Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN PELABUHAN

Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh karena


itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang masak untuk
memutuskan pembangunan suatu pelabuhan. Keputusan pembangunan pelabuhan
biasanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ekonomi, politik dan
teknis. Ketiga dasar pertimbangan tersebut saling berkaitan, tetapi biasanya yang
paling menentukan adalah pertimbangan ekonomi.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam pembangunan suatu


pelabuhan adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi, volume
perdagangan melalui laut, dan adanya hubungan dengan daerah pedalaman baik
melalui darat maupun air. Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi
beberapa hal berikut ini :

a. Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik. Sebagai


contoh adalah pelabuhan militer yang diperlukan untuk mendukung keamanan
suatu Negara, misalnya pelabuhan Ujung di Surabaya sebagai pangkalan
angkatan laut. demikian juga pelabuhan perintis yang dibangun untuk
membuka hubungan ekonomi dan sosial daerah yang terpencil.
b. Pembangunan suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani/meningkatkan
kegiatan ekonomi daerah dibelakangnya dan untuk menunjang kelancaran
perdagangan antar pulau maupun Negara (eksport, import). Pelabuhan ini
banyak mendukung perkembangan kota didekatnya dan daerah belakang.
c. Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan/pabrik, sering
diperlukan suatu pelabuhan khusus. Pelabuhan ini akan melayani
pemasaran/pengiriman hasil produksi ataupun untuk mendatangkan bahan baku
pabrik tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan kuala tanjung milik PT
Inalum (Indonesia Asahan Aluminium) di sumatera utara, sebagai prasarana
untuk mengimpor biji bauksit dan pemasaran/pengiriman aluminium hasil
produksi perusahaan tersebut. Mengingat sifatnya sebagai pendukung dari
proyek utama, maka pertimbangan ekonomis tidak seketat seperti dalam
pembangunan pelabuhan umum.

Sebelum memulai pembangunan pelabuhan umum harus dilakukan


survey dan studi untuk mengetahui volume perdagangan baik pada saat
pembangunan maupun di masa mendatang yang dapat di antisipasi dari daerah
disekitarnya. Volume perdagangan ini penting untuk menentukan layak tidaknya
pelabuhan tersebut dibangun, pada pelabuhan khusus, produksi dari suatu
perusahaan biasanya sudah diketahui, sehingga pelabuhan dapat direncanakan
untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Setelah beberapa studi diatas dilakukan, selanjutnya ditetapkan lokasi


secara umum pelabuhan, fungsi utama pelabuhan, dan jenis serta volume barang
yang dilayani. Langkah berikutnya adalah membuat studi pendahuluan dan layout
pelabuhan dalam persiapan untuk membuat penyelidikan lapangan yang lebih
lengkap yang diperlukan di dalam pembuatan perencanaan akhir pelabuhan.
Beberapa penyelidikan yang perlu dilakukan adalah survey hidrografi, dan
topografi; penyelidikan tanah di rencana lokasi pemecah gelombang, dermaga,
dan bangunan-bangunan pelabuhan lainnya; angin, arus, pasang surut dan
gelombang.

Perencanaan pelabuhan harus memperhatikan berbagai faktor yang akan


berpengaruh pada bangunan-bangunan pelabuhan dan kapal-kapal yang berlabuh.
Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu angin, pasang surut, dan gelombang. Angin menimbulkan arus
dan gelombang. Angin juga dapat menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan
pelabuhan. Pasang surut adalah penting di dalam menentukan dimensi bangunan
seperti pemecah gelombang, dermaga, pelampung penambat, kedalaman alur
pelayaran, perairan pelabuhan dan sebagainya. Gelombang yang menyerang
bangunan pantai akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
tersebut. Bangunan harus tetap aman terhadap gaya gelombang yang bekerja
padanya.
Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan

Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh kerena


itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang masak sebelum
pelabuhan tersebut dibangun. Pertimbangan bagi perencanaan pelabuhan biasanya
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ekonomi,politis dan teknis.yang
paling penting adalah pertimbangan ekonomis. Secara teknis hampir semua semua
pelabuhan dapat di bangun, oleh karenanya perlu teknis dapat menyesuaikan.
Masalah ekonomis dapat di perhitungkan berdasarkan tujuan dari pelabuhan
tersebut,daerah belakang,daerah operasi dan sebagainya.

Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan pelayaran untuk


mengangkut barang atau penumpang. Keuntungan yang diperoleh perusahaan
tersebut tergantung banyak faktor seperti banyak atau sedikitnya barang dan
penumpang yang diangkut, waktu pelayaran kapal, waktu singgah di pelabuhan.
Kapal yang berada di pelabuhan harus membayar biaya jasa pelabuhan, yang
meliputi biaya labuh, tambat, air, pandu, tunda, dermaga, dan sebagainya. untuk
bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, Dalam merencanakan suatu
pelabuhan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :

a. Harus ada akses yang mudah antara transportasi air dan darat seperti
jalan raya dan kereta api, sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan
dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.

b. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai populasi penduduk


yang cukup padat.

c. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar yang cukup.

d. Kapal - kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh


selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang
atau mengisi bahan bakar.
e. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang-
gudang penyimpanan barang.

f. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut , dibutuhkan perlengkapan pelabuhan


seperti berikut :

a. Pemecah gelombang, yang berfungsi untuk melindungi daerah perairan


pelabuhan dari gangguan gelombang.

b. Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang


akan keluar/masuk ke pelabuhan.

c. Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan di mana kapal berlabuh


untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan untuk memutar di
kolam tersebut,dsb.

d. Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya


kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.

e. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu


merapat di dermaga maupun menunggu di perairan sebelum bisa merapat
ke dermaga.

f. Gudang lini I dan lapang penumpukan terbuka, yang terletak di belakang


dermaga untuk menyimpan barang-barang.

g. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.

h. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.

i. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
j. Peralatan bongkar muat barang seperti gantry crane, crane apung,
kendaraan untuk mengangkat/memindahkan barang forklift, straadle
carrier,dsb.

k. Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan


muatan kapal seperti terminal penumpang, ruang tunggu, karantina, bea
cukai, imigrasi, dokter pelabuhan, keamanan.

Pemilihan Lokasi Pelabuhan

Pemiliah lokasi pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan

lokasi tergantung beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman

dan luas perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan

sedimentasi, daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan di

bongkar-muat, jalan-jalan untuk transportasi dan daerah industri di belakangnya.

Daerah perairan ini harus terlindung dari gelombang, arus dan sedimen. Untuk itu

beberapa pelabuhan diletakkan di daerah terlindung seperti belakang pilau, di

teluk, muara sungai/estuari. Daerah ini terlindung dari gelombang tapi tidak

terhadap arus dan sedimentasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah

sebagai berikut :

a. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan,

termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.

b. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan

kolam pelabuhan.
Tinjauan yang harus dilakukan saat merencanakan lokasi sebuah pelabuhan

adalah sebagai berikut :

a. Tinjauan topografi dan geologi

Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk

membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di

masa mendatang. Daerah daratan harus cukup luas untuk membangun suatu

fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang, dan juga daerah industri.

Kondisi geologi juga perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan

pengerukan daerah perairan dan kemungkinan menggunakan hasil

pengerukan tersebut untuk menimbun tempat lain.Tinjauan pelayaran

Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan

menggunakannya.

b. Tinjauan sedimentasi

Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi

harus sesedikit mungkin. Proses erosi dan sedimentasi tergantung pada

sedimen dasar dan pengaruh hidrodinamika gelombang dan arus. Proses

sedimentasi ini sulit ditanggulangi, oleh karena itu masalah ini harus diteliti

dengan baik untuk dapat memprediksi resiko pengendapanTinjauan

gelombang dan arus

Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan

pelabuhan.
c. Tinjauan kedalaman air

Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan

pelabuhan. Untuk menghindari gangguan gelombang tersebut maka perlu

dibuat bangunan pelindung pantai. Tinggi gelombang dan kecepatan arus

yang masuk di perairan pelabuhan nilainya harus sekecil mungkin agar tidak

mengganggu bongkar muat kapal di pelabuhan.

d. Tinjauan pelayaran

Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan

menggunakannya. Diharapkan bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki

pelabuhan tidak mengalami dorongan arus pada arah tegak lurus sisi kapal.

Demikian juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus memasuki pelabuhan

pada arah sejajar dengan arah angin dominan. Gelombang yang mempunyai

amplitudo besar akan menyebabkan diperlukannya kedalaman saluran

pengantar yang lebih besar, karena pada keadaan tersebut kapal-kapal

bergoyang naik turun sesuai dengan fluktuasi muka air.


