Anda di halaman 1dari 18

proposal skripsi

Kamis, 26 Juli 2012


peran guru dalam pelaksanaan pembalajaran dan manajemen kelas

ABSTRAK

Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas MI Miftahul Ulum

Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso

Oleh :
WAHYUDI
NIMKO/NPM : 2008.4.091.0001.1.01328/200891010240
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, selalu terjadi proses

pembelajaran di dalamnya. Proses pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai proses

membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku pada diri siswa baik

dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ada hubungan fungsional antara

perbuatan guru mengajar dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya, proses pembelajaran

itu memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik.

Dampak pembelajaran dapat dibedakan kedalam dampak langsung atau dampak

intruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Dampak langsung adalah dampak

yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula, sedangkan

dampak pengiring muncul dari pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar.

Dampak pengiring adalah sesuatu yang bisa terjadi kearah positif maupun negatif.

Dampak pengiring pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak intruksional dari

proses pembelajaran yang lain. Sehingga dampak intruksional dan dampak pengiring akan

menjadi satu keterpaduan , kondisi ini merupakan gambaran perilaku efektif dari proses

perkembangan peserta didik.


Tampak jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak semata-

mata memberikan dampak intruksional tapi juga memberikan dampak pengiring positif. Untuk

proses pembelajaran yang efektif diperlukannya menejemen tersendiri yaitu menejemen kelas.

Menejemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru

menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara evisien. Dengan kata lain, menejemen kelas

yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang efektif, menejemen kelas dapat

dipandang sebagai tugas guru yang amat fundamental.

Yang menjadi pokok masalah dalam Skripsi ini adalah apakah peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kabupaten

Bondowoso terhadap perubahan perilaku peserta didik sudah terlaksana dengan baik. dan sebagai

Sub pokok masalah bagaimana pola tingkah laku guru dalam penataan lingkungan fisik kelas.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu ingin mendeskripsikan

peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Mitahul Ulum Desa

Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso.pola ringkah laku guru dalam penataan

lingkungan kelas.

Teknik pengumpulan data, menggunakan Metode Observasi, Interview. Sedangkan

analisa menggunakan analisa kualitatif deskriptif. yakni uraiannya berdasarkan pada gejala-

gejala yang tampak. Agar hasil penelitian berjalan dengan baik, maka proses analisa data

tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, analisis temuan yang terus

menerus dilapangan, khususunya dalam masalah yang diteliti dan juga dalam keseluruhan

fenomena yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, kedua Pengelompokan dan


pengorganisasian data, ketiga, Evalusai kualitatif tentag validitas atau keterpercayaan data yang

terus menerus.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka hasil penelitian tentang peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan

Sukosari Kabupaten Bondowoso dapat disimpulkan peranan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran yang efektif akan mewujudkan perubahan perilaku peserta didik baik sebagai

dampak instruksional maupun dampak pegiring. dalam melakukan pendekatan manajemen kelas

menggunakan pendekatan pluralistik (memadukan berbagai pendekatan)

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel

yang mempengaruhinya. Sebagai salah satu proses psikologi, pendidikan tak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif mengajar,pelakunya adalah peserta didik/siswa

yang melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian , pendidikan adalah proses interaksi

pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada

dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan dengan melalui program

pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan dalam

keluarga serta lingkungan.

Dalam bingkai nasional, pembangunan pendidikan berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka

mewujudkan tujuan nasional. Oleh sebab iu ke arah pecapaian tujuan pendidikan yang

diharapkan, garapan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang dlaksanakan

secara semesta,menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan berbagai pihak termasuk lingkungan

keluarga,masyarakat,dan pemerintah baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama-sama (

Dinn Wahyudin. 2006:3.2)

Berbagai peran guru dalam pebelajaran, kemampuan ini perlu dimiliki oleh para

guru,karena pembelajaran bukan semata-mata proses transformasi informasi atau

keterampilan,tetapi suatu proses yang harus melibatkan secara aktif para siswa dalam

pengembangan perilaku yang diharapkan, proses pembelajaran adalah proses yang

konstitutional, artinya harus berbasis kepada kondisi objektif dan perkembangan siswa.

