Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS PERLAKUAN PIJAT EFFLEURAGE PADA KALA I FASE AKTIF PERSALINAN

UNTUK MENGURANGI RASA NYERI PADA IBU BERSALIN DI BPM YUSNAENI


BULAN MEI TAHUN 2013

Iswari Paramita1, Mustika Pramestyani2, Fisna Fitriannisa3


1
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2STIKes Guna Bangsa Yogyakarta,
3
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta

ABSTRACT

Background : At the first active phase is currently the most tiring and heavy. In this phase, most
women feel intense pain due to uterine activity began to be more active. Increasing number of women
who want to give birth with the birth process that takes place without pain cause a variety of methods
are used to reduce pain in childbirth. The most frequently performed to reduce pain is to massage
method. But sometimes the method of massage that is done not in place so that the result is
inefficient.
Objectives : To examine the effectiveness of effleurage massage treatment at the first stage of the
active phase of labor to reduce maternal pain in BPM Yusnaeni.
Methods : The study was a Quasi Experiment with One Group Pre-test Post-test. Respondents in this
study were all mothers delivered at the first stage of the active phase in the BPM Yusnaeni by the
number of study subjects were 10 mothers were taken by way of Non-Probability sampling technique
with saturated.
Results : Statistical test Wilcoxon Signed Ranks Test showed Ztest at -2,873 with Zstaistic value for (p
<0.05) is equal to -1.96. From the results of calculations using the Wilcoxon Signed Ranks Test is
also known that Ztest> Zstatistic (-2,873> -1.96). It means that Ho is rejected or there is a difference of
pain before and after the effleurage massage.
Conclusion: There is a massage treatment effectiveness eflleurage the first stage of labor to reduce
maternal pain
Keywords : first active phase, back massage, pain intens.

PENDAHULUAN nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase


aktif. Dalam fase ini kebanyakan ibu
Persalinan adalah proses pengeluaran merasakan sakit yang hebat karena kegiatan
hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi
melalui vagina ke dunia luar. Proses semakin lama semakin kuat dan semakin
persalinan dibagi menjadi empat kala, yaitu sering.
kala I, kala pembukaan servik atau jalan lahir, Semakin banyaknya wanita yang ingin
dimana servik membuka sampai terjadi melahirkan dengan proses persalinan yang
pembukaan 10 cm. Kala II disebut kala berlangsung tanpa rasa nyeri menyebabkan
pengeluaran janin. Kala III disebut kala berbagai cara dilakukan untuk menurunkan
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Kala IV nyeri pada persalinan, baik dengan teknik
observasi dini terhadap perdarahan farmakologi maupun nonfarmakologi. Menurut
postpartum (Wiknjosastro, 2005). Potter dan Perry (2005) tindakan peredaan
Intensitas dan lama kontraksi uterus pada nyeri persalinan secara nonfarmakologi antara
fase aktif meningkat dan kontraksi terjadi lebih lain dapat dilakukan dengan cara distraksi,
sering (setiap 3-5 menit). Dilatasi serviks biofeedback atau umpan balik hayati,
mencapai 4-10 cm, secara umum merasakan hipnosisdiri, mengurangi persepsi nyeri, dan
peningkatan ketidaknyamanan dan nyeri mulai stimulasi kutaneus (massage, mandi air
tidak dapat di kontrol, berkeringat, mual dan hangat, kompres panas atau dingin, stimulasi
muntah, kemerahan, mengalami gemetar saraf elektrik transkutan).
pada paha dan kaki, tekanan pada kandung Pijat diperkirakan bekerja dengan baik
kemih dan rektum, pucat sekitar mulut, dalam memblokir impuls nyeri ke otak dan
berfokus pada diri sendiri mungkin lebih merangsang pelepasan endorfin lokal (hormon
sensitif (Reeder,2011). yang berguna untuk menurunkan nyeri). Dasar
Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2008) teori massage adalah teori gate control yang
saat yang paling melelahkan dan berat, dan dikemukakan oleh Melzak dan Wall (1965).
kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau Kedua peneliti ini menemukan bahwa

