Anda di halaman 1dari 22

A nalisis P engungkapan Laporan Keuangan P erusahaan P em biayaan 239

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Desember 2006, Vol.3, No. 2, pp.239-260

ANALISIS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Intan Herlina Oktaviani


Intan H erlina adalah Alum nus Fakultas Ekonom i Universitas Indonesia
intan .herl ina@ bapepam .go.id

Dwi M artani
D wi M artani adalah S ta f Pengajar Fakultas Ekonom i Universitas Indonesia
d wimarta ni@ yahoo.com

Abstract

The aims o f the research is to provide em pirical evidence about financial


statem ent disclosures o f multifinance companies and the fa cto rs that determines the
disclosure level. The multifinance companies are unique industries because there
have various product o f financing like leasing, installment sales and borrowing.
f h e research examines disclosure level o f multifinance company that listed
in the database Directorate General Financial Institutions, M inistry o f Finance.
We use fin a n cia l statement in 2003 and 2004. The research use the regulation o f
Directorate General Financial Institution num ber 1500/2005, fin a n cia l accounting
standard fo r leasing and fa cto rin g as a disclosure guideline, because there is no
specific standard or Bapepam disclosure guideline fo r multifinance industry.
The results indicate that disclosure level o f multifinance company is 78,35%
in 2004. There is increasing about 1.21% compare to the disclosure level in 2003.
There is significant differentiation o f disclosure level between status o f com pany and
size o f firm but no significant differentiation between size o f auditor. The result using
linear regression show that disclosure level is influenced by profitability, company
status, size o f the firm and size o f auditor.

K ey W ords: disclosure level, multifinance, regulation


240 Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Ju li-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

I. LATAR B E L A K A N G

Perkembangan sektor jasa keuangan dalam dekade tahun 2000 yang sangat
pesat m enuntut industri jasa keuangan harus m enyesuaikan diri dengan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan yang sangat komplek. Perkem ban
gan industri jasa pem biayaan, sebagai salah satu bagian dari jasa keuangan, secara
keseluruhan telah mampu m enjadikannya sebagai suatu industri yang cukup m e
nonjol di sektor ini. Industri ini memiliki kem am puan untuk m enyediakan dana bagi
masyarakat yang memerlukan sum ber dana pem biayaan baik untuk keperluan in
vestasi, modal kerja, atau untuk barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi). Jasa
pem biayaan untuk masyarakat terdiri dari sewa guna usaha (leasing), anjak piutang
(factoring), kartu kredit (credit card), ataupun pem biayaan konsumen (consumer
finance).
Perkembangan industri pem biayaan yang pesat tersebut m engharuskan industri
jasa pem biayaan berusaha untuk m enjaga dan meningkatkan kepercayaan masyar
akat. Wujud peran serta peningkatan kepercayaan tersebut dapat dilihat dari tingkat
pengungkapan laporan keuangan. Bagi pihak di luar manajem en suatu perusahaan,
laporan keuangan m erupakan jendela informasi yang m em ungkinkan m ereka meli
hat kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan
sangat tergantung pada sejauh mana tingkat pengungkapan (disclosure) dari lapo
ran keuangan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan alat utama para
m anajer untuk menunjukkan efektifitas pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan
fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi.
Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara karakteristik perusahaan
dengan disclosure level laporan tahunan m aupun laporan keuangan telah dilakukan
beberapa peneliti baik di dalam m aupun di luar negeri, antara lain :
1. Buzby (1973) mengemukakan bahwa tingkat disclosure pada laporan tahunan
berhubungan positif dengan ukuran perusahaan (firm size), tetapi tidak dipen
garuhi oleh status listing perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan m engam
bil sam ple perusahaan yang terdaftar di N YSE dan Am erican Stock Exchange.
2. Aryati dkk. (1998) dalam Fitriany (2000), penelitiannya atas laporan keuan
gan perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1995, tidak berhasil membuktikan
adanya hubungan antara faktor-faktor keuangan (tingkat penjualan, besarnya
asset, return on asset dan rasio likuiditas) dengan tingkat pengungkapan dalam
laporan keuangan.
3. Darmawati, dkk. (1999), Fitriany (2000), penelitiannya atas laporan keuan
gan perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1997-1998, menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan (firm size) yang diukur dengan total aset dan total
penjualan ternyata signifikan terhadap luasnya p en g u n g k n an informasi dalam
A nalisis Pengungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 241

laporan keuangan tahun 1997. Sedangkan variabel lain seperti leverage, rasio
likuiditas, profitabilitas, jenis industri, dan tim eliness, ternyata tidak signifikan
terhadap luasnya pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
Pada um um nya penelitian tersebut dilakukan dengan membuat sebuah dis
closure checklist untuk seluruh industri. M enurut penulis, setiap industri memiliki
kekhususan tersendiri, sehingga untuk m em bandingkan tingkat pengungkapan atas
laporan keuangan antara satu industri dengan industri lainnya, kita harus membuat
checklist untuk m asing-m asing industri. Terutama bagi perusahaan-perusahaan yang
memiliki karakteristik khusus seperti perbankan, asuransi, pembiayaan dan sekuri
tas.
Departemen Keuangan sebagai regulator dan supervisor perusahaan pem
biayaan perlu m endorong industri pem biayaan m elaporkan kondisi keuangan dan
kegiatan usahanya dalam bentuk laporan keuangan yang berkualitas tinggi, yaitu
yang memenuhi syarat kom prehensif, handal, ak.irat, tepat waktu dan dapat diper
bandingkan. D epartem en Keuangan telah membuat Sistem Pelaporan Keuangan
Perusahaan Pembiayaan yang dituangkan dalam K eputusan D irektur Jenderal Lem
baga Keuangan N om or : K EP-1500/LK /2005 tanggal 4 Mei 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan dan Penyam paian Laporan Perusahaan Pembiayaan.
Ketentuan tersebut m engatur pengungkapan-pengungkapan informasi yang
harus disampaikan oleh perusahaan pem biayaan antara lain mengenai rincian ak
tivitas kegiatan pem biayaan dan aktivitas pendanaan perusahaan pembiayaan. Di
samping itu, berdasarkan ketentuan tersebut perusahaan pembiayaan dalam m eny
usun iltin menyampaikan laporan keuangan kepada Departemen Keuangan harus
mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku.