Pekembangan sering dibedakan dari pertumbuhan. Pertumbuhan biasanya lebih merujuk

kepada aspek fisik (biologis). Perkembangan adalah proses yang kompleks karena

perkembangan merupakan hasil dari berbagai proses biologis,kognitif,social,moral.


Dalam pandangan lama, para ahli membagi konsentrasi studi tentang perkembangan

anak kedalam (1) pertumbuhan dan perkembangan fisik (2) perkembangan aspek kognitif (3)

pekembangan psikososial

Namun dalam pandangan mutakhir pembagian konsentrasi itu tidak tepat dan artificial

(dibuat-buat) kerena bagaimanapun juga perkembangan dalam aspek yang satu akan

mempengaruhi aspek lainnya.padangan mutakhir ini disebut pandangan holistis yang melihat

manusia sebagai makhluk biologis,kognitif,social. Persepektif hoistis merupakan keterpaduan

pandangan tentang proses perkembangan yang menekankan pentingnya interaksi antara

perkembangan fisik,mental,social,emosi,dan moral ( Djaman Satori, 2008 : 3.3 )

Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan

yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan (

Mulyani Sumantri, 2009 : 1.8)

Perubahan pada perkembangan meupakan produk dari proses-proses

biologis,kognitif,dan social.perubahan itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung

pada keseluruhan siklus hidupnya.

Diantara peran guru yang lain ialah dalam pengembangan rancangan pembelajaran.

Proses pembelajran merupakan proses inkuiri dan reflektif,yang menekankan pentingnya

pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu sendiri.rancangan pembelajaran harus

dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan

siswa,perkembangan adalah tujuan pembelajaran.

Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang

mencakup komponen-komponen:
a. Analisis kurikulum, yaiu kegiatan untuk merumuskan rencana dan bahan ajar yang lebih

bermakna dan sesuai perkembangan peserta didik

b. Tujuan pembelajaran, yang meliputi empat tipe tujuan pembelajaran yaitu tujuan perilaku

c. ,tujuan pemecahan masalah,tujuan ekspresif dan tujuan afekif.

d. Rencana kegiatan (kegiatan awal,kegiatan inti, kegiatan penutup)

e. Rencana Evaluasi (evaluasi sumatif dan evaluasi formatif)

Sebagaimana kita ketahui , bahwa proses pembelajaran adalah membantu siswa belajar,

yang ditandai dengan perubahan prilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning ( 1975 ) mengemukakan.

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu

yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,

kematangan, atau keadaan keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya ) ( Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, 1990 : 84)

Beranjak dari definisi yang dikemukakan iu dijelaskan bahwa belajar itu suatu proses

yang benar-benar bersifat internal ( a purely internal event ). Belajar merupakan suatu proses

yang tidak dapat di lihat dengan nyata ; proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang

mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurtnya tersebut bukan tingkah laku

yang Nampak, tetapi terutamaadalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam dii individu

dalam usahanya memperoleh hubungan hubungan baru

( New associaionns )
Skinner berpandagan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun ( Dr.

Dimyati , 1994: 9 )

Pikiran itu mengandung arti bahwa dampak itu terjadi karena ada proses interaksi antara

guru dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan

iklim atau suasana belajar yang dikembangkan.

Dengan demikian kehidupan manusia dalam pendidikan mempunyai 2 macam fungsi,

yaitu berfungsi sebagai obyek dan sebagai subyek. H. Bonner berpendapat dalam bukunya Sosial

Psyhology (1990 ) memberikan rumusan ineraksi sebagai berikut :

Interaksi adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, dimana kelakuan

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain

atau sebaliknya ( Drs. H. Abu Ahmadi, 1990 : 54 )

Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian tujuan, Di

sini, upaya sistematis yang berkaian dengan pengembangan lingkungan belajar diciptakan agar

tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses pembelajaran.

