PENDAHULUAN
1
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam
struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi
sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor
yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur organisasi yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah
2. Mengetahui manajemen yang ada pada laboratorium kesehatan milik pemerintah
3. Mengetahui pelayanan dan pelaksanaan yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Visi dan Misi Laboratorium Kesehatan Milik Pemerintah
4
Dalam Permenkes No.558/Menkes/Per/VII/2006, wilayah bimbingan
teknis ditentukan sebagai berikut:
1. Jawa Timur
2. Kalimantan Timur
3. Kalimantan Tengah
4. Kalimantan Selatan
5. Kalimantan Utara
6. Bali
7. Nusa Tenggara Barat
8. Nusa Tenggara Timur
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
3. Organisasi Matriks
Struktur organisasi ini mulai diperkenalkan oleh industri antariksa
amerika serikat. Organisasi matriks adalah suatu desain struktural
menugaskan para spesialis dari berbagai departemen fungsional untuk
bekerja pada suatu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para manajer
Ciri-ciri organisasi matriks sitem organisasi ini menghubungkan para
karyawan di bagian yang berbeda, agar dapat bekerja sama menyelesaikan
proyek tertentu.
Laboratorium kesehatan pemerintah merupakan Unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan yang melaksanakan tugas operasional pelayanan kesehatan Laboratorium.
Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya merupakan salah satu Laboratorium Kesehatan
Pemerintah yang merupakan bagian dalam pemeriksaan laboratorium dibidang jaringan
pelayanan kesehatan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
52/MENKES/Per/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013, Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan, terjadi
perubahan struktur organisasi dan tata kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Dengan perubahan struktur tersebut, Kepala BBLK dibantu Kepala Bagian
Keuangan dan Administrasi Umum dan dua Kepala Bidang (Kabid Pelayanan, Kabid
Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis). Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi
Umum dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag Keuangan dan Barang Milik Negara;
Kasubbag Administrasi Umum), Kabid Pelayanan dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab.
Klinik dan Uji Kesehatan; Kasie Lab. Kesmas), Kabid Pemantapan Mutu dan Bimbingan
Teknis dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Pemantapan Mutu ; Kasie Bimbingan Teknis).
Struktur organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai berikut :
7
Semua komponen dalam organisasi laboratorium memiliki peranan dan fungsi
masing-masing. Dalam menjalankan peranan tersebut diatur dan diawasi berdasarkan
manajemen yang telah disepakati bersama dalam organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen. Berikut adalah fungsi dari komponen organisai laboratorium :
a) Kepala laboratorium. Kepala laboratorium memiliki peranan sebagai seorang
pimpinan dalam organisasi, dalam hal ini Laboratorium. Segala kebijakan akan
diputuskan dan ditetapkan oleh seorang pemimpin atau ketua dengan koordinasi
dengan bagian yang terkait. Semua koordinasi dalam organisasi terpusat pada
seorang pemimpin. Kepala Laboratorium memegang fungsi pengawasan dalam
setiap langkah organisasi dalam perjalanannya mencapai tujuan bersama.
8
b) Kepala Bagian Administrasi. kepala bagian pelayanan dan administrasi memegang
peranan dalam pengurusan administrasi laboratorium mulai dari pendataan hingga
masalah keuangan laboratorium dan memberi batasan masalah pelayanan yang
terkait.
c) Kepala Bidang. Kepala bidang merupakan perpanjangan tangan dari ketua dalam
rangka mengkoordinasi dan mengawasi jalannya organisasi dalam bidangnya
masing-masing. Segala masalah dalam masing-masing bidang akan ditampung oleh
koordinator dan dalam penyelesaiannya akan di koordinasikan bersama dengan
ketua atau pimpinan organisasi. Kepala bagian dan kepala bidang akan membawahi
kepala-kepala bagian dari masing-masing unit laboratorium (mis: unit Mikrobiologi
dsb). Kepala bidang akan mengkoordinasi dan mengawasi perjalanan teknis dari
laboratorium, mulai dari SOP yang digunakan, penggunaan alat dan bahan secara
efisien guna mendapat keuntungan yang maksimal dan sebagainya. Kepala bidang,
bertanggung jawab atas jaminan mutu produk yang dikeluarkan oleh laboratorium.
