Kimia Dasar 1
Kimia Dasar 1
Kimia Dasar 1
KONSENTRASI LARUTAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar
Disusun Oleh:
Ahmad Fathullah
Aini Fajriani
Fitriani Eriza
Kurnia Ambarwati Badriyah
Mochamad Rifqi Wahyu
Syifa Widi Adinda Putri
Yunia Qonitatin Al Masyani
UNIVERSITAS MH THAMRIN
FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA TIMUR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Konsentrasi Larutan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dasar.
Selain untuk memenuhi tugas, makalah ini juga dibuat sebagai pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Makalah ini membahas mengenai definisi konsentrasi
larutan, satuan-satuan konsentrasi, contoh menghitung konsentrasi larutan,
pengenceran larutan dan pelarutan.
Makalah ini disusun atas dasar kemampuan dan pengetahuan yang kami
miliki. Maka dari itu, saran dan kritik yang yang membangun dari pembaca akan
sangat kami hargai, demi memperbaiki makalah-makalah kami berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat sehingga dapat memperlancar proses belajar
mengajar.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian konsentrasi larutan
2. Mengetahui satuan-satuan konsentrasi larutan
3. Mengetahui pengenceran larutan
4. Mengetahui proses pelarutan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Konsentrasi
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan
persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
2
Studi kuantitatif larutan mengharuskan kita untuk mengetahui konsentrasi
larutan, yaitu banyaknya zat terlarut yang ada dalam sejumlah tertentu larutan.
konsentrasi suatu larutan merujuk ke bobot atau volume zat terlarut yang berada
dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
3
Persen volume dapat didefinisikan dengan persamaan :
4. Normalitas (N)
Normalitas dari suatu larutan adalah banyaknya ekuivalen zat terlarut per
liter larutan. Konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan
dalan reaksi oksidasi-reduksi dan dalam asam-basa. Untuk menyatakan konsentrasi
larutan dalam normalitas, haruslah pertama-tama diterangkan apa yang dimaksud
dengan ekuivalen dan bobot ekuivalen. Bobot ekuivalen secara sederhana adalah
zat yang ekuivalen satu sama lain dalam reaksi-reaksi kimia.
5. Molaritas (M)
Molaritas suatu larutan ialah banyaknya mol zat terlarut per liter larutan.
4
Rumus molaritas :
gram zat terlarut
Kemolaran =
Massa mol lt larutan
Atau,
Gram zat terlarut = Massa molekul liter larutan Kemolaran
6. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Rumus molalitas :
gram zat terlarut
Kemolalan =
massa molekul 1 kg pelarut
7. Fraksi mol
Satuan konsentrasi molaritas dan molalitas menyatakan jumlah terlarut
dalam mol, tetapi kuantitas pelarut atau larutan dalam massa atau volume. Untuk
menghubungkan sifat-sifat fisik larutan dengan konsentrasi larutan, kadan-kadang
perlu digunakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan
berdasarkan mol. Hal ini dapat dilakukan melalui fraksi mol.
1 mg zat / 1 kg larutan
Atau
5
2.3 Beberapa Contoh Menghitung Konsentrasi Larutan
1) Hitung persen berat dari 45 gr NaOH yang terlarut dalam 95 gram
Aquades.
Jawab :
45
% Berat NaOH = 100%
45 + 95
= 32 %
32
% vol = 100%
122
= 26,23%
36,75
kenormalan =
49 1,5
= 0.5 N
6
5) 80 gram NaOH dilarutkan dan diencerkan dengan aquades menjadi 1 liter.
Hitung kemolaran dari larutan tersebut.diketahui Mr NaOH = 40.
Jawab :
80 gr
Mol NaOH =
40 gr/mol
= 2 mol
kemolaran = 2 mol / 1
=2M
6) Keadaan 500 ml air ( massa jenis air d = 1 gr/ml) dilarutkan 34,2 gr gula
( C12H22O11 Mr = 342) hitung kemolalan larutan tersebut.
Jawab :
34,2
kemolalan =
342 0,5
= 0,2 m
7) 2 gr NaOH terlarut dalam 200 gr, hitung fraksi mol zat dan pelarut.
Jawab:
Mol NaOH = 2/40 = 0,5 ( Mr NaOH = 40)
Mol air = 200/18 = 11,11
0,05
fraksi mol zat terlarut = = 0,0045
0,05 + 11,11
0,05
fraksi mol pelarut = = 0,0045
0,05 + 11,11
8) Dalam 2 liter contoh air terdapat 4 mgr Fe, BJ air = 1 gr/ml hitunglah
banyaknya Fe yyang terlarut di air ( dalam ppm).
Jawab:
Berat 2 liter air = 2000 ml x 1 gr/ml = 2000 gr
7
Fe = 4 mgr/2 kg
= 2 ppm
Mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut setelah pengenceran
2.5 Pelarutan
Proses pelarutan terjadi seperti berikut, molekul komponen-komponen
larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan,
tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan
antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama
polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut,
pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya,
jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut
dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan
jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan
suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu)
sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada
8
perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka
terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas
dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar
dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni,
terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi
hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak
terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-
batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena
dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan
tepat volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal,
penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan
volume larutan.
Melalui pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
mempunyai peranan penting dalam stoikiometri larutan. Banyak reaksi kimia
berlangsung dalam larutan dimana zat-zat pereaksi atau zat hasil reaksi kimia
terlarut dalam pelarut yang sesuai. Oleh karena mol adalah suatu satuan kimia yang
penting, konsentrasi zat terlarut biasanya dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut.
Satuan konsentrasi secara kuantitatif yang kini sering digunakan adalah kemolaran
(M). Selain itu ada juga fraksi mol, persen berat, molalitas, normalitas, dan bagian
per juta (ppm). Sementara itu, secara kualitatif, konsentrasi larutan dapat
dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi
tinggi).
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. konsentrasi larutan, yaitu banyaknya zat
terlarut yang ada dalam sejumlah tertentu larutan. konsentrasi suatu larutan
merujuk ke bobot atau volume zat terlarut yang berada dalam pelarut
ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
2. Kimiawan menggunakan beberapa satuan konsentrasi, masing-masing
memiliki keuntungan dan keterbatasannya sendiri. Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.
3. Prosedur untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih
pekat disebut pengenceran. Dalam melakukan proses pengenceran, perlu
diingat bahwa penambahan lebih banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu
larutan stok akan mengubah (mengurangi) konsentrasi larutan tanpa
mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam larutan.
4. Proses pelarutan terjadi seperti berikut, molekul komponen-komponen
larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses
pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan
zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut
dan pelarut tetap stabil.
10
3.2 Saran
Adapun saran untuk makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Agar lebih mendalami materi, sebaiknya diadakannya praktikum mengenai
konsentrasi larutan agar mahasiswa dapat lebih mengerti dalam menentukan
konsentrasi dalam suatu larutan.
2. Diperbanyak lagi buku acuan mengenai Kimia Dasar.
3. Akan lebih baik apabila terdapat banyak jurnal atau sumber mengenai
konsentrasi larutan untuk menambah pengetahuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12