Dampak pembelajaran dapat dibedakan kedalam dampak langsung atau dampak

instruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Yang dimaksud dampak

langsung ialah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah di programkan

semula, sedangkan dampak pengiring muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari

lingkungan belajar.

Dampak pengiring bias berwujud dalam bentuk

pemahaman,apresasi,sikap,moivasi,kesadaran,keterampilan social,dan perilaku sejenis

lainnya.dampak pengring pada suatu proses pembelajaran bias menjadi dampak instruksional
dari proses yamg lain. Oleh karena itu ,dalam wujud perilaku individu dampak instruksional dan

dampak pengiring akan menjadi satu keterpaduan. kondisi ini merupakan gambaran perilaku

efektif dari proses perkembangan peserta didik.

Tampak jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak semata-

mata memberikan dampak instruksional tetapi juga memberikan dampak pengiring positif.

Proses pembelajaran akan selalu berlangsung dalam sau adegan,disekolah jelasnya adalah

adegan kelas. adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi

keberlagsungan proses pembelajaran yang efektif.

Tampaknya tidak ada aspek yang dibicarakan sesering manajemen kelas,dan menjadi

kepedulian guru, alasannya cukup sederhana, ialah bahwa manajemen kelas merupakan

perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan

memelihara kodisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai ujuan pembelajaran secara

efisien.dengan kata lain, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi

pembelajaran yang efektif. Manajemen kelas dapat dipandang sebagi tugas guu yang ama

fundamental.

Tidak ada satun pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam manajemen kelas.

Oleh karena itu, hasil kajian lieratur menunjukkan ada Sembilan definisi,yang sekaligus

menggambarkan pendekatan tentang manajemen kelas,kesembilan pendekatan ini dibedakan

karena memang setiap pendekatan menampilkan posisi filosofis dan wujud operasional dari

manajemen kelas.

Pendekaan pertama ialah pendekatan otoriter. Pendekatan ini memandang bahwa

manajemen kelas adalah proses mengendalikan perilaku peserta didik, dalam posisi ini,peranan

guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin di dalam kelas.
Pendekatan kedua ialah pendekatan intimidasi. Pendekatan ini juga memandang

manajemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik.

Ketiga ialah pendekatan permisif . esensi pendekatan terletak pada peran guru

memaksimalkan kebebasasn peserta didik.

Keempat ialah pendekatan buku masak. Pendekatan ini tidak didasarkan atas konsep

teoretis atau landasan psikologis tertentu.

Kelima ialah pendekatan instruksional. Yaitu merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran dengan baik.

Keenam ialah pendekatan modifikasi prilaku. Pendekaan ini memandang manajemen

kelas sebagai proses modifikaasi perilaku peserta ddik.

Pendekatan ketujuh memandang manajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim

sosio-emosional yang positif didalam kelas.

Pendekatan yang kedelapan menempatkan kelas sebagai suatu system social dimana

proses kelompok dalam system tersbut menjadi hal penting paling utama.

Kedelapan posisi yang dikemukakan diatas menggambarkan perbedaan dari delapan

pendekatan manajemen kelas. akan tetapi tidak ada satu pendekatan pun yang teruji paling baik

(Djaman Satori. 2008 : 3.40 )

Tidak ada satu pendekatan pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam

manajemen kelas.oleh karena itu , seorang guru memang perlu memahami berbagai pendekatan.

Untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya pembelajaran

yang efektif adalah pendekatan jamak atau pendekaan pluralistic (James M. Cooper,ed., 1990:

3.42)
Brophy dan putnan ( Good dan Brophy,1990 ) menyebutnya sebagai pendekatan

optimal, yaitu sebagai proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan

menekankan sekecil mungkin pembatasan pembatasan. ( Djaman Satori., 2008 : 3.43 )

Dilihat dari kacamata tugas guru, pembelajaran akan menyangkut dua perangkat

kegiatan yaitu : mengajar dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu

peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mendiagnosis kebutuhan peserta

didik,perencanaan pengajaran,penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai

kemajuan peserta didik adalah berbagai contoh kegiatan mengajar. Sedangkan kegiatan

manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan

pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.

