Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengembangkan modul pembelajaran Fisika berbasis Somatic,
Auditory, Vizualization, Intellectually (SAVI) pada materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan untuk peserta
didik SMA kelas X. (2) Menghasilkan modul pembelajaran Fisika berbasis Somatic, Auditory, Vizualization,
Intellectually (SAVI) pada materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan untuk peserta didik SMA kelas X yang
memenuhi kriteria baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berdasarkan model pengembangan 4-D oleh
Thiagarajan sampai pada tahap develop. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model interaktif
dari Miles dan Huberman, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penilaian penskoran
standar dari Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Pengembangan modul dimulai dari tahap define (analisis
kebutuhan) kemudian dibuat desain modul yang meliputi tujuan, advance organizer, gambar dan ilustrasi,
kegiatan, contoh soal, rangkuman, refleksi, literasi, latihan soal, kegiatan proyek, ringkasan, dan uji kompetensi.
Setelah draft modul selesai dibuat maka dilakukan validasi dan revisi berdasarkan saran dan komentar. Modul
diuji coba I (awal) dan uji coba II (utama). Berdasarkan hasil saran dan komentar selama uji coba, modul direvisi
dan akhirnya dihasilkan modul pembelajaran Fisika berbasis SAVI pada materi Momentum, Impuls, dan
Tumbukan yang sesuai untuk siswa SMA kelas X. (2) Berdasarkan penilaian validator dan penilaian responden
dalam uji coba awal dan utam modul pembelajaran Fisika berbasis SAVI pada materi Momentum, Impuls, dan
Tumbukan yang sesuai untuk siswa SMA kelas X yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik.
menyelesaikan pertanyaan berdasarkan percobaan penemuan konsep, pemahaman, dan aplikasi yang
yang dilakukan dengan cara berdiskusi dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
kelompoknya (Intellectual). Siswa dengan kerucut pengalaman Edgar Dale dalam
mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan Susilana & Riyana (2007:7) yang menyatakan
kelas dan siswa lainnya menanggapi hasil pekerjaan bahwa belajar dengan pengalaman langsung atau
temannya tersebut (Auditory). Cara belajar pada kontekstual merupakan tingkatan belajarn yang
model SAVI adalah dengan mengajak siswa terlibat paling konkrit, karena siswa dihadapkan langsung
sepenuhnya. Gerakan-gerakan fisik meningkatkan dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
proses mental. semua materi harus disampaikan dengan metode dan
Miratus (2013:1) menjelaskan bahwa bahan ajar yang sesuai dengan isi materinya agar
kelebihan model pembelajaran SAVI, diantaranya siswa dapat mudah menerima materi tersebut.
adalah (1) membangkitkan kecerdasan siswa secara Metode penelitian yang diterapkan pada
terpadu melalui penggabungan gerak fisika dengan penelitian ini adalah metode penelitian
aktivitas intelktual, (2) siswa tidak mudah lupa pengembangan. Berdasarkan proses pelaksanaanya,
karena siswa membangun sendiri pengetahuannya, penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-
(3) suasana dalam proses pembelajaran D oleh Tiagharajan, Semmel dan Semmel yang
menyenangkan, (4) memupuk kerja sama, (5) mengambil tiga tahapan yaitu define (pendefinisian),
membangkitkan kreativitas dan ketrampilan belajar design (peracangan), dan develop (pengembangan).
siswa, (6) memaksimalkan ketajaman konsentrasi Sementara peneliti tidak melakukan tahap keempat
siswa, (7) siswa akan lebih termotivasi untuk belajar yaitu tahap disseminate (penyebaran) dikarenakan
lebih baik, (8) melatih siswa untuk terbiasa berpikir keterbatasan distribusi dalam penyebaran bahan ajar.
dan mengemukakan pendapat dan berani Pelaksanaan ketiga tahapan tersebut dalam
menjelaskan jawabannya, (9) variasi yang cocok penelitian ini dijelaskan dalam prosedur penelitian.
