Dwi M artani
D wi M artani adalah S ta f Pengajar Fakultas Ekonom i Universitas Indonesia
d wimarta ni@ yahoo.com
Abstract
I. LATAR B E L A K A N G
Perkembangan sektor jasa keuangan dalam dekade tahun 2000 yang sangat
pesat m enuntut industri jasa keuangan harus m enyesuaikan diri dengan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan yang sangat komplek. Perkem ban
gan industri jasa pem biayaan, sebagai salah satu bagian dari jasa keuangan, secara
keseluruhan telah mampu m enjadikannya sebagai suatu industri yang cukup m e
nonjol di sektor ini. Industri ini memiliki kem am puan untuk m enyediakan dana bagi
masyarakat yang memerlukan sum ber dana pem biayaan baik untuk keperluan in
vestasi, modal kerja, atau untuk barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi). Jasa
pem biayaan untuk masyarakat terdiri dari sewa guna usaha (leasing), anjak piutang
(factoring), kartu kredit (credit card), ataupun pem biayaan konsumen (consumer
finance).
Perkembangan industri pem biayaan yang pesat tersebut m engharuskan industri
jasa pem biayaan berusaha untuk m enjaga dan meningkatkan kepercayaan masyar
akat. Wujud peran serta peningkatan kepercayaan tersebut dapat dilihat dari tingkat
pengungkapan laporan keuangan. Bagi pihak di luar manajem en suatu perusahaan,
laporan keuangan m erupakan jendela informasi yang m em ungkinkan m ereka meli
hat kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan
sangat tergantung pada sejauh mana tingkat pengungkapan (disclosure) dari lapo
ran keuangan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan alat utama para
m anajer untuk menunjukkan efektifitas pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan
fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi.
Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara karakteristik perusahaan
dengan disclosure level laporan tahunan m aupun laporan keuangan telah dilakukan
beberapa peneliti baik di dalam m aupun di luar negeri, antara lain :
1. Buzby (1973) mengemukakan bahwa tingkat disclosure pada laporan tahunan
berhubungan positif dengan ukuran perusahaan (firm size), tetapi tidak dipen
garuhi oleh status listing perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan m engam
bil sam ple perusahaan yang terdaftar di N YSE dan Am erican Stock Exchange.
2. Aryati dkk. (1998) dalam Fitriany (2000), penelitiannya atas laporan keuan
gan perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1995, tidak berhasil membuktikan
adanya hubungan antara faktor-faktor keuangan (tingkat penjualan, besarnya
asset, return on asset dan rasio likuiditas) dengan tingkat pengungkapan dalam
laporan keuangan.
3. Darmawati, dkk. (1999), Fitriany (2000), penelitiannya atas laporan keuan
gan perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1997-1998, menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan (firm size) yang diukur dengan total aset dan total
penjualan ternyata signifikan terhadap luasnya p en g u n g k n an informasi dalam
A nalisis Pengungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 241
laporan keuangan tahun 1997. Sedangkan variabel lain seperti leverage, rasio
likuiditas, profitabilitas, jenis industri, dan tim eliness, ternyata tidak signifikan
terhadap luasnya pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
Pada um um nya penelitian tersebut dilakukan dengan membuat sebuah dis
closure checklist untuk seluruh industri. M enurut penulis, setiap industri memiliki
kekhususan tersendiri, sehingga untuk m em bandingkan tingkat pengungkapan atas
laporan keuangan antara satu industri dengan industri lainnya, kita harus membuat
checklist untuk m asing-m asing industri. Terutama bagi perusahaan-perusahaan yang
memiliki karakteristik khusus seperti perbankan, asuransi, pembiayaan dan sekuri
tas.
Departemen Keuangan sebagai regulator dan supervisor perusahaan pem
biayaan perlu m endorong industri pem biayaan m elaporkan kondisi keuangan dan
kegiatan usahanya dalam bentuk laporan keuangan yang berkualitas tinggi, yaitu
yang memenuhi syarat kom prehensif, handal, ak.irat, tepat waktu dan dapat diper
bandingkan. D epartem en Keuangan telah membuat Sistem Pelaporan Keuangan
Perusahaan Pembiayaan yang dituangkan dalam K eputusan D irektur Jenderal Lem
baga Keuangan N om or : K EP-1500/LK /2005 tanggal 4 Mei 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan dan Penyam paian Laporan Perusahaan Pembiayaan.
