Anda di halaman 1dari 12

I.

Mencari jodoh dala ajaran islam Jodoh

Seorang muslim tidak baik hanya berpangku tangan dalam menghadapi ketentuan
Allah termasuk mencari jodoh. Dalam hal ini akan sedikit dipaparkan langkah-langkah
sekiranya bias kita lakukan dalam penantian seorang pendamping hidup sebagai ikhtiar
kita selaku manusia dalam menjemput jodoh. Ada dua cara uantuk berusaha :

A. Ikhtiar Batin

1. Menjaga Kesucian dan Memperbaiki diri

Setiap orang tentu sangat mendambakan memiliki pasangan hidup yang baik,
yang bisa menjaga kesucian dirinya, memiliki pengetahuan agama yang baik dan
benar serta memiliki tujuan hidup yang mulia yaitu hanya mencari ridho Allah
semata. Pasangan hidup yang demikian sudah tentu menjadi pasangan yang baik,
yang mau diajak susah dan senang dalam mengarungi bahtera rumah tangga demi
mencari ridho Allah semata

wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka
(yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).

2. Rajin berdoa

Sebagaimana yan telah kita ketahui bersama bahwa manusia itu adalah
makhluk yang sangat lemah, tiada daya kekuatan yang dimilikinya, kecuali atas izin
dan pertolongan Allah. Sementara itu, kita juga mengerti bahwa jodoh itu ditangan
Allah dan bukan ditangan salah seorang makhluknya. Untuk itu siapa saja yang
menginginkan jodohnya segera datang sangat dianjurkan banyak berdoa kepada
Allah. dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

3. Memperbanyak ibadah Sunnah


Kita semua pasti merindukan pasangan hidup yang baik lahir dan batinnya
serta tentu kita tidak ingin tertupu oleh penampilan luarnya yang menawan dan
mengikat hati, padahal yang ada dibalik itu semua adalah sebenarnya sangatlah
buruk. Untuk mencegah itu semua, maka Allah telah memberikan jalan keluar yang
baik buat hambanya yang disampaikan lewat lesan Nabinya yaotu melakukan
istikhoroh memohon kepadaNya, agar diberikan yang terbaik diantara pilihan yang
ada atau kalau semuanya buruk agar diganti yang lebih baik

Agar jodoh kita semakin cepat datang, kita juga perlu mendekati Allah
dengan ekstra dekat. Caranya tidak hanya mengandalkan ibadah wajib, tapi juga
dengan menambah ibadah-ibadah sunnah seperti sholat tahajjud, sholat dhuha,
shaum, tilawah Al Quran, infaq, dan lain-lain. Lakukan ibadah sunnah ini secara
rutin setiap hari agar iman kita bertambah dan doa kita semakin dikabulkan Allah
Swt.

4. Tawakal

Serahkan segalanya kepada Allah SWT. Tawakal itu harus berkhusnuzhon


kepada Allah swt. Pada dasarnya, Allah swt menghendaki kita menikah. Karena
menikah merupakan perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita
kepada hal-hal yang tidak baik. Kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah
tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada
Allah SWT. Padahal Allah selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya
kita tidak menyikapi kebaikan Allah itu dengan baik.

5. Sabar

Tidak semua orang mendapatnkan jodoh secara cepat, tapi ada yang lambat,
bahkan didunia didunia boleh jadi dia belom dipertemukan dengan jodohnya dan
insya Allah akan di pertemukan saat di akhirat kelak. Dalam menghadapi kenyataan
ini kita harus bersabar. Jangan keluar dari sikap sabar dengan mengambil jalan
pintas yang dilarang orah agama seperti menggunan aji pelet, menikah dengan orang
kafir dan lain sebagainya.
B. Ikhtiar Lahir

1. Tampil menarik

Allah telah menjadikan dalam diri manusia fitrah yang mencintai akan
keindahan. Maka sesuatu yang indah akan mampu menyentuh fitrah manusia
ini, sehingga dirinya akan menjadi tertarik terhadanya. Dengan demikian
berpenampilan menarik adalah akan lebih disukai oleh kebanyakan orang.
Sesungguhnya Allah menyukai hambanya selalu berpenampilan menarik
sebagai salah satu bentuk mensyukuri nikmat yang diberikanNya

2. Menyatakan hasrat secara langsung

Bisa juga seorang wanita mendapatkan jodoh dengan cara menyatakan


langsung kepada lelaki yang baik agamanya bahwa kita siap menikah
dengannya. Ini adalah cara yang masih asing dalam budaya Indonesia. Namun
cara ini sebenarnya Islami, karena pernah dilakukan Khadijah ra kepada Nabi
Muhammad SAW. Khadijah ra yang lebih dahulu menyatakan hasratnya kepada
Nabi melalui perantaranya.

Tsabit al Bunnani berkata, Aku berada disisi Anas, dan disebelahnya


ada anak perempuannya. Anas berkata, seorang wanita datang kepada
Rosulullah SAW. menawarkan dirinya seraya berkata, wahai Rosulullah
apakah engkau berhasrat kepadaku? (dan didalam satu riwayat yang lain
wanita itu berkata, wahai Rosulullah aku datang hendak memberikan diriku
kepadamu) maka putri Anas berkata, betapa sedikitnya perasaan malunya, Anas
berkata dia lebih baik dari padamu dia menginginkan Nabi lalu menawarkan
dirinya kepada beliau (HR : Bukhori).

3. Memiliki kriteria yang tidak muluk

Mengapa jodoh sulit datang kepada kita? Salah satunya mungkin


disebabkan karena kriteria jodoh kita terlalu muluk. Kita ingin jodoh yang
mapan, ganteng/cantik, berpangkat, keturunan baik-baik dan beriman.
Keinginan semacam itu sah-sah saja, tapi jika hal tersebut dijadikan syarat untuk
jodoh kita maka kita telah mempersulit diri sendiri.
Itulah sebabnya Rasulullah mengatakan jika kita tidak dapat memperoleh
semuanya, maka pilihlah yang agamanya paling baik. Hal itu berarti mungkin
saja jodoh kita orang yang miskin, tidak berpangkat, bukan keturunan orang
baik, akan tetapi kita perlu menerimanya asalkan memiliki agama/akhlaq yang
baik. Jangan kita menginginkan kesempurnaan dari orang lain, sedangkan diri
kita tidaklah sempurna.

4. Memperluas pergaulan

Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah memperluas pergaulan.


Dengan pergaulan yang luas kita juga lebih banyak mendapatkan pilihan.
Seringkali jodoh itu datang bukan dari perkenalan langsung, tapi dari kenalan
teman kita. Itulah gunanya pergaulan yang luas. Ibarat seorang nelayan yang
menebarkan jaringan yang luas untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak.

5. Meminta bantuan orang lain

Cara lain agar cepat mendapatkan jodoh adalah meminta tolong kepada
orang lain yang reputasinya baik. Orang tersebut bisa saja guru mengaji,
murobbi, teman, orang tua, saudara, dan lain-lain. Jangan malu-malu untuk
meminta bantuan kepada mereka dan jangan malu-malu juga untuk mengulangi
permintaan kita secara rutin agar orang tersebut ingat bahwa kita meminta
bantuan kepadanya.
II. Perempuan-Perempuan Yang Haram Dinikahi

Tidak semua perempuan boleh dinikahi, tetapi syarat perempuan yang boleh
dinikahi hendaklah dia bukan orang yang haram bagi laki-laki yang akan
menikahinya, baik haramnya untuk selamanya ataupun sementara.

Yang haram selamanya, yaitu perempuan yang tidak boleh dinikahi oleh laki-laki
sepanjang masa. Sedang yang haram sementara yaitu perempuannya tidak boleh
dikawininya selama waktu tertentu dan dalam keadaan tertentu. Bilamana keadaannya
sudah berubah haram sementaranya hilang dan menjadi batal.

1. Haram selamanyaa.
a. Sebab pertalian darah atau hubungan nasab
1) Ibu kandung (perempuan yang melahirkan kita), termasuk dalam pengertian
ibu yakni ibunya ibu, neneknya ibu, ibunya bapak, neneknya bapak dan
seterusnya ke atas, berdasarkan firman Allah :

artinya: diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu (QS. An-Nisa: 23)

2) Anak perempuan kandung (semua anak perempuan yang kau lahirkan),


termasuk di dalamnya anak perempuan kandungmu, anak-anak
perempuannya seperti cucu perempuan dan cicit (anak cucu) perempuan
dan seterusnya ke bawah, berdasarkan firman Allah:

artinya: anak-anakmu yang perempuan (QS. An-Nisa: 23)

3) Saudara perempuan baik saudara kandung, saudara sebapak ataupun


saudara seibu, berdasarkan firman Allah:

artinya: saudara-saudaramu yang perempuan (QS. An-Nisa: 23)

4) Saudara perempuan bapak (bibi dari bapak), berdasarkan firman Allah:

artinya: saudara-saudara bapakmu yang perempuan (QS. An-Nisa: 23)

5) Saudara perempuan ibu (bibi dari ibu), berdasarkan firman Allah:


artinya: saudara-saudara ibumu yang perempuan (QS. An-Nisa: 23)

6) Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan dari saudara laki-laki),


dan cucu perempuan saudara laki-laki, berdasarkan firman Allah:

artinya: anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki (QS.


An-Nisa: 23)

7) Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan dari saudara


perempuan), berdasarkan firman Allah:

artinya: anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan


(QS. An-Nisa: 23)

b. Sebab saling melaknat


Diharamkan bagi seorang muslim menikahi wanita yang telah
dilaknatinya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
dua orang (laki-laki dan perempuan) yang saling melaknat, jika
berpisah, tidak boleh disatukan kembali selamanya. (H.R. Malik dan Abu
DAwud)

c. Sebab hubungan sesusuan


Demikian juga dilarang untuk menikah yang disebablkan adanya faktor
susuan (QS. An-Nisa : 23). Mereka itu adalah

1) Ibu yang menyusui. Karena ia menjadi ibu bagi anak yang disusuinya

2) Ibu dari ibu yang menyusui (nenek). Karena ia telah menjadi neneknya.

3) Ibu dari suami wanita yang menyusui. Karena ia juga menjadi neneknya

4) Saudara perempuan ibu yang menyusui. Karena ia menjadi bibi bagi


yang disusui.
5) Saudara perempuan dari suami ibu yang menyusui. Karena ia juga
menjadi bibi bagi yang disusui dari pihak bapak.

6) Cucu perempuan dari ibu yang menyusui. Karena ia juga menjadi bibi
bagi yang disusui dari pihak bapak.

7) Saudara perempuan dari ibu dan bapak. Yaitu baik berbarengan


dengan anak yang disusuinya maupun sebelum atau sesudahnya. Begitu pula
dengan saudara dari bapak susuan, yaitu wanita yang diusui ole istri bapak.
Juga saudara perempuan dari ibu susuan yaitu wanita yang dsusui oleh ibu
dengan air susu yang keluar dari suami lain

2. Wanita yang haram dinikahi tidak untuk selamanya (Larangan yang bersifat sementara),
diantaranya :
a. Wanita musrik,

b. wanita yang terikat perkawinan dengan laki-laki lain,

c. wanita yang sedang dalam iddah, (menunggu) karena pisah dengan suaminya yang
pertama, berdasarkan firmanAllah:
artinya: dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis iddahnya (QS. Al-Baqoroh: 235).
Di antara hikmah hal ini adalah bisa jadi wanita tersebut hamil, sehingga akan
tercampur air mani dan rancunya nasab anak.

d. wanita yang sedang melakukan ihram,

e. dan kawin dengan perempuan zina


III. Kriteria jodoh dalam ajaran islam Jodoh

A. Kriteria Calon Istri Yang Baik Menurut Islam


Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :
1. Memiliki dasar pendidikan agama dan beraklhak baik
2. Penyayang dan banyak anak
3. masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.
4. Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan
5. Mampu mengelolah ekonomi.

1. Memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik


Memilih calon istri hendaknya yang memiliki dasar pendidikan agama dan
berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan mengetahui tanggung
jawabnya sebagai istri dan ibu.

Dari Abu Hurairah bersabda : Perempuan itu dinikahi karena empat perkara,
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah
perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia. (Muttafaqun Alaihi).

Sehubungan dengan kriteria memilih calon istri berdasarkan akhlaknya, Allah


berfirman :

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula) . (Qs. An nur : 26)

Seorang wanita yang memiliki ilmu agama tentulah akan berusaha dengan
ilmu tersebut agar menjadi wanita yang shalihah dan taat pada Allah Subhanahu wa
Taala. Wanita yang shalihah akan dipelihara oleh Allah Subhanahu wa Taala
sebagaimana firman-Nya :

Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka. (Qs. An nisa 36)

2. penyayang dan banyak anak.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :


kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak . (HR. Ahmad dan Di
shahihkan oleh Ibnu Hibban)

Al Waduud berarti yang penyayang atau dapat juga berarti penuh kecintaan,
dengan dia mempunyai banyak sifat kebaikan, sehingga membuat laki-laki
berkeinginan untuk menikahinya.