12
stimulasi ringan secara aktual dapat berdasarkan Usia responden di BPM
menghambat sensasi nyeri (Mander, 2003). Yusnaeni.
Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia T
(2001) menggunakan 10 metode Tabel 1: Karakteristik responden berdasarkan
nonfarmakologi yang dilakukan pada sampel Usia Di BPM Yusnaeni, Telukan Danurejo,
46 orang didapatkan bahwa teknik Mertoyudan, Magelang
pernapasan, relaksasi, akupresur dan
massage merupakan teknik yang paling efektif No Usia Frekuensi Presentase
menurunkan nyeri saat persalinan (Arifin, (%)
1. <20 tahun 2 20%
2008). 2. 20-35 tahun 7 70%
Nyeri pada persalinan merupakan 3. >35 tahun 1 10%
masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu
bersalin, khususnya ibu primigravida, dan
Jumlah 10 100%
biasanya yang paling sering dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode Sumber data : Data primer terolah, 2013
pijat, baik oleh petugas kesehatan, keluarga
pasien ataupun pasien itu sendiri. Tetapi Berdasarkan Tabel 1 pada penelitian ini,
terkadang metode pijat yang dilakukan tidak rata-rata ibu melahirkan di BPM Yusnaeni
pada tempatnya sehingga hasilnya tidak berada pada rentang usia tidak berisiki yaitu
efisien. Salah satu cotohnya pada 20-35 tahun. Presentase ibu dengan 20-35
pelaksanaan teknik deep back massage, tahun yaitu sebanyak 7 responden (70%),
dimana seharusnya penekanan dilakukan responden yang berusia kurang dari 20 tahun
tepat pada daerah sacrum dengan telapak sebanyak 2 responden (20%), dan responden
tangan dan posisi ibu dalam keadaan yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 1
berbaring miring tetapi kadang kala responden (10%).
penatalaksanaan tidak sesuai sehingga nyeri Penggolongan usia dilakukan peneliti
yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. berdasarkan tingkat risiko yang mungkin
Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu dialami ibu maupun janin. Usia muda
dalam keadaan berbaring miring, atau cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis
penekanannya tidak tepat pada daerah yang masih labil, yang memicu terjadinya
secrum. Hal ini tidak dilakukan satu kali saja kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan
tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai
metode pijat yang lain. Selain alasan diatas, salah satu faktor dalam menentukan toleransi
alasan lain peneliti mengambil judul ini adalah terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat
untuk mengurangi penggunaan metode seiring bertambahnya usia dan pehaman
farmakologi yang kurang ekonomis dan terhadap nyeri. Hal ini sesuai dengan teori
memiliki efek samping bagi ibu dan janin. Yuliatun (2008) bahwa otak mengalami
Survey pendahuluan peneliti pada 25 April degenerasi seiring dengan pertambahan umur
2013 di BPM Yusnaeni, di dapat pasien yang seseorang, sehingga orang yang lebih tua
akan melakukan persalinan kala I fase aktif mempunyai ambang nyeri yang lebih rendah
terlihat nampak cemas dan gelisah, karena dan lebih banyak mengalami penurunan
tidak diberikan perlakuan pijat, dan di BPM sensasi nyeri.
tersebut belum pernah dilakukan penelitian
tentang efektivitas perlakuan pijat effleurage b. Karakteristik responden berdasarkan
tetapi sudah memberikan perlakuan pijat jumlah kehamilan disajikan dalam bentuk
punggung. Untuk itu peneliti tertarik untuk distribusi frekuensi berdasarkan jumlah
meneliti efektivitas pengaruh pijat effleurage kehamilan responden di BPM Yusnaeni.
terhadap pengurangan rasa nyeri pada
persalinan dengan melakukan salah satu Tabel 2: Karakteristik responden
metode pijat , sehingga peneliti mengambil berdasarkan Jumlah Kehamilan Di BPM
judul Efektivitas Perlakuan Pijat Effleurage Yusnaeni, Telukan Danurejo, Mertoyudan,
Pada Kala 1 fase aktif Persalinan Untuk Magelang
Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin Di
BPM Yusnaeni Pada Bulan Mei Tahun 2013 No Jumlah Frekuensi Presentase
Kehamilan (%)
1. Primigravida 4 40%
PEMBAHASAN 2. Multigravida 6 60%
Jumlah 10 100%
1. Data variabel Karakteristik responden Sumber data : Data primer terolah, 2013
a. Karakteristik responden berdasarkan Usia
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

13
Berdasarkan tabel 2 pada penelitian ini respon nyeri, tetapi nyeri juga dapat
didapatkan hasil dari 10 responden, menimbulkan kecemasan.
primigravida sebanyak 4 responden (40%), Kesehatan emosional seseoarang
dan multigravida sebanyak 6 responden biasanya dapat mentoleransi lebih terhadap
(60%). Pada ibu primigravida umumnya nyeri sedang bahkan nyeri berat dibandingkan
merasa cemas dan takut menghadapi dengan seseorang yang emosinya tidak stabil.
persalinan. Stres atau rasa takut ternyata Hal ini sesuai dengan teori Hartini (2005) Rasa
secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi takut dan cemas yang berlebihan akan
uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit mempengaruhi rasa nyeri. Setiap ibu
dirasakan. Ibu dalam kondisi inpartu tersebut mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri
mengalami stress maka tubuh merangsang persalinan, karena ambang batas rangsang
tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu nyeri setiap orang berlainan dan subyektif
hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin. sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam perutnya yang terasa kencang. Adapula yang
konsentrasi tinggi saat persalinan jika ibu tidak merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri.
bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum Beragam respon itu merupakan suatu
melahirkan. Akibatnya tubuh tersebut maka mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang
uterus menjadi semakin tegang sehingga dirasakan.
aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot
uterus berkurang karena arteri mengecil dan d. Distribusi Frekuensi karakteristik
menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang responden berdasarkan Tingkat Nyeri
tak terelakkan (Bobak. L, 2004). Sedangkan sesudah diberi perlakuan pijat effleurage.
pada Ibu multigravida sudah pernah
melahirkan sehingga sudah punya Tabel 4: Tingkat Nyeri Sesudah Diberi
pengalaman nyeri saat melahirkan. Ibu yang Perlakuan pijat effleurage Di BPM
sudah mempunyai pengalaman melahirkan Yusnaeni, Telukan Tegalsari, Danurejo,
akan mampu merespon rasa nyeri tersebut. Mertoyudan, Magelang
Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks,
semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja No. Tingkat Frekuensi Presentase
sama secara harmonis sehingga persalinan Nyeri (%)
1. Tidak Nyeri 0 0
akan berjalan lancar, mudah dan nyaman 2. Nyeri 6 60%
(Bobak. L, 2004). Ringan
3. Nyeri 4 40%
c. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sedang
4. Menderita 0 0
Responden Berdasarkan Tingkat nyeri 5. Sangat 0 0
sebelum dilakukan pijat effleurage. Menderita
6. Menyiksa 0 0
Tabel 3 : Tingkat Nyeri Sebelum Diberi Jumlah 10 100%
Perlakuan pijat effleurage Di BPM Sumber data : Data primer terolah, 2013
Yusnaeni, Telukan Tegalsari, Danurejo,
Mertoyudan, Magelang Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
dari 10 responden, sesudah dilakukan pijat
No. Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase (%) effleurage sebanyak 6 responden (60%)
1. Tidak Nyeri 0 0 menunjukkan raut wajah Nyeri ringan, dan
2. Nyeri Ringan 0 0 sebanyak 4 responden (40%) menunjukkan
3. Nyeri Sedang 0 0
4. Menderita 6 60%
raut wajah nyeri sedang. Dari hasil tersebut
5. Sangat Menderita 4 40% diketahui bahwa terdapat perbedaan
6. Menyiksa 0 0 Intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Jumlah 10 100% dilakukan pijat effleurage.
Sumber data : Data primer terolah, 2013 Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat
penurunan intensitas nyeri setelah dilakukan
Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian pijat effleurage, meskipun intensitas
diketahui bahwa nyeri persalinan sebelum penurunan nyeri tidak sama pada setiap
dilakukan pijat effleurage dari 10 responden, individu. Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia
sebanyak 6 responden (60%) menunjukkan T (2001), menggunakan 10 metode
raut wajah menderita dan sebanyak 4 nonfarmakologi yang dilakukan pada sampel
responden (40%) menunjukkan raut wajah 46 orang didapatkan bahwa teknik
sangat menderita. Kecemasan seringkali pernapasan, relaksasi, akupresur dan pijat
menyertai nyeri. Hubungan antara kecemasan merupakan teknik yang paling efektif
dan nyeri merupakan hubungan yang
komplek, kecemasan seringkali meningkatkan

14
menurunkan nyeri saat persalinan (Arifin, Wall (1965). Kedua peneliti ini menemukan
2008) bahwa stimulasi ringan secara aktual dapat
Massage diperkirakan bekerja dengan menghambat sensasi nyeri (Mander, 2003).
baik dalam memblokir impuls nyeri ke otak
dan merangsang pelepasan endorfin lokal e. Hasil observasi Intensitas Nyeri sebelum
(hormon yang berguna untuk menurunkan dan sesudah dilakukan pijat effleurage.
nyeri). Dasar teori massage adalah teori gate
control yang dikemukakan oleh Melzak dan

Tabel 5 : Intensitas Nyeri sebelum dan sesudah pijat effleurage

No. R Sebelum Sesudah


1. R1 Menderita Nyeri ringan
2. R2 Menderita Nyeri ringan
3. R3 Sangat menderita Nyeri sedang
4. R4 Menderita Nyeri ringan
5. R5 Menderita Nyeri sedang
6. R6 Menderita Nyeri ringan
7. R7 Menderita Nyeri sedang
8. R8 Sangat menderita Nyeri ringan
9. R9 Sangat menderita Nyeri sedang
10. R 10 Sangat menderita Nyeri ringan

Sumber data : Data primer terolah, 2013 effleurage pada kala I fase aktif persalinan
untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin
Berdasarkan table 5 diketahui bahwa dari di BPM Yusnaeni.
10 responden sebelum dilakukan pijat Penurunan nyeri yang terjadi karena
effleurage sebanyak 6 responden pemberian pijat dengan teknik Effleurage pada
menunjukkan raut wajah menderita dan area punggung menstimulasi serabut taktil
sebanyak 4 responden menunjukkan raut kulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat dan
wajah sangat menderita. Sedangkan sesudah korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri
dilakukan pijat effleurage dari 10 responden tersebut, nyeri yang dirasakan pun dapat
sebanyak 6 responden menunjukkan raut berkurang atau menurun. Menurut
wajah Nyeri ringan, dan sebanyak 4 Danuatmaja dan Meliasari (2008) effleurage
responden menunjukkan raut wajah nyeri punggung selama 10-20 menit setiap jam
sedang. dapat menurunkan tekanan darah,
Melihat data tersebut diatas berdasarkan memperlambat denyut jantung, dan
Intensitas nyeri sebelum dan sesudah meningkatkan pernapasan.
dilakukan pijat tidak selalu berubah secara Hal ini sesuai dengan teori Henderson
konstan, bisa dilihat dari data pada tabel.5 (2006), massage punggung merupakan salah
intensitas nyeri sebelum pijat pada tingkat satu cara penanganan nyeri secara non
menderita tidak selalu berubah menjadi nyeri farmakologis, Massage adalah memberikan
ringan, bahkan ada yang hanya sampai tingkat tekanan tangan pada jaringan lunak biasanya
nyeri sedang sesudah dilakukan pijat. otot, tendon atau ligamentum, tanpa
Demikian halnya dengan tingkat intensitas menyebabkan gerakan atau perubahan posisi
sangat menderita tidak selalu berubah menjadi sendi untuk meredam nyeri, menghasilkan
ringan bahkan ada yang hanya sampai tingkat relaksasi dan memperbaiki sirkulasi. Massage
nyeri sedang sesudah dilakukan pijat. dapat menghambat perjalanan rangsangan
Efektivitas perlakuan pijat effleurage pada kala nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem
I fase aktif Persalinan Pada Ibu Bersalin untuk syaraf pusat. Selanjutnya rangsangan taktil
mengurangi rasa sakit di BPM Yusnaeni bulan dan perasaan positif yang berkembang ketika
Mei tahun 2013. dilakukan bentuk perhatian yang penuh
Berdasarkan Uji statistik Wilcoxon Signed sentuhan dan empati, bertindak memperkuat
Ranks Test menunjukkan Zhitung sebesar - efek massage untuk mengendalikan nyeri.
2,873 dengan nilai Ztabel untuk ( 5%) adalah Hasil penelitian ini juga didukung dengan
sebesar -1,96. Dari hasil perhitungan penelitian yang pernah dilakukan oleh alifa
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test (2008) tentang Efek tekhnik massage
tersebut juga diketahui bahwa Zhitung>Ztabel (- Efflleurage pada abdomen terhadap
2,873>-1,96) sehingga dapat disimpulkan penurunan intensitas nyeri pada disminore
bahwa terdapat efektivitas perlakuan pijat primer pada mahasiswa PSIK FKUB Malang.