Ketentuan tersebut m engatur pengungkapan-pengungkapan informasi yang
harus disampaikan oleh perusahaan pem biayaan antara lain mengenai rincian ak
tivitas kegiatan pem biayaan dan aktivitas pendanaan perusahaan pembiayaan. Di
samping itu, berdasarkan ketentuan tersebut perusahaan pembiayaan dalam m eny
usun iltin menyampaikan laporan keuangan kepada Departemen Keuangan harus
mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku.
Laporan keuangan dapat diaudit oleh Kantor A kuntan Publik lokal atau K an
tor Akuntan Publik yang memiliki ikatan/hubungan dengan KAP yang memiliki
reputasi internasional yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four. KAP
Big Four memiliki standar kualitas tersendiri yang harus dipatuhi. Berdasarkan ket
erangan di atas, dapat dirum uskan hipotesis kedua yaitu :
H l2 :Rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan yang diaudit KAP Big
Four lebih besar dari rata-rata tingkat pengungkapan perusahaan yang
diaudit KAP lainnya.
Status perusahaan, ukuran KAP, total aset dan tingkat profitabilitas berpen
garuh signifikan terhadap tingkat pengungkapan Analisis regresi Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan
Tabel 1
Hipotesis Pengujian
11.5. Pengaruh Status Perusahaan Publik dan Non Publik, Ukuran Kantor
A kuntan Publik, Total Aset dan Profitabilitas Terhadap Tingkat Pen
gungkapan
Buzby (1973) mengem ukakan bahwa tingkat disclosure pada laporan tahunan
berhubungan positif dengan ukuran perusahaan (firm size), tetapi tidak dipengaruhi
oleh status listing perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel
perusahaan yang terdaftar di NYSE dan American Stock Exchange.
Darmawati dkk. (1999), dalam penelitiannya atas laporan keuangan perusa
haan yang terdaftar di BEJ tahun 1997-1998, m enunjukkan bahw a variabel ukuran
perusahaan (firm size) yang diukur dengan total aset dan total penjualan ternyata
signifikan terhadap luasnya pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahun
1997. Sedangkan variabel lain seperti leverage, rasio likuiditas, profitabilitas, jenis
industri, dan timeliness, ternyata tidak signifikan terhadap luasnya pengungkapan
inform asi dalam laporan keuangan. Sehingga hipotesis kelima adalah:
H l s :Status perusahaan, ukuran KAP, total asset dan tingkat profitabilitas
secara bersam a-sam a m em pengaruhi tingkat pengungkapan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pem biayaan yang masih
mempunyai izin dalam bidang pem biayaan serta m asih ak tif m elakuksean kegiatan
pem biayaan dan m elaporkan kegiatannya ke D epartem en Keuangan. Sampel dipilih
dengan metode purposive random sam pling dengan kriteria perusahaan-perusahaan
tersebut m enyam paikan laporan keuangan tahun 2003 dan 2004 kepada Biro Per
bankan, Pem biayaan dan Penjaminan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perusa
haan yang dapat terpilih menjadi sampel adalah 120 perusahaan.
Syarat minimal laporan keuangan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 20 sampel atau 10% dari populasi. Hal ini berdasarkan pendapat Dr. Suhar-
simi Arikunto sebagai berikut:
... maka apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik oiambil semua
sehingga penelitiannya m erupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jum lah su
byek besar lebih dari seratus dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
(Arikunto 1998, 120)
Total sampel yang diteliti oleh penulis adalah 23 perusahaan. Data diambil dari
tahun 2003 sampai tahun 2004. Jumlah laporan keuangan yang dianalisis adalah 46
buah atau 11.61 % dari populasi.
III.3. Variabel-Variabel
Tabel 2
Penjelasan variabel dalam model regresi
B0 konstanta Positif
Bxl STATUS Status Perusahaan Positif
Sumber: Dioiah berdasarkan laporan keuangan perusahaan pembiayaan tahun 2003 dan 2004 yang
dikirim ke Departemen Keuangan.
248 Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2
Gambar 2
Return on Asset
S u m b e r : D i o l a h b e r d a s a r k a n l a p o r a n k e u a n g a n p e r u s a h a a n p e m b i a y a a n y a n g d i k ir i m ke D e
p a rte m e n K euangan.
Data lengkap mengenai perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada
lampiran.
Sedangkan berdasarkan kantor akuntan yang mengaudit perusahaan pem
biayaan yang dijadikan sampel penelitian, penulis menyimpulkan bahwa 40% pe
rusahaan pem biayaan yang menjadi sampel diaudit oleh kantor akuntan Big Four.
Dari 46 laporan keuangan tersebut, 7 (tujuh) laporan diaudit oleh KAP Prasetio,
Sarw oko Sandjaja, serta 8 (delapan) laporan diaudit oleh KAP Drs. Hadi Sutanto
& Rekan dan KAP Haryanto Sahari. Total laporan yang diaudit oleh KAP Big Four
adalah 19 buah. Perusahaan-perusahaan tersebut diaudit oleh kantor akuntan publik
sebagaim ana yang dapat kita lihat pada lampiran tabel 7.
Gambar 3
T in p k a t D isclosure Perusahaan P em hiavaan 2003-2004
120 .00 %
S u m b e r : t a b e l I l a s i l D i s c l o s u r e C h e c k l i s t di l a m p i r a n , t a b e l 6
Tabel berikut menjelaskan tentang hasil uji rata-rata atas hipotesis 1 (satu)
sampai hipotesis 4 (empat).
250 Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2
Tabel 3
Rata-rata dan Median Tingkat Pengungkapan
Hasil regresi disajikan dalam tabel 4. Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa
nilai F Hitung yang dihasilkan adalah 6.366 dengan probabilitas sebesar 0,000. D en
gan hasil ini maka disim pulkan bahwa hipotesis 5 (lim a) didukung dalam penelitian.
Ini berarti bahwa variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan dipengaruhi oleh
keempat variabel independen yaitu status perusahaan, ukuran KAP, total aset dan
tingkat profitabilitas.
Tabel 4
Hasil Regresi Berganda
Keterangan Koefisien R-
t-Value Sign t F-value Sign F
Beta Square
a'
Tingkat pengaruh keem pat faktor independen secara bersam a-sam a terhadap
tingkat pengungkapan ini cukup tinggi dilihat dari R-square yang diperoleh yaitu
38.3%. Hal ini juga dapat kita lihat pada hasil sign-t dari variabel-variabel inde
penden yang m enunjukkan faktor status perusahaan dan ukuran perusahaan signi
fikan mempengaruhi tingkat pengungkapan. Sedangkan ukuran KAP dan tingkat
profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Untuk status perusahaan seja
lan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Buzby (1973). Tidak ditem ukannya
hubungan positif yang signifikan antara ukuran KAP dengan pengungkapan seja
lan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2000), yang ju g a gagal
m enemukan bahw a variabilitas pengungkapan dipengaruhi oleh variabilitas KAP.
Namun hasil ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa kualitas
audit semakin meningkat dengan semakin besarnya kantor akuntan yang bersang
kutan (Beaty 1999). Hal ini mungkin dapat dijelaskan karena pengungkapan yang
diteliti hanyalah pengungkapan yang bersifat mandatory. Analisis individual data
juga m em perlihatkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengungkapan 100% dica-
252 Jurnal Akuntansi clan Keuangan Indonesia, Juli-D cscm ber 2006, Vol.3, No.2
V .l. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan oleh pe
nulis sebagai berikut :
1. Rata-rata tingkat pengungkapan atas informasi pada laporan keuangan perusa
haan pem biayaan adalah 78,35%. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan rata-rata
tingkat pengungkapan sebesar 1,21% dari tahun sebelumnya.
2. Terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengungkapan laporan keuangan pada kel
ompok berdasarkan status perusahaan, total aset perusahaan dan tingkat profita
bilitas. Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengungkapan laporan keuan
gan pada kelompok berdasarkan ukuran KAP.
3. Faktor status perusahaan, ukuran KAP, ukuran perusahaan dan tingkat profitabili
tas secara bfersama-sama m empengaruhi secara signifikan tingkat pengungkapan
pada laporan keuangan. Pengaruh keempat faktor tersebut cukup dominan den
gan R-square sebesar 38%. Hal ini dikarenakan faktor status perusahaan dan total
aset memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan.
V.2. Keterbatasan
V.3. Saran
Berdasarkan kesim pulan di atas, penulis mem berikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan yang telah diaudit dapat dijadikan salah satu sumber informasi
mengenai keadaan keuangan dan kondisi perusahaan. Oleh karena itu D eparte
m en Keuangan sebagai supervisor dan regulator Perusahaan Pembiayaan perlu
m eningkatkan pem antauan kewajiban perusahaan dalam pengungkapan laporan
keuangan audited.
2. M engingat ukuran perusahaan dan status perusahaan merupakan faktor penentu
tingkat pengungkapan m aka kebijakan pem erintah untuk memberikan insentif
bagi perusahaan untuk go public atau melakukan merger sehingga terbentuk pe
rusahaan yang lebih besar dapat meningkatkan transparansi perusahaan dalam
pengungkapan laporan keuangan.
3. Perusahaan pem biayaan perlu m eningkatkan pengungkapan informasi mengenai
aktifitas pem biayaannya karena aktivitas tersebut merupakan aktivitas utam a pe
rusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A ccounting Standards Comm ittee. Accounting fo r Lease and Hire Purchase Con
tracts. www.frc.org.uk/asb/technical/pub0391 .html
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rine-
ka Cipta, 1998.
Beatty, R. P., dan Jay R. R. The Auditor Reputation and the Pricing o f Initial Pulic
O fferings. The A ccounting Review, 1999.
Buzby, Stephen L. Com pany Size, Listed Versus Unlisted Stocks, and The Extent
o f Financial D islosure. Journal o f Accounting and Public Policy, 1973.
Dajan, Anto. Pengantar M etode Statistik Jilid II. Jakarta : LPT CES, 1990.
D epartemen K euangan Republik Indonesia. Keputusan Direktur Jenderal Lem baga
Keuangan Nomor: KEP-1500/LK/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyu
sunan dan Penyam paian Laporan Perusahaan Pem biayaan. 2005.
Departemen K euangan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Keuangan R epub
lik Indonesia Nomor: 448/K M K .017/2000 sebagaim ana telah diubah dengan
Keputusan M enteri Keuangan N om or 172/KM K.06/2002 tentang Perusahaan
254 Jurnal A kuntansi clan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2
LAM PIRAN
Tabel 5
Checklist Pengungkapan pada Laporan Keuangan
Perusahaan Pembiayaan Tahun Buku 2003
G o P u b lic
UMUM
RIW A Y A T R IN G K A S P E R U S A H A A N
N o m o r d a n t a n g g a l a k te p e n d i r i a n s e r t a p e r u b a h a n t e r a k h ir, p e n g e s a h a n 1
D e p a r t e m e n K e h a k i m a n , d a n a ta u N o m o r d a n T a n g g a l B e r it a N e g a r a
y an g bersangkutan
B e n tu k badan usaha 1
Iz in u s a h a y a n g d i p e r o l e h 1
B id ang usaha m enurut anggaran dasar 1
K e g i a t a n p e r u s a h a a n p a d a s a a t ini 1
T o tal D a s a r A k u n ta n s i 3
K e b ija k a n a k u n ta n si u n tu k a k u n /tran sak si berik u t
P e m b iay aan ko n su m en 1
K e b ija k a n a k u n ta n si 6
A K TIV A
Piutang pem b iay aan k o nsum en 1
J u m l a h b a g i a n j a t u h t e m p o p i u t a n g p e m b i a y a a n k o n s u m e n p a l i n g t id a k 1
2 (d u a ) tahun b e rik u tn y a
Sk ed u l p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1
T in g k a t b u n g a e f e k tif atas p e m b ia y a a n k o n su m e n 1
J u m la h p iu ta n g p e m b ia y a a n k o n su m e n y a n g dijam inkan 1
T ota l p i u t a n g p e m b i a y a a n k o n s u m e n 7
T ag ih an K artu K redit 1
skedul p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1
T a g ih a n k e p ad a p ih ak y a n g m e m p u n y a i h u b u n g a n istim ew a 1
sk e d u l u m u r ta g ih a n y a n g telah ja tu h te m p o 1
t i n g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s t a g i h a n k a r tu k r e d i t 1
T o ta l T a g i h a n K a r t u K r e d i t 5
J u m l a h p e m b a y a r a n s e w a g u n a u s a h a p a l i n g t id a k 2 ( d u a ) t a h u n b e r i k u t 1
nya
sk edu l p e n y isih a n p iu ta n g ragu-ragu 1
P i u t a n g s e w a g u n a u s a h a y a n g d i j a m i n k a n k e p a d a p i h a k k e tig a 1
