Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang diharapkan


mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan individu dan masyarakat
dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat yang berperan sebagai pendukung maupun
penegak dari sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang
optimal.

Pengelolaan laboratorium harus dilakukan sebaik mungkin agar pemanfaatannya


dapat diperoleh secara maksimal untuk mencapai sasaran. Selain fasilitas laboratorium
yang tersedia, pemanfaatan laboratorium sangat bergantung kepada pengelola
labaratorium itu sendiri. Kelengkapan komponen-komponen pengelola laboratorium,
relevansi bidang ilmu, serta kinerja yang baik akan dapat mewujudkan perannya
melayani proses akademik secara maksimal. Oleh karena itu pada suatu laboratorium,
setiap komponen pengelolanya harus memahami tanggung jawab dan wewenang masing-
masing.

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk


mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam
struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi
sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor
yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur organisasi yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah?
2. Bagaimana manajemen yang ada pada laboratorium kesehatan milik pemerintah?
3. Bagaimana pelayanan dan pelaksanaan yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur organisasi yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah
2. Mengetahui manajemen yang ada pada laboratorium kesehatan milik pemerintah
3. Mengetahui pelayanan dan pelaksanaan yang ada pada laboratorium kesehatan milik
pemerintah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Laboratorium Kesehatan


Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang diharapkan
mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan individu dan masyarakat
dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat yang berperan sebagai pendukung maupun
penegak dari sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang
optimal.
Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.Sebagai bagian yang
integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan
penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta
pengambilan keputusan lainnya.
Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan terutama untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan masyarakat.
Penyelenggaraan laboratorium kesehatan masyarakat umumnya dilaksanakan di
Balai Teknik Kesehatan atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan. Semerti di Surabaya
laboratorium kesehatan milik pemerintah adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Sementara sampai saat ini fungsi Balai Labkes merupakan laboratorium yang
mampu menyelenggarakan pelayanan klinik dan kesehatan masyarakat.
2.2 Visi dan Misi Laboratorium Kesehatan Milik Pemerintah

2.2.1 Komitmen Manajemen


1. Menyediakan jasa pelayanan laboratorium klinik dan lingkungan, sarana
prasarana, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan yang
berkualitas.
2. Melaksanakan perbaikan kualitas pelayanan yang berkesinambungan untuk
memenuhi harapan pelanggan.
3. Menjalankan sistem manajemen sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku.
2.2.2 Visi
Menjadi laboratorium kesehatan Nasional yang terkemuka di Indonesia tahun
2019.
2.2.3 Misi
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan laboratorium
yang terstandarisasi.
2. Melaksanakan Bimbingan Teknik, Pemantapan Mutu Eksternal, pemeriksaan
spesimen Surveilans dan Kejadian Luar Biasa di wilayah Regional dan Nasional
3. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia yang
berkesinambungan.
4. Mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada serta melaksanakan manajemen
keuangan yang akuntabel.
2.2.4 Motto
Untuk Anda kami memberikan yang terbaik.
2.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi BBLK adalah melakukan perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan dan evaluasi untuk:

1. Pemeriksaan Laboratorium Klinik


2. Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
3. Rujukan
4. Pendidikan, pelatihan, penelitian & pengembangan
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Struktur Organisasi Laboratorium Kesehatan Pemerintah

Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan


organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan,
garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas
tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja
Jenis struktur organisasi Laboratorium Kesehatan Pemerintah adalah organisasi
mekanik dan staf. organisasi mekanik dan staf merupakan gabungan dari organisasi
mekanik dengan departemen staf guna memberikan saran dan masukan untuk
departemen lini. pengambilan keputusan yang mempengaruhi operasi utama dari
organisasi merupakan wewenang dari departemen lini sedangkan depatemen staf hanya
pada tingkat memberikan dukungan teknis khusus.
Ciri-ciri organisasi mekanik dengan staf adalah kepala laboratorium dapat
berinteraksi langsung dengan kepala bagian administrasi keuangan dan kepala bidang
pelayanan, sedangkan kepala instalasi memberikan informasi, saran atau bantuan teknis
untuk membantu para petugas (TLM)
Laboratorium kesehatan pemerintah merupakan Unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan yang melaksanakan tugas operasional pelayanan kesehatan Laboratorium.
Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya merupakan salah satu Laboratorium Kesehatan
Pemerintah yang merupakan bagian dalam pemeriksaan laboratorium dibidang jaringan
pelayanan kesehatan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
52/MENKES/Per/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013, Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan, terjadi
perubahan struktur organisasi dan tata kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Dengan perubahan struktur tersebut, Kepala BBLK dibantu Kepala Bagian
Keuangan dan Administrasi Umum dan dua Kepala Bidang (Kabid Pelayanan, Kabid
Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis). Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi
Umum dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag Keuangan dan Barang Milik Negara;
Kasubbag Administrasi Umum), Kabid Pelayanan dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab.
Klinik dan Uji Kesehatan; Kasie Lab. Kesmas), Kabid Pemantapan Mutu dan Bimbingan
Teknis dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Pemantapan Mutu ; Kasie Bimbingan Teknis).
Struktur organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai berikut :