15
Dengan hasil bahwa tekhnik Effleurage Bagi pendamping/suami/keluarga agar
terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri berperan aktif untuk mengurangi rasa
disminore primer. nyeri yang dialami ibu bersalin selama
kala I fase aktif dengan melakukan pijat
sesuai saran bidan.
KESIMPULAN 4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai data dasar dan
oleh penulis mengenai Efektivitas pijat disarankan untuk membedakan dua
effleurage pada kala I fase aktif persalinan kelompok yaitu klompok kontrol yang
untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin tidak diberikan perlakuan pijat effleurage
di BPM Yusnaeni bulan Mei tahun 2013, maka dan kelompok perlakuan yang diberikan
penulis dapat menyimpulkan bahwa : perlakuan pijat effleurage, agar dapat
1. Karakteristik responden berdasarkan dinilai perbedaannya.
usia, sebagian besar berusia 20-35 tahun
yaitu sebanyak 70%.
2. Karakteristik responden berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
jumlah kehamilan, sebagian besar
multigravida, yaitu sebanyak 60%. Alifa, (2008). Efek tekhnik massage
3. Skala nyeri sebelum dilakukan pijat Efflleurage pada abdomen terhadap
effleurage terbanyak adalah menderita, penurunan intensitas nyeri pada disminore
yaitu sebanyak 60%. primer pada mahasiswa PSIK FKUB Malang.
4. Skala nyeri sesudah dilakukan pijat
effleurage terbanyak adalah Nyeri ringan, Andriana, E. (2007). Melahirkan tanpa rasa
yaitu sebanyak 60%. sakit. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.
5. Berdasarkan Uji statistik Wilcoxon
Signed Ranks Test menunjukkan Zhitung Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian : Suatu
sebesar -2,873 dengan nilai Ztabel untuk Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
( 5%) adalah sebesar -1,96. Dari hasil
perhitungan menggunakan Wilcoxon Bare, B.G., dan Smeltzer, S.C. (2002). Buku
Signed Ranks Test tersebut juga Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2.
diketahui bahwa Zhitung>Ztabel (-2,873>- Edisi 8. Jakarta : EGC
1,96) sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat efektivitas pijat effleurage pada Bobak, L. (2005). Buku Ajar Keperawatan
kala I fase aktif persalinan untuk Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin
di BPM Yusnaeni. Danuatmaja, B. & Meiliasari, M. (2002)
Persalinan Normal tanpa rasa sakit, puspa
sehat, Jakarta: Puspa Swarna
SARAN
Danuatmaja, B. (2004). Persalinan Normal
1. Bagi ibu bersalin Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swarna.
Ibu bersalin perlu mempunyai motivasi
tinggi untuk dapat mengelola kecemasan Danuatmaja, B. dan Meiliasari, M. (2008).
dengan cara mencari informasi tentang Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:
proses persalinan dan teratur melakukan Puspa Swarna.
antenal care. Ibu bersalin juga
disarankan untuk dapat membicarakan Fraser, D. M., dan Cooper, M. A. (2009). Buku
keluhan dan perasaan yang dialami Ajar Bidan Myles. Ed-14. Jakarta: EGC
kepada petugas kesehatan agar dapat
dilakukan tindakan yang tepat untuk Gadysa, G. (2009). Persepsi Ibu Tentang
mengatasi keluhan tersebut. Metode Masase. Diambil 27 Februari2010,
2. Bagi bidan pelaksana dari http://luluvikar.wordpress.com
Bidan selalu mengajak pendamping/
suami/ keluarga untuk berperan aktif Henderson, C. & Kathleen, J. (2006). Buku
dalam mengurangi rasa nyeri selama Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
kala I fase aktif dengan cara melatih
pemijatan dengan tekhnik effleurage. Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian
3. Bagi pendamping pendamping persalinan Keperawatan dan teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika.

16
Sugiyono, (2006). Statistika Untuk Penelitian.
Hidayat, A. (2008). Pengantar Kebutuhan Bandung : Alfabeta
Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Bisnis.
Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : Bandung : Alfabeta
EGC.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian
Notoatmojo,s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Jakarta : PT Rineka Cipta Alfabeta

Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Tamsuri, A. (2007). Konsep dan


Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC

Reeder, S.J, Martin, L.L, Kaniak D. (2011). Wibowo S. (2003). Farmakoterapi Nyeri
Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri
Bayi dan Keluarga. Alih bahasa Yati Afiyati, Punggung Bawah. Jakarta: Kelompok Studi
dkk. Edisi 18. Jakarta : EGC Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia
Riwidikdo. (2007). Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A. Prawirohardjo
(2007). Panduan Lengkap Kehamilan,
Melahirkan dan Bayi. Jakarta : Arcan. Winkjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Smeltzer. S.C, Bare. B. G. (2002). Buku Aajar Prawiroharjo
Medikal Bedah. Volome 2. Edisi 8. Jakarta:
EGC Yuliatun, L. (2008). Penangangan Nyeri
Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi.
Sugiyono, (2005). Memahami Penelitian Malang: Bayumedia Publishing.
Kualitatif. Bandung : Alfabeta

17

Anda mungkin juga menyukai