II. HIPOTESIS - HIPO TESIS PENELITIAN

II.1. Perbedaan Rata-Rata Tingkat Pengungkapan antara Kelom pok Pe


rusahaan Publik dan Non Publik

Perusahaan publik m emiliki pedoman penyajian laporan keuangan berdasar


kan Keputusan K etua Bapepam N om or KEP-06/PM /2000. Hal ini dikarenakan ju m
lah pemegang saham perusahaan publik banyak dan majemuk. Laporan keuangan
nya pun banyak dianalisis oleh analis untuk mengetahui nilai intrinsik perusahaan.
Sedangkan perusahaan non publik hanya dimiliki oleh sedikit pemegang saham ,
sehingga perusahaan tersebut tidak memiliki banyak tuntutan untuk m enginfor
masikan keadaan perusahaannya. Sehingga hipotesis pertama adalah:
H 1, :Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan publik lebih besar dari
rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan non publik
242 Ju rn a l A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

11.2. Perbedaan Rata-Rata Tingkat Pengungkapan Antara Perusahaan yang


di Audit KAP B ig F our dan KAP Lainnya

Laporan keuangan dapat diaudit oleh Kantor A kuntan Publik lokal atau K an
tor Akuntan Publik yang memiliki ikatan/hubungan dengan KAP yang memiliki
reputasi internasional yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four. KAP
Big Four memiliki standar kualitas tersendiri yang harus dipatuhi. Berdasarkan ket
erangan di atas, dapat dirum uskan hipotesis kedua yaitu :
H l2 :Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan yang diaudit KAP Big
Four lebih besar dari rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan yang
diaudit KAP lainnya.

11.3. Perbedaan Rata-rata Tingkat Pengungkapan Berdasarkan Ukuran P e


rusahaan

Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki kebutuhan infor


masi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil.
Sehingga pada umum nya perusahaan yang berukuran besar mengungkapkan lebih
banyak informasi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dapat
dilihat dari tingkat pendapatan atau besarnya aktiva perusahaan. Riset ini m enggu
nakan total aset sebagai ukuran perusahaan.
A da beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap
luas pengungkapan. Pertama, perusahaan besar mempunyai biaya produksi infor
masi atau com petitive disadvantage yang lebih rendah berkaitan dengan pengung
kapan mereka. Biaya informasi ini dapat diukur dengan biaya administrasi untuk
menyusun informasi keuangan dibandingkan dengan total pendapatan atau total aset
perusahaan.
Kedua, perusahaan besar lebih komplek dalam hal operasi dan m enyangkut
stakeholder yang lebih luas. Ketiga, perusahaan besar mempunyai produk yang leb
ih banyak, m encakup berbagai wilayah operasi bahkan cabang di luar negeri. K eem
pat, perusahaan besar dapat m erekrut karyawan yang memiliki keteram pilan tingkat
tinggi, sehingga dapat m embentuk manajem en yang canggih. Terakhir, perusahaan
besar biasanya memiliki banyak pem egang saham sehingga banyak tuntutan yang
harus dipenuhi. Sehingga hipotesis ketiga adalah:
H 1 : Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan berukuran besar lebih be
sar dari rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan berukuran kecil
Analisis P engungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 243

II.4. Perbedaan Rata-rata T ingkat Pengungkapan Berdasarkan Tingkat Prof


itabilitas

Perusahaan dalam laporan keuangannya akan m engungkapkan dari mana


sumber laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. Perusahaan yang m em i
liki laba yang tinggi akan m engungkapkan lebih banyak informasi dalam laporan
keuangannya. Hal ini dikarenakan keuntungan perusahaan m erupakan informasi
positif yang harus diberitahukan kepada pem egang sahain perusahaan, sehingga
manajem en bisa m endapatkan kom pensasi yang tinggi atas kinerja tersebut. H ipo
tesis keem pat adalah:
H l4 :Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan yang m em iliki tingkat
profitabilitas yang tinggi lebih besar dari rata-rata tingkat pengungka
pan perusahaan yang m em iliki tingkat profitabilitas yang rendah

Status perusahaan, ukuran KAP, total aset dan tingkat profitabilitas berpen
garuh signifikan terhadap tingkat pengungkapan Analisis regresi Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan

Tabel 1
Hipotesis Pengujian

No Hipotesis Pengujian Tujuan


Perbedaan Rata-rata Tingkat Pengungkapan antara Perusahaan Publik dan Non
1
Publik
Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan Hubungan status
Uji beda
publik lebih besar dari rata-rata tingkat pen perusahaan dengan
rata-rata
gungkapan perusahaan non publik tingkat pengungkapan
Perbedaan Rata-rata Tingkat Pengungkapan antara Perusahaan yang Diaudit KAP
2
Big Four dan KAP Lainnya
Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan
Hubungan ukuran
yang diaudit KAP Big Four lebih besar dari Uj i beda
KAP dengan tingkat
rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan rata-rata
pengungkapan
yang diaudit KAP lainnya
3 Perbedaan Rata-rata Tingkat Pengungkapan Berdasarkan Ukuran Perusahaan
Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan
Hubungan ukuran
berukuran besar lebih besar dari rata-rata Uji beda
perusahaan dengan
tingkat pengungkapan perusahaan berukuran rata-rata
tingkat pengungkapan
kecil
244 Ju rn a l A kuntansi clan Keuangan Indonesia, Juli-D cscm ber 2006, Vol.3, N o.2

