekaligus menjadi nilai tertinggi return sedangkan nilai minimum return on
on equity jika dibandingkan dengan equity untuk periode ini adalah - 83,03.
periode lainnya. Nilai minimum return Nilai rata-rata return on equity
on equity untuk periode ini adalah - untuk tiga tahun sesudah merger dan
90,00. akuisisi adalah -18,6233 dengan standar
Nilai rata-rata return on equity deviasi 145,49995. Nilai rata-rata return
untuk satu tahun sesudah merger dan on equity sebesar -18,6233

16
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Nilai rata-rata ini mengalami penurunan
pengembalian atas ekuitas saham biasa jika dibandingkan dengan periode satu
adalah sebesar -18,6233%. Nilai rata- tahun sebelum merger dan akuisisi.
rata ini kembali mengalami penurunan Nilai maksimun net profit margin untuk
jika dibandingkan dengan periode dua periode satu tahun sesudah merger dan
tahun sesudah merger dan akuisisi. akuisisi adalah 7,91, sedangkan nilai
Nilai maksimun return on equity untuk minimum net profit margin untuk
periode tiga tahun sesudah merger dan periode ini adalah - 102,66.
akuisisi adalah 73,00, sedangkan nilai Nilai rata-rata net profit margin
minimum return on equity untuk untuk dua tahun sesudah merger dan
periode ini adalah - 768,48. akuisisi adalah 0,2537 dengan standar
Nilai rata-rata net profit margin deviasi 0,68000. Nilai rata-rata net
untuk satu tahun sebelum merger dan profit margin sebesar 0,2537
akuisisi adalah 0,5853 dengan standar menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
deviasi 2,64042. Nilai rata-rata net pengembalian keuntungan bersih
profit margin sebesar 0,5853 perusahaan adalah sebesar 0,2537 kali.
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Nilai rata-rata ini mengalami
pengembalian keuntungan bersih peningkatan jika dibandingkan dengan
perusahaan adalah sebesar 0,5853 kali. periode satu tahun sesudah merger dan
Nilai maksimun net profit margin untuk akuisisi. Nilai maksimun net profit
periode satu tahun sebelum merger dan margin untuk periode dua tahun
akuisisi adalah 14,54 yang sekaligus sesudah merger dan akuisisi adalah
menjadi nilai tertinggi net profit margin 3,12, sedangkan nilai minimum net
jika dibandingkan dengan periode profit margin untuk periode ini adalah
lainnya. Nilai minimum net profit 0,00.
margin untuk periode ini adalah -13,00. Nilai rata-rata net profit margin
Nilai rata-rata net profit margin untuk tiga tahun sesudah merger dan
untuk satu tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 0,5080 dengan standar
akuisisi adalah -3,1043 dengan standar deviasi 1,70375. Nilai rata-rata net
deviasi 18,85774. Nilai rata-rata net profit margin sebesar 0,5080
profit margin sebesar -3,1043 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengembalian keuntungan bersih
pengembalian keuntungan bersih perusahaan adalah sebesar 0,5080 kali.
perusahaan adalah sebesar -3,1043 kali. Nilai rata-rata ini kembali mengalami