untuk semua gaya belajar. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X
Penelitian yang dilakukan oleh Ginting IPA pada tiga sekolah yaitu SMA Negeri 7
(2012:104) tentang penerapan model pembelajaran Surakarta, SMA Negeri 2 Boyolali, dan SMA Batik
SAVI ternyata mampu meningkatkan keaktifan 2 Surakarta sebagai subjek uji coba. Selain itu,
belajar siswa dari 70 % hingga 90% serta dapat penelitian ini juga melibatkan dosen, guru, serta
meningkatkan kualitas hasil belajar.Sementara, teman sejawat sebagai validator kelayakan modul.
penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Pemilihan ketiga sekolah tersebut didasarkan nilai
SAVI dalam modul pembelajaran Fisika dilakukan akreditasi sekolah dan masukan dari beberapa pihak
oleh Novitayani (2016:28) dalam materi Kalor dan untuk melakukan penelitian di sekolah-sekolah
Perpindahannya yang mampu meningkatkan tersebut.
kreativitas belajar di kelas. Kedua penelitian tersebut Tekni pengumpulan data yang digunakan
menunjukkan keberhasilan model SAVI dalam dalam penelitian ini meliputi: (1) Teknik Observasi,
pembelajaran di kelas maupun diterapkan dalam observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah
suatu bahan ajar. melakukan pengumpulan dokumen berupa modul
Materi yang akan dibahas dalam modul ini atau bahan ajar yang telah beredar sebelumnya.
adalah Momentum, Impuls, dan Tumbukan. Bahan ajar atau modul yang telah beredar tersebut
Pemilihan materi ini berdasarkan hasil ujian nasional dianalisis kelebihan dan kekurangannya serta
(BSNP SMA/MA Tahun Pembelajaran 2016/2017) keberhasilan dalam pembelajarannya. Modul
menunjukkan bahwa daya serap siswa pada materi didapatkan melalui penelitian-penelitian yang telah
Momentum, Impuls, dan Tumbukan tergolong masih dikembangkan sebelumnya, sementara bahan ajar
rendah. Pada tingkat sekolah sebesar 25,71%, berdasarkan buku-buku yang telah beredar
tingkat kabupaten 56,03%, tingkat provinsi sebesar disekolah-sekolah. (2) Teknik Wawancara,
69,77% dan tingkat nasional 68,39%. Daya serap wawancara dilakukan diawal sebelum penelitian.
pada materi tersebut masih tergolong rendah Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
dibandingkan dengan daya serap pada materi yang kesulitan atau kendala yang terjadi dalam penerapan
lain. Hal ini berarti bahwa materi Momentum, pembelajaran Fisika dalam kurikulum 2013, serta
Impuls, dan Tumbukan masih menjadi materi yang penggunaan bahan ajar yang digunakan. Wawancara
sulit bagi siswa. dilakukan terhadap guru Fisika sekolah yang telah
Syaifudin (2011:2) mengungkapkan bahwa ditentukan. (3) Teknik Angket, teknik angket terdiri
materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan terutama dari dua yaitu angket analisis kebutuhan dan angket
saat membahas pada Hukum Kekekalan Momentum penilaian produk. Angket analisis kebutuhan
dan Tumbukan menjadikan materi tersebut sulit ditunjukan kepada siswa dan guru untuk mengetahui
untuk dibayangkan. Materi ini memerlukan permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran Fisika dan penggunaan bahan ajar. pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditujukan untuk
Angket penilaian produk ditujukan pada dosen, memberikan batasan capaian yang akan didapat oleh
guru, dan teman sejawat sebagai validator modul, siswa selama pembelajaran.