Kedua hal tersebut , yaitu kegiatan mengajar dan manajerial, didalam praktek sering kali

sulit ditarik garis pemisah yang tegas. Akan tetapi seorang guru perlu paham mana persoalan

mengajar dan mana persoalan manajerial.

Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya

proses pembelajaran yang efektif.

Beberapa contoh dalam hal apa strategi manajemen kelas yang efektif untuk

mengembangkan perilaku peserta didik ialah : (1) strategi otoriter efekrif untuk mengikuti

perilaku yang keliru (2) strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatkan perilaku yang

tepat, (3) strategi iklim sosio-emosional efektif unuk mempercepat hubungan antarpribadi yang

positif, dan (4) startegi proses kelompok efektif untuk menumbuhkan norma kelompok ( James

M. Cooper,ed., (1990 : 3.44)

Selain dari beberapa strategi yang harus dikembangkan dalam manajemen kelas,

keragaman dan perkembangan individual dan kelompok diantara peserta didik harus juga
dipertimbangkan dalam manajeman kelas, karena sifat karakteristik perkembangan peserta

didik,kelas-kelas di tingkat sekolah dasar,dapat digolongkan kedalm kelas awal/rendah(kelas 1-

3) dan kelas tinggi (kelas4-6).

Brophy dan Evertson ( Good dan Brophy, 1990 : 3.45) membedakan kedalam kelas-

kelas awal,tengah,dan tinggi. Penggolongan kelas seperti ini membawa implikasi terhadap peran

guru dan teknik manajemen kelas.

Untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung terjadinya

pembelajaran yang efektif adalah pendekatan jamak atau pendekaan pluralistic (James M.

Cooper,ed., 1990: 3.42) tedapat empat langkah yang mesti ditempuh guru untuk melaksanakan

manajemen kelas ( James and Cooper,ed, 1990: 3.46) keempat lanhkah tersebut ialah (1)

merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki, (2) menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat

ini, (3) memilih dan menggunakan strategi manajerial ,serta (4) menilai efektifitas manajerial.

Manajemen kelas yang baik terarah kepada upaya pencegahan munculnya perilaku

bermasalah,dan penataan lingkungan fisik. Penataan kelas akan mempengaruhi keterlibatan dan

partisipasi peserta didik,dan penataan fisik harus sejalan dengan tujuan pembelajaran.

Ukuran kelas di Indonesia amat beragam, dikota-kota besar,ukuran kelas relative besar,

antara 30-40 orang,namun di kota-kota kecil dan pedesaan cenderung berukuran kecil.seorang

guru tentu tidak dapat langsung mendistribusikan perhatian kepada kelas secara menyeluruh.

Oleh karena itu, salah satu alternative atau cara yang dapat dilakukan,terutama dalam kelas

besar, membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok - kelompok kecil harus dilakukan

dengan hati-hati. Apakah kelompok akan dibuat secara homogeny atau heterogen. Kelompok

homogen yang terdiri atas peserta didik dengan kemampuan dan kebutuhan yang relatif sama.
Sedangkan kelompok heterogen adalah kelompok yang terdiri dari peserta didik dengan

kemampuan dan kebutuhan yang beragam.Pengelompokan peserta didik seperti itu akan

bergantung kepada tujuan pembelajaran.

Dapat dikatakan bahwa pengelompokan peserta didik seperi ini tidak mengubah tugas

guru, dan mengalihkan tanggug jawab kepada peserta didik

Dalam penelitian ini penelii mengambil obyek penelitian di MI Miftahul Ulum Desa

Kerang Kec. Sukosari Kab. Bondowoso. Berdasrkan Obsevasi awal yang dilaksanakan oleh

peneliti, karena peran guru sangat mendasar dalam hal memakai dan menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar,kemampuan ini perlu dimiliki para guru karena pembelajaran bukan

semata-mata proses transformasi informasi atau keterampilan, tetapi suatu proses yang harus

melibatkan secara aktif para siswa dalam mengembangkan perilaku yang diharapkan.