Semua komponen dalam organisasi laboratorium memiliki peranan dan fungsi


masing-masing. Dalam menjalankan peranan tersebut diatur dan diawasi berdasarkan
manajemen yang telah disepakati bersama dalam organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen. Berikut adalah fungsi dari komponen organisai laboratorium :
a) Kepala laboratorium. Kepala laboratorium memiliki peranan sebagai seorang
pimpinan dalam organisasi, dalam hal ini Laboratorium. Segala kebijakan akan
diputuskan dan ditetapkan oleh seorang pemimpin atau ketua dengan koordinasi
dengan bagian yang terkait. Semua koordinasi dalam organisasi terpusat pada
seorang pemimpin. Kepala Laboratorium memegang fungsi pengawasan dalam
setiap langkah organisasi dalam perjalanannya mencapai tujuan bersama.
b) Kepala Bagian Administrasi. kepala bagian pelayanan dan administrasi memegang
peranan dalam pengurusan administrasi laboratorium mulai dari pendataan hingga
masalah keuangan laboratorium dan memberi batasan masalah pelayanan yang
terkait.
c) Kepala Bidang. Kepala bidang merupakan perpanjangan tangan dari ketua dalam
rangka mengkoordinasi dan mengawasi jalannya organisasi dalam bidangnya
masing-masing. Segala masalah dalam masing-masing bidang akan ditampung oleh
koordinator dan dalam penyelesaiannya akan di koordinasikan bersama dengan
ketua atau pimpinan organisasi. Kepala bagian dan kepala bidang akan membawahi
kepala-kepala bagian dari masing-masing unit laboratorium (mis: unit Mikrobiologi
dsb). Kepala bidang akan mengkoordinasi dan mengawasi perjalanan teknis dari
laboratorium, mulai dari SOP yang digunakan, penggunaan alat dan bahan secara
efisien guna mendapat keuntungan yang maksimal dan sebagainya. Kepala bidang,
bertanggung jawab atas jaminan mutu produk yang dikeluarkan oleh laboratorium.
d) Kepala Instalasi. Kepala Laboratorium memilih kepala instalasi untuk mengelola
laboratorium khusus antara lain kepala laboratorium Mikrobiologi, Immonologi dan
Patologi sesuai dengan kebutuhan klien nantinya. Kepala instalasi bertanggung
jawab penuh terhadap klien mereka sesuai bidang laboratorium atau pemeriksaan
yang akan dipilih klien.
e) Petugas. Petugas laboratorium/laboran memiliki peranan sebagai kaki tangan
organisasi dalam kehidupan berorganisasi. Petugas merupakan salah satu bagian
vital bagi organisai, karena jika tanpa petugas, maka jalannya organisasi tidak akan
mulus.
f) Klien. Klien merupakan pengguna jasa dari suatu organisai.