17
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

peningkatan jika dibandingkan dengan membayar semua biaya produksi dan


periode dua tahun sebelum merger dan biaya operasi adalah sebesar 1,7367 kali.
akuisisi. Nilai maksimun net profit Nilai rata-rata ini mengalami peningkatan
margin untuk periode tiga tahun jika dibandingkan periode satu tahun
sesudah merger dan akuisisi adalah sebelum merger dan akuisisi. Nilai
9,15, sedangkan nilai minimum net maksimun operating profit margin untuk
profit margin untuk periode ini adalah periode satu tahun sesudah merger dan
0,00. akuisisi adalah 48,08, sedangkan nilai
Hasil deskriptif variabel operating minimum operating profit margin untuk
profit margin untuk satu tahun sebelum, periode ini adalah 0,00.
satu tahun sesudah, dua tahun sesudah, Nilai rata-rata operating profit
dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi margin untuk dua tahun sesudah merger
dapat dijelaskan sebagai berikut : dan akuisisi adalah 0,7937 dengan
Nilai rata-rata operating profit standar deviasi 3,52735. Nilai rata-rata
margin untuk satu tahun sebelum merger operating profit margin sebesar 0,7937
dan akuisisi adalah 0,1490 dengan standar menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
deviasi 0,18079. Nilai rata-rata operating pengembalian keuntungan perusahaan
profit margin sebesar 0,1490 menunjukkan sesudah membayar semua biaya
bahwa rata-rata tingkat pengembalian produksi dan biaya operasi adalah
keuntungan perusahaan sesudah sebesar 0,7937 kali. Nilai rata-rata ini
membayar semua biaya produksi dan mengalami penurunan jika
biaya operasi adalah sebesar 0,1490 kali. dibandingkan periode satu tahun
Nilai maksimun operating profit margin sesudah merger dan akuisisi. Nilai
untuk periode satu tahun sebelum merger maksimun operating profit margin
dan akuisisi adalah 0,87, sedangkan nilai untuk periode dua tahun sesudah merger
minimum operating profit margin untuk dan akuisisi adalah 19,46, sedangkan
periode ini adalah 0,00. nilai minimum operating profit margin
Nilai rata-rata operating profit untuk periode ini adalah -0,02.
margin untuk satu tahun sesudah merger Nilai rata-rata operating profit
dan akuisisi adalah 1,7367 dengan standar margin untuk tiga tahun sesudah merger
deviasi 8,75357. Nilai rata-rata operating dan akuisisi adalah 1,7190 dengan
profit margin sebesar 1,7367 menunjukkan standar deviasi 6,08482. Nilai rata-rata
bahwa rata-rata tingkat pengembalian operating profit margin sebesar 1,7190
keuntungan perusahaan sesudah menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

18
pengembalian keuntungan perusahaan tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
sesudah membayar semua biaya nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
produksi dan biaya operasi adalah < t tabel, maka H diterima. Dari
sebesar 1,7190 kali. Nilai rata-rata ini pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
kembali mengalami peningkatan jika terdapat perbedaan rata-rata current ratio
dibandingkan dengan periode dua tahun satu tahun sebelum dengan tiga tahun
sesudah merger dan akuisisi. Nilai sesudah merger dan akuisisi.
maksimun operating profit margin
Hasil uji paired sample t-test pada
untuk periode tiga tahun sesudah
periode penelitian satu tahun sebelum dan
merger dan akuisisi adalah 29,00,
dua tahun sesudah merger dan akuisisi
sedangkan nilai minimum operating
menunjukkan nilai t output adalah 0,879,
profit margin untuk periode ini adalah -
sedangkan berdasarkan t tabel dengan
0,05.
tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
Uji Hipotesis nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
Hasil uji paired sample t-test < t tabel, maka H diterima. Dari
pada periode penelitian satu tahun pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
sebelum dan dua tahun sesudah terdapat perbedaan rata-rata inventory
merger dan akuisisi menunjukkan nilai turnover ratio satu tahun sebelum dengan
t output adalah 0,851, sedangkan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.
berdasarkan t tabel dengan tingkat Hasil uji paired sample t-test pada
signifikansi = 0,05 dan df = 29, nilai periode penelitian satu tahun sebelum dan
t tabel adalah 2,045. Karena t output < dua tahun sesudah merger dan akuisisi
t tabel, maka H diterima. Dari menunjukkan nilai t output adalah -0,439,
pengujian tersebut disimpulkan bahwa sedangkan berdasarkan t tabel dengan
tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
current ratio satu tahun sebelum nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
dengan dua tahun sesudah merger dan < t tabel, maka H diterima. Dari
akuisisi. pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
Selanjutnya untuk periode terdapat perbedaan rata-rata total asset
penelitian satu tahun sebelum dan tiga turnover ratio satu tahun sebelum dengan
tahun sesudah merger dan akuisisi dua tahun sesudah merger dan akuisisi.
menunjukkan nilai t output adalah 0,894, Hasil uji paired sample t-test pada
sedangkan berdasarkan t tabel dengan periode penelitian satu tahun sebelum dan

19
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

dua tahun sesudah merger dan akuisisi Hasil uji paired sample t-test pada
menunjukkan nilai t output adalah 0,449, periode penelitian satu tahun sebelum dan
sedangkan berdasarkan t tabel dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi
tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29, menunjukkan nilai t output adalah 1,126,
nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output sedangkan berdasarkan t tabel dengan
< t tabel, maka H diterima. Dari tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
terdapat perbedaan rata-rata debt ratio satu < t tabel, maka H diterima. Dari
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
merger dan akuisisi terdapat perbedaan rata-rata return on
Hasil uji paired sample t-test pada equity satu tahun sebelum dengan dua
periode penelitian satu tahun sebelum dan tahun sesudah merger dan akuisisi.
dua tahun sesudah merger dan akuisisi Hasil uji paired sample t-test pada
menunjukkan nilai t output adalah -1,321, periode penelitian satu tahun sebelum dan
sedangkan berdasarkan t tabel dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi
tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29, menunjukkan nilai t output adalah 0,851,
nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output sedangkan berdasarkan t tabel dengan
< t tabel, maka H diterima. Dari tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
terdapat perbedaan rata-rata debt to equity < t tabel, maka H diterima. Dari
ratio satu tahun sebelum dengan dua tahun pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
sesudah merger dan akuisisi terdapat perbedaan rata-rata net profit
Hasil uji paired sample t-test pada margin satu tahun sebelum dengan dua
periode penelitian satu tahun sebelum dan tahun sesudah merger dan akuisisi.
dua tahun sesudah merger dan akuisisi Hasil uji paired sample t-test pada
menunjukkan nilai t output adalah -1,059, periode penelitian satu tahun sebelum dan
sedangkan berdasarkan t tabel dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi
tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29, menunjukkan nilai t output adalah -1,041,
nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output sedangkan berdasarkan t tabel dengan
< t tabel, maka H diterima. Dari tingkat signifikansi = 0,05 dan df = 29,
pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak nilai t tabel adalah 2,045. Karena t output
terdapat perbedaan rata-rata return on < t tabel, maka H diterima. Dari
asset satu tahun sebelum dengan dua tahun pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak
sesudah merger dan akuisisi. terdapat perbedaan rata-rata operating

20
profit margin satu tahun sebelum dengan Pembahasan Hasil Analisis Return on
Asset
dua tahun sesudah merger dan akuisisi.
Berdasarkan hasil pengujian
paired sample t-test di tahun pertama
PEMBAHASAN hingga tiga tahun sesudah merger dan
Pembahasan Hasil Analisis Debt Ratio akuisisi, tidak terlihat adanya perbedaan
Berdasarkan hasil pengujian paired return on asset sebelum dan sesudah
sample t-test tahun pertama hingga tahun merger dan akuisisi. Hasil ini
tiga tahun sesudah merger dan akuisisi, membuktikan bahwa merger dan
tidak terlihat adanya perbedaan debt ratio akuisisi tidak memiliki pengaruh yang
sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. signifikan terhadap profitabilitas
Walaupun pada tabel deskriptif perusahaan karena sinergi yang
memperlihatkan adanya kenaikan pada diharapkan tidak tercapai secara
nilai debt ratio, perbedaan tersebut tidak maksimal serta keinginan ekonomis
terlalu signifikan. Perusahaan perlu yang bertujuan untuk memperbaiki
melakukan adaptasi yang lebih baik untuk kinerja setelah merger dan akuisisi
bisa mencapai sinergi positif yang belum terwujud.
diharapkan
Pembahasan Hasil Analisis Return on
Pembahasan Hasil Analisis Debt to Equity
Equity Ratio Berdasarkan hasil pengujian
Berdasarkan hasil pengujian paired paired sample t-test di tahun pertama
sample t-test tahun pertama hingga tahun hingga tiga tahun sesudah merger dan
tiga tahun sesudah merger dan akuisisi, akuisisi, tidak terlihat adanya perbedaan
tidak terlihat adanya perbedaan debt to return on equity sebelum dan sesudah
equity ratio sebelum dan sesudah merger merger dan akuisisi. Adanya
dan akuisisi. Walaupun pada tabel peningkatan return on equity di tahun
deskriptif memperlihatkan adanya kedua sesudah merger dan akuisisi,
kenaikan pada nilai debt to equity ratio, belum dapat membuktikan bahwa
perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. merger dan akuisisi memiliki pengaruh
Perusahaan perlu melakukan adaptasi yang yang signifikan terhadap rasio
lebih baik untuk bisa mencapai sinergi profitabilitas perusahaan yang
positif yang diharapkan. bergabung.

