PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perseroan Terbatas yang biasa disebut PT adalah salah satu bentuk badan hukum yang Populer
dan paling banyak digunakan para pengusaha di Indonesia dan dunia sebagai Ladasan Hukum untuk
melakukan kegiatan usaha komersial baik yang bersifat umum atau spesialis diberbagai sektor usaha
seperti; Industri, Perdagangan barang atau jasa, Pelayaran, Pariwisata, Jasa Konstruksi dan lain-lain.
Tentu di tiap-tiap negara nama bentuk perusahaan ini berbeda-beda sesuai dengan bahasa dan peraturan
masing-masing negara. Perseroan terbatas ada yang bersifat tertutup dan bersifat terbuka. Perseroan
terbatas terbuka merupakan perseroan yang telah melemparkan sahamnya ke publik melalui bursa efek.
Dewasa ini pemilikan badan usaha berbentuk perseroan terbatas memusat pada beberapa kelompok
usaha (konglomerat) ataupun berada dalam gengaman pengusaha asing. Bahkan beberapa badan usaha
milik negara yang menguasai hajat hidup orang banya dan memberikan pemasukan yang besar kepada
negara dilepaskan oleh pemerintah kepada asing. Perseroan Terbatas menjadi subyek hukum yang
menjadi pendukung hak dan kewajiban, sebagai badan hukum, PT memiliki kedudukan mandiri ( persona
standi in judicio) yang tidak tergantung pada pemegang sahamnya. Dalam PT hanya organ yang dapat
mewakili PT atau perseroan yang menjalankan perusahaan (Ery Arifudin, 1999: 24). Hal ini berarti PT
dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti seorang manusia dan dapat pula mempunyai
kekayaan atau utang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya).
Tujuan diadakannya penyusunan makalah in adalah guna memenuhi salah satu tugas dan
aplikasi nilai mata kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi.
Berdasarkan proses penyusunan makalah ini maka metode penulisan yang kami gunakan adalah
metode pustaka yaitu referensi dari artikel Koran, buku-buku serta pencarian situs website.
D. Sistematika penulisan
BAB.I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, teknik pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
C. Organisasi dari Perseroan terbatas mulai dari Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ),
jajaran Direksi dan Dewan Komisaris.
BAB II
DASAR TEORI
Istilah Perseroan Terbatas (PT) dulunya dikenal dengan istilah Naamloze Vennootschap (NV).
Istilah lainnya Corporate Limited (Co. Ltd.), Serikat Dagang Benhard (SDN BHD). Pengertian Perseroan
Terbatas terdiri dari dua kata, yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT
yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada pemegang yang
luasnya hanya sebatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya.
Berdasar Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga
memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti
pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham
yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut
tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka
keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya
keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal
dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap
tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Perseroan ini memiliki dasar hukum yang diatur secara khusus dalam Undang-Undang nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur Pendirian Perseroan, Anggaran Dasar dan
Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan, Peleburan, Pengambialihan dam Pemisahan serta
PT. PMA : berdasarkan UU No. 1/1967 juncto UU No. 11/1970 tentang PMA
PT. PERSERO: berdasarkan UU No. 9/1968 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara juncto PP No.
12/1998 tentang Perusahaan Perseroan
PT Tertutup adalah Perseroan Terbatas yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh orang-orang
tertentu tetapi setiap orang dapat ikut serta dalam modalnya. Biasanya pemegang saham berasal dari
famili sendiri, sahabat karib atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.Surat sahamnya
dituliskan atas nama. Ini dimaksudkan agar saham-saham tersebut tidak mudah dipindah-tangankan atau
dijual kepada orang lain. Tujuan mendirikan PT semacam ini mempunyai maksud-maksud tertentu. Apabila
pemegang saham berasal dari satu keluarga, pendirian PT dimaksudkan untuk memelihara harta benda
yang digunakan untuk usaha-usaha tersebut.
Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui
pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjualbelikan melalui bursa saham
dan setiap orang berhak untuk membeli saham perusahaan tersebut. PT Terbuka adalah Perseroan
Terbatas yang saham-sahamnya boleh dimiliki oleh setiap orang. Jadi setiap orang dapat ikut ambil bagian
PT Kosong adalah Perseroan Terbatas yang sudah sudah tidak aktif menjalankan usahanya dan
hanya tinggal nama saja . Karena masih terdaftar, PT ini dapat dijual untuk diusahakan lagi. Biasanya PT
Kosong menanggung utang yang sulit untuk dibayar tanpa menjual seluruh saham-sahamnya.
PT Asing adalah Perseroan Terbatas yang didirikan di luar negeri menurut hukum yang berlaku di
sana, dan mempunyai tempat kedudukan di luar negeri juga. Menurut pasal 3 Undang-Undang
Penanaman Modal Asing (UUPMA) dinyatakan bahwa perusahaan asing yang akan melakukan investasi di
Indonesia harus berbentuk PT yang didirikan dan berlokasi di Indonesia, sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia.
PT Domestik adalah Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya dan berada di
dalam negeri, juga mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Dikeluarkannya saham-saham untuk pengumpulan modal mempunyai maksud agar pemilik tidak
berada di tangan satu orang. Walaupun demikian, setelah saham dikeluarkan mungkin sekali saham jatuh
di satu tangan, sehingga hanya terdapat seorang pemegang saham saja yang juga menjadi direktur dari
perseroan tersebut. Keadaan seperti ini akan menciptakan bentuk Perseroan Terbatas Perseorangan.
Karena kekuasaan direktur tidak terpisah dengan Rapat Umum Pemegang Saham, maka PT mudah untuk
disalah-gunakan.
Berdasarkan Maksud dan Tujuan Perseroan, jenis perseroan terbatas dapat dikategorikan menjadi;
5. PT Perbankan
7. PT Usaha Khusus
3. PT-Swasta Nasional non PMA/ PMDN atau biasa disebut PT non Fasilitas
5. PT-Perseroan Terbatas yang telah go public ( PT-Go Public/ Tbk) adalah Perseroan yang
modalnya telah memenuhi kriteria sebagai Perseroan Publik dan telah didaftarkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris )
yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat
perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
3) Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan
UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU
No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah
berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor
Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu
lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007,
kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan
pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU
No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan
tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri
Hukum dan HAM. Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan
perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan
perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Para pendiri pada saat perseroan ini didirikan yaitu saat Pembuatan Akta Pendirian PT harus
menjadi Pemegang Saham didalam Perseroan.
Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai Direktur atau
Komisaris dan jika Anggota.
Direktur atau Komisaris lebih dari satu orang maka salah satu dapat diangkat menjadi Direktur
Utama atau Komisaris Utama.
b) Menetapkan Nama dan Tempat kedudukan perseroan melakukan kegiatan usaha seperti dibawah;
Mengingat pemakaian PT tidak boleh sama atau mirip sekali dengan Nama PT yang sudah ada
maka yang perlu siapkan adalah 2 atau 3 pilihan nama PT, usahakan nama PT mencerminkan
kegiatan usaha anda.
Sebelum akta dibuat Notaris akan melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk mengetahui Nama
PT tersebut bisa gunakan atau tidak? Jika bisa sebaiknya anda langsung melakukan pemesanan
untuk menghindari nama tersebut akan digunakan oleh pihak lain.
Pemakaian nama Perseroan Terbatas diatur oleh Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1998 tentang
Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.
Kedudukan perseroan harus berada di wilayah Republik Indonesia dengan menyebutkan nama
Kota dimana perseroan melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat.
Modal Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari jumlah Modal Dasar, Modal ditempatkan dan Modal disetor yang
dimuat di dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas, yaitu ;
Modal dasar perseroan terbatas terdiri atas seluruh nilai nominal saham, ketentuan ini tidak menutup
kemungkinan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal mengatur modal Perseroan terdiri
atas saham tanpa nominal. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, besarnya Modal Perseroan minimal Rp. 50.000.000 (limapuluh juta rupiah).
Undang-Undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum
modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar diatas. Modal dasar merupakan
jumlah maximum saham yang dapat diterbitkan sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Untuk
merubah modal dasar, harus merubah anggaran dasar berdasarkan RUPS-Rapat Umum Pemegang
Saham. Setiap perubahan modal dasar harus mendapatkan persetujuan dari Menteri
Modal yang ditempatkan merupakan sebahagian modal dari modal dasar yang telah ditentukan
kepemilikannya didalam akta pendirian atau perubahannya, sebagai pemegang saham.
Paling sedikit 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor
penuh ke dalam perseroan
Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk
lainnya
Dalam hal penyetoran modal dilakukan dalam bentuk lain, penilaian setoran modal saham
ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh
ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan
Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak tidak bergerak harus diumumkan dalam 1
(satu) Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta
pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoan saham tersebut.
1) Perseroan Terbatas harus memiliki modal dasar minimal Rp. 50.000.000,- (limapuluh juta) kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang atau Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan
usaha tertentu di Indonesia.
2) Dari modal dasar tersebut minimal 25% (duapuluhlima persen) atau sebesar Rp. 12.500.000,-
(duabelasjuta limaratus ribu) harus sudah ditempatkan dan disetor penuh pada saat akan
mengajukan permohonan Persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI. Untuk menentukan besarnya
modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor ada strateginya. Karena semua itu tergantung
pada jenis/kelas SIUP yang di inginkan. Penentuan kelas SIUP bukan berdasarkan besarnya
modal dasar, melainkan berdasarkan besarnya modal disetor ke kas Perseroan.
3) Besarnya modal disetor sebaiknya maksimum sampai dengan 50% dari modal dasar, untuk
memberikan kesempatan bagi Perusahaan apabila sewaktu-waktu akan mengeluarkan saham
dalam simpanan, tidak perlu meningkatkan modal dasar lagi. Namun demikian, boleh juga modal
dasar = Modal disetor. Tergantung dari kebutuhan.
4) Pemegang saham untuk pertama kali adalah Pendiri Perseroan jumlahnya minimal 2 (dua) orang,
jadi anda tentukan sendiri berapa jumlah modal yang ditempatkan dan disetor oleh para pendiri
perseroan
Untuk jenis kegiatan usaha tertentu jumlah minimum modal dasar atau modal disetor dapat lebih
besar sesuai dengan Undang-Undang atau Peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha tersebut.
Jumlah modal yang disetor didalam akta pendirian mempengaruhi kualifikasi (golongan) perusahaan yang
terkait masalah perizinan seperti SIUP-surat izin usaha perdagangan dan IUJK-izin usaha jasa konstruksi.
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas,
salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
c) Dalam hal persyaratan kepemilikan saham sebagaimana telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak
yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang
saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.
a) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal
pembagian deviden .
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba
d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah
kreditur apabila perusahaan dilikuidasi
Saham preferen terdiri atas saham perferen komulatif dan non komulatif , yaitu :
Saham Preferen Kumulatif adalah saham preferen yang mempunyai kelebihan atau
keistimewaan dalam hal akumulasi pembagian deviden, dalam arti, apabila pada tahun 200A
tidak mendapat deviden, maka akumulasi dapat dilakukan pada tahun 200B dengan catatan
jumlah dana untuk deviden yang dibagikan mencukupi.
Saham Preferen Non-Kumulatif adalah saham preferen yang tidak mempunyai kelebihan
seperti halnya saham preferen kumulatif. Dengan demikian, apabila pada tahun 200A tidak
mendapatkan deviden, maka tidak dapat dilakukan akumulasi pada tahun berikutnya.
c) Saham Istimewa adalah pemegang saham istimewa (golden share) mempunyai hak lebih
dibandingkan dengan pemegang saham lainya. Hak lebih itu terutama dalam menunjukan direksi
perusahaan. Di dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan saham
dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. Dengan
demikian saham ini sangat susah untuk diperalihkan. Saham ini mirip dengan uang, gampang
Saham atas nama adalah Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan
saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu. Cara peralihan saham ini harus melalui
pencatatan dokumen peralihan. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus dicatat dalam
buku khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahaan. Apabila sertifikat saham ini
hilang, maka pemilik dapat meminta pengganti sertifikat sahamnya karena namanya ada dalam
buku perusahaan.
Dalam UU PT pasal 49 mengenai anggaran dasar perseroan ditentukan tentang cara pemindahaan
hak atas saham yaitu;
a) Pemindahan hak atas saham atas nama wajib dilakukan dengan akta pemindahan hak
b) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama tersebut nama, Tanggal, dan hari
penundaan hak tersebut dalam Daftar pemegang saham
c) Pemindahan hak atas saham atas unjuk dilakukan dengan penyerahan surat saham
d) Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas nama dan saham atas unjuk yang diperdagangkan
dipasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal
Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri
apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai
akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris. Gugatan pemegang saham diajukan ke
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. Setiap pemegang
saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila
yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau
Perseroan, berupa:
4) Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan pembelian kembali saham
oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b UUPT, Perseroan wajib
mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh pihak ketiga.
Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan.
Kewajiban penyisihan untuk cadangan ini berlaku apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif
daimana penyisihan laba bersih dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 % (dua puluh
persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Jika Cadangan belum mencapai jumlah paling
sedikit 20 % (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, laba hanya boleh
dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lain, dan penggunaan
laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan diputuskan oleh RUPS.
Dividen merupakan Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan dibagikan
kepada pemegang saham, kecuali ditentukan lain dalam RUPS dan hanya boleh dibagikan apabila
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila
Perseroan tidak melaksanakan kewajiban maka dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris yaitu :
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam
batas yang ditentukan dalam Undang-Undang PT dan/atau anggaran dasar. Dalam forum RUPS,
pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau
Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan
kepentingan Perseroan, dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan, kecuali semua
pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam RUPS dan menyetujui penambahan mata acara rapat dan
keputusan atas mata acara rapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.
Hal-hal hasil RUPS yang harus mendapatkan pengesahan dan yang hanya cukup
didaftarkan
Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 hal-hal dari hasil RUPS yang perlu
mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Ham adalah :
6. Perubahan Perseroaan dari status tertutup menjadi terbuka atau bisa juga sebaliknya
a) Penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan atas permintaan 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau Dewan
Komisaris.
b) Permintaan RUPS oleh Dewan Komisari diajukan kepada Direksi dengan Surat Tercatat disertai
alasannya yang disampaikan oleh pemegang saham tembusannya disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan lain. Hak
suara tersebut tidak berlaku untuk:
Pemegang saham, baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri
RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Ketentuan di atas
tersebut tidak berlaku bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara. Dalam pemungutan suara,
suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan
pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari
jumlah saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa
dari pemegang saham. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah
diberikan tidak berlaku untuk rapat tersebut. Ketua rapat berhak menentukan siapa yang berhak hadir
dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang PT dan anggaran dasar Perseroan.
Keabsahan RUPS
1) RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan/atau anggaran dasar
menentukan jumlah kuorum yang lebih besar, jika dalam hal kuorum tidak tercapai, dapat diadakan
pemanggilan RUPS kedua.
2) Dalam pemanggilan RUPS kedua harus disebutkan bahwa RUPS pertama telah dilangsungkan dan
tidak mencapai kuorum. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling
sedikit 1/3 (satu pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili,
kecuali anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar apabila dalam hal ini tidak
tercapai, Perseroan dapat memohon kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan atas permohonan Perseroan agar ditetapkan kuorum untuk RUPS
ketiga.
3) Pemanggilan RUPS ketiga harus menyebutkan bahwa RUPS kedua telah dilangsungkan dan tidak
mencapai kuorum dan RUPS ketiga akan dilangsungkan dengan kuorum yang telah ditetapkan oleh
Direksi merupakan organ yang membela kepentingan perseroan --- Prinsip Fiduciary Duties. Tugas
ganda Direksi; melaksanakan kepengurusan dan perwakilan . Tugas kepengurusan secara kolegial oleh
masing-masing anggota direksi. Direksi perseroan yang mengerahkan dana masyarakat, menerbitkan
surat pengakuan hutang, PT terbuka: minimal 2 org anggota Direksi.
Kewajiban Direksi :
1) Kewajiban yang berkaitan dg perseroan
2) Kewajiban yg berkaitan dg RUPS
3) Kewajiban yang berkaitan dengan kepentingan kreditur/masyarakat
Hak Direksi
1) Hak untuk mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan
2) Hak untuk memberikan kuasa tertulis kepada pihak lain.
3) Hak untuk mengajukan usul kpd Pengadilan Negeri agar perseroan dinyatakan pailit setelah
didahului dg persetujuan RUPS.
4) Hak untuk membela diri dlm forum RUPS jika Direksi telah diberhentikan utk sementara waktu oleh
RUPS/Komisaris
3. Dewan Komisaris
Tugas utamanya: mengawasi kebijakan direksi dlm menjalankan perseroan serta memberi nasihat
direksi. Pengangkatan Komisaris oleh RUPS. Anggotaan Komisaris jika termasuk salah satu pemegang
saham maka harus melaporkan kepemilikan sahamnya baik di perseroan yang diawasi maupun saham yg
dimiliki di perseroan lain. Kriteria yg dapat mejadi Komisaris sama seperti halnya kriteria seorang direksi.
Kewajiban Komisaris:
a) Mengawasi Direksi
b) Memberi nasehat kpd Direksi
c) Melapor pd perseroan ttg kepemilikan sahamnya beserta keluarganya
Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan. Perseroan
Terbatas merupakan badan hukum yang dipergunakan oleh para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan
usaha dengan tujuan mencari keuntungan atau laba
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi;
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.
1) Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;
2) Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah perusahaan tidak
memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial yang
terbatas tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini
mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban
terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan.
2. Masa hidup abadi . Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang
sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadi investasi
dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada aset
perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran.
4. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang perusahaan.
Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya utang,
anda hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda setorkan. Tidak lebih.
5. Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung pada
beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti.sehingga mudah untuk memindahkan hak milik
dengan menjual saham kepada orang lain. Mudah memperoleh tambahan modal untuk
memperluas volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
PENUTUP
KESIMPULAN
Mendirikan PT mempunyai keuntungan dan kerugian. Salah satu keuntungan mendirikan PT adalah
tanggung jawab yang terbatas artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas saham atau modal yang
dimilikinya. Sedangkan salah satu kerugian mendirikan PT adalah kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk
mendirikan sebuah PT membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mendirikan PT juga membutuhkan akta Notaris dan
izin khusus untuk usaha tertentu. Dengan besarnya perusahaan tersebut maka biaya pengorganisasian akan keluar
sangat banyak. Dalam melangsungkan suatu bisnis, para pengusaha membutuhkan suatu wadah untuk
dapat bertindak melakukan perbuatan hukum dan bertansaksi. Pemilihan jenis badan usaha ataupun
badan hukum yang akan dijadikan sebagai sarana usaha tergantung pada keperluan para pendirinya.
Sarana usaha yang paling populer digunakan adalah Perseroan terbatas (PT), karena memiliki sifat, ciri
khas dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bentuk badan usaha lainnya, yaitu:
5) Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi
Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah. Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan
akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya
pengorganisasian akan keluar sangat besar. Karena itu diperlukan peranan pemerintah dalam membuat
peraturan baru dalam hal perijinan mendirikan PT , agar para investor baik dari dalam maupun yang dari
luar negri mau menanamkan modalnya untuk pendirian PT di negri kita agar dapat meningkatkan kegiatan
ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Daftas rujukan