sedangkan siswa sebagai subjek uji coba. Angket Tahap selanjutnya setelah melakukan analisis
yang digunakan berupa angket dengan menggunakan kebutuhan adalah tahap design (perancangan). Tahap
skala Likert dan Guttman yang kemudian dianalisis design merupakan bagian utama dari sebuah
sesuai dengan analisis Saifuddin Azwar. penelitian pengembangan, karena dalam tahap ini
dibuat modul pembelajaran yang akan
2. Pembahasan dikembangkamn atau produk dalam penelitian ini.
Penelitian pengembangan ini dimulai dengan Tahap design diawali dengan penyusunan tes, hal ini
tahap define (pendefinisian) untuk mengetahui ditujukan untuk menentukan tes atau kompetensi
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan yang akan digunakan dalam modul. Tes yang dibuat
bahan ajar yang dibutuhkan. Tahap define dilakukan haruslah memenuhi aturan dari taksonomi bloom
dengan jalan wawancara dan angket. Wawancara mulai dari C1-C5. Sehingga hal ini menjadikan
dilakukan terhadap guru sekolah SMA Negeri 7 siswa membentuk urutan berpikir siswa. Langkah
Surakarta, SMA Negeri 2 Boyolali, dan SMA Batik setelah penyusunan tes adalah melakukan pemilihan
2 Surakarta. Wawancara yang dilakukan berupa media. Pemilihan media disini berupa pemasukan
pertanyaan dalam hal pelaksanaan kurikulum 2013, konten atau desain yang akan digunakan dalam
sarana prasarana, dan bahan ajar. Teknik angket modul seperti gambar, alat praktikum, dan animasi.
dilakukan dengan menggunakan model angket Hal terpenting dalam tahap design adalah
Guttman dengan skala 1-4 dengan kriteria kurang pemilihan format, pemilihan format akan
hingga sangat baik. Teknik angket ini diberikan menentukan isi, konten, dan garis besar modul.
untuk mengetahui permasalahan atau kebutuhan Melalui pemilihan format yang tepat maka akan
dalam proses pembelajaran Fisika yang didukung menentukan pula sebuah modul tersebut baik atau
bahan ajar dari sudut pandang siswa dan guru. tidak. Hasil rancangan modul yang telah dibuat pada
Hasil wawancara dan angket pada tahap tahap perancangan ini adalah:
define ini menunjukkan bahwa permasalahan yang a. Judul materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan
sering terjadi dalam proses pembelajaran Fisika saat untuk kelas X semester genap.
ini adalah cara mengajar guru, pelaksanaan kurikulu, b. Modul pembelajaran Fisika yang dikembangkan
2013, dan bahan ajar yang digunakan. Cara terbagi menjadi tiga Bab. Bab I berjudul Konsep
mengajar guru masih sering menggunakan teacher Momentum dan Impuls, Bab II berjudul Hukum
centered, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan Kekekalan Momentum, dan Bab III berjudul
sarana prasarana yang tidak memadai. Pelaksanaan Konsep Tumbukan. Ketiga Bab tersebut terdiri
kurikulum 2013 yang seharusnya mengajak siswa dari komponen-komponen berikut:
lebih aktif jarang dilakukan oleh guru karena banyak 1) Tujuan
hal seperti keterbatasan guru dalam menyiapkan Tujuan berisi kompetensi yang harus
materi, keterbatasan bahan ajar, keterbatasan guru dicapai siswa setelah mempelajari materi.
dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Tujuan ini berfungsi agar pembelajaran dari
Selain itu, permasalahan yang terakhir adalah setiap aktivitas belajar lebih terarah.
tentang bahan ajar. Masih belum terdapat bahan ajar 2) Advance Organizer
yang beredar secara pasti di sekolah-sekolah saat ini Advance Organizer berisi gambar dan
dikarenakan pergantian kurikulum yang mendadak kalimat pembuka. Advance organizer ini
sehingga materi yang digunakan berbeda dengan berfungsi untuk menambah motivasi dan
bahan ajar yang digunakan sebelumnya. Selain itu, daya tarik siswa untuk mempelajari materi.