3.1.1 Good Laoratory Practice Laboratorium Kesehatan Pemerintah


Good Laboratory Practice atau GLP adalah suatu cara pengorganisasian
laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan
kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor,
dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional serta memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan.
Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang
dihasilkan telah mempertimbangkan :
1. Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)
2. Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)
3. Praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice)
4. Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)
5. Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good
Dokumentation Practice)
6. Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good
Housekeeping Practice).
Laboratorium kesehatan pemerintah dalam pengujiannya telah
menerapkan GLP sehingga dapat menghindari kekeliruan atau kesalahan yang
mungkin timbul, sehingga menghasilkan data yang tepat, akurat dan tak
terbantahkan, yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara ilmiah maupun
secara hukum.
1) Organisasi Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Laboratorium Kesehatan Pemerintah memiliki struktur organisasi dan
manajemen dengan uraian yang jelas mengenai susunan, fungsi, tugas dan
tanggung jawab serta wewenang bagi para pelaksananya.
Manajer atau pimpinan laboratorium kesehatan pemerintah mengambil
seluruh tanggung jawab dalam laboratorium yang berfungsi sebagai pengambil
keputusan tentang kebijakan ataupun sumber daya yang ada di laboratorium.
Labortorium kesehatan pemerintah menunjuk salah satu personelnya sebagai
manajer mutu (kepala bidan pemantapan mutu) yang diberi tanggung jawab
dan wewenang untuk meyakinkan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan
dan diikuti sepanjang waktu. Di samping itu, laboratorium kesehatan
pemerintah mempunyai manajer teknis (kepala instalasi) yang mempunyai
tanggung jawab atas seluruh operasional teknis serta menetapkan sumber daya
yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa operasional laboratorium telah
memenuhi persyaratan mutu.
2) Tenaga Kerja (Personel) Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Penempatan personel dalam organisasi Laboratorium Kesehatan
Pemerintah disesuaikan dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat.
Laboratorium Kesehatan Pemerintah harus didukung oleh personel yang
mempunyai tanggung jawab terhadap penerapan sistem manajemen mutu dan
personel teknis dalam kegiatan operasional laboratorium. Personel tersebut
mempunyai wewenang dan uraian kerja yang jelas serta harus ditunjang
dengan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugasnya.
Untuk mendapatkan personel yang qualified, manajemen Laboratorium
Kesehatan Pemerintah merumuskan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan
personel laboratorium. Program pelatihan relevan dengan tugas sekarang dan
tugas masa depan yang diantisipasi oleh laboratorium. Ada catatan atau data
tentang kualifikasi, pengalaman dan latihan yang dipunyai oleh setiap
personel.

3) Keselamatan (Safety) Laboratorium Kesehatan Pemerintah


Personel laboratorium berlatih cara kerja yang aman sesuai dengan
peraturan keselamatan laboratorium dan sesuai pula dengan peraturan nasional
atau internasional dalam bidang keselamatan dan kesehatan. Semua personel
memenuhi semua peraturan keselamatan untuk meminimalkan resiko bagi diri
pekerja sendiri serta kawan kerja..

4) Sistem Mutu Laboratorium Kesehatan Pemerintah


Untuk dapat mempertahankan konsistensi data hasil uji yang absah tak
terbantahkan, Laboratorium Kesehatan Pemerintah dalam pengujiannya
merencanakan semua kegiatannya secara sistematik, sehingga memberikan
kepercayaan kepada pelanggan bahwa data yang dihasilkan tersebut telah
memenuhi persyaratan mutu.
Sistem mutu harus didokumentasikan secara penuh dan paling tidak
mempunyai informasi sebagai berikut :
a. Ruang lingkup tugas laboratorium
b. Organisasi dan staf laboratorium.
c. Operasi, kalibrasi dan jadwal maintenance peralatan dan instrumentasi.
d. Spesifikasi dan instruksi penyimpanan bahan kimia dan reagen.
e. Inventarisasi prosedur test dan analisa secara komplit dan rinci..

5) Kondisi Akomodasi dan Lingkungan Laboratorium Kesehatan


Pemerintah
Laboratorium Kesehatan Pemerintah mempunyai ukuran, konstruksi,
lokasi dan sistem pengendalian yang memadai agar dapat memenuhi tugas dan
fungsi laboratorium. Pemeliharaan kondisi akomodasi dan lingkungan
laboratorium yang baik, selain untuk mencapai keabsahan mutu data juga
dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia, kebakaran,
serta bahaya lain yang timbul. Kondisi akomodasi dan lingkungan yang dapat
berpengaruh adalah :
a. Pencahayaan
b. Ventilasi
c. Sumber energi
d. Persediaan air
e. Alat keselamatan
f. Meja kerja dan area kerja personel laboratorium
g. Pembuangan limbah