21
Media Riset Akuntansi, Vol.6 No.2 Agustus 2016

Pembahasan Hasil Analisis Net Profit debt to equity ratio, return on asset, return
Margin
on equity, net profit margin, dan operating
Berdasarkan hasil pengujian paired
profit margin yang diuji dengan paired
sample t-test di tahun pertama hingga tiga
sample T-test menunjukkan tidak terdapat
tahun sesudah merger dan akuisisi, tidak
perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
terlihat adanya perbedaan net profit
merger dan akuisisi, baik untuk periode
margin sebelum dan sesudah merger dan
satu tahun sebelum dengan periode satu
akuisisi. Hal tersebut menimbulkan
tahun sampai tiga tahun sesudah merger
dugaan bahwa sinergi yang terjadi setelah
dan akuisisi.
merger dan akuisisi belum maksimal,
sehingga perusahaan belum mampu
DAFTAR PUSTAKA
mencapai target sinergi yang positif yang
diharapkan. Baridwan & Zaki. (2004). Intermediate
Accounting. Edisi 8.
Yogyakarta: BPFE.
Pembahasan Hasil Analisis Operating
Profit Margin Beams, F. A., et al. (2009). Advanced
Berdasarkan hasil pengujian paired Accounting Tenth Edition. USA:
sample t-test di tahun pertama hingga tiga Pearson International Edition.

tahun sesudah merger dan akuisisi, tidak Caves, R. (1989). Mergers, Take Overs
terlihat adanya perbedaan operating profit and Economical Efficiency.
International Journal of
margin sebelum dan sesudah merger dan Industrial Organization, 7: 151-
akuisisi. Adanya peningkatan nilai 174.

operating profit margin pada satu tahun Djayanti & Novaliza. (2013). Analisis
Pengaruh Merger dan Akuisisi
dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan
belum dapat membuktikan bahwa merger Publik di Indonesia (Periode
2004 - 2011). Jurnal Akuntansi
dan akuisisi memiliki pengaruh yang
& Bisnis, Vol. 1 No. 1.
signifikan terhadap rasio profitabilitasnya September.
karena sinergi yang diharapkan belum Langhe, Tine., Hubert & Elisabeth.
tercapai secara maksimal. (2006). Are Acuisitions
Worthwhile ? An Empirical
SIMPULAN Study of The Post-Acquisition
Performance of Privately Held
Berdasarkan hasil analisis statistik Belgian Companies. Small
deskriptif dan hasil uji hipotesis yang telah Bussiness Economics 27: 223-
243.
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Levine, D. M., et al. (2008). Statistics
pada variabel current ratio, inventory
for Managers. (Ed. Ke-5). USA:
turnover, total asset turnover, debt ratio, Pearson International Edition.

22
Matuankotta, J. (2012). http://www.idx.co.id diakses pada
Merger Dalam Undang-undang tanggal 1 Januari 2014.
Nomor 40 Tahun 2007. Jurnal
Sasi. Vol. 18 No. 1. Januari-
Maret.

McDonald, J., Coulthard, M., & de


Lange, P. (2005). Planning for a
Successful Merger or
Acquisition: Lessons from an
Australian Study. Journal of
Global Bussiness and
Technology, Volume 1, Number
2.

Payamta & Setiawan. (2004). Analisis


Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan
Publik di Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 7,
No.3, 265-282.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2010).


Organizational Behaviour 13th
Edition. New Jersey: Pretince-
Hall International.

Ross, S. A., Westerfield, R. W., &


Jordan, B. D. (2010).
Fundamental of Corporate
Finance. (Ed. Ke-9. New York:
McGraw-Hill.

Santoso, T Ruddy. (2010). Pengaruh


Merger dan Akuisisi Terhadap
Efisiensi Perbankan Di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 12, No. 2, 102-
128.

Sudarsanam, P. S. (1999). The Essence


of Mergers and Aqcuisitions.
(Terj.). Jilid 1. Edisi 1.
Yogyakarta: ANDI.

Widjanarko, H. (2004). Pengaruh


Merger dan Akuisisi Terhadap
Kinerja Perusahaan Manufaktur.
Buletin Ekonomi. Vol, 2, No.2.

23
24

Anda mungkin juga menyukai