4 Perbedaan Rata-rata Tingkat Pengungkapan Berdasarkan Tingkat Profitabilitas


Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas yang Hubungan tingkat
Uji beda
tinggi lebih besar dari rata-rata tingkat pen profitabilitas dengan
rata-rata
gungkapan perusahaan yang memiliki tingkat tingkat pengungkapan
profitabilitas yang rendah
5 Pengaruh Status Perusahaan Publik dan Non Publik, Ukuran Kantor Akuntan Pub-
lik, Total Aset dan Profitabilitas terhadap Ting cat Pengungkapan
Status perusahaan, ukuran KAP, total asset Faktor-faktor yang
Analisis
dan tingkat profitabilitas berpengaruh signi mempengaruhi ting
regresi
fikan terhadap tingkat pengungkapan kat pengungkapan

11.5. Pengaruh Status Perusahaan Publik dan Non Publik, Ukuran Kantor
A kuntan Publik, Total Aset dan Profitabilitas Terhadap Tingkat Pen
gungkapan

Buzby (1973) mengem ukakan bahwa tingkat disclosure pada laporan tahunan
berhubungan positif dengan ukuran perusahaan (firm size), tetapi tidak dipengaruhi
oleh status listing perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel
perusahaan yang terdaftar di NYSE dan American Stock Exchange.
Darmawati dkk. (1999), dalam penelitiannya atas laporan keuangan perusa
haan yang terdaftar di BEJ tahun 1997-1998, m enunjukkan bahw a variabel ukuran
perusahaan (firm size) yang diukur dengan total aset dan total penjualan ternyata
signifikan terhadap luasnya pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahun
1997. Sedangkan variabel lain seperti leverage, rasio likuiditas, profitabilitas, jenis
industri, dan timeliness, ternyata tidak signifikan terhadap luasnya pengungkapan
inform asi dalam laporan keuangan. Sehingga hipotesis kelima adalah:
H l s :Status perusahaan, ukuran KAP, total asset dan tingkat profitabilitas
secara bersam a-sam a m em pengaruhi tingkat pengungkapan.

H ipotesis-hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dirangkum dalam


tabel. 1. Untuk menjawab hipotesis 1 sampai dengan 3 akan digunakan pengujian
beda rata-rata sedangkan untuk hipotesis ke 4 akan digunakan model m ultiple re
gresi.
A nalisis P engungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 245

III. M ETODE PENELITIAN

111.1. Populasi dan Sam pel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pem biayaan yang masih
mempunyai izin dalam bidang pem biayaan serta m asih ak tif m elakuksean kegiatan
pem biayaan dan m elaporkan kegiatannya ke D epartem en Keuangan. Sampel dipilih
dengan metode purposive random sam pling dengan kriteria perusahaan-perusahaan
tersebut m enyam paikan laporan keuangan tahun 2003 dan 2004 kepada Biro Per
bankan, Pem biayaan dan Penjaminan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perusa
haan yang dapat terpilih menjadi sampel adalah 120 perusahaan.
Syarat minimal laporan keuangan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 20 sampel atau 10% dari populasi. Hal ini berdasarkan pendapat Dr. Suhar-
simi Arikunto sebagai berikut:
... maka apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik oiambil semua
sehingga penelitiannya m erupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jum lah su
byek besar lebih dari seratus dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
(Arikunto 1998, 120)
Total sampel yang diteliti oleh penulis adalah 23 perusahaan. Data diambil dari
tahun 2003 sampai tahun 2004. Jumlah laporan keuangan yang dianalisis adalah 46
buah atau 11.61 % dari populasi.

111.2. Rancangan D isclosure Checklist

Untuk m engetahui tingkat pengungkapan dibuatlah suatu disclosure checklist


yang berisi item-item yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan. D isclo
sure checklist untuk riwayat umum perusahaan, dasar akuntansi, utang bank/lem baga
keuangan, obligasi dan modal saham, penulis mengambil dari penelitian Fitriany
(2000). Sedangkan disclosure checklist untuk aktiva penanam an sewa guna usaha,
tagihan kartu kredit, tagihan anjak piutang dan piutang pem biayaan konsum en, pe
nulis ambil dari PSAK dan Keputusan Dirjen Lem baga Keuangan. No. K EP-1500/
LK/2005 yang m engatur lebih rinci tentang pengungkapan informasi kegiatan usaha
yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan. Disclosure cheklist secara lengkap
disajikan pada lampiran tabel 5.
Peraturan Dirjen Lem baga Keuangan KEP 1500/LK/2005 tidak berlaku untuk
pelaporan perusahaan tahun 2003 dan 2004 karena peraturan tidak berlaku surut.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang tidak menguji kepatuhan perusahaan dalam
m enerapkan peraturan tersebut namun lebih menilai bagaim ana pengungkapan yang
telah dilakukan oleh perusahaan dan faktor-faktor yang m eiapengaruhinya.
246 Jurnal A kuntansi clan K euangan Indonesia, Jidi-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

Dalam perhitungan skor kelengkapan pengungkapan, item-item penguku


ran yang digunakan tidak diberikan bobot tertentu. Hal tersebut dilakukan karena
penetapan bobot atas masing-m asing item informasi harus dilaksanakan berdasar
kan argumentasi yang kuat untuk mengurangi subyektifitas. Jika suatu unsur yang
dim inta dalam cheklist telah terpenuhi, maka diberi nilai satu, jik a suatu unsur tidak
ada m aka m endapat nilai nol. Jika unsur tersebut tidak bisa diterapkan, maka diang
gap non applicable dan ditulis N/A .
Skor kelengkapan pengungkapan dihitung dengan membagi nilai absolut yang
didapat dengan hasil dari total item pengungkapan dikurangi jum lah unsur yang
non applicable. Pengurangan ini untuk m enghilangkan bias yang terjadi karena per
bedaan bidang usaha yang dijalankan oleh perusahaan sehingga hanya applicable
data yang akan diukur kelengkapannya.

III.3. Variabel-Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan yaitu


tingkat pengungkapan informasi pada laporan keuangan perusahaan pembiayaan.
Variabel independen pada penelitian ini adalah
- Status. Variabel status merupakan variabel dummy yang terbagi menjadi dua
kelom pok yaitu status perusahaan publik dan perusahaan non publik. Untuk sta
tus perusahaan publik diberi kode dummy 1, dan sebaliknya jik a status perusa
haan non publik diberi kode dummy 0. Status telah digunakan dalam penelitian
Buzby (19-73).
- Ukuran K antor Akuntan Publik (KAP). KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu
KAP The Big Four diberi kode 1 dan lainnya diberi kode 0. Diduga KAP besar
akan mempunyai tingkat pengungkapan yang lebih besar.
- Ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aset dalam ben
tuk logaritm a natural. Ukuran telah digunakan dalam penelitian Buzby (1973),
Aryati (1998) dan Dannaw ati (1999).
- Tingkat profitabilitas. Tingkat profitabilitas diukur dari net income dibagi den
gan total asset.

II 1.4. Pengujian Hipotesis

Tabel 1 menjelaskan tentang metode pengujian hipotesis yang dilakukan.


M odel regresi yang diperlukan dalam pengujian hipotesis 5 (lima) adalah sebagai
berikut:
Y = BO + B lx l + B2x2 + B3x3 + B4x4 + e
A nalisis P engungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 247

Tabel 2 di baw ah akan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam


model regresi di atas.

Tabel 2
Penjelasan variabel dalam model regresi

SIMBOL NAMA VARIABEL HIPOTESIS


Y DISC Tingkat Pengungkapan Variabel dependen

B0 konstanta Positif
Bxl STATUS Status Perusahaan Positif

Bx2 KAP Ukuran Kantor Akuntan Positif


Publik
Bx3 LNTA Ukuran Perusahaan Positif
Bx4 PROFIT Tingkat Profitabilitas Positif
e Kesalahan

IV. HASIL A NA LISIS DAN PEM BAH ASAN

IV .l. Karakteristik Sam pel


p'
Sampel terdiri dari sem bilan perusahaan go pu b lic dan 14 perusahaan non
publik. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan obyek penelitian ini m em punyai
ukuran perusahaan yang berbeda. U kuran perusahaan dinyatakan dalam total aset
yang dimiliki perusahaan. Grafik berikut m em perlihatkan total aset yang menjadi
objek penelitian.
Gambar 1
Total Aset Perusahaan (dalam miliar Rupiah)

Sumber: Dioiah berdasarkan laporan keuangan perusahaan pembiayaan tahun 2003 dan 2004 yang
dikirim ke Departemen Keuangan.
248 Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

Rata-rata total aset objek penelitian adalah Rp. 1.000.846.778.813 sedangkan


standar deviasinya adalah Rp. 1.281.846.778.813
Perusahaan-perusahaan dalam industri mithifinance memiliki tingkat profita
bilitas yang bervariasi seperti kita lihat pada grafik di bawah. Peneliti menggunakan
Return on Asset fROA) untuk m engukur tingkat profitabilitas perusahaan. Rata-rata
ROA pada data sampel adalah 4,82% dan standar deviasinya adalah 6.45%.

Gambar 2
Return on Asset

S u m b e r : D i o l a h b e r d a s a r k a n l a p o r a n k e u a n g a n p e r u s a h a a n p e m b i a y a a n y a n g d i k ir i m ke D e
p a rte m e n K euangan.

Data lengkap mengenai perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada
lampiran.
Sedangkan berdasarkan kantor akuntan yang mengaudit perusahaan pem
biayaan yang dijadikan sampel penelitian, penulis menyimpulkan bahwa 40% pe
rusahaan pem biayaan yang menjadi sampel diaudit oleh kantor akuntan Big Four.
Dari 46 laporan keuangan tersebut, 7 (tujuh) laporan diaudit oleh KAP Prasetio,
Sarw oko Sandjaja, serta 8 (delapan) laporan diaudit oleh KAP Drs. Hadi Sutanto
& Rekan dan KAP Haryanto Sahari. Total laporan yang diaudit oleh KAP Big Four
adalah 19 buah. Perusahaan-perusahaan tersebut diaudit oleh kantor akuntan publik
sebagaim ana yang dapat kita lihat pada lampiran tabel 7.

IV.2. Hasil Analisis Kecukupan Pengungkapan

Hasil penelitian atas kecukupan pengungkapan informasi pada 46 laporan


keuangan perusahaan pembiayaan sejak tahun 2003 sampai tahun 2004 dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
A nalisis Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan P em biayaan 249

Gambar 3
T in p k a t D isclosure Perusahaan P em hiavaan 2003-2004
120 .00 %

S u m b e r : t a b e l I l a s i l D i s c l o s u r e C h e c k l i s t di l a m p i r a n , t a b e l 6

Grafik di atas memperlihatkan secara umum tingkat pengungkapan pada ta


hun 2004 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Rata-rata tingkat pengung
kapan pada tahun 2003 adalah 78,22% sedangkan pada tahun 2004 adalah 79,43%.
Perubahan tingkat pengungkapan tersebut disebabkan peningkatan pengungkapan
perusahaan yang tidak go public. Hal ini ju g a disebabkan karena mengantisipasi
pem berlakuan Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan.
Perusahaan yang mengalami kenaikan tingkat disclosure yang signifikan
adalah PT H yang pada tahun 2003 diaudit oleh KAP Drs. Thom as, Trisno, Hendang
& Rekan dan pada tahun 2004 diaudit oleh KAP Tanubrata Yogi Sibarani Hananta.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan yang signifikan adalah PT M
yang pada tahun 2003 dan 2004 tetap diaudit oleh KAP Dedy Mulyadi. Pada tahun
2004 PT M mendapatkan pinjaman baru dari bank sebesar 1 (satu) triliun rupiah
tetapi ferjadi penurunan return on asset yang sangat signifikan yaitu dari 10,25%
pada tahun 2003 menjadi 2,23% pada tahun 2004. Peningkatan utang bank akan
m eningkatkan aset perusahaan, sehingga akan berdam pak pada ROA perusahaan,
sebab utang tersebut baru berdam pak pada peningkatan aktiva dan belum digunakan
untuk menghasilkan laba di tahun tersebut.
Tabel di atas ju g a menunjukkan bahwa disclosure tertinggi dicapai oleh
ADM F yaitu 100% dari applicable data. Peringkat berikutnya PT L lalu disusul PT
G. Ketiga perusahaan ini masuk dalam kelom pok yang mempunyai total aset lebih
dari 1 triliun rupiah atau term asuk perusahaan dengan total aset terbesar.

IV.3. Hasil Analisis Uji Rata-rata

Tabel berikut menjelaskan tentang hasil uji rata-rata atas hipotesis 1 (satu)
sampai hipotesis 4 (empat).
250 Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

Tabel 3
Rata-rata dan Median Tingkat Pengungkapan

Kelompok 1 Kelompok 2 P(T<=t) one-tail


1. Status Perusahaan
Mean 0,854813 0,737620 0,001887*
Variance 0,009188 0,026809
2. Ukuran KAP
Mean 0,823864 0,757542 0,358760
Variance 0,020460 0,024204
3. Ukuran Perusahaan
Mean 0,844928 0,722028 0,002298*
Variance 0,017436 0,021509
4. Tingkat Profitabilitas
Mean 0,859052 0,707903 0,006505*
Variance 0,012572 0,022327
Untuk variabel status perusahaan, kelompok 1 adalah perusahaan publik, kelompok 2
adalah perusahaan non publik.
Variabel ukuran KAP, kelompok 1 adalah KAP Big Four, kelompok 2 adalah KAP non
Big Four.
Variabel ukuran perusahaan, kelompok 1 adalah perusahaan berukuran besar, kelompok 2
adalah perusahaan berukuran kecil.
Variabel tingkat profitabilitas, kelompok 1 adalah perusahaan dengan tingkat profitabili
tas tinggi, kelompok 2 adalah perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah.
P e n g u j i a n s t a t i s t i k d i l a k u k a n d e n g a n h i p o t e s i s nila i r a ta - r a t a l e b i h b e s a r dai i 0.
* S ig n ifik a n pa d a 2,5%

Hasil penelitian ini m enunjukkan bahw a hipotesis 1 (satu), hipotesis 3 (tiga)


dan hipotesis 4 (empat) didukung oleh data dalam penelitian. Sedangkan hipotesis
2 (dua) tidak didukung oleh data dalam penelitian. Terdapat hubungan positif antara
status perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan dengan ting
kat pengungkapan informasi perusahaan. Sedangkan hubungan ukuran KAP dengan
tingkat pengungkapan tidak signifikan secara statistik, walaupun hubungannya kon
sisten dengan hipotesis.
Analisis P engungkapan Laporan Keuangan P erusahaan P em biayaan 251

IV.4. Hasil Analisis M odel Regresi

Hasil regresi disajikan dalam tabel 4. Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa
nilai F Hitung yang dihasilkan adalah 6.366 dengan probabilitas sebesar 0,000. D en
gan hasil ini maka disim pulkan bahwa hipotesis 5 (lim a) didukung dalam penelitian.
Ini berarti bahwa variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan dipengaruhi oleh
keempat variabel independen yaitu status perusahaan, ukuran KAP, total aset dan
tingkat profitabilitas.

Tabel 4
Hasil Regresi Berganda

Keterangan Koefisien R-
t-Value Sign t F-value Sign F
Beta Square

Konstanta .132 0.585 0.562 6.366 .000** .383


STATUS 8.866E-02 2.262 0.827
KAP 9.336E-02 0.220 0.827
LNTA 2.243E-02 .2.535 0.015*
ROA .460 1.577 0.123
S u m b e r : H a s il o u t p u t S P S S
** S i g n i f i k a n p a d a level 0 .0 01 * S i g n i f i k a n p a d a level 5 %

a'

Tingkat pengaruh keem pat faktor independen secara bersam a-sam a terhadap
tingkat pengungkapan ini cukup tinggi dilihat dari R-square yang diperoleh yaitu
38.3%. Hal ini juga dapat kita lihat pada hasil sign-t dari variabel-variabel inde
penden yang m enunjukkan faktor status perusahaan dan ukuran perusahaan signi
fikan mempengaruhi tingkat pengungkapan. Sedangkan ukuran KAP dan tingkat
profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Untuk status perusahaan seja
lan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Buzby (1973). Tidak ditem ukannya
hubungan positif yang signifikan antara ukuran KAP dengan pengungkapan seja
lan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2000), yang ju g a gagal
m enemukan bahw a variabilitas pengungkapan dipengaruhi oleh variabilitas KAP.
Namun hasil ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa kualitas
audit semakin meningkat dengan semakin besarnya kantor akuntan yang bersang
kutan (Beaty 1999). Hal ini mungkin dapat dijelaskan karena pengungkapan yang
diteliti hanyalah pengungkapan yang bersifat mandatory. Analisis individual data
juga m em perlihatkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengungkapan 100% dica-
252 Jurnal Akuntansi clan Keuangan Indonesia, Juli-D cscm ber 2006, Vol.3, No.2

pai oleh perusahaan dengan Auditor skala besar.


Hubungan positif pengungkapan dengan ukuran perusahaan sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryati (1989), Darmawati (1988), Fitriany
(2000) dan Buzby (1973). Hubungan profitabilitas dengan tingkat pengungkapan
tidak signifikan, hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fit
riany (2000) dengan ukuran profitabilitas yang berbeda. Fitriany (2000) m enggu
nakan net profit margin sedangkan penelitian ini m enggunakan ROA.

V. K ESIM PULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

V .l. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan oleh pe
nulis sebagai berikut :
1. Rata-rata tingkat pengungkapan atas informasi pada laporan keuangan perusa
haan pem biayaan adalah 78,35%. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan rata-rata
tingkat pengungkapan sebesar 1,21% dari tahun sebelumnya.
2. Terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengungkapan laporan keuangan pada kel
ompok berdasarkan status perusahaan, total aset perusahaan dan tingkat profita
bilitas. Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengungkapan laporan keuan
gan pada kelompok berdasarkan ukuran KAP.
3. Faktor status perusahaan, ukuran KAP, ukuran perusahaan dan tingkat profitabili
tas secara bfersama-sama m empengaruhi secara signifikan tingkat pengungkapan
pada laporan keuangan. Pengaruh keempat faktor tersebut cukup dominan den
gan R-square sebesar 38%. Hal ini dikarenakan faktor status perusahaan dan total
aset memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan.