J u m la h se w a g u n a u sa h a y a n g d ib erik an k e p ad a pihak y a n g m em p u n y a i 1
h u b u n g a n istim ew a
S e w a G u n a S in d ik asi d a n L e v e ra g e d lease 1
t in g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s S e w a G u n a U s a h a 1
N i l a i si s a t e r j a m i n 1
256 Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol. 3, N o.2
sim p an a n jam in an 1
S k e d u l u m u r a n g s u r a n s e w a g u n a u s a h a y a n g t e la h j a t u h t e m p o 1
Total Investasi bersih dalam Sew a G una U saha 10
A ktiva yang d isew agunausahakan 1
J u m l a h p e m b a y a r a n s e w a g u n a u s a h a p a l i n g t id a k 2 ( d u a ) ta h u n b e r i k u t 1
nya
J a m in a n aktiv a y a n g d is e w a g u n a u s a h a k a n 1
Total A ktiva yang disew agunausahakan 3
A n ja k Piutang 1
Ju m la h tagihan an jak p iu ta n g d e n g a n reco u rse d iu n g k a p k a n sebagai 1
b e r ik u t :
T a g i h a n a n ja k p i u t a n g Rp xxxx
P e n d a p a ta n anjak p iu ta n g ta n g g u h a n (xxx)
R e te n s i (xxx)
P e n y isih a n p iu ta n g rag u -rag u (xxx)
T jp i h a n anjak p iu ta n g xxx
Ju m la h tagihan anjak p iu ta n g tan p a reco u rse xxxx
A n j a k p i u t a n g d e n g a n r e c o u r s e y a n g m e m e n u h i k r ite r ia p e n j u a l a n 1
J u m l a h h u t a n g r e te n s i a n ja k p i u t a n g 1
P e n d a p a ta n anjak p iu ta n g 1
P e n g u n g k a p a n m en g e n ai ikatan p e n tin g lain n y a y a n g d iatu r d a la m p e r 1
j a n j i a n a n ja k p i u t a n g
sk ed u l p e n y isih a n p iu ta n g ra g u -rag u 1
J u m l a h a n ja k p i u t a n g y a n g d i b e r i k a n k e p a d a p i h a k y a n g m e m p u n y a i 1
h u b u n g a n istim ew a
t i n g k a t b u n g a e f e k t i f a ta s a n j a k p i u t a n g 1
Total A njak Piutang 10
PA SSIV A
H u tan g Bank 1
D a ftar bank pem beri p injam an 1
R in cia n p in ja m a n y a n g diterim a, term asu k d id a la m n y a ja m in a n y a n g 1
d i b e r i k a n , p e n j u a l a n a ta u p e n g a l i h a n a k t i v a y a n g te r j a d i s e r t a p e r j a n j i a n
lain y a n g m u n c u l a k i b a t dari a d a n y a p i n j a m a n t e r s e b u t
T otal hutang Bank 3
O bligasi 1
D a fta r O bligasi 1
A nalisis P engungkapan Laporan K euangan P erusahaan P em biayaan 251
Total O bligasi 3
M O D A L SAHAM 1
R incian p e m e g a n g saham 1
Total M odal Saham 2
TO TA L 58
Tabel 6
Hasil Checklist Disclosure
Tabel 7
Data Perusahaan 2003
Tabel 8
Data Perusahaan 2004
Tabel 9
O utput SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std.Deviation N
Y .7835 .15133 46
KAP .4130 .49782 46
LNTA 26.3206 2.32210 46
260 Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-D esem ber 2006, Vol.3, No.2
ANOVAb
Sum o f Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression .395 4 .099 6.366 .000
Residual .636 41 .016
Total 1.031 45
a. p r e d i c t o r s : ( c o n s t a n t ) , S T A T U S , K A P , L N T A , R O A
b. d e p e n d e n t v a r i a b l e : Y
Coefficient
Standar-
U n s ta n d a riz e d C o llin e a rity
ized C o e f C o rre la tio n s
C o oficie n ts Statistics
M od e l ficients t Sig.
Std. Z ero- pa r T ole r
B Beta Part V1F
Error ord e r tial a n ce
1 (C on .132 .226 .585 .562
st a n t)
KAP 9 .3 3 6 E -0 3 .042 .031 .220 .827 .226 .034 .027 .773 1.293
LNTA 2 .2 4 3 E - 0 2 .009 .344 2.535 .015 .578 .368 .311 .816 1.225
ROA .460 .292 .229 1.577 .123 .441 .239 .193 .710 1.408
Residuals Statistics*
Std.
M inimum Maximum Mean N
deviation
P r e d i c t e d V a lu e .4 8 8 3 .9088 .7 8 35 .06676 46