1. 1. Nama Kelompok : 1. Dwianita Nurpratiwi F0109033 2. Fuad Adafi F0109042 3.
Intan Paramita f01090 4. Rakai F01090 5. Yuca Siahaan F01090 2. 2. Urgensi Kriteria Investasi Keputusan go / no go suatu proyek Macam macam kriteria investasi Inflasi Harga Umum Biaya Penyusutan ( Depresiasi ) 3. 3. Keputusan go / no go suatu proyek Pada hakikatnya melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah benefit bersih suatu proyek lebih besar atau lebih kecil dari benefit bersih kesempatan investasi marginal Apabila benefit bersih proyek > benefit bersih kesempatan investasi marginal ( dapat disetujui ) 4. 4. Melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan berbagai proyek di dalam serangkaian kesempatan investasi. Proyek yang menghasilkan benefit lebih besar terletak dalam urutan atas dalam susunan proyek 5. 5. Proyek Berdasarkan kriterianya dibagi 2 : 1) Proyek mutually exclusive alternative 2) Proyek non mutually exclusive alternative 6. 6. Proyek mutually exclusive alternative Dana yang tersedia tidak mencukupi membiayai lebih dari satu kesempatan investasi Proyek biasanya merupakan proyek yang menghasilkan sasaran yang sama Contoh: 1.Pembangunan tempat- tempat alternatif seperti jalan-bendungan-pabrik. 2.Penggunaan alternatif untuk sebidang tanah / persawahan 7. 7. Proyek non mutually exclusive alternative Proyek yang memiliki alternatif investasi lebih dari satu proyek Biasanya proyek ini memiliki kecenderungan saling melengkapi Contoh : proyek pabrik pupuk dan proyek ekstensifikasi pertanian 8. 8. Macam-macam Kriteria Investasi a.Net present value ( NPV ) b.Internal Rate of Return (IRR ) c.Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C) d.Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) e.Profitability Ratio (PV/K) Catatan : Setiap kriteria memperhitungkan nilai sekarang ( present value) arus benefit dan arus biaya selama umur proyek. 9. 9. a.Net present value ( NPV ) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Rumus: n NPV NB i (1 i ) Dimana: NB = Net benefit = Benefit Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun (waktu n i 1 atau n NPV i 1 NB i (1 i ) n atau n NPV n Bi i 1 Ci N Bi i 1 10. 10. Kriteria: NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. 11. 11. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus: MATERI TAMBAHAN 12. 12. IRR i1 NPV 1 ( NPV 1 NPV 2 ) i2 i1 dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 13. 13. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif. Rumus: n N Bi ( N Bi ( NetB / C i ) ) 1 n i 1 Jika: Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau TR=TC Net 14. 14. d. Gross Benefit- Cost Ratio (Gross B/C) Hampir serupa dengan kriteria investasi Net B/C. Dalam Perhitungan Gross B/C , Pembilang adalah jumlah present value arus benefit (kotor)dan penyebut adalah present value arus biaya (kotor). Jadi rumusnya adalah: 15. 15. Semakin besar Gross B/C, Semakin besar pula perbandingan benefit dengan biaya, berarti proyek relatif semakin menguntungkan. Hal tersebut dapat dipahami dengan meninjau pecahan > 1 atau a>b Jika pembilang maupun penyebut pevcahan tadi ditambah dengan bilangan c yang melambangkan 16. 16. e. Profitability Ratio (PV/K) Serupa dengan Net atau Gross B/C kriteria ini dipergunakan untuk mengukur rentabilitas suatu proyek di atas titik netral sebesar 1,0 dimana NPV sama dengan nol. Tetapi profitability ratio berlainan dengan benefitcost ratio, dalam arti membedakan biaya modal dari biaya rutin. Jadiprofitability ratio dipahami sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya modal saja, membandingkan present value arus sisa benefit dikurangi biaya rutin dengan PV biaya modal. 17. 17. n n B PR i OM 1 i i 1 n Ii i 1 Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. 18. 18. Inflasi Harga Umum dan Kriteria Investasi Semua benefit dan biaya yang dibandingkan dalam rangka kriteria investasi harus bersifat riil. Pemakaian uang sebagai dasar ukuran dimaksudkan untuk memudahkan analisa. Tetapi memaksimumkan NPV suatu jumlah uang bukan merupakan tujuan evaluasi proyek. Penting sekali dijaga agar semua nilai dalam rangka analisa benefitcost dinyatakan berdasarkan suatu tingkatharga umum yang tetap. Namun, sebarapa jauh perkembangan harga diduga akan menyimpang dari tingkat inflasi umum, maka nilai barang /jasa tersebut yang dipakai dalam pengukuran benefit dan biaya pada proyek hendaknya mencerminkan penyimpangan itu. 19. 19. Biaya Penyusutan (Depresiasi) dan Kriteria Investasi Penyusutan adalah salah satu unsur cash flow yang memang masuk dalam benefit kotor, akan tetapi dalam perhitungan benefit bersih, penyusutan tidak boleh dikurangkan dari benefit kotor. 20. 20. Kesimpulan Usaha evaluasi proyek mendasari dua jenis keputusan di bidang kebijaksanaan investasi sektor pemerintahan, baik tidaknya suatu proyek dibanding dengan suatu patokan umum (go/no go ), serta pengurutan serangkaian proyek- proyek atau alternatif suatu proyek tertentu menurut tingkat keuntungan bersihnya masing-masing. 21. 21. Terdapat tiga kriteria investasi yang sering digunakan karena dianggap lebih umum dan dapat dipertanggungjawabkan. Diantaranya: NPV, IRR, dan net benefit cost ratio B/C Dan kriteria yang jarang digunakan adalah Gross benefit cost ratio (gross B/C)