V.2. Keterbatasan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.


1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel saja dalam menguji tingkat
pengungkapan. Beberapa faktor lain mungkin memiliki pengaruh terhadap ting
kat pengungkapan seperti faktor opini auditor, faktor lamanya dalam bergerak di
bidang usaha yang dilakukan tidak dim asukkan dalam penelitian ini. Penelitian
berikutnya sebaiknya menambah faktor-faktor tersebut.
2. Disclosure checklist hanya m em bahas informasi umum perusahaan, informasi
aktifitas pembiayaan dan pendanaan perusahaan. Informasi mengenai akun-akun
lain seperti kas, surat berharga yang dimiliki, aktiva tetap, dan pajak tidak di
m asukkan dalam checklist ini. Sebaiknya, penelitian selanjutnya menambahkan
Analisis Pengungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 253

unsur informasi mengenai akun-akun tersebut sehingga disclosure checklist akan


m enjadi lebih kom prehensif.

V.3. Saran

Berdasarkan kesim pulan di atas, penulis mem berikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan yang telah diaudit dapat dijadikan salah satu sumber informasi
mengenai keadaan keuangan dan kondisi perusahaan. Oleh karena itu D eparte
m en Keuangan sebagai supervisor dan regulator Perusahaan Pembiayaan perlu
m eningkatkan pem antauan kewajiban perusahaan dalam pengungkapan laporan
keuangan audited.
2. M engingat ukuran perusahaan dan status perusahaan merupakan faktor penentu
tingkat pengungkapan m aka kebijakan pem erintah untuk memberikan insentif
bagi perusahaan untuk go public atau melakukan merger sehingga terbentuk pe
rusahaan yang lebih besar dapat meningkatkan transparansi perusahaan dalam
pengungkapan laporan keuangan.
3. Perusahaan pem biayaan perlu m eningkatkan pengungkapan informasi mengenai
aktifitas pem biayaannya karena aktivitas tersebut merupakan aktivitas utam a pe
rusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

A ccounting Standards Comm ittee. Accounting fo r Lease and Hire Purchase Con
tracts. www.frc.org.uk/asb/technical/pub0391 .html
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rine-
ka Cipta, 1998.
Beatty, R. P., dan Jay R. R. The Auditor Reputation and the Pricing o f Initial Pulic
O fferings. The A ccounting Review, 1999.
Buzby, Stephen L. Com pany Size, Listed Versus Unlisted Stocks, and The Extent
o f Financial D islosure. Journal o f Accounting and Public Policy, 1973.
Dajan, Anto. Pengantar M etode Statistik Jilid II. Jakarta : LPT CES, 1990.
D epartemen K euangan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Lem baga
Keuangan Nomor: KEP-1500/LK/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyu
sunan dan Penyam paian Laporan Perusahaan Pem biayaan. 2005.
Departemen K euangan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Keuangan R epub
lik Indonesia Nomor: 448/K M K .017/2000 sebagaim ana telah diubah dengan
Keputusan M enteri Keuangan N om or 172/KM K.06/2002 tentang Perusahaan
254 Jurnal A kuntansi clan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

Pem biayaan. 2002.


Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Pedoman Penyusunan Laporan Keuan
gan Bulanan dan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pem biayaan. Ja
karta, 2005.
Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan. Laporan A khir Tim Penyusun
Penyem purnaan Peraturan Perundangan tentang Perusahaan Pem biayaan. Ja
karta, 2005.
Fitriany. A nalisa Kecukupan Pengungkapan Informasi Pada Laporan Keuangan Pe
rusahaan Asuransi Kerugian Go Public. Thesis: M agister Akuntansi FEUI.,
2000 .
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat,
2002 .
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. Interm ediate A ccount
ing, 1lth ed. New York: John Wiley & Sons, Inc., 2004.

LAM PIRAN

Tabel 5
Checklist Pengungkapan pada Laporan Keuangan
Perusahaan Pembiayaan Tahun Buku 2003
G o P u b lic
UMUM
RIW A Y A T R IN G K A S P E R U S A H A A N
N o m o r d a n t a n g g a l a k te p e n d i r i a n s e r t a p e r u b a h a n t e r a k h ir, p e n g e s a h a n 1
D e p a r t e m e n K e h a k i m a n , d a n a ta u N o m o r d a n T a n g g a l B e r it a N e g a r a
y an g bersangkutan
B e n tu k badan usaha 1
Iz in u s a h a y a n g d i p e r o l e h 1
B id ang usaha m enurut anggaran dasar 1
K e g i a t a n p e r u s a h a a n p a d a s a a t ini 1

Saat d im u la in y a k eg iatan k o m ersil p e ru sah a a n 1


T o ta l R i w a y a t R i n g k a s P e r u s a h a a n 1 6
D a s a r A kuntansi
K o n s e p d a sa r p e n y u su n a n d an p e n y ajian laporan k euangan
d a sa r p e n y u su n a n laporan k e u a n g a n k o n so lid asi, se k u ra n g -k u ra n g n y a 1
m e m u a t n a m a p e r u s a h a a n in d u k d a n a n a k se rta p e r s e n t a s e k e p e m i l i k a n
m e to d e p e n y u su n a n laporan arus kas 1
A nalisis Pengungkapan Laporan Keuangan P erusahaan P em biayaan 255

T o tal D a s a r A k u n ta n s i 3
K e b ija k a n a k u n ta n si u n tu k a k u n /tran sak si berik u t

P e m b iay aan ko n su m en 1

T agihan K a rtu K redit 1


A kuntansi S e w a G u n a U sah a 1
A kuntansi A n ja k P iutang 1

pe n y isih a n p iu ta n g ra g u -ra g u untuk p e m b ia y a a n ko n su m e n , sew aguna 1


u sa h a dan a n ja k p iu ta n g

T ran sak si d e n g a n p ih ak y a n g m e m p u n y a i h u b u n g a n istim ew a 1