Dilihat dari permasalahan diatas peneliti ingin mengetahui apakah peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kec. Sukosari

Kab. Bondowoso.

B. Alasan Pemilihan Judul

Alasan pemilihan judul dalam penulisan Ilmiah ini merupakan hal yang sangat penting

untuk memperkuat judul, karena dalam penelitian judul diperlukan adanya pertimbangan dan

pemikiran yang tepat untuk memperoleh tujuan yang dimaksud.

Adapun yang menjadi alasan pemilihan judul ini adalah :

1. Alasan Obyektif

a. Judul tersebut sangat menarik untuk diteliti, karena pebelajaran yang efektif akan mewujudkan

perubahan perilaku terhadap peserta didik, maka peran guru disini sangatlah berat, karena
seorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi

perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran.

2. Alasan Subyektif

a. Judul tersebut sangat relevan dan tidak menyimpang dari disiplin ilmu yang peneliti tekuni.

b. Tersedianya literatur sekaligus waktu, tempat dan dana yang digunakan dalam menunjag

keberhasilan penelitian ini.

c. Bersedianya Dosen pembimbing dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penelii.

C. Penegasan Judul

Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kerancuan pengertian, maka perlu

adanya penegasan judul dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan fokus yang terkandung dalam

tema pembahasa, antara lain sebagai berikut yaitu:

a. Peran Guru

Peranan diartikan sebagai seperangkat tingkah laku atau tugas yang harus atau dapat

dilakukan seseorang pada situasi tertentu sesuai dengan fungsi dan kedudukannya ( Diin

Wahyudin, D. Supriadi, Ishak Abdullah, 2006. 9.32 )

Secara umum banyak sekali peranan yang mesti dilakukan guru dalam melaksanakan

tugasnya di sekolah, namun peranan guru yang paling pokok berhubungan erat dengan tugas dan

jabatannya sebagai suatu profesi ialah mendidik,mengajar dan melatih.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan

perilaku baik dalam aspek kognetif, afektif, mauun psikomotorik. Seorang guru hanya dikatakan

telah melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik

sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Da hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar
dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya, proses pembelajaran itu memberikan dampak

kepada perkrmbangan peserta didik. ( Djaman Satori. 2008 : 3.39 )

Pikiran itu mengandung arti bahwa dampak itu terjadi karena ada proses interaksi

antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik

dengan iklim atau susasana belajar yang dikembangkan.

c. Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah Prasyarat sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya proses

pembelajaran yang efektif. ( Djaman Satori. 2008 : 3.44 )

Dalam hal ini menunjukkan ada hubungan positif antara perilaku manajemen kelas yang

dilakukan guru dengan perilaku yang diharapkan dari peserta didik.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat esensi dalam penelitian sebab masalah

merupakan suatu bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban.walaupun masalah merupakan

titik tolak untuk melakukan penelitian, tidak semua masalah dapat dijadikan objek untuk di teliti,

melainkan dapat diketahui dari karakteristik masalah itu sendiri.

Dari uraian di atas masalah yang di angkat dalam penelitian ini dapat di rumuskan

sebagai berikut :

1. Pokok Masalah

a. Apakah peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Miftahul Ulum

Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowososudah terlaksana dengan baik.

2. Sub Pokok Masalah

b. Bagaiman pola tingkah laku guru dalam penataan lingkungan fisik kelas.

E. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang mendasar bagi penulis, antara lain :

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan apakah peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas

MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso telah berjalan

dengan baik.

2. Tujuan Khusus

Mendeskripsikan bagaimana pola tingkah laku guru dalam penataan lingkungan fisik kelas.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah.