d) Kepala Instalasi. Kepala Laboratorium memilih kepala instalasi untuk mengelola
laboratorium khusus antara lain kepala laboratorium Mikrobiologi, Immonologi dan
Patologi sesuai dengan kebutuhan klien nantinya. Kepala instalasi bertanggung
jawab penuh terhadap klien mereka sesuai bidang laboratorium atau pemeriksaan
yang akan dipilih klien.
e) Petugas. Petugas laboratorium/laboran memiliki peranan sebagai kaki tangan
organisasi dalam kehidupan berorganisasi. Petugas merupakan salah satu bagian
vital bagi organisai, karena jika tanpa petugas, maka jalannya organisasi tidak akan
mulus.
f) Klien. Klien merupakan pengguna jasa dari suatu organisai.
9
seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan,
inteligensia, keterampilan, human relations. Sedangkan sumber daya non-manusia
merupakan sarana atau perlatan berupa mesin-mesin atau alat-alat non mesin dan
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik.
SDM yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup
beragam, baik profesi maupun tingkat pendidikannya. Kebutuhan jumlah pegawai
antara laboratorium kesehatan di Rumah Sakit dengan laboratorium kesehatan
swasta, atau Puskesmas tentu tidak sama. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan,
jumlah pemakai jasa, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing
laboratorium tersebut berbeda-beda. Jenis ketenagaan yang diperlukan dalam
pelayanan laboratorium kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Staf medis
Dokter Spesialis Patologi Klinik,
Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
Dokter Spesialis Forensik,
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
2. Tenaga teknis laboratorium
Analis Kesehatan atau Analis Medis,
Perawat Kesehatan,
Dokter umum,
Sarjana kedokteran,
Sarjana farmasi,
Sarjana biologi,
Sarjana teknik elektromedik,
Sarjana teknik kesehatan lingkungan
3. Tenaga administrasi
4. Pekarya
Kalau dilihat dari fungsi laboratorium kesehatan, yakni melakukan
pemeriksaan bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan dari manusia
yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau
masyarakat, maka kebutuhan SDM yang terbesar adalah Analis Kesehatan
sebagai tenaga teknis laboratorium.
10
Analis Kesehatan memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh dalam melaksanakan pelayanan laboratorium. Pelayanan laboratorium
yang dimaksud adalah pelayanan laboratorium secara menyeluruh meliputi
salah satu atau lebih bidang pelayanan, meliputi bidang hematologi, kimia
klinik, imunoserologi, mikrobiologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi
anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia, imuno patologi, patologi
molekuler), biologi dan fisika.
3.2.2 Tata Kerja di Laboratorium Klinik
Tata kerja menggambarkan sistim aliran kegiatan dalam organisasi
dalam hal ini lab. hingga lab. tersebut berfungsi. Agar fungsi lab. tersebut
produktif, perlu diterapkan beberapa prinsip, proses, deskripsi pekerjaan dan
alur kerja.
11
dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar
nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan.
Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang
dihasilkan telah mempertimbangkan :
1. Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)
2. Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)
3. Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice)
4. Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)
5. Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good
Dokumentation Practice)
6. Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good
Housekeeping Practice).
Dengan demikian, laboratorium pengujian yang menerapkan GLP
dapat menghindari kekeliruan atau kesalahan yang mungkin timbul, sehingga
menghasilkan data yang tepat, akurat dan tak terbantahkan, yang pada akhirnya
dapat dipertahankan secara ilmiah maupun secara hukum.
Sebagai alat manajemen, GLP bukan merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan ilmiah namun hanya merupakan pelengkap dalam praktek
berlaboratorium untuk mencapai mutu data hasil uji yang konsisten.
1) Organisasi Laboratorium
Untuk mendapatkan suatu laboratorium pengujian yang efisien dan efektif
sesuai dengan GLP diperlukan suatu organisasi dan manajemen dengan uraian
yang jelas mengenai susunan, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta
wewenang bagi para pelaksananya. Struktur organisasi laboratorium harus
menunjukan garis kewenangan, ruang lingkup tanggung jawab, uraian kerja
serta hubungan timbal balik semua personel yang mengelola, melaksanakan
atau memverifikasi pekerjaan yang dapat mempengaruhi mutu pengujian.
Bentuk struktur organisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama
laboratorium dengan mempertimbangkan ruang lingkup, jenis atau komoditi,
serta beban kegiatan pengujian. Hal ini menyebabkan organisasi pada setiap
laboratorium pengujian tidak akan sama.
Manajer atau pimpinan laboratorium mengambil seluruh tanggung jawab
dalam laboratorium yang berfungsi sebagai pengambil keputusan tentang
kebijakan ataupun sumber daya yang ada di laboratorium. Labortorium harus
12
menunjuk salah satu personelnya sebagai manajer mutu yang diberi tanggung
jawab dan wewenang untuk meyakinkan bahwa sistem manajemen mutu
diterapkan dan diikuti sepanjang waktu. Manajer mutu tersebut harus dapat
berhubungan langsung dengan manajer tertinggi laboratorium. Di samping itu,
laboratorium harus mempunyai manajer teknis yang mempunyai tanggung
jawab atas seluruh operasional teknis serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa operasional laboratorium telah
memenuhi persyaratan mutu.
2) Tenaga Kerja (Personel)
Penempatan personel dalam organisasi laboratorium harus disesuaikan
dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat. Laboratorium harus memiliki
ketentuan untuk menjamin agar seluruh personelnya bebas dari pengaruh
komersial baik secara internal maupun eksternal, pengaruh keuangan serta
tekanan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu kerjanya. Laboratorium harus
didukung oleh personel yang mempunyai tanggung jawab terhadap penerapan
sistem manajemen mutu dan personel teknis dalam kegiatan operasional
laboratorium. Personel tersebut harus mempunyai wewenang dan uraian kerja
yang jelas serta harus ditunjang dengan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan tugasnya.
Untuk mendapatkan personel yang qualified, manajemen laboratorium
harus merumuskan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan personel
laboratorium. Program pelatihan harus relevan dengan tugas sekarang dan
tugas masa depan yang diantisipasi oleh laboratorium. Harus ada catatan atau
data tentang kualifikasi, pengalaman dan latihan yang dipunyai oleh setiap
personel.
Pada dasarnya, program pelatihan berguna bagi personel yang
memerlukan pengetahuan dan keterampilan atau mereka yang masih
membutuhkan peningkatan keahlian. Karena itu, langkah pertama adalah
melakukan analisis kebutuhan pelatihan bagi seluruh personel laboratorium.
3) Keselamatan (Safety)
Personel laboratorium harus berlatih cara kerja yang aman sesuai
dengan peraturan keselamatan laboratorium dan sesuai pula dengan peraturan
nasional atau internasional dalam bidang keselamatan dan kesehatan. Semua
13
personel harus memenuhi semua peraturan keselamatan untuk meminimalkan
resiko bagi diri pekerja sendiri serta kawan kerja. Kesehatan para personel
harus selalu dimonitor sesuai peraturan atau keperluan. Personel yang
diketahui berpenyakit tidak diperkenankan berada ditempat kerja agar tidak
memperburuk keadaan atau menularkan penyakit.
4) Sistem Mutu
Untuk dapat mempertahankan konsistensi data hasil uji yang absah tak
terbantahkan, laboratorium pengujian hendaknya merencanakan semua
kegiatannya secara sistematik, sehingga memberikan kepercayaan kepada
pelanggan bahwa data yang dihasilkan tersebut telah memenuhi persyaratan
mutu. Hal ini dimungkinkan apabila laboratorium menetapkan, menerapkan
dan memelihara sistem mutu yang sesuai ruang lingkup kegiatannya.
Sistem mutu harus didokumentasikan secara penuh dan paling tidak
mempunyai informasi sebagai berikut :
a. Ruang lingkup tugas laboratorium
b. Organisasi dan staf laboratorium.
c. Operasi, kalibrasi dan jadwal maintenance peralatan dan instrumentasi.
d. Spesifikasi dan instruksi penyimpanan bahan kimia dan reagen.
e. Inventarisasi prosedur test dan analisa secara komplit dan rinci.
f. Inventarisasi penuh dan rinci tentang semua SRM (Standard Reference
Material) baik yang disertifikasi maupun khusus untuk laboratorium (in
house) guna validasi analisa dan kalibrasi peralatan.
g. Dokumentasi, penyimpanan dan arsip yang memadai untuk catatan
contoh, data analisa mentah (raw), laporan akhir test dan validasi hasil
termasuk SRM.
Dokumentasi sistem mutu tersebut harus dikomunikasikan, dimengerti
dan diterapkan oleh semua personel laboratorium yang bersangkutan. Sistem
mutu harus dikembangkan menjadi dokumen kerja yang merinci kebijakan
dan tujuan serta keterkaitannya pada praktek berlaboratorium yang benar
(GLP).
Dokumen sistem mutu harus ditinjau sedikitnya sekali dalam setahun
oleh personel yang berwenang untuk menjamin kesesuaian dan efektifitasnya
14
secara berkesinambungan serta melakukan perubahan atau penyempurnaan
jika diperlukan.
Laboratorium harus mempunyai ukuran, konstruksi, lokasi dan sistem pengendalian yang
memadai agar dapat memenuhi tugas dan fungsi laboratorium. Desain yang tidak tepat dan
fasilitas laboratorium yang kurang terawat dapat mengurangi mutu data hasil uji dan atau
kalibrasi, operasional kegiatan laboratorium, kesehatan dan keselamatan, serta moralitas
personel laboratorium. Pemeliharaan kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium yang
baik, selain untuk mencapai keabsahan mutu data juga dapat melindungi personel
laboratorium dari bahaya bahan kimia, kebakaran, serta bahaya lain yang timbul.
- Kondisi contoh yang akan diuji. Untuk menghindari kontaminasi serta perubahan
kondisi contoh, maka ruangan tempat penerimaan contoh, penyimpanan, preparasi,
lingkungan pengujian harus bebas dari debu, asap serta faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap contoh, misalnya tempertatur dan kelembaban.
Debu, temperatur, kelembaban, getaran dan kestabilan tenaga listrik akan mempengaruhi
peralatan laboratorium. Hendaknya peralatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tersebut ditempatkan pada lokasi yang tepat
- Personel laboratorium
Penerangan dan ventilasi di lingkungan pengujian harus cukup serta terhindar dari kebisingan
agar memberikan rasa nyaman kepada personel yang melakukan kegiatan operasional
laboratorium. Ruang yang memadai juga harus tersedia untuk melaksanakan administrasi
laboratorium, misalnya pencatatan, pelaporan dan kegiatan dokumentasi.
Persyaratan kondisi dalam metode pengujian serta peralatan penunjang harus dipenuhi untuk
mencapai keabsahan mutu data laboratorium.
b. Fasilitas Laboratorium
Pencahayaan
15
Untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup disarankan laboratorium menggunakan
jendela kaca dengan luas sekitar satu pertiga (1/3) dari luas lantai ruangan. Jika bahan kimia
atau peralatan instrumentasi sensitif terhadap sinar matahari langsung gedung laboratorium
harus didisain sedemikian rupa untuk mengihindari penembusan langsung sinar matahari
yang melebihi intensitas 70 W/m2.
Pencahayaan dalam laboratorium yang diperlukan berkisar antara 540 1075 lux atau lumen
per m2 pada area kerja. Kualitas dan intensitas pencahayaan harus dikontrol agar masih
dalam kisaran yang dapat diterima. Untuk itu, seluruh rekaman pencahayaan dalam
laboratorium serta pengendaliannya harus dipelihara.
Ventilasi
Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan kontaminasi udara yang
terjadi di ruang laboratorium yang disebabkan bahan kimia dapat keluar dan digantikan
dengan udara segar. Sistem ventilasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan
ventilasi alami dan buatan (AC). Jika digunakan AC di ruang laboratorium maka kebutuhan
AC pada ruangan tersebut diperhitungkan sebesar 1 PK untuk 20 m2. Penggunaan ventilasi
alami tidak dimungkinkan pada ruang instrumentasi, ruang srteril, atau ruang timbang karena
akan menyebabkan adanya debu atau pergerakan udara yang dapat mempengaruhi peralatan
dan instrumentasi laboratorium. Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus dimonitor
setidak-tidaknya 3 bulan sekali jika pemantauan kontinu tidak tersedia, serta harus dievaluasi
ulang ketika ada perubahan pada sistem tersebut.
Sumber Energi
Laboratorium harus memastikan bahwa sumber energi cukup untuk kegiatan operasionalnya.
Selain itu, laboratorium harus mempunyai jenset untuk cadangan energi apabila sewaktu-
waktu ada pemadaman aliran listrik. Jika laboratorium menggunakan peralatan instrumentasi,
kestabilan arus listrik adalah hal yang perlu diperhatikan, karena arus listrik akan sangat
mempengaruhi kinerja instrumentasi yang mempunyai sensitivitas tinggi. Karena itu perlu
dipertimbangkan penggunaan stabiliser, disamping isolated ground circuit dan instalasi listrik
yang memenuhi persyaratan.
Persediaan Air
Laboratorium harus memastikan persediaan air cukup untuk kegiatan operasional, baik air
destilasi, air bidestilasi, air demineralisasi, air untuk keperluan sehari-hari, misalnya air untuk
pencucian peralatan gelas, cuci tangan, atau keperluan di kamar kecil.
16
Alat Keselamatan
Fasilitas dan peralatan keselamatan harus tersedia untuk menjamin lingkungan kerja yang
bersih dan aman, diantaranya meliputi :
informasi safety
alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, bak berisi pasir kering
dengan sekop, selimut anti api
Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam melakukan kegiatan
operasional laboratorium. Biasanya tinggi meja kerja sekitar 80 cm, lebar 90 cm, sedangkan
panjang disesuaikan dengan ruangan yang ada. Untuk pemilihan meja laboratorium harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
- kedap air
- mudah dibersihkan.
Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk kenyamanan dalam melakukan
kegiatan laboratorium. Posisi meja kerja sedapat mungkin tidak mengganggu kegiatan
personel lain.
17
6) Metode Pengujian Dan Kalibrasi Serta Validasi Metode
Metode pengujian dan/atau kalibrasi adalah prosedur teknis tertentu untuk melaksanakan
pengujian dan/atau kalibrasi, Tanpa metode laboratorium tidak mungkin melaksanakan
kegiatan pengujian, pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus menggunakan
metode dan prosedur yang tepat untuk semua jenis pengujian.
b. Validasi Metode
menentukan batasan suatu metode, misalnya akurasi, presisi, batas deteksi, pengaruh
matrik, dan lain-lain.
7) Peralatan
Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan instrumentasi yang diperlukan agar
pengujian dapat dilaksanakan. Peralatan pengujian, termasuk perangkat keras dan perangkat
lunak, harus dilindungi dari penyetelan atau pengoperasian yang dapat menyebabkan tidak
validnya hasil pengujian. Peralatan dan perangkat lunak yang digunakan untuk pengujian
harus sesuai dengan tugas dan ruang lingkup pengujian, mampu mencapai akurasi yang
disyaratkan, serta memenuhi spesifikasi yang relevan dengan pengujian.
Peralatan dan instrument yang tersedia harus diinspeksi secara periodik, dijaga kebersihan,
distel dan dikalibrasi sesuai dengan standar. Peralatan dan instrumentasi harus dioperasikan
oleh personel yang ahli, terlatih dan ditunjuk. Semua instruksi cara operasi setiap peralatan
harus tersedia di tempat. Catatan setiap peralatan harus ada dan disimpan yang meliputi :
e. Bukti bahwa suatu peralatan tertentu menghasilkan data analisa atau test yang
sesuai standar dan memadai untuk kontrak atau peraturan.
Pengambilan contoh didefinisikan sebagai prosedur pengambilan suatu bagian dari substansi,
bahan, atau produk untuk keperluan pengujian dari contoh yang mewakili kumpulannya. Hal-
hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan contoh adalah :
Keselamatan kerja
Laboratorium harus mempunyai prosedur dan fasilitas yang memadai untuk menghindari
kerusakan atau kehilangan barang yang diuji selama penyimpanan, penanganan dan
preparasi. Apabila barang/contoh harus disimpan atau dikondisikan dalan kondisi tertentu,
maka kondisi tersebut harus dipelihara, dimonitor dan direkam.
Ketika barang yang diuji diterima oleh laboratorium, barang tersebut harus diidentifikasi
dengan jelas untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi kesalahan pengujian. Oleh karena
itu, pencatatan yang perlu diperhatikan saat penerimaan contoh, antara lain :
19
Spesifikasi teknis yang disyaratkan saat contoh diterima
Pengendalian mutu (quality control) adalah bagian dari jaminan mutu (quality assurance).
Pengendalian mutu merupakan suatu proses pengendalian atau pemeriksaan untuk
memastikan bahwa sistem mutu berjalan secara efektif.
Laporan pengujian merupakan suatu laporan akhir terhadap kegiatan pengujian dan
didistribusikan kepada pelanggan serta disimpan sebagai arsip laboratorium. Setiap hasil
pengujian yang dilakukan oleh laboratorium harus dilaporkan secara akurat, jelas, tidak
menimbulkan keraguan dan objektif, serta sesuai dengan instruksi yang spesifik dalam
metode pengujian.
Data yang dihasilkan oleh laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Objektif : data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
20
b. Representatif : data mewakili kumpulannya.
Laporan pengujian harus bebas dari kesalahan, perubahan atau koreksi. Perubahan terhadap
laporan hasil harus dilakukan dengan dokumen baru. Laboratorium pengujian harus segera
memberitahukan pelanggan secara tertulis apabila validitas hasil pengujian yang telah
dilaporkan terdapat keraguan atau kesalahan.
Laboratorium harus mempunyai dan mengembangkan sistem dokumentasi dan rekaman yang
sesuai dengan kebutuhannya dalam menerapkan praktek berlaboratorium yang baik (GLP).
Rekaman data hasil uji, pemrosesan, serta penerbitan laporan hasil uji merupakan unsur yang
sangat penting dalam keseluruhan proses pengujian. Rekaman dapat berupa hard copy atau
media elektronik. Seluruh rekaman data yang berhubungan dengan pengujian harus mudah
dibaca, didokumentasikan, dan dipelihara sedemikina rupa sehingga rekaman tersebut dapat
mudah diperoleh kembali dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Selain itu,
rekaman tersebut harus disimpan pada lokasi yang memadai untuk mencegah kerusakan,
kehilangan dan harus dijamin aman serta rahasia. Biasanya rekaman disimpan selama 5
tahun, dan kemudian dimusnahkan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium.
21
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan. Penyelenggara sarana
laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) atau
swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan persyaratan
jenis dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan undang-undang dan
peraturan pemerintah, dan secara lebih khusus terhadap penyelenggaraan
pelayanan laboratorium kesehatan ini pemerintah telah mengeluarkan aturan main
dalam bentuk Kep.Menkes No.04/Menkes/SK.I/2002 tentang Laboratorium
Kesehatan yang terdiri dari laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan
masyarakat.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi
kesehatan individunya, maka ke depan nantinya mereka dapat menggunakan
pelayanan laboratorium kesehatan tersebut secara lebih efisien dan efektif
sehingga kebutuhan untuk mengetahui dan mendeteksi secara dini kesehatan
dirinya tidak selalu harus dengan rujukan dari tenaga medis lainnya (terutama
parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan.
Dengan demikian laboratorium kehilangan kemandirian motivasi dan
inisiatif pengembangan dan menunjukkan kesehatan , termasuk perbaikan
mutu kesehatan yang merupakan salah satu tujuan kesehatan nasional. Peran serta
masyarakat, khususnya tenaga kesehatan dalam penyelenggara kesehatan selama
ini sangat minim. Dengan demikian hasil laboratorium mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan hasil penelitian kepada pasien, klien ataupun tenaga
kesehatan lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya.
Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau
tingkat keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti
bahan dan alat penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif,
lingkungan yang nyaman dan dukungan administrasi, sehingga terjadi
interaksi pelayanan yang baik.