Ukuran dan Bentuk Pelabuhan

Ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran kapal-kapal yang

akan menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. Ditinjau dari segi biaya,

ukuran pelabuhan harus sekecil mungkin, tetapi masih memungkinkan

pengoperasian yang mudah. Pemakaian kapal tunda untuk membantu gerak kapal

di dermaga juga berpengaruh pada ukuran pelabuhan. Luas minimum pelabuhan

adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar

(turning basin) yang terletak didepannya. Ukuran kolam putar tergantung pada

ukuran kapal dan kemudahan gerak berputar kapal, yang dapat dibedakan dalam

empat macam.

a. Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan mudah memerlukan

diameter empat kali panjang kapal yang menggunakannya.

b. Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan dalam berputar

mempunyai diameter dua kali dari panjang kapal terbesar yang

menggunakannya. Gerak putaran akan lebih lama dan dapat dilakukan oleh

kapal dan bantuan kapal tunda.

c. Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari dua kali panjang

kapal. Gerakan berputar dapat dilakukan dengan menggunakan jangkar dan

bantuan kapal tunda.

d. Ukuran minimum ruang putaran harus mempunyai diameter 20 % lebih

panjang dari panjang kapal terbesar yang menggunakannya. Dalam hal ini

untuk membantu perputaran, kapal harus ditambatkan pada suatu titik tetap,

misalnya dengan pelampung, dermaga, atau jangkar.


Pelabuhan dengan dermaga (pier) tunggal dan kolam putar serta alur

pendekatan yang panjang dan diperlebar pada ujung dekat pantai untuk

memungkinkan gerak berputarnya kapal. Gambar tersebut menunjukkan bahwa

pelabuhan tersebut memerlukan ruang minimum dan dapat menampung dua

kapal. Pelabuhan ini dibuat dengan mengeruk alur pada air dangkal. Pelabuhan

terlindung secara alam oleh suatu pulau, sehingga tidak memerlukan pemecah

gelombang. Di pelabuhan ini kapal yang akan meninggalkan dermaga harus

membelok sendiri terhadap ujung pier dan kemudian meninggalkan pelabuhan

melalui alur pendekatan.

Dalam hal ini angin dan gelombang mempunyai satu arah, dan ketenangan

air di pelabuhan diperoleh dengan membuat satu pemecah gelombang yang

bermula dari garis pantai dan kemudian membelok sejajar pantai. Kedalaman air

bertambah dengan cepat dari garis pantai, sehingga lebar pelabuhan dapat

dibatasi. Pemecah gelombang dimanfaatkan sebagai dermaga yang dapat

digunakan oleh dua buah kapal. Kapal berputar dengan menggunakan bantuan

dolphin.

Bentuk pelabuhan yang panjang dan sempit dengan mulut masuk pelabuhan

di satu ujung dan mulut keluar pada ujung lain. Dermaga dapat digunakan untuk

berlabuh empat kapal. Di dekat pemecah gelombang yang sejajar pantai

dilengkapi dengan alat penambat yang digunakan sebagai tempat tunggu selama

dermaga masih digunakan.


Bentuk pelabuhan dengan daerah perairan dilindungi oleh dua buah

pemecah gelombang dengan satu mulut, sejumlah dermaga dan kolam putar besar

berbentuk lingkaran dengan jari-jari sama dengan dua kali panjang kapal terbesar.

Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan tempat penungguan sebelum kapal

mendapat giliran merapat di dermaga. Selain itu juga terdapat tempat untuk kapal-

kapal kecil.

Lokasi dan Lebar Mulut Pelabuhan

Mengurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan

tidak boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaran atau arus

berbahaya yang ditimbulkan oleh pasang surut. Lebar mulut pelabuhan tergantung

pada ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Biasanya

untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang

antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai 260 m.

apabila mulut berada diantara pemecah gelombang dengan sisi miring maka

lebarnya diukur pada air rendah, yaitu sama dengan lebar yang diperlukan

ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan pada kedalaman tersebut.

Misalnya jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut berada diantara

pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3, maka untuk pelabuhan dengan

kedalaman 10 m, lebar pada muka air rendah adalah 210 m.


Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan melalui mulut

pelabuhan. Dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang

berkurang secara berangsur-angsur karena adanya proses difraksi, yaitu

menyebarnya energi gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan.

Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus Stevenson.

Rumus tersebut hanya memberikan hasil perkiraan. Untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas dari kondisi gelombang di kolam pelabuhan diperlukan

tes model hidraulis.

Rumus Stevenson mempunyai bentuk :

Dengan :

Hp : tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m).

H : tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m).

b : lebar mulut (m).

D : jarak dari mulut ke titik P

B : lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan

jari-jari D dan pusat pada titik tengah mulut (m).

Persamaan tersebut tidak berlaku pada titik yang berjarak kurang dari 15 m dari

mulut.

Anda mungkin juga menyukai