6) Metode Pengujian Dan Kalibrasi Serta Validasi Metode


a. Metode Pengujian dan Kalibrasi
Metode pengujian dan/atau kalibrasi adalah prosedur teknis tertentu
untuk melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi, Tanpa metode
laboratorium tidak mungkin melaksanakan kegiatan pengujian,
pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus
menggunakan metode dan prosedur yang tepat untuk semua jenis
pengujian.
b. Validasi Metode
Laboratorium harus memvalidasi metode pengujian dan/atau kalibrasi,
termasuk metode pengambilan contoh, sebelum metode tersebut
digunakan. Validasi metode adalah konfirmasi dengan cara menguji
suatu metode dan melengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode
tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan
tertentu. Dengan kata lain, validasi metode merupakan proses
mendapatkan informasi penting untuk menilai kemampuan sekaligus
keterbatasan dari suatu metode
7) Peralatan Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Laboratorium Kesehatan Pemerintah dilengkapi dengan peralatan dan
instrumentasi yang diperlukan agar pengujian dapat dilaksanakan. Peralatan
pengujian, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak, dilindungi dari
penyetelan atau pengoperasian yang dapat menyebabkan tidak validnya hasil
pengujian. Peralatan dan perangkat lunak yang digunakan untuk pengujian
harus sesuai dengan tugas dan ruang lingkup pengujian, mampu mencapai
akurasi yang disyaratkan, serta memenuhi spesifikasi yang relevan dengan
pengujian.
Peralatan dan instrument yang tersedia diinspeksi secara periodik,
dijaga kebersihan, distel dan dikalibrasi sesuai dengan standar. Peralatan dan
instrumentasi harus dioperasikan oleh personel yang ahli, terlatih dan ditunjuk.
Semua instruksi cara operasi setiap peralatan harus tersedia di tempat. Catatan
setiap peralatan harus ada dan disimpan yang meliputi :
a. Nama peralatan, deskripsi dan nomor seri.
b. Tanggal perolehan peralatan (delivery)
c. Data maintenance, kalibrasi dan perbaikan,
d. Keselamatan yang diperlukan bagi setiap peralataan utama.

8) Pengambilan Contoh (Sampling)


Pengambilan contoh didefinisikan sebagai prosedur pengambilan suatu
bagian dari substansi, bahan, atau produk untuk keperluan pengujian dari
contoh yang mewakili kumpulannya. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
dalam pengambilan contoh adalah :
a. Perencanaan pengambilan contoh
b. Petugas pengambil contoh
c. Prosedur pengambilan contoh
d. Peralatan yang digunakan
e. Lokasi dan titik pengambilan contoh
f. Frekuensi pengambilan contoh
g. Keselamatan kerja
h. Dokumentasi yang terkait.
9) Penanganan Barang yang Diuji Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Laboratorium Kesehatan Pemerintah mempunyai prosedur dan fasilitas
yang memadai untuk menghindari kerusakan atau kehilangan barang yang
diuji selama penyimpanan, penanganan dan preparasi. Ketika barang yang
diuji diterima oleh laboratorium, barang tersebut diidentifikasi dengan jelas
untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi kesalahan pengujian. Oleh karena
itu, pencatatan yang perlu diperhatikan saat penerimaan contoh, antara lain :
a. Kapan contoh diterima dan tanggal selesai pengujian
b. Jumlah dan jenis barang/contoh serta kondisi saat diterima
c. Parameter yang diuji serta metode yang digunakan
d. Laporan hasil pengujian termasuk nilai ketidakpastian
pengukuran
e. Spesifikasi teknis yang disyaratkan saat contoh diterima
f. Biaya yang diperlukan.

10) Jaminan Mutu Hasil Pengujian Laboratorium Kesehatan Pemerintah


Pengendalian mutu (quality control) adalah bagian dari jaminan mutu
(quality assurance). Pengendalian mutu merupakan suatu proses pengendalian
atau pemeriksaan untuk memastikan bahwa sistem mutu berjalan secara
efektif.
Pengendalian mutu non-numerical merupakan pemeriksaan sistem
mutu secara menyeluruh mulai perencanaan pengambilan contoh sampai hasil
pengujian, termasuk proses pembelian serta preparasi dan penyimpanan bahan
habis pakai.

11) Pelaporan Hasil


Laporan pengujian merupakan suatu laporan akhir terhadap kegiatan
pengujian dan didistribusikan kepada pelanggan serta disimpan sebagai arsip
laboratorium. Setiap hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium harus
dilaporkan secara akurat, jelas, tidak menimbulkan keraguan dan objektif,
serta sesuai dengan instruksi yang spesifik dalam metode pengujian.
Data yang dihasilkan oleh Laboratorium Kesehatan Pemeritah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Objektif : data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
b. Representatif : data mewakili kumpulannya.
c. Teliti dan tepat : data terjamin kebenarannya.
d. Tepat waktu : sesuai dengan kebutuhan pada saat tertentu
e. Relevan : menunjang persoalan yang dihadapi.