Apabila dikaitkan dengan tuntutan program kesehatan yang
menginginkan masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan sekrining
penyakit dari gejala- gejala yang di rasakan dan mendapat kepastian diagnosa
agar bisa membatasi ataupun dapat mengobati lebih dini agar tercapainya
22
kesehatan masyarakat yang baik, menginginkan mutu kesehatan yang meningkat
sementara kemampuan dan keberadaaan laboratorium sangat jarang di
masyarakat sehingga untuk menjawab diagnosa itu sangat memprihatinkan.
23
Laboratorium kimia memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan
kepada konsumen berupa UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat). Kimia Kesehatan. Melakukan pemeriksaan secara kimiawi
untuk bahan-bahan seperti air minum, air bersih, air badan air, air limbah, air
kolam renang, makanan dan minuman dari perorangan, industri, jasa boga dll.
Disamping itu juga melakukan pemeriksaan toksikologi, pestisida serta tes untuk
narkoba.
24
Parasitologi
Pemeriksaan mikroskopis berbagai jenis parasit seperti pemeriksaan
mikroskopis telor cacing, amuba, malaria, filaria sedangkan untuk
pemeriksaan jamur meliputi pemeriksaan mikroskopis dan biakan.
Virologi
Pemeriksaan isolasi dan identifikasi virus polio dan campak
b. Urin
Urin rutin, urin lengkap, reduksi II, reuksi sewaktu, pH, protein,
bilirubin, urobilin, esbach, ureun, creatinin, chlorida, analisa sperma,
analisa Batu, berat jenis urin
Pasien datang
Pendaftaran
Kasir
Pengumpulan sampel
Pengambilan hasil
25
Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus
mengacu kepada GLP (Good laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pre
Analitik, Analitik dan Pasca Analitik.
1) Pre Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap
ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra
Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel,
perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai
dikerjakan.
1. Persiapan pasien
Dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan,
manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh
pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang
kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi
yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan
memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama
juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti
instruksi tersebut dengan baik.
2. Persiapan pengumpulan spesimen
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
b. Volume mencukupi
c. Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak
berubah warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur
kuman)
d. Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
e. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
f. Identitas benar sesuai dengan data pasien
26
Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan
laboratorium. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur,
jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan
klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan
pasien yang akan diambil spesimen.
a. bersih, kering
b. tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
c. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
d. sekali pakai buang (disposable)
e. steril (terutama untuk kultur kuman)
f. tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai
dengan volume spesimen
3. Waktu Pengambilan
a. Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
b. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
c. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
d. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air
yang terakhir
e. Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
f. Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
g. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah
bangun tidur
h. Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi
hari dan setelah puasa 10-12 jam
27
4. Pengambilan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
a. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen
harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard
operating procedure (SOP) yang ada.
b. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
c. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai
kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar
tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
d. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam
posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
5. Identifikasi spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang
harus dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian
identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus
cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien,
nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan
pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda
khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.
28
6) Paska Analitik ialah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar benar valid
atau benar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan bukan berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.Sebagai
bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan
untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil
pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Semua komponen dalam organisasi laboratorium memiliki peranan dan fungsi
masing-masing. Dalam menjalankan peranan tersebut diatur dan diawasi berdasarkan
manajemen yang telah disepakati bersama dalam organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen.
Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus mengacu
kepada GLP (Good laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pre Analitik, Analitik
dan Pasca Analitik.
4.2 Saran
Laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada
kosumen dalam hal ini adalah masyarakat yang akan menggunakan jasa laboratorium,
sehingga masyarakat merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan,
hal ini juga bertujuan agar terselenggaranya pelayanan laboratorium kesehatan secara
29
berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Daftar Pustaka
http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/08/peran-labkes-dalam-upaya-peningkatan.html
http://biomedika.setiabudi.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=170:peng
aruh-kualitas-pelayanan-terhadap-tingkat-kepuasan-pasien-di-laboratorium-rumah-sakit-
medik-dasar-hidayah-sukoharjo&catid=73:nomor-02-september-2010
http://ekawhiniethepooh.blogspot.com/2010/12/jenis-laboratorium.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/perencanaan-sdm-laboratorium-kesehatan.html
http://reg2tingkat2.blogspot.com/2011/12/proposal-laboratorium-klinik.html
30