2. Sebagai kesempatan awaliyah bagi peneliti dalam pemahaman karya ilmiah

3. Sebagai bahan kajian bagi dewan guru dalam meningkatan kineja keguruan

4. Hasil penelitian ini untuk dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan

keilmuannya.

G. Keterbaasan

Peneiti menyadari bahwa, dalam melaksanakan penelitian tentunya tidak lepas dari

kendala kendala atau hambatan hambatan, oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa

hambatan hambatan tersebut merupakan motivasi untuk lebih aktif dalam mencari solusi yang

tepat terhadap persoalan persoalan yang muncul di lapangan.

Diantara keterbatasan peneliti antara lain :

a. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari akan keterbatasan waktu,biaya dan tenaga. Sehingga

apa yang dipaparkan dalam skripsi ini kemungkinan masih kurang maksimal.
b. Keterbatasan pegetahuan dan pengalaman peneliti. Oleh karena itu, hasil penelitian ini

merupakan peengalaman yang sangat berharga bagi peneliti.

c. Keterbatasan koleksi kepustakaan yang digunakan sebagai refrensi dalam mendukung dan

memperkuat data- data penelitian.

H. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian yang mungkin tidak secara ekspilisit

menyebutkan metode analisisnya karena memang tidak ada suatu prosedur yang baku seperti

halnya pada penelitian kuantitatif.

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, dimana peneliti biasanya tidak secara
eksplisit menyebutkan metode analisisnya karena memang tidak ada suatu prosedur yang baku
seperti halnya pada penelitian kuantitatif. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini
menggunakan beberapa langkah langkah analisis data yang mencakup kegiatan kegiatan
berikut ini :
1. Analisis temuan yang terus menerus di lapangan, khususnya dalam masalah yang di teliti dan
juga dalam keseluruhan fenomena yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, dengan tujuan
untuk mendapatkan tema tema besar dan untuk mengembangkan konsep konsep.
2. Pengelompokan dan pengorganisasian data, sesegera mungkin setelah data diperoleh sehingga
dapat membantu peneliti dalam memahami pola permasalahan dan atau tema fenomena yang di
teliti
3. Evaluasi kualitatiftentang validitas atau keterpercayaan data yang terus menerus.
2. Metode Pengumpulan Data
Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data dan

informasi yang sangat berguna untuk mengetahui suatu permasalahan, memecahkan persoalan,

mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka dari itu , dalam penelitian ini dipergunakan beberapa

metode atau tekhnik pengumpulan data, antara lain :

a. Observasi

Metode observasi merupakan cara yang digunakan tergantung pada karakteristik dalam

melengkapi format pengamatan yang dilakukan ( M.Toha Anggoro, dkk. 2007 : 5.19 )
Dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data, jika data

yang diperoleh melalui wawancara nantinya kurang merefleksikan informasi yang di inginkan.

Maka format observasi hendaknya menuntut sedikit mungkin pencatatan dari pengamat.

b. Interview
Interview dapat juga dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan memberikan

tuntunan dalam mengkomunikasikan secara langsung pertanyaan pertanyaan terhadap

responden ( M. Toha Anggoro, dkk. 2007 : 5.17 )

Dalam hal ini peneliti ingin memperoleh data tentang sejauh mana peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas MI Miftahul Ulum Desa Kerang Kecamatan

Sukosari Kabupaten Bondowoso.serta bagaimana pola tingkah laku guru dalam penataan

lingkungan fisik kelas.

www.kalpotyuday@gmail.com

Diposting oleh yuday di 00.47


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

leely lazuardi24 Januari 2014 06.14

mas, boleh minta file lengkapnya? mau tak jadiin penelitian yang relevan,,, pliiiiissss aku
butuh banget ini.

Balas

Muat yang lain...


Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Follow by Email
Arsip Blog
2012 (1)
o Juli (1)
peran guru dalam pelaksanaan pembalajaran dan mana...

Mengenai Saya

yuday
yang terdahulu adalah kenangan kedepan adalah harapan raiahlah semuanya !!
Lihat profil lengkapku
Langganan
Postingan
Komentar
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai