MOTOR
Disusun oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1. Latar Belakang...................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
3. Manfaat................................................................................................. 3
4. Tujuan.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 4
1. Pengertian Electric Fuel Injection....................................................... 4
2. Kelebihan Electronic Fuel Injection.................................................... 5
3. Kekurangan Electric Fuel Injection..................................................... 8
4. Cara Merawat Electronic Fuel Injection yang Baik dan
Benar................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................ 10
1. Kesimpulan.......................................................................................... 10
2. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah
mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885
dan 1886. Pada tahun dipatenkan pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama
Jnos Csonka dan Dont Bnki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William
Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan
karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama
yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW),
dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir
yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang
mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang
karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil
(1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam
bidang otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir
1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator
mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan
sistem yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic
Fuel Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan
bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan
injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih
tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal,
elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980
mulai banyak menggunakan sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan
banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic
control unit, ECU) untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu
injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga
memberikan tenaga keluaran yang lebih.Dizaman sekarang banyak orang yang kurang
mengerti tentang perbedaan sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan
kebanyakan orang mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit
bahan bakar dari pada sistem karburator.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini
menimbulkan dampak pada dunia pendidikan dengan makin besarnya tantangan yang harus
dihadapi oleh dunia pendidikan.Dunia pendidikan Salah satu upaya peningakatan dan
penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya dibidang teknik mesin
khususnya sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
handal, yang mampu menjawab dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dunia pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan
dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan. otomotif Aplikasi Sistem Pengaturan
Elektronik pada kendaraan telah demikian pesatnya, seiring dengan kemajuan teknologi dan
tuntutan global yang mensyaratkan baik aspek pemenuhan pengguna teknologi maupun aspek
dampak lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan modern dengan Advance
Technology memiliki kelebihan/keunggulan yang mampu meningkatkan antara lain:
Unjuk kerja
Efisiensi penggunaan bahan bakar
Penanggulangan dampak lingkungan
Kenyamanan dan keamanan
Kendaraan dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan konvensional
memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri dari beberapa
komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit Actuator.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Electronic Fuel Injection?
2. Apa kelebihan Electronic Fuel Injection?
3. Apa kekurangan Electronic Fuel Injection?
4. Bagaimana cara merawat Electronic Fuel Injection yang baik dan benar?
Manfaat
Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang
sistem sensor efi bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya
buat agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan pembahasan yang
akan kita bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia otomotif itu sangatlah luas.Semoga
dengan adanya pembahasan tentang system sensor efi, ini semua yang membaca bisa faham
dan mengerti cara kerjanya dan mampu mengaplikasiaknnya.
Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini agar pembaca dan kususnya penulis bisa mengetahui
dan menambah pengetahuan tentang electronic fuel injection.
BAB 2
PEMBAHASAN
Fungsi Karburator
Elxotru (2010) menyatakan bahwa fungsi utama karburator ialah mencampur bahan bakar
dengan udara/oksigen agar supaya bisa terbakar dengan baik dalam ruang pembakaran. sebagai
alat pengontrol jumlah bahan bakar dan udara yang akan masuk ke dalam ruang pembakaran.
Mbobs (2011) menerangkan bahwa karburator sendiri berfungsi sebagai tempat
bercampurnya udara dan bahan bakar,yang nantinya hasil pencampuran udara dan bahan bakar
akan di kabutkan/di semprotkan ke ruang bakar.
Yans (2010) berpendapat bahwa fungsi karburator ialah mengatur perbandingan campuran
udara dan bahan bakar,menjadikan campuran tersebut menjadi kabut,dan menambah atau
mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan beban motor yang berubah-ubah.
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini
langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang
berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator.
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk
diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda
motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian
berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi
kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran
masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan
Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik.
Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol
Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem
bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah
satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra
X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem
bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional
ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang
lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang
ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga
bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe
injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh
pada temperatur di lingkungannya.
Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1971, tahap-
tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali diterapkan pada mesin
Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah menggunakan cara injeksi
bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan
istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan
campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi
menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah
data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai
banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan yang
terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang menggunakan karburator.
EFI multiport
Saat ini yang banyak digunakan adalah cara kerja multi port, karena penyemprotan yang langsung
ke intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang paling ideal maka dibutuhkan pertama
campuran bahan bakar dan udara yang homogen dan kedua saat pengapian yang tepat. Pada
mesin mobil yang dilengkapi dengan EFI, bahan bakar dan udara diatur sebaik-baiknya oleh
perangkat elektronik yang dinamakan Electronic Control Unit. Begitu kaki Anda menekan pedal
gas, air flow meter akan mengirimkan sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah data kemudian
memerintahkan/mengatur berapa banyak bahan bakar yang perlu disemprotkan ke depan intake
port setiap silinder, dan sudah dalam bentuk kabut serta di langkah isapnya mesin. Letak injektor
yang tepat di depan saluran masuk ke ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang
sudah bercampur menjadi homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar (fuel system)
Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai
ke ruang bakar. Sistem ini terdiri daritangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel
pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan
bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan
bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan
/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Fuel suction filter berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2. Fuel pump moduleberfungsi untuk memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan
kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu
walaupun kondisi mesin berubahubah.
3. Fuel pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap/konstan.
4. Fuel feed hose berfungsi untuk slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan
minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5. Fuel Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold)
sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume
penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya
penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke
solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi
magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari
dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari
injektor.
b) sistem kontrol elektronik (electronic control system)
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP
(Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air
Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-
sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan
komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang
mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini
juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine
analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain
sebagai berikut;
1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-
masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain
berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah
udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi
yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt.
Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk
menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan
bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin
yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol
sistem pengapian.
2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian
udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika
jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara
yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3. IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU
selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara
masuk.
4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari
kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah
merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap
keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full
elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh
ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan
pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah
memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan
oleh ECU secara elektronis.
5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
suhu oli mesin.
6. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang
menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk
pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
7. Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh
dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah
untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan
demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah
akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun
kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut
kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak
sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut
kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang
dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-
OFFkan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang
membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan
sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam
kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya
masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain
sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor
posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar
saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk
mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk
mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI
sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Sistem ini
terdiri atas: air cleaner, air flow meter, throttle body, dan air valve. Udara bersih dari saringan udara
(air cleaner)masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate,besarnya pembukaan ini
tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber.besarnya udara yang
masuk kintake chamber ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka.Aliran udara masuk ke
intake manifold kemudian keruang bakar(combustion chamber)bila mesin dalam keadaan
dingin,air valve megalirkan udara langsung keintake camber dengan membypass throttle.Air valve
mengirimkan udara secukupnya keintake chamber untuk menambah putaran sampai fast
idle,tanpa memperhatikan apakah throttle dalam keadaan membuka atau tertutup.Jumlah udara
yang masuk dideteksi oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure sensor(D-EFI)
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis
sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI
akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan
semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka
pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang
sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol
penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan
tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem L-
EFI
1) Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan
perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam intake
manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu akurat dibandingkan
dengan sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut D Jetronic yaitu merk dagang dari
Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
2) Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui
intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, aiatem L-EFI
dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan sistem D-EFI.Istilah L
diambil dari bahasa Jerman yaitu Luft yang berarti udara.
1. Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara
mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur yang
amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM Pertamina)
2. Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM bereaksi
dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan menimbulkan
sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
3. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian kabel busi
non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
4. Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
5. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
6. Melepas aki dengan cara yang tidak benar
7. melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan sembarangan
Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar Check Engine
pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama
beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda;
1. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah hubungi
mekanik anda;
2. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
3. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau lebih
sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur teramat tinggi;
4. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
5. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU secara
berkala;
6. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi ` setiap 5.000km atau lebih sering.
Gunakan busi tipe R,yaitu yang menggunakan resistor;
7. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
8. Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya) selalu
dalam kondisi prima
9. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cut-out, Anda
akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
10. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas;
11. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12 volts)
karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
12. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih yang
aman, misalnya Interject Service;
13. Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
14. Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan memiliki
reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital, dll. Lakukan
pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan yang tidak memiliki
reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan mengganggu fungsi ECU;
15. Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa kabel
terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu fungsi ECU.
Kelebihan Sistem EFI
Beberapa tahun terakhir ini, telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan teknologi
injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif memberi namanya
macam-macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa
kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan karburator ?.Teknologi EFI (Electronic Fuel
Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai teknologi yang terbaru, karena teknologi
ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan
keluaran dasawarsa 1990-an.Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti
tentang product planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger
car). Baru di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV
ikut mengadopsi. Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI,
ECFI, T-DIS, VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah
itu kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di
sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah
bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang
membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar
minyak sehingga menuntut engineyang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang
dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup,
terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan
otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara
meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-
lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan
dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer
untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar
jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai
dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal
pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih
baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan
karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari
venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang
murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi
tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport.
Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan
tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik
dari ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat
mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan
kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer.
Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan,
karena hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine.
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem
mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam
daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah
operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi
perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para
pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu
memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai
oleh BMW dan Peugeot.
Engine Control Temperature (ECT)/Sensor Temperatur Mesin dan Intake Air Temperature
TPS berfungsi untuk mengetahui derajat pembukaan katup gas dan mengontrol jumlah udara
yang masuk. Sensor ini terbuat dari bahan Karbon arang. Range kerjanya adalah dalam %
pembukaan katup gas (0 % = 0,5 Volt ----- 100 % = 4,7 Volt). Cara kerjanya: Tegangan 5 Volt dari
ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat perbandingan tegangan yang berasal
dari perbandingan tahanan, sehingga mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt.
Air flow meter berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk, dan ini dipakai pada system
injeksi jenis L-EFI.
Jenis-jenis Air Flow Meter
Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM
Jenis ini terbuat dari tahanan geser (karbon arang). Cara kerjanya: pedal ditekan untuk membuka
katup gas. Udara diisap oleh pengukur jumlah udara. Pengukur aliran udara memberikan informasi
utama secara elektris ke unit pengontrol elektronika.
Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas)
Jenis ini terbuat dari bahan kawat panas (platinum), Thermister, Metallic Film. Prinsip kerjanya:
kawat panas dijaga pada temperature tetap dirangkai dengan termistor . Suatu aliran udara akan
menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangkaian elektronik akan mempertahankan
temperature pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersamaan, rangkaian elektronik
mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan mengeluarkan sinyal tegangan sebanding
dengan aliran arus.
Karman Vortex
Jenis Karman Vortex terbuat dari bahan Photo Coupler (LED dan Photo Transistor). Cara
kerjanya: Udara yang masuk dibuat pusaran oleh pembentuk pusaran udara dan distabilkan oleh
plat penstabil pusaran udara, kemudian diukur melalui pemancar dan penerima gelombang
frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi tinggi pada bagian
penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangnan yang diterima oleh computer.
Fungsi MAP sensor adalah untuk mengetahui tekanan udara yang masuk. Sensor ini terletak pada
saluran udara masuk setelah katup gas dan digunakan pada mesin injeksi jenis D-EFI. Cara kerja
MAP: Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk.
Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai membrane antara ruangan
vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubungan dengan intake manifold.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan
lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. MAP
sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi
(kunci kontak ON mesin MATI, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula
sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).
Sensor ini berfungsi untuk mengetahui kerusakan pada Katalik konventer dan sebagai system
closed loop A/F Rasio. Prinsip Kerjanya: Bila ada perbedaan jumlah O2 udara luar, akan terjadi
beda potensial antara kedua elektroda. Tegangan maksimal 1 volt. Temperatur kerja min. 400C.
Sensor Putaran
Sensor Photodioda
Sensor Knoking
Sensor ini berfungsi untuk mengetahui knoking, system closed loop pengapian dan mendeteksi
octane bahan bakar.Prinsip kerja: Bila terjadi knoking (pinking) akan terjadi getaran pada sensor
knoking berupa nois. ECU akan memundurkan saat pengapian 2 kali sampai tidak terjadi detonasi
lagi. Untuk 4 silinder perlu 1 sensor, 5 atau 6 silinder perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2 atau lebih
sensor.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan
buka INJECTOR yang lebih cepat.
Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah
dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin hidup
maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk keamanan dan
keselamatan. Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding karburator, karena dapat
menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar. ECU diprogram untuk kondisi
mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU terdapat tabel BBM yang akan dikirim
melalui Injector sesuai kondisi mesin standar. Jika ada perubahan dari kondisi standar misalnya
filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor)
pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak normal karena
O2 terlalu banyak (lean mixture).Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan
utama EFI adalah pengurangan kadar emisi gas buang beracun. Untuk mesin modifikasi
memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU hanya dimiliki oleh ATPM atau dealer.
2. Piggyback alat tambahan diluar ECU bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang dikirim ke
Injector untuk membuka lebih lama.
3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi, sesuai kondisi
sirkuit.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan buka
INJECTOR.