K e b ija k a n a k u n ta n si 6

A K TIV A
Piutang pem b iay aan k o nsum en 1
J u m l a h b a g i a n j a t u h t e m p o p i u t a n g p e m b i a y a a n k o n s u m e n p a l i n g t id a k 1
2 (d u a ) tahun b e rik u tn y a

Sk ed u l p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1

T in g k a t b u n g a e f e k tif atas p e m b ia y a a n k o n su m e n 1

Ju m la h p e m b ia y a a n k o n su m e n y a n g d ib erik an kepada pihak y a n g m e m 1


p u n y a i h u b u n g a n istim e w a
S k e d u l u m u r p iu ta n g p e m b ia y a a n k o n s u m e n y a n g telah ja tu h tem po 1

J u m la h p iu ta n g p e m b ia y a a n k o n su m e n y a n g dijam inkan 1
T ota l p i u t a n g p e m b i a y a a n k o n s u m e n 7
T ag ih an K artu K redit 1
skedul p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1

T a g ih a n k e p ad a p ih ak y a n g m e m p u n y a i h u b u n g a n istim ew a 1

sk e d u l u m u r ta g ih a n y a n g telah ja tu h te m p o 1

t i n g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s t a g i h a n k a r tu k r e d i t 1

T o ta l T a g i h a n K a r t u K r e d i t 5

Sew a G una Usaha 1

J u m l a h p e m b a y a r a n s e w a g u n a u s a h a p a l i n g t id a k 2 ( d u a ) t a h u n b e r i k u t 1
nya
sk edu l p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1
P i u t a n g s e w a g u n a u s a h a y a n g d i j a m i n k a n k e p a d a p i h a k k e tig a 1

J u m la h se w a g u n a u sa h a y a n g d ib erik an k e p ad a pihak y a n g m em p u n y a i 1
h u b u n g a n istim ew a
S e w a G u n a S in d ik asi d a n L e v e ra g e d lease 1

t in g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s S e w a G u n a U s a h a 1

N i l a i si s a t e r j a m i n 1
256 Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol. 3, N o.2

sim p an a n jam in an 1
S k e d u l u m u r a n g s u r a n s e w a g u n a u s a h a y a n g t e la h j a t u h t e m p o 1
Total Investasi bersih dalam Sew a G una U saha 10
A ktiva yang d isew agunausahakan 1
J u m l a h p e m b a y a r a n s e w a g u n a u s a h a p a l i n g t id a k 2 ( d u a ) ta h u n b e r i k u t 1
nya
J a m in a n aktiv a y a n g d is e w a g u n a u s a h a k a n 1
Total A ktiva yang disew agunausahakan 3
A n ja k Piutang 1
Ju m la h tagihan an jak p iu ta n g d e n g a n reco u rse d iu n g k a p k a n sebagai 1
b e r ik u t :
T a g i h a n a n ja k p i u t a n g Rp xxxx
P e n d a p a ta n anjak p iu ta n g ta n g g u h a n (xxx)
R e te n s i (xxx)
P e n y isih a n p iu ta n g rag u -rag u (xxx)
T jp i h a n anjak p iu ta n g xxx
Ju m la h tagihan anjak p iu ta n g tan p a reco u rse xxxx
A n j a k p i u t a n g d e n g a n r e c o u r s e y a n g m e m e n u h i k r ite r ia p e n j u a l a n 1
J u m l a h h u t a n g r e te n s i a n ja k p i u t a n g 1
P e n d a p a ta n anjak p iu ta n g 1
P e n g u n g k a p a n m en g e n ai ikatan p e n tin g lain n y a y a n g d iatu r d a la m p e r 1
j a n j i a n a n ja k p i u t a n g
sk ed u l p e n y isih a n p iu ta n g ra g u -rag u 1
J u m l a h a n ja k p i u t a n g y a n g d i b e r i k a n k e p a d a p i h a k y a n g m e m p u n y a i 1
h u b u n g a n istim ew a
t i n g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s a n j a k p i u t a n g 1
Total A njak Piutang 10
PA SSIV A
H u tan g Bank 1
D a ftar bank pem beri p injam an 1
R in cia n p in ja m a n y a n g diterim a, term asu k d id a la m n y a ja m in a n y a n g 1
d i b e r i k a n , p e n j u a l a n a ta u p e n g a l i h a n a k t i v a y a n g te r j a d i s e r t a p e r j a n j i a n
lain y a n g m u n c u l a k i b a t dari a d a n y a p i n j a m a n t e r s e b u t
T otal hutang Bank 3
O bligasi 1
D a fta r O bligasi 1
A nalisis P engungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 251

R in cia n o b lig a si y a n g d ite rb itk a n , te rm asu k d id a la m n y a ja n g k a w a k tu , 1


j a t u h t e m p o , t i n g k a t b u n g a s e r t a p e r j a n j i a n lain y a n g m u n c u l a k i b a t dari
a d a n y a p e n e rb ita n o b lig asi terseb u t

Total O bligasi 3
M O D A L SAHAM 1
R incian p e m e g a n g saham 1
Total M odal Saham 2
TO TA L 58

Tabel 6
Hasil Checklist Disclosure

Nama Skor 2003 Skor 2004 R ata-rata A


ADMF 100,00% 100,00% 100,00% 0,00%
BBLD 71,43% 66,67% 69,05% -4,76%
BFIN 89,47% 89,47% 89,47% 0,00%
CFIN 76,92% 87,18% 82,05% 10,26%
DEFI 78,57% 71,43% 75,00% -7,14%
INCF 81,48% 81,48% 81,48% 0,00%
MFIN 92,00% 92,00% 92,00% 0,00%
TRUS 89,66% 85,71% 87,68% -3,94%
WOMF 92,59% 92,59% 92,59% 0,00%
PT A 92,11% 92,11% 92,11% 0,00%
PT B 66,67% 70,00% 68,33% 3,33%
PTC 78,95% 65,52% 72,23% -13,43%
PT D 45,24% 47,62% 46,43% 2,38%
PT E 52,94% 52,94% 52,94% 0,00%
PT F 76,19% 84,62% 80,40% 8,42%
PT G 86,67% 100,00% 93,33% 13,33%
PT H 65,71% 82,14% 73,93% 16,43%
PT I 58,33% 54,29% 56,31% -4,05%
PT J 64,58% 58,33% 61,46% -6,25%
PT K 68,42% 68,42% 68,42% 0,00%
PT L 94,74% 97,30% 96,02% 2,56%
258 Ju rn a l A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3. No.2