bahan ajar yang digunakan sementara waktu masih 3) Gambar dan Ilustrasi
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari Gambar dan ilustrasi berfungsi
sekolah yang sangat singkat dalam materi maupun sebagai sarana untuk pemahaman materi dan
kegiatan. sarana diskusi. Gambar dan ilustrasi yang
Dalam tahap define juga dilakukan analisis jelas akan mempermudah siswa untuk
materi yang berupa penyusunan indikator sesuai memahami materi tersebut.
dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar 4) Kegiatan
(KD) untuk materi Momentum, Impuls, dan Lembar kegiatan bertujuan untuk
Tumbukan sesuai dengan kurikulum 2013 revisi menuntun siswa menemukan sendiri konsep
2016. Melalui analisis kurikulum tersebut maka akan Fisika yang akan dipelajari kemudia
mampu dijabarkan tujuan pembelajaran, tugas-tugas menerapkan konsep Fisika tersebut. Lembar
dan juga tes yang akan digunakan dalam modul kegiatan juga berfungsi untuk
Glosarium berisi penjelasan dari istilah Hasil penilaian modul oleh validator
baru yang muncul dalam modul. didukung data yang diperoleh dari masing-
g. Daftar Pustaka masing aspek yang diuraikan sebagai berikut:
Daftar pustakan berisi rujukan tentang 1) Aspek Kelayakan Isi
materi yang disajikan. Adanya daftar pustaka, Hasil evaluasi modul pembelajaran
siswa dapat mencari lebih tentang informasi Fisika dalam aspek kelayakan isi memperoleh
terkait materi pada sumber yang dijadikan acuan kriteria sangat baik dari semua validator
pembuatan modul. dengan skor yang bervariasi. Ahli I
Tahap terakhir dalam penelitian memberikan nilai 58, Ahli II memberikan
pengembangan ini adalah tahap develop nilai 55, reviewer I dan reviewer II
(pengembangan). Tahap develop terdiri dari kegiatan memberikan nilai yang sama yaitu 58,
validasi modul pembelajaran Fisika oleh validator reviewer III memberikan nilai 55, peer
dan uji coba modul pembelajaran Fisika yang terbagi reviewer I memberikan skor 55, dan peer
menjadi uji coba awal dan uji coba utama. Validasi reviewer II memberikan nilai 57.
modul dilakukan oleh validator yang terdiri dari 2 2) Aspek Penyajian
dosen pembimbing sebagai ahli, 3 guru Fisika Pada aspek penyajian, diperoleh
sebagai reviewer, dan 2 teman sejawat sebagai peer kriteria yang sangat baik dari semua validator
reviewer. Sementara, uji coba awal dilakukan dengan skor perolehan yang bervariasi. Ahli I
terhadap 4 siswa terbaik dikelas pada masing- memberi nilai 68, Ahli II memberi nilai 65,
masing sekolah sehingga didapatkan 12 siswa reviewer I memberikan nilai 64, reviewer II
sebagai subjek dalam uji coba awal. Uji coba utama memberikan nilai 62, reviewer III
dilakukan terhadap 10 siswa pada masing-masing memberikan nilai 68, peer reviewer I
sekolah sehingga didapatkan 30 siswa sebagai memberikan nilai 65, dan peer reviewer II
subjek dalam uji coba utama. Tahap develop ini memberikan nilai 64.
dilakukan dengan penyebaran angket dengan 3) Kebahasaan
menggunakan skal Guttman dengan skala 1-4 Pada aspek kebahasaan, diperoleh
(kurang-sangat baik) untuk validator dan ya kriteria yang sangat baik dari semua validator
tidak untuk uji coba. Selanjutnya, hasil yang dengan skor perolehan yang bervariasi. Ahli I
diperoleh dolah dengan menggunakan aturan dari memberikan nilai 33, Ahli II memberikan
Saifuddin Azwar. Adapun aspek yang dinilai dalam nilai 37, reviewer I memberikan nilai 40,
tahap develop ini adalah aspek kelayakan isi, aspek reviewer II memberikan nilai 33, reviewer III
penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafisan. memberikan nilai 33, peer reviewer I
Adapun hasil dari tahap develop ini adalah memberikan nilai 33, dan peer reviewer II
sebagai berikut: memberikan nilai 36.