12) Dokumentasi dan Rekaman Laboratorium Kesehatan Peerintah


Laboratorium Kesehatan Pemerintah mempunyai dan mengembangkan
sistem dokumentasi dan rekaman yang sesuai dengan kebutuhannya dalam
menerapkan praktek berlaboratorium yang baik (GLP). Rekaman data hasil
uji, pemrosesan, serta penerbitan laporan hasil uji merupakan unsur yang
sangat penting dalam keseluruhan proses pengujian. Seluruh rekaman data
yang berhubungan dengan pengujian mudah dibaca, didokumentasikan, dan
dipelihara sedemikina rupa sehingga rekaman tersebut mudah diperoleh
kembali dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Selain itu,
rekaman tersebut harus disimpan pada lokasi yang memadai untuk mencegah
kerusakan, kehilangan dan harus dijamin aman serta rahasia. Biasanya
rekaman disimpan selama 5 tahun, dan kemudian dimusnahkan sesuai
prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium.

13) Inspeksi dan Assesmen


Inspeksi dan assesmen Laboratorium Kesehatan Pemerintah diperlukan
untuk menjamin bahwa laboratorium memenuhi persyaratan nasional dan
internasioal dalam melaksanakan GLP. Inspektor harus seorang ahli yang
sesuai, berpengalaman dan memahami petunjuk dalam GLP serta independen
dari laboratorium yang dinilai. Disarankan agar inspeksi dilakukan dalam
setiap kurun waktu tertentu.

3.2 Manajemen Laboratorium Kesehatan Pemerintah

3.2.1 Syarat dan Klasifikasi Sumber Daya Manusia di Laboratorium Kesehatan


Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non-
manusia (non-human resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi
manusiawi yang melekat keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas
potensi fisik dan potensi non-fisik. Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang
terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan potensi non-fisik adalah kemampuan
seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang pengetahuan,
inteligensia, keterampilan, human relations. Sedangkan sumber daya non-manusia
merupakan sarana atau perlatan berupa mesin-mesin atau alat-alat non mesin dan
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik.
SDM yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup
beragam, baik profesi maupun tingkat pendidikannya. Kebutuhan jumlah pegawai
antara laboratorium kesehatan di Rumah Sakit dengan laboratorium kesehatan
swasta, atau Puskesmas tentu tidak sama. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan,
jumlah pemakai jasa, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing
laboratorium tersebut berbeda-beda. Jenis ketenagaan yang diperlukan dalam
pelayanan laboratorium kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Staf medis
Dokter Spesialis Patologi Klinik,
Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
Dokter Spesialis Forensik,
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
2. Tenaga teknis laboratorium
Analis Kesehatan atau Analis Medis,
Perawat Kesehatan,
Dokter umum,
Sarjana kedokteran,
Sarjana farmasi,
Sarjana biologi,
Sarjana teknik elektromedik,
Sarjana teknik kesehatan lingkungan
3. Tenaga administrasi
4. Pekarya
Kalau dilihat dari fungsi laboratorium kesehatan, yakni melakukan
pemeriksaan bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan dari manusia
yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau
masyarakat, maka kebutuhan SDM yang terbesar adalah Analis Kesehatan
sebagai tenaga teknis laboratorium.
Analis Kesehatan memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh dalam melaksanakan pelayanan laboratorium. Pelayanan laboratorium
yang dimaksud adalah pelayanan laboratorium secara menyeluruh meliputi
salah satu atau lebih bidang pelayanan, meliputi bidang hematologi, kimia
klinik, imunoserologi, mikrobiologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi
anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia, imuno patologi, patologi
molekuler), biologi dan fisika.

3.2.2 Tata Kerja di Laboratorium Klinik


Tata kerja menggambarkan sistim aliran kegiatan dalam organisasi
Laboratorium Kesehatan Pemerintah hingga laboratorium tersebut berfungsi.
Agar fungsi Laboratorium Kesehatan Pemerintah tersebut produktif, perlu
diterapkan beberapa prinsip, proses, deskripsi pekerjaan dan alur kerja.