Sedang Al Maratul Waluud adalah perempuan yang banyak melahirkan anak. Dalam
memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :

a) Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari kehamilan. Untuk


mengetahui hal itu dapat meminta bantuan kepada para spesialis. Oleh karena itu
seorang wanita yang mempunyai kesehatan yang baik dan fisik yang kuat
biasanya mampu melahirkan banyak anak, disamping dapat memikul beban
rumah tangga juga dapat menunaikan kewajiban mendidik anak serta
menjalankan tugas sebagai istri secara sempurna.
b) Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah menikah
sekiranya mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak melahirkan anak maka
biasanya wanita itu pun akan seperti itu.

3. masih gadis (perawan) terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.

Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hikmah secara sempurna dan manfaat
yang agung, di antara manfaat tersebut adalah memelihara keluarga dari hal-hal yang
akan menyusahkan kehidupannya, menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan,
dan menyebarkan polusi kesulitan dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan
mengeratkan tali cinta kasih suami istri. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh
kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui,
dan mengenalinya. Lain halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia
tidak mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan
yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua. Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis.
Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain dengannya
dan dia bisa bermain denganmu.

4. Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan.

Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-
penyakit yang menular atau cacat secara hereditas, Sehingga anak tidak tumbuh besar
dalam keadaan lemah atau mewarisi cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit
nenek moyangnya. Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan
mempererat ikatan-ikatan sosial.

5. Mampu mengelolah Ekonomi


Wanita yang akan di Nikah usahakan dari keluarga yang sepadan (kufu)
dalam segala sisi sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mendasar. Usahaka juga
mempu mengelola ekonomi dengan baik agar tidak boros.
B. Kriteria Calon Suami Menurut Islam

Dalam memilih calon Suami, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di


antaranya:
1) Islam
2) Berilmu dan baik akhlaknya

1. Islam.

Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang Muslimah dalam memilih
calon suami sebab dengan Islamlah satu-satunya jalan yang menjadikan kita selamat
dunia dan akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala : dan janganlah kamu


menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik
walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak
ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
(QS. Albaqarah : 221)

2. Berilmu dan Baik Akhlaknya.

Masa depan kehidupan suami-istri erat kaitannya dengan memilih suami,


maka Islam memberi anjuran agar memilih akhlak yang baik, shalih, dan taat
beragama.

Islam memiliki pertimbangan dan ukuran tersendiri dengan meletakkannya


pada dasar takwa dan akhlak serta tidak menjadikan kemiskinan sebagai celaan dan
tidak menjadikan kekayaan sebagai pujian. Sebagaimana firman Allah Taala :

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang


yang layak (nikah) dan hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka
dengan karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (QS. An nur : 32)

Laki-laki yang memilki keistimewaan adalah laki-laki yang mempunyai


ketakwaan dan keshalihan akhlak. Dia mengetahui hukum-hukum Allah tentang
bagaimana memperlakukan istri, berbuat baik kepadanya, dan menjaga kehormatan
dirinya serta agamanya, sehingga dengan demikian ia akan dapat menjalankan
kewajibannya secara sempurna di dalam membina keluarga dan menjalankan
kewajiban-kewajibannya sebagai suami, mendidik anak-anak, menegakkan
kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga dengan tenaga dan
nafkah.

Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan


ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki
:

Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu
mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia
akan mendzaliminya. Umumnya setiap orang yang dewasa pasti ingin menikah
untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah war rahmah atau keluarga yang
bahagia di dunia dan akhirat. Apalagi nikah adalah satu perintah agama:

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang


yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui. [An Nuur:32]
Barangsiapa kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo
agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang
separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi) Abdullah Ibnu Masud
Radliyallaahu anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda
pada kami: Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu
berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan
memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia
dapat mengendalikanmu. Muttafaq Alaihi.
DAFTAR PUSTAKA

Turyadi Smkti, 2014 Kiat Mencari Jodoh Menurut Ajaran Islam, www.academia.edu Diakses
pada Agustus 2014

Sabiq, Sayid, Fiqh Sunnah, Bandung : Al-Maarif, 1990, hal. 93.

Hasan, Izul, http://izulhasan.bebasonline.com/2010/02/09/11/50/mahram-dalam-nikah-wanita-


yang-haram-dinikahi.islam, diakses pada 29 September 2010 pukul 19.30 WIB.

Uwaidah, Kamil Muhammad, Fiqh Wanita, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007, Hal. 392

Anda mungkin juga menyukai