a. Data Hasil Validasi 4) Kegrafisan
Hasil Validasi Modul dari Semua Aspek Hasil evaluasi modul pada aspek
oleh Validator) menunjukkan bahwa jumlah skor kegrafisan memberikan hasil dengan kriteria
keseluruhan untuk setiap validator yakni sebagai sangat baik dari validator dengan skor
berikut: ahli I memberikan skor total 176, ahli II perolehan yang bervariasi. Ahli I dan Ahli II
meberikan skor total 174, reviewer I memberikan memberikan nilai 17, reviewer I memberikan
skor total 182, reviewer II memberikan skor total nilai 20, reviewer II memberikan nilai 17,
169, reviewer III memberikan skor total 174, reviewer III memberikan nilai 18, peer
peer reviewer I memberikan skor total 170, dan reviewer I memberikan nilai 17, dan peer
peer reviewer II memberikan skor total 175. reviewer II memberikan nilai 18.
Semua penilaian yang dilakukan oleh validator b. Data Hasil Uji Coba
tersebut masuk ke dalam kategori sangat baik. Hasil uji coba pada siswa berupa skor
Berdasarkan hasil analisis validasi ahli dikonversikan menjadi skor 1 untuk jawaban
dapat dikemukanan bahwa semua validator Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak. Hasil
menilai sangat baik pada modul pembelajaran skor ini kemudian ditotal untuk setiap siswa dan
Fisika berbasis SAVI yang dikembangkan. Hal dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba
ini menunjukkan bahwa validator menyetujui menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan
bahwa modul pembelajaran Fisika berbasis SAVI untuk setiap siswa adalah sebagai berikut:
telah siap untuk digunakan dalam tahap uji coba 1) Uji Coba Awal
dengan beberapa saran dan komentar. Hasil uji coba awal didapatkan melalui
penyebaran angket penilaian produk kepada 4
siswa dari SMA Negeri 7 Surakarta, 4 siswa
dari SMA Negeri 2 Boyolali, dan 4 siswa dari penggunaan, cara penghitungan evaluasi, peta
SMA Batik 2 Surakarta. Indikator dalam uji kompetensi, dan peta konsep. Isi utama modul berisi
coba ini berjumlah 36 pernyataan. Secara materi pembelajaran dengan komponen-komponen
keseluruhan sebaran untuk nilai 1 sebanyak di dalamnya berupa indikator pembelajaran, advance
87,73% dengan skor total 379. Sedangkan organizer, penjabaran materi, gambar beserta
untuk nilai 0 sebanyak 12,27% dengan skor keterangan, pengetahuan, kegiatan, diskusi, latiham
total 53. soal, rangkuman, uji kompetensi, dan umpan balik.
Hasil analisis uji coba awal Bagian akhir modul ini terdiri dari kunci jawaban uji
menunjukkan, skor maksimal 35 dan minimal kompetensi akhir, glosarium, dan daftar pustaka.
28 masing-masing diberikan oleh 1 siswa. Hasil akhir produk tersebut telah mengalami
Dari 12 siswa, semuanya memberikan penilaian secara kuantitatif dan kualitatif yang
penilaian sangat baik untuk modul kemudian direvisi bersarkan saran dan komentar dari
pembelajaran Fisika berbasis SAVI yang para validator dan siswa. Hasil kuantitatif
dikembangkan. menunjukkan bahwa ahli I dan ahli II masing-
2) Uji Coba Utama masing memberikan skor total 176 dan 174
Hasil uji coba lapangan utama dapat (keduanya termasuk dalam kategori sangat baik),
diketahui dari angket yang disebarkan kepada sementara reviewer I, reviewer II, dan reviewer III
30 siswa dari 3 sekolah yakni SMA Negeri 7 masing-masing memberikan skor total 182, 169, dan
Surakarta, SMA Negeri 2 Boyolali, dan SMA 174 (ketiganya termasuk dalam kategori sangat
Batik 2 Surakarta. Uji coba utama dapat baik), sementara peer reviewer I dan peer reviewer II
dilakukan di tiga SMA tersebut dikarena masing-masing memberikan skor total 170 dan 175
sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah (termasuk kategori sangat baik). Jadi, 100%
yang mengikuti kurikulum 13 revisi 2016. validator memberikan nilai sangat baik untuk modul
Ada sepuluh siswa yang dijadikan responden pembelajaran Fisika berbasis SAVI yang
dari setiap SMA sehingga total keseluruhan dikembangkan. Hasil uji coba awal dan hasil uji
responden ada 30 siswa coba utama siswa sebagai responden memberikan
Adapun analisis uji coba utama nilai yang sama dengan validator yaitu 100% sangat
menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan baik. Adapun hasil penelitian kualitatif yang berupa
maksimal memberi skor 36 (sebanyak 1 saran dan komentar telah dianalisis sebagai referensi
siswa) dan minimal 28 (sebanyak 5 siswa). revisi sehingga menghasilkan produk akhir. Secara
Berdasarkan data tersebut semua siswa garis besar, validator dan siswa memberi komentar
menilai sangata baik. bahwa modul pembelajaran Fisika berbasis SAVI
Secara keseluruhan sebaran untuk nilai 1 yang dikembangkan sudah baik. Jadi, setelah
sebanyak 87,26% dengan skor total 943, dilaksanakan revisi maka dapat dikatakan bahwa
sedangkan sebaran nilai 0 sebanyak 12,74% produk akhir berupa modul pembelajaran Fisika
dengan skor total 127. Jadi sebaran nilai pada berbasis SAVI untuk siswa SMA kelas X semester
sebagian besar uraian indikator sangat dominan genap ini telah memenuhi kriteria sangat baik.
dibanding sebaran nilai 0. Oleh karena itu,
penilaian pada uji coba utama bisa dikatakan 3. Kesimpulan dan Saran
berhasil. Adapun saran dan komentar yang ada Kesimpulan
menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan. pembahasan dalam penelitian maka dapat
Adapun produk akhir dalam penelitian disimpulkan: (1) Pengembangan modul
pengembangan berupa modul pembelajaran Fisika pembelajaran Fisika berbasis SAVI pada materi
berbasis SAVI terdiri atas 11 halaman awal, 50 Momentum, Impuls, dan Tumbukan dikembangkan
halaman utama, dan 2 halaman cover. Cover awal berdasarkan kriteria modul yang diadaptasi dari
produk akhir ini berupa background berwarna Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan gambar yang berhubungan dengan Pendidikan (Pustekkom) Depdiknas. Modul
Momentum, Impuls, dan Tumbukan dilengkapi judul pembelajaran Fisika berbasis SAVI pada materi
modul dan nama pembuat modul. Cover belakang Momentum, Impuls, dan Tumbukan dikembangkan
produk ini berupa ringkasan sederhana menganai dengan model 4-D meliputi define, design, develop,
modul dilengkapi logo universitas pembuat modul, dan disseminate yang disederhanakan hanya sampai
dan beberapa kontak pembuat modul. Bagian modul tahap develop. Berdasarkan tahap define berupa
berupa halaman awal judul, identitas modul, analisis siswa, kurikulum, materi, saran pra sarana,
identitas pemilik modul, kata mutiara, kata dan proses pembelajaran yang sudah diterapkan di
pengantar, daftar isi, daftar gambar, petunjuk sekolah dilakukanlah tahap design berupa
Persetujuan Pembimbing