Prinsip Tata Kerja


Prinsip tata kerja tersebut antara lain adalah keamanan
(security/safety), kesederhanaan (simpilcity), efektivitas dan efisiensi
(effectiviness and efficiency), keadilan (equity), kualitas (quality),
kelestarian (sustainability), tanggung jawab (responsibility) dan kesejahteraan
(welfare)
Proses Tata Kerja
Proses Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi
atau sub unit di lab. klinik dengan prinsip partisipatif, profesional dan
kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala
Laboratorium Kesehatan Pemerintah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi hasil.
3.3 Pelayanan dan Pelaksaan Laboratorium Kesehatan Pemerintah

3.3.1 Pelayanan Laboratorium Kesehatan Milik Pemerintah


Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemerintah merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan.
Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan derajat atau tingkat
keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan
alat penelitian, sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif,
lingkungan yang nyaman dan dukungan administrasi, sehingga terjadi
interaksi pelayanan yang baik.
Apabila dikaitkan dengan tuntutan program kesehatan yang
menginginkan masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan dan sekrining
penyakit dari gejala- gejala yang di rasakan dan mendapat kepastian diagnosa
agar bisa membatasi ataupun dapat mengobati lebih dini agar tercapainya
kesehatan masyarakat yang baik, menginginkan mutu kesehatan yang meningkat
sementara kemampuan dan keberadaaan laboratorium sangat jarang di
masyarakat sehingga untuk menjawab diagnosa itu sangat memprihatinkan.

3.3.2 Pelayanan Pemeriksaan

A. Pelayanan pemeriksaaan patologi klinik


Untuk mengetahui status organ tubuh maka perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap darah dan urin.
Serologi
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain untuk : syphilis, hepatitis,
toxoplasmosis, anti HIV, Rheumatoid Factor, Rheumatoid Arthritis, Widal,
Uji Kehamilan, chikungunya, DHF, Test pra kehamilan.
Patologi
Melakukan pemeriksaan hematologi, kimia klinik, urinalisa, analisa batu
ginjal, patologi anatomi dll.
Kimia klinik
GD puasa, GD 2 jam PP, GD sewaktu, GTT, kolestrol, HDL
kolestrol, LDL kolestrol, trigliserid, total lipid, total protein, albumin,
globulin, alkali pospatase, HBDH, po4 anorganik, bilirubin indirec, iktirus
indek, gross tetrasi, tymol turbiditest, takata ara, SGOT/ast, SGP/Alt, CPK,
Chlorida, magnesium. CKMB, gamma GT, Ureum, creatinin uric Asid,
kalium, Calsium, NA.
1. Darah
Darah rutin, darah lengkap, hemoglobin, lekosit, eritosit, LED,
Hitung jenis/diff, trombosit, Hematokrit, Gbr darah tepi, Rhesus factor,
MCV/MCH/MCHC, Retikulosit, waktu perdarahan, Waktu pembekuan,
Golongan darah.
2. Urin
Urin rutin, urin lengkap, reduksi II, reuksi sewaktu, pH, protein,
bilirubin, urobilin, esbach, ureun, creatinin, chlorida, analisa sperma, analisa
Batu, berat jenis urin.

B. Pelayanan pemeriksaan kimia


Laboratorium kimia memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan
kepada konsumen berupa UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat). Kimia Kesehatan. Melakukan pemeriksaan secara kimiawi
untuk bahan-bahan seperti air minum, air bersih, air badan air, air limbah, air
kolam renang, makanan dan minuman dari perorangan, industri, jasa boga dll.
Disamping itu juga melakukan pemeriksaan toksikologi, pestisida serta tes untuk
narkoba.

Pelayanan laboratorium kimia, meliputi pemeriksaan :


1) Kimia lingkungan
b. Pemeriksaan air
c. Air bersih
d. Air limbah
e. Pemeriksaan logam berat
2) Kimia makanan/minuman
a. Kadar karbohidrat
b.Kadar protein
c. Kadar lemak
d.Kadar air
e. Pengawet
f. Oemanis
g.Pewarna
h.Mineral
i. Logam
3) Toksikologi
a. Narkoba
b. pestisida

