Anda di halaman 1dari 4

Pernahkah Anda diare? Setiap orang pasti pernah terkena diare dalam hidupnya.

Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan tinja yang lembek dan cair, seringkali disertai kejang perut. Diare
tak pernah pandang bulu, ia dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua
maupun muda.
Jangan anggap remeh diare terutama pada anak. Diare mungkin bukan penyakit parah seperti
penyakit jantung atau kanker. Namun, diare pada bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan.
Bayi dan balita (bayi bawah lima tahun) rentan sekali akan diare. Perkembangan sistem
pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terserang
diare akibat bakteri atau virus.
Lain lagi dengan orang dewasa. Diare pada orang dewasa, selain karena bakteri, dapat
disebabkan pola makan (makanan bersantan dan pedas) dan stres. Untungnya, daya tahan orang
dewasa lebih kuat dibandingkan anak-anak.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap
tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab
kematian kedua terbesar pada balita.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di
seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Sementara itu UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-bangsa Untuk
Anak) memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal di dunia akibat diare.
Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare.

Apa itu Diare?


Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali dalam sehari, dan biasanya
berlangsung selama 2 hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan tubuh menjadi dehidrasi. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi
dengan baik, dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang berusia lanjut.
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya,
baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan keluar dalam konsistensi cair
daripada padat, maka itu adalah diare. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar
sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang
air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu
saja. Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari
kebiasaan buang air besar mereka.
Hal penting yang harus diwaspadai pada penderita diare adalah kemungkinan terjadinya
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Cairan dan elektrolit tubuh akan banyak keluar bersama
tinja sehingga tubuh kesulitan menjalankan fungsinya.

Penyebab Diare
Penyebab diare yang terpenting adalah :
1. Karena peradangan usus, misalnya : kholera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus
dsb.
2. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan / minuman yang kotor
3. Karena keracunan makanan.
4. Karena tak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : anak tak tahan meminum
susu yang mengandung lemak atau laktosa.

Bagaimana terjadinya diare ?


Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare. Tinja tersebut
dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang berak di sembarang tempat. Tinja tadi
mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai, air sumur. Orang sehat yang menggunakan air
sumur atau air sungai yang sudah tercemari, kemudian menderita diare.
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :

1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan
tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
4. Pencucian dan pemakaian botol susu, alat makan dan minum (mangkuk, piring, gelas)
yang tidak bersih.
5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan
tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang
dipegang.

Pencegahan Diare.

Diare mudah dicegah dengan melakukan :

1. Cuci tangan memakai sabun dengan benar pada saat :

Sebelum makan
Setelah buang air besar / kecil
Sebelum memegang bayi
Setelah menceboki anak
Sebelum menyiapkan makanan

2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah. Prosesnya dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau dengan klorinisasi

3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu
dan lain-lain)

4. Membuang air besar atau kecil pada tempatnya, menggunakan jamban yang memiliki tangki
septik

5. Menyusui anak anda selama mungkin, di samping makanan lainnya sesuai umur karena air
susu ibu memiliki zat daya tahan manusia yang tidak dimiliki oleh susu pengganti (sapi/kedele)

Penanganan diare pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemberian cairan yang
mengandung elektrolit penting memang baik untuk mencegah dehidrasi penderita, tetapi
pemberian obat anti diare yang tidak pada tempatnya malah berbahaya.

Penyembuhan Diare.
1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (air susu ibu)
3. Garam Oralit
Minumlah garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat
diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit
dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc) Kalau oralit tidak ada buatlah : LARUTAN
GARAM GULA. Ambillah air (masak) 1 gelas. Masukkan dua sendok teh peres gula pasir, dan
seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak
mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali
bawalah segera ke Puskesmas.

Yang perlu diperhatikan pada kasus diare mendadak ini


adalah :
Mengatasi diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI
Penanganan yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)
seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah, untuk penggantian cairan anda dapat
memberikan oralit untuk anak2 dengan beberapa rasa, bila tidak ada dapat membuat
sendiri larutan garam gula. Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang
agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap
berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
Anak / bayi jangan dipuasakan! Karena pemberian makanan / minuman sangat
diperlukan untuk mengatasi diare. Pemberian ASI terus dilanjutkan sedangkan bagi anak
yang lebih besar, susu pengganti ASI diganti dengan susu rendah laktosa.

Hubungi dokter anda, apabila :


Diare disertai Darah ----- perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.
Adanya tanda-tanda DEHIDRASI ( tidak ada air mata ketika menangis, kencing
berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)
Adanya panas tinggi (38,5 derajat Celcius ) yang tidak turun dalam 2 hari.
Muntah terus menerus ---- tidak dapat masuk makanan / asi .
Adanya sakit perut - kolik ---- pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk
kaki, keringatan dan gelisah.

Anda mungkin juga menyukai