PT M 87,18% 69,05% 78,11% -18,13%


PTN 89,29% 96,00% 92,64% 6,71%

Tabel 7
Data Perusahaan 2003

Nama Skor 2003 KAP Total Asset Status ROA


ADMF 100,00% 1 1,584,892,905,000 1 10.00%
BBLD 71,43% 1 971,460,951,132 1 18.00%
BFIN 89,47% 1 1,126,413,419,474 1 9.00%
CFIN 76,92% 0 464,035,793,747 1 7.00%
DEFI 78,57% 0 93,228,264,386 1 4.00%
INCF 81,48% 0 45,151,455,262 1 -6.00%
MFIN 92,00% 0 290,901,356,024 1 2.00%
TRUS 89,66% 0 123,072,028,438 1 8.00%
WOMF 92,59% 1 756,572,754,043 1 7.00%
PT A 92,11% 1 3,299,413,000,000 0 7.45%
PT B 66,67% 1 1,152,572,760,000 0 4.84%
PTC 78,95% 0 47,022,969,285 0 16.66%
PT D 45,24% 0 11,329,351,368 0 -28.59%
PT E 52,94% 0 74,397,031,905 0 0.02%
PT F 76,19% 0 294,809,249,581 0 0.16%
PT G 86,67% 1 2,015,360,829,000 0 10.50%
PT H 65,71% 0 61,882,866,249 0 8.42%
PTl 58,33% 0 11,335,225,124 0 2.81%
PT J 64,58% 1 3,400,601,139,148 0 2.21%
PT K 68,42% 1 1,769,575,000,000 0 10.49%
PTL 94,74% 0 1,826,489,286,000 0 5.04%
PT M 87,18% 0 275,199,526,000 0 10.25%
PTN 89,29% 1 1,083,699,000,000 0 4.70%
Analisis P engungkapan Laporan Keuangan P erusahaan P em biayaan 259

Tabel 8
Data Perusahaan 2004

Nama Skor 2004 KAP Total Asset Status ROA


ADM F 100.00% 1 1,588,976,870,000 1 19.00%
BBLD 66.67% 1 942,418,539,925 1 19.00%
BFIN 89.47% 0 1,068,272,649,162 1 2.00%
CFIN 87.18% 0 794,562,088,746 1 6.00%
DEFI 71.43% 0 81,907,516,528 1 4.00%
INCF 81.48% 0 43,176,218,528 1 -7.00%
MFIN 92.00% 0 389,102,671,263 1 5.00%
TRUS 85.71% 0 89,988,455,182 1 6.00%
WOMF 92.59% 1 988,503,112,703 1 12.00%
PT A 92.11% 1 5,736,136,000,000 0 5.27%
PT B 70.00% 1 2,001,687,250,000 0 0.46%
PTC 65.52% 0 44,130,175,004 0 0.36%
PT D 47.62% 0 52,142,743,846 0 1.44%
PT E 52.94% 0 76,651,554,670 0 -2.15%
PT F 84.62% 0 213,804,202,517 0 1.77%
PT G 100.00% 1 3,244,152,061,000 0 12.31%
RT H 82.14% 0 101,174,711,846 0 3.97%
PT I 54.29% 0 4,734,455,434,807 0 0.92%
PT J 58.33% 1 1,811,916,000,000 0 1.61%
PT K 68.42% 1 2,595,259,997,000 0 5.65%
PT L 97.30% 0 1,391,197,952,000 0 4.85%
PT M 69.05% 0 213,804,202,517 0 2.23%
PTN 96.00% 1 1,504,628,000,000 0 4.78%

Tabel 9
O utput SPSS

Descriptive Statistics
Mean Std.Deviation N
Y .7835 .15133 46
KAP .4130 .49782 46
LNTA 26.3206 2.32210 46
260 Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2

ROA .0482 .07555 46


STATUS .3913 49344 46

ANOVAb
Sum o f Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression .395 4 .099 6.366 .000
Residual .636 41 .016
Total 1.031 45
a. p r e d i c t o r s : ( c o n s t a n t ) , S T A T U S , K A P , L N T A , R O A
b. d e p e n d e n t v a r i a b l e : Y

Coefficient
Standar-
U n s ta n d a riz e d C o llin e a rity
ized C o e f C o rre la tio n s
C o oficie n ts Statistics
M od e l ficients t Sig.
Std. Z ero- pa r T ole r
B Beta Part V1F
Error ord e r tial a n ce
1 (C on .132 .226 .585 .562
st a n t)
KAP 9 .3 3 6 E -0 3 .042 .031 .220 .827 .226 .034 .027 .773 1.293
LNTA 2 .2 4 3 E - 0 2 .009 .344 2.535 .015 .578 .368 .311 .816 1.225
ROA .460 .292 .229 1.577 .123 .441 .239 .193 .710 1.408

ST A T U S 8 .8 6 6 E -0 2 .039 .289 2.262 .029 .382 .333 .278 .921 1.085


a. d e p a n d e n t v a r i a b l e : Y

Residuals Statistics*
Std.
M inimum Maximum Mean N
deviation
P r e d i c t e d V a lu e .4 8 8 3 .9088 .7 8 35 .06676 46

R esidual - .2 7 7 4 .1892 .0 0 0 0 .13 581 46

S td . P re d icted valu e - 4 .4 2 2 1.877 .00 0 1.000 46

S td . R esidual - 2 .0 2 0 1.378 .000 . 989 46


a . D e p e n d e n t v a r ia b le : Y

Anda mungkin juga menyukai