Anda di halaman 1dari 5

Pengkajian

Pengkajian pada pasien gastroenteritis terdiri atas pengkajian anamesis ,pemeriksaan fisik dan
pengkajian diagnostik. Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah diare dengan frekuensi dan
menjadi cair.
1. Keluhan Utama
Diare :
v faktor apa saja yang diketahui pasien atau keluarga yang memungkinkan menjadi penyebab
terjadi
v Berapa kali pasien BAB sebelum mendapat intervensi kesehatan
v Bagaimana bentuk feses BAB? Apakah encer,cair , bercampur lender dan darah?
v Apakah disertai adanya gangguan gastrointestinal (mual, nyeri abdomen , muntah anoreksia)?
v Berapa lama keluhan awal mulai terjadi?
v apakah bersifat akut atau mendadak?

Nyeri Abdomen :
v keluhan Nyeri abdomen dicetuskan akibat perasaan mules, Sering mual/muntah dan keinginan
untuk melakukan BAB. Hal ini terjadi sekunder dan iritasi local serabut saraf intestinal akibat
respons inflamasi. pada beberapa pasien gastroenteritis , ditemukan keluhan tidak adanya nyeri
tetapi kondisi kualitas dan kuantitas diare sangat tinggi, keadaan ini justru lebih berbahaya untuk
mengalami terjadiya dehidrasi.
v Keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien ,khususnya pada pasien anak-anak .
ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat kolik akut atau perut seperti dikocok-kocok akibat mules.
Beberapa pasien menyatakan bahwa nyeri dapat berkurang setelah melakukan BAB atau sudah
muntah.
v Keluhan nyei berlokasi pada seluruh abdomen dengan tidak ada pengiriman respons nyeri ke
orang lain
v skala nyeri pada pasien GE bervariasi 1-4 (nyeri ringan sampai nyeri tak terhankan).

Kondisi Feses :
v Konsistensi feses yang encer , sedangkan beberapa jenis pasien lain feses dengan lender dan
darah.
Keluhan Ekstraintestinal :
v Diare dan muntah dapat disebabkan oleh kondisi penyakit atau efek dari obat-obatan. Beberapa
pasien pascaterapi kanker ( kemoterapi,radioterapi,pembedahan), alergi obat dan makanan
gangguan dan endokrin merupakan faktor penting yang bisa meningkatkan risiko diare danmuntah.
v Obat-obatan seperti kuinidin, antimikroba, dan magnesium yang terdapat dalam antasida dapat
meningkatkan frekuensi diare.
Keluhan Gejala Dehidrasi :
v mengkaji adanya tanda dehidrasi dengan mengkaji adanya keluhan ortotasis (pusing tidak bisa
duduk atau igin jatuh apabila berdiri) pusing apabila melihat cahaya , kapan BAB dan BAK terakhir
dilakukan dan seberapa banyak yang diketahiu pasien. dan yang paling penting mengkaji tingkat
kesdaran pasien dengan menanyakan kemampuan orientasi khususnya pasien yang dikaji adalah
orang tua karena status dehidrasi bisa lebih berat dari pada orang muda.

2. Pemeriksaan Fisik Pasien gastroenteritis :


Survei Umum dan tingkat kesadaran
v Dihubungkan dengan status hidrasi dan usia individu apabila status hidrasi menurun pasien
terlihat sangat lemas dan pada kondisi lanjut didapatkan kesadaran menurun .
TTV
v Perubahan Tanda tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat tekanan darah turun serta denyut
jantung cepat.
B1 Breathing (system Pernafasan)
v Sistem pernafasan akan mengalami peubahan apabila terjadi perubahan akut pada kondisi
elektrolit. bila terjadi asidosis metabolic pasien akan Nampak pucat dan pernapasan cepat dan
dalam
B2 (Blood) Sistem Kardiovaskular dan Hematologi
v respons akut akibat kehilangan cairan tubuh akan mempengaruhi vlume darah . akibat turunnya
volume darah , maka curah jantung pun menurun sehingga tekanan darah,denyut nadi cepat dan
lemah,serta pasien mempunyai resiko timbulnya tanda dan gejala syok.
B3 (Brain) Fungsi neurosensori dan fungsi system saraf pusat
v paada pasien dehidrasi berat akan menyebabkan penurunan perfusi jaringan sserebral dengan
manifestasi sakit kepala, perasaan lesu gangguan mental seperti halusinasi dan delirium.
B4 (Bladder) Sistem Gastrourinarius
v pada kondisi dehidrasi berat didapatkan penurunan urine output, semakin berat kondisi dehidrasi ,
maka akan didapatkan kondisi oliguria sampai anuria dan pasien mempunyai resiko untuk
mengalami gagal ginjal akut
B5 (Bowel) Sistem Gastrointestinal
v Pemeriksaan Gastrointestinal yang didaptkan berhubungan dengan berbagai faktor seperti
penyebab, onset, kondisi hidrasi. dan tingkat toleransi individu (usia,malnutrisi, penyakit kronis dan
penurunan imunitas). secara lazim pada permeriksaan gastrointestinal akan didapatkan :
inspeksi : pada pasien dehidrasi beat akan terlihat lemas , sering BAB pada anak diare akut
mungkin didapatkan kembung ,distensi abdomen.
Auskultasi : didapatkan peningkatan bising usus lebih dari 25 kali pemenit yang berhubungan
dengan peningkatan motilitas usus dari peradangan pada saluran gastrointestinal.
Perkusi : didaptkan timpani abdomen yang mengalami kembung
Palpasi : Apakah didapatkan supel (elastisitaas dinding abdomen optimal) dan didapatkan adakah
nyeri tekan (tenderness) pada area abdomen.
v Pemmeriksaan anus dan sekitarnya lecet karena sering BAB dan feses menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat pada pemeriksan feses didapatkan feses :
Konsistensi cair berhubungan dengan kondisi lazim gastroenteritis.
Feses bercampur lendir dan darah yeng berhubungan dengan uselerasi kolon
feses seperti air tajin (air beras) pada pasien kolera
Feses berwarna menjadi gelap dan kehijau-hijauan berhubungan dengan kondisi malabsorbsi
atau bercampur empedu.
B6 (Bone ) Sistem Muskuloskeletal dan integument
v Respons Dehidrasi dan penurunan volume cairan tubuh akut akan meneybabkan kelemahan fisik
umum . pada kondisi diare kronis dengan deplesi nutrisi dan elektrolit akan didapatkan kram otot
ekstremitas .
v integument pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi sbb :
turgor kulit menurun <3 detik
pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan
BB akut
Keringat dingin
Diaforesis