C. Pelayanan pemeriksaan mikrobiologi


Untuk mengetahui jenis penyebab seorang menjadi sakit dibutuhkan
pemeriksaan terhadap bahan yang berasal dari penderita itu sendiri dan lingkan
sekitarnya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan bacteriologi dan parasitologi.
Bakteriologi klinik
Pemeriksaan mikroskopis, biakan kuman dari sampel darah, urin, tinja,
sputum dan cairan tubuh yang lain serta melakukan uji kepekaan
antibiotika
Bakteriologi Sanitasi
Pemeriksaan bakteriologi untuk bahan-bahan berasal dari luar tubuh
manusia seperti air minum, air bersih, air badan air, air limbah, air kolam
renang, makanan dan minuman dari industri rumah tangga, jasa boga,
restauran serta uji sterilitas alat, bahan dan ruang operasi/perawatan
Parasitologi
Pemeriksaan mikroskopis berbagai jenis parasit seperti pemeriksaan
mikroskopis telor cacing, amuba, malaria, filaria sedangkan untuk
pemeriksaan jamur meliputi pemeriksaan mikroskopis dan biakan.
Virologi
Pemeriksaan isolasi dan identifikasi virus polio dan campak
3.3.3 ALUR PELAYANAN

Pasien datang

Pengambilan nomor antrian

Pendaftaran
Kasir

Pengumpulan sampel

Pengambilan hasil

3.3.4 Pelaksanaan Laboratorium Kesehatan Pemerintah


Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus
mengacu kepada GLP (Good laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pre
Analitik, Analitik dan Pasca Analitik.
a. Pre Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap
ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra
Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel,
perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai
dikerjakan.
1. Persiapan pasien
Dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan,
manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh
pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang
kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi
yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan
memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama
juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti
instruksi tersebut dengan baik.
2. Persiapan pengumpulan spesimen
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
b. Volume mencukupi
c. Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak
berubah warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur
kuman)
d. Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
e. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
f. Identitas benar sesuai dengan data pasien

Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan


laboratorium. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur,
jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan
klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan
pasien yang akan diambil spesimen.

Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya


diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi,
minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi
obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb.
Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.
1) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. bersih, kering
b. tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
c. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
d. sekali pakai buang (disposable)
e. steril (terutama untuk kultur kuman)
f. tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai
dengan volume spesimen
2) Waktu Pengambilan
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk
diperhatikan.
Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian
antibiotik
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air
yang terakhir
Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah
bangun tidur
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi
hari dan setelah puasa 10-12 jam
3. Pengambilan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
a. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus
dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating
procedure (SOP) yang ada.
b. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
c. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas),
jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk
menghindari bahaya infeksi.
d. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi
berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
4. Identifikasi spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang
harus dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian
identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus
cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien,
nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan
pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda
khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.

b. Analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil


pemeriksaan.
a. Identifikasi dan registrasi spesimen
b. Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
c. Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
d. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
e. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain,
tempeli label
f. Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan
c. Paska Analitik ialah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar benar valid
atau benar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau
bahan bukan berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.Sebagai
bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan
untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil
pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Semua komponen dalam organisasi laboratorium memiliki peranan dan fungsi
masing-masing. Dalam menjalankan peranan tersebut diatur dan diawasi berdasarkan
manajemen yang telah disepakati bersama dalam organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen.
Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus mengacu
kepada GLP (Good laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pre Analitik, Analitik
dan Pasca Analitik.

4.2 Saran
Laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada
kosumen dalam hal ini adalah masyarakat yang akan menggunakan jasa laboratorium,
sehingga masyarakat merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan,
hal ini juga bertujuan agar terselenggaranya pelayanan laboratorium kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Daftar Pustaka

Basyah, Ali Siregar, Manajemen:ITB.Bandung

Chernecky CC & Berger BJ. 2008. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5 tahun
edition. Saunders-Elsevier.

Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good Laboratory Practice)
.Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC 17025: 2000. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/08/peran-labkes-dalam-upaya-peningkatan.html

http://biomedika.setiabudi.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=170:peng
aruh-kualitas-pelayanan-terhadap-tingkat-kepuasan-pasien-di-laboratorium-rumah-sakit-
medik-dasar-hidayah-sukoharjo&catid=73:nomor-02-september-2010

http://ekawhiniethepooh.blogspot.com/2010/12/jenis-laboratorium.html

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/perencanaan-sdm-laboratorium-kesehatan.html

http://reg2tingkat2.blogspot.com/2011/12/proposal-laboratorium-klinik.html

Anda mungkin juga menyukai