B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d hilangnya cairan dan elektrolit yang berlebihan
2. Kelebihan cairan
3. Nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan psikologis

C. Intervensi
v Diagnosa 1 : Defisit Volume cairan b/d hilangnya cairan elektrolit yang
berlebihan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Observasi tanda tanda vital
c. Berikan asupan cairan 1 gelas setiap jamnya
d. berikan makanan TKTP 5 endok 30 menit
e. Berikan snack, buah buahan
f. Meningkatkan intergitas kulit dengan cara memberikan pelembab
g. Kolaborasi pemberian cairan parentral dan nutrisi

Rasional :
a. Membina dan menciptakan suasana saling percaya antara pasien dan keluarga
b. Untuk mengetahui keadaan umum
c. Mengembalikan cairan yang hilang
d. Mengembalikan Cairan yang hilang
e. Untuk mengembalikan cairan yang hilang
f. Untuk mencegah kekeringan pada turgor kulit
g. Untuk mengembalikan cairan dengan kolaborasi.

v Diagnosa 2 kelebihan cairan


a. BHSP dengan keluarga pasien
b. Mengobservasi TTV
c. Mengobservasi intake dan output, adanya edema
d. Ajari pengaturan posisi, batasi asupan cairan makan dan minuman
e. Kolaborasi dengan dokter O2 bila perlu
f. Kolaboraasi pemberian obat diuretic dan pemeriksaan penunjang

Rasional :
a. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan saling percaya
b. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
c. Untuk mengetahu asupan yang masuk dan keluar dari pasien serta adanya tanda tanda edema
d. Atur posisi untuk mengurangi edema serta mengurangi porsi makan dan minum
e. Untuk mencegah terjadinya kekurangan oksigen
f. Untuk mengurangi kelebihan cairan dengan farmakologia

v Diagnosa 3 : Nyeri
a. obs tanda tanda nyeri
b. obs karakteristik nyeri (kualitas,severity,lokasi,lama)
c. Ciptakan suasana yang tenang , dan hindarkan stressor nyeri
d. ajarkan tehnik untuk menurunkan nyeru
tehnik relaksasi napas dalam
kompres hangat
pengaturan posisi
distraksi
massage/ pemijatan
guide imagery
e. kolaborasi dengan tim medic untuk pengobatan analgesic

Rasional :
a. untuk mengetahui tanda tanda nyeri
b. untuk mengetahui karakteristik nyeri ,lama nyeri, lokasi nyeri.
c. untuk menghindari kekambuhan nyeri, menhindari stressor nyeri
d. untuk menurunkan nyeri melalui beberapa tehnik
e. untuk mengurangi nyeri menggunakan kolaborasi dengan tom medis
Diagnosa 4 : Ansietas berhubungan dengan perubahan psikologis
a. Observasi tanda tanda ansietas
b. Gunakan pendekatan yang menenangkan
c. Membantu pasien menggidentifikasi penyebab ansietas
d. Menjelaskan tentang masalah kesehatan pasien
e. menciptakan suasana yang tenang
f. ajarkan tehnik relaksasi
napas dalam
distraksi
tehnik lima jari
tehnik imajinasi
berdoa dan ibadah
Rasional :
a. Agar pasien merasakan nyaman dan tenang saat mengungkapkan apa yang dirasakan
b. Agar pasien dan perawat mampu mengidentifikasi penyebab ansietas
c. Pasien mampu menerima keadaan yang saat ini
d. Agar pasien mendapatkan suasana yang menenangkan
e. untuk mengurangi ansietas dengan tehik relaksasi, distraksi dll
D. Implementasi
Tujuan utama mencakup peningkatan pola defekasi normal menghindari kekurangan cairan ,
mengurangi ansietas, mempertahankan intergitas kulit perianal dan tidak terjadi komplikasi
E Evaluasi
1. Melaporkan pola defekasi normal
2. Mempertahankan keseimbangan cairan
a. Mengkonsunsi cairan peroral dengan adekuat
b. Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot
c. Menunjukkan membrane mukosa lembab dan turgor jaringan normal
d. Mengalami kesimbangan asupan dan haluaran
3. Mengalami penurunan tingkat ansietas
4. Tidak Mengalami Komplikas
a. Elektrolit tetap dalam rentang normal
b. Tanda Tanda Vital stabil

DAFTAR PUSTAKA

1. Sulaiman Ali.Ph.D.1990. Gastroentelogi Hepatologi. Jakarta : CV Infomedika.


2. Nurarif,2013. Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
MediAction Pubishing
3. Smeltzer.Suzanne C 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8, Volume 2 jakarta :
EGC
4. Arif Muttaqin. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai