Anda di halaman 1dari 129

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat

kesehatan masyarakat. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan bahwa angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tinggi karena

persalinan masih banyak dilakukan di rumah dan usia ibu melahirkan yang terlalu

muda. (kemenkopmk.go.id,2012)

AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan

pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan

pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor

kesehatan. AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. (Profil

Kesehatan Indonesia 2013). AKI di Jawa Barat mencapai 86,3/100.000 kelahiran

hidup. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012).

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan

darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih di

periode postnatal. Preeklampsia dapat terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan

postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar 10%, 3-4 %

diantaranya mengalami preeklampsia, 5% mengalami hipertensi dan 1-2%

mengalami hipertensi kronik (Robson dan Jason, 2012).

1
Saat ini hipertensi kronik merupakan penyulit 3-5% kehamilan, wanita dengan

hipertensi kronik akan cenderung memiliki resiko yang lebih besar (20-40%)

mengalami preeklampsia (Bothamley dan Maureen, 2012).Secara nasional angka

kejadian preeklampsi-eklampsi di Indonesia berkisar antara 7-10%.

Selain permasalahan pada saat kehamilan dan persalinan, terdapat

permasalahan pada masa nifas, seperti perdarahan postpartum dan anemia

postpartum. Anemia post partum didefinisikan sebagai kadar haemoglobin kurang

dari 10g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetric.

Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin

biasanya berkisar 11-12 g//dl sebelum melahirkan. Hal ini diperburuk kehilangan

darah saat melahirkan dan pada masa nifas. (unimus.ac.id). Data statistic

menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi di Indonesia masih cukup tinggi yaitu

63,5 % (Depkes RI, 2012). Angka kejadian perdarahan postpartum di RSUD Waled

sebanyak 116 kejadian sedangkan anemia postpartum sebanyak 148 kejadian

padatahun 2015.

1.2 Tujuan

A. Mampu mendeskripsikan dan menganalisa penegakkan diagnosa Hipertensi

Gestasional pada Ny.N

B. Mampu mendeskripsikan dan menganalisa Asuhan Antenatal Pada Ny.N

dengan Hipertensi Gestasional

C. Mampu mendeskripsikan dan menganalisa Asuhan Intranatal Pada Ny.N

dengan Hipertensi Gestasional

D. Mampu mendeskripsikan dan menganalisa Asuhan Postnatal Pada Ny.N

2
E. Mampu mendeskripsikan dan menganalisa Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Ny.N

1.3 Manfaat

a. Untuk Penulis

Menambah pengetahuan dan kemampuan penulis dalam


mendeskripsikan kasus dan menganalisa kasus tersebut menurut berbagai
referensi
b. Untuk Institusi
Menjadi tambahan referensi terbaru dalam proses kegiatan
perkuliahan
c. Untuk Lapangan Praktik
Menjadi bahan untuk melakukan evaluasi dalam pelayanan dan
pendokumentasian
d. Untuk Pembaca
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai
preeklampsi ringan

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas

normal yaitu tekanan darah 140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008).

Menurut Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan

diantaranya adalah:

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12

minggu pasca persalinan.

b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria.

c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai

dengan koma.

d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi

kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai

proteinuria.

e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang

timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan

preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

4
2.1.2 Penatalaksanaan

Diagnosis:

Tekanan darah 140/90 mmHg

Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya

hipertensi pada usia kehamilan < 20 minggu

Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)

Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum

Anjurkan istirahat lebih banyak

Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan

mengganggu perfusi serta tidak ada bukti-bukti bahwa tekanan darah

yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.

- Jika pasien sebelum haml sudah mendapat obat antihipertensi, dan

terkontrol dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut.

- Jika tekanan diastolik 110 mmHg atau tekanan sistolik 160

mmHg, berikan antihipertensi

- Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain, pikirkan

superimposed preeklampsia dan tangani seperti preeklampsia.

Berikan suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari

mulai dari usia kehamilan 20 minggu

Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.

Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.

Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit,

5
tangani seperti gawat janin.

Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi

kehamilan.

b. Tatalaksana khusus : Tidak ada

2.2 Hipertensi Gestasional

2.2.1 Pengertian

Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria. Menurut Cunningham (2005) kriteria

minimum untuk mendiagnosis preeklampsia adalah adanya hipertensi disertai

proteinuria minimal. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik dan

diastolik 140/90 mmHg dengan pengukuran tekanan darah sekurang-

kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kemudian, dinyatakan terjadi

proteinuria apabila terdapat 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau

sama dengan 1+dipstick.

Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.

Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit

trofoblas. Penyebab preeklamsia ringan belum diketahui secara jelas.

Penyakit ini anggap sebagai maladaptation syndrome akibat vasospasme

general dengan segala akibatnya.

Menurut Kee-Hak Lim, MD (www.preeclampsia.org, 2016), seorang

pasien dengan onset hipertensi yang baru tanpa proteinuria dapat didiagnosa

sebagai preeaklampsia jika ditemukan beberapa tanda berikut: (1) Platelet <

100.000/L, (2) level serum kreatinin >1.1 mg/dL atau banyaknya dua kali

6
lipat tanpa adanya penyakit ginjal lain, (3) transaminase hati yang

konsentrasinya 2 kali lipat dari batas normal, (4) oedema paru, (5) masalah

pada pandangan atau cerebral.

Hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria jika kehamilan <37

minggu tangani secara rawat jalan

Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin setiap

minggu

Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia

Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin

terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan

2.2.2 Etiologi

Lebih sering terjadi pada primigravida. Patologi telah terjadi akibat

implantasi sehingga muncul iskemia palsenta yang diikuti sindrom inflamasi.

Resiko meningkat pada masa plasenta besar (pada gemeli,

penyakit,trofoblas), diabetes mellitus, isoimunisasi rhesus, faktor herediter,

masalah vaskuler

Hipertensi karena kehamilan sering ditemukan tanpa gejala kecuali

meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk dengan

terdapatnya proteuneri. Edema tidak lagi menjadi suatu tanda yang sah untuk

preeklamsia

2.2.3 Tanda dan Gejala

Tekanan darah diastolic merupakan indicator dalam penanganan

hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolic mengukur tahanan

perifer dan tidak tergantung emosional keadaan pasien. Diagnosis hiperensi

7
dibuat jika tekanan darah diasolik >90mmHg pada 2 pengukuran berjarak 1

atau lebih.

Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam : hiperensi dalam

kehamilan, jika hipertenis terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu,

selama persalinan dab atau dalam 48 jam pasca persalinan. Hipertensi kronik

jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila

peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam

trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa

penderita menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi

dan tercatat pada akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita

menderita preeklampsia.

Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg, atau

peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya

tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolik

sekurang-kurangnya 90 mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg

atau lebih, ini sudah dapat dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah

dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100 mmHg atau lebih, ini sebuah

indikasi terjadi preeklampsia berat.

Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam

jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan pada kaki, jari-jari tangan, dan muka, atau pembengkan pada

ektrimitas dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada

8
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosa

pre-eklampsia. Kenaikan berat badan kg setiap minggu dalam kehamilan

masih diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali atau

3 kg dalam sebulan pre-eklampsia harus dicurigai.

Atau bila terjadi pertambahan berat badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu

pada akhir kehamilan mungkin merupakan tanda preeklampsia. Tambah berat

yang tiba-tiba ini disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian

oedema nampak dan edema tidak hilang dengan istirahat. Hal ini perlu

menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia. Edema dapat

terjadi pada semua derajat PIH (Hipertensi dalam kehamilan) tetapi hanya

mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika edemanya general.

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi

0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan

1+ atau 2 + (menggunakan metode turbidimetrik standard) atau 1g/liter atau

lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream

untuk memperoleh urin yang bersih yang diambil minimal 2 kali dengan jarak

6 jam. Proteinuri biasanya timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah

berat badan. Proteinuri sering ditemukan pada pre-eklampsia, hal ini karena

vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal. Karena itu harus dianggap

sebagai tanda yang cukup serius.

Pada tahun 2013, The American Collage of Obstetricians and

Gynecologist dalam artikel Preeclampsia: Clinical features and diagnosis.

menghapus proteinuria sebagai kriteria essensial untuk mendiagnosa

preeklampsia berat. Mereka juga menghapus proteinuria yang terbilang besar

9
(5 g/ 24 jam) dan terbatasnya pertumbuhan janin sebagaimana kemungkinan

utama dari penyakit yang berat karena proteinuria yang banyak memiliki

korelasi yang lemah dengan hasil luaran keterbatasan pertumbuhan janin

yang diatur serupa atau tidak, tetap didiagnosa sebagai preeklampsia. Oliguria

juga dihapuskan sebagai karakteristik penyakit berat.

Disamping adanya gejala yang nampak diatas pada keadaan yang lebih

lanjut timbul gejala-gejala subyektif yang membawa pasien ke dokter.

Gejala subyektif tersebut ialah:

1. Sakit kepala yang keras karena vasospasmus atau oedema otak.

2. Sakit di ulu hati karena regangan selaput hati oleh haemorrhagia atau

edema, atau sakit karena perubahan pada lambung.

3. Gangguan penglihatan: Penglihatan menjadi kabur malahan kadang-

kadang pasien buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema

atau ablatio retinae. Perubahan ini dapat dilihat dengan

ophtalmoscop.

4. Gangguan pernafasan sampai sianosis. Pada keadaan berat akan

diikuti gangguan kesadaran

2.2.4 Penatalaksanaan

Penagnan umum

Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat pemyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
Jika pasien tidak bernafas : bebaskan jalan nafas, berikan o2 dengan
masker, intubasi jika perlu

10
Jika pasien tidak sadar/koma : bebaskan jalan nafas, baringkan pada
satu sisi, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk
Jika pasien syok lihat penangan syok
Jika ada pendarahan lihat penanganan pendarahan
Jika kejang : baringkan pada satu sisi tempat tidur arah kepala di
tinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi sekret,
muntahan atau darah
Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
Fiksasi untuk mencegahnya pasien terjatuh dari tempat tidur
Pencegahan

Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dapat


mencegah hipertensi kareana kehamilan malah dapat membahayakan
janin, manfaat aspirin, kalsium, dam lain-lain dalam mecegah hipertensi
karena kehamilan belum terbukti. yang lebih perlu adalah deteksi dini dan
penanganan cepat tepat, kasus harus ditindak lanjutin secara regullar dan
diberi penerangan yang jelas bila mana harus kembali kepelayanan
kesehatan. Dalam rencana pendidikan keluarga

Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan

menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin

dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.

Pengobatan hanya dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-

eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kahamilan yang menyebabkannya,

belum diketahui. Tujuan utama penanganan ialah (1) mencegah terjadinya

pre-eklampsia berat dan eklampsia; (2) melahirkan janin hidup; (3)

melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

11
2.2.4.1 Kehamilan

Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka

penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering,

misalnya 2 kali seminggu.

Penanganan pada rawat jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat di

tempat tidur dan dengan diet rendah garam. Diuretika dan obat hipertensi

tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermanfaat, bahkan bisa

menutupi tanda dan gejala preeklampsia berat.

Diet yang diberikan mengandung cukup protein, rendah karbohidrat,

lemak, garam secukupnya, dan roboransia pranatal. tidak diberikan obat-obat

diuretik, antihipertensi, dan sedative. dilakukan pemeriksaan

Apabila tekanan darah terus meningkat, proteinuria berlanjut,

pemerikaan laboratorium mengindikasikan perburukan penyakit, atau ada

keraguan tentang kondisi janin, dianjurkan melakukan perawatan di rumah

sakit hingga persalinan. keputusan untuk memperpanjang usia kehamilan

harus dikaji ulang, tegantung pada perkembangan penyakit ibu dan status

janin. (varney, 2008)

2.2.4.2 Persalinan

Sebelum melakukan pengakhiran kehamilan sebaiknya evaluasi

keadaan ibu dan janin. Keadaan ibu dan janin mempengaruhi cara

terminasi kehamilan. Cara terminasi kehamilan tergantung apakah

penderita sudah inpartu atau belum:

12
a) Belum Inpartu

Induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin, kateter folley,

prostaglandin. Sectio caesaria bila :

Tidak memenuhi syarat oksitosin drip atau kontraindikasi

oksitosin drip

12 jam setelah dimulainya, oksitosin drip belum masuk fase aktif

b) Sudah Inpartu

Kala I

Fase Laten : 6 jam tidak masuk fase aktif dilakukan sectio

caesaria

Fase aktif : amniotomi, bila 6 jam dengan amniotomi belum lahir

dievaluasi HIS

Kala II

Pada persalinan pervaginam, kala II dapat diberi kesempatan

partus spontan bila diperkirakan dengan mengejan tidak terlampau

kuat, janin dapat lahir. Bila tidak, persalinan diselesaikan dengan

ekstraksi vakum atau forsep. Untuk kehamilan < 37 minggu, bila

memungkinkan terminasi ditunda 2 x 24 jam untuk maturasi paru

janin.

2.2.4.3 Nifas

Berdasarkan jurnal Risalina Myrtha Pada PPDS-1 Ilmu Penyakit

Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret/ RSUD Dr. Muwardi, Surakarta mengenai Penatalaksanaan Tekanan

13
Darah menjelaskan bahwa hipertensi sering menetap pasca-persalinan pada

pasien dengan hipertensi antenatal atau preeklampsia.

Tekanan darah sering tidak stabil pada beberapa hari postpartum.

Tujuan terapi adalah untuk mencegah terjadinya hipertensi berat. Obat

antihipertensi antenatal sebaiknya diberikan kembali post-partum dan dapat

dihentikan dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah tekanan

darah normal. Jika tekanan darah sebelum konsepsi normal, tekanan darah

biasanya normal kembali dalam 2-8 minggu. Hipertensi yang menetap

setelah 12 minggu postpartum mungkin menunjukkan hipertensi kronis

yang tidak terdiagnosis atau adanya hipertensi sekunder.

Evaluasi post-partum perlu dilakukan pada pasien preeklampsia

onsetdini, preeklampsia berat atau rekuren, atau pada pasien dengan

proteinuria yang menetap; perlu dipikirkan kemungkinan penyakit ginjal,

hipertensi sekunder, dan trombofilia (misalnya sindrom antibodi

antifosfolipid).

Wanita yang mengalami hipertensi gestasional mempunyai risiko

lebih tinggi untuk mengalami hipertensi di kemudian hari. Setelah follow up

selama 7 tahun pada 223 wanita yang mengalami eklampsia, didapatkan

bahwa risiko paling tinggi adalah pada wanita yang mengalami hipertensi

pada usia kehamilan sebelum 30 minggu.

Wanita dengan hipertensi gestasional juga mengalami resistensi

insulin lebih tinggi. Wanita preeklampsia memiliki risiko penyakit

kardiovaskuler lebih tinggi bahkan hingga bertahun-tahun pascapersalinan,

serta mempunyai risiko lebih besar terjadinya disfungsi dan hipertrofi

14
ventrikel kiri asimptomatik dalam 1-2 tahun pasca-persalinan. Risiko

kematian karena penyakit kardio-serebrovaskuler juga dua kali lebih besar

pada wanita dengan riwayat preeklampsia. Wanita dengan riwayat

preeklampsia onset sebelum 34 minggu atau preeklampsia yang disertai

persalinan preterm mempunyai risiko kematian karena penyakit

kardiovaskuler 4-8 kali lebih besar dibandingkan wanita dengan kehamilan

normal.

Mekanismenya masih belum diketahui pasti, tetapi disfungsi endotel

yang berkaitan erat dengan proses aterosklerosis menetap selama bertahun-

tahun setelah kejadian preeklampsia. Tiga bulan hingga paling tidak tiga

tahun pasca-persalinan masih didapatkan gangguan dilatasi endotel. Wanita

dengan riwayat preeklampsia juga dilaporkan lebih sensitif terhadap

angiotensin II dan garam. Penanda aktivasi endotel, meliputi vascular cell

adhesion molecule-1 dan intercellular adhesion molecule-1 kadarnya lebih

tinggi hingga >15 tahun pasca-persalinan. Adanya diabetes melitus,

hipertensi kronis, dan penyakit ginjal sebelum kehamilan dapat

meningkatkan risiko preeklampsia.

Obat antihipertensi larut lemak konsentrasinya dapat lebih tinggi di

air susu ibu (ASI). Paparan neonatus pada penggunaan obat metildopa,

labetalol, captopril, dan nifedipin rendah, sehingga obat-obat ini dianggap

aman diberikan selama menyusui. Diuretik juga didapatkan pada

konsentrasi rendah, tetapi dapat mengurangi produksi ASI. Metildopa

sebaiknya dihindari pascapersalinan karena dapat menyebabkan depresi

pasca-melahirkan. (CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015 266)

15
2.4 Anemia

2.5.1 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi

pada ukuran dan jumlah eritrosit atau pada kadar hemoglobin yang tidak

mencukupi untuk fungsi pertukaran O2 dan CO2 diantara jaringan dan darah.

Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan penurunan konsentrasi

hemoglobin dalam darah.

Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah (eritrosit)

menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut

oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital.

2.4.2 Penyebab Anemia Defisiensi zat besi

Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu:

a. Kehilangan darah secara kronis

Sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh proses

perdarahan seperti luka operasi, persalinan dan perdarahan akibat

penyakit, sementara pada wanita terjadi kehilangan darah secara alamiah

setiap bulan. Jika darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak

(banyak wanita yang tidak sadar kalau darah haidnya terlalu banyak)

akan terjadi anemia defisiensi besi.

Sepanjang usia produktif, wanita akan mengalami kehilangan

darah akibat peristiwa haid. Beberapa penelitian telah membuktikan

bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara

20 25cc. Jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5 15

mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,4 0,5 mg sehari.

16
Selain itu kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh

infestasi parasite seperti cacing tambang, darah yang hilang akibat

infestasi cacing tambang bervaiasi antara 2 100 cc/hari.

b. Asupan dan serapan tidak adekuat

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan

makanan yang berasal dari daging hewan. Disamping banyak

mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut

mempunyai angka keterserapan sebesar 20 30%. Sayangnya sebagian

penduduk yang (belum) sedang berkembang tidak (belum) mampu

menghadirkan bahan makanan tersebut dimeja makan. Ditambah dengan

kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan

zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada waktu makan

menyebabkan serapan zat besi semakin rendah.

c. Peningkatan kebutuhan

Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang

hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan besi ini diduga

sebanyak 14g/kg BB/hari. Jika dihitung menurut jenis kelamin

kehilangan basis zat besi untuk orang dewasa laki-laki mendekati 0,9 mg

dan wanita 0,8 mg.

Selama menyusui zat besi yang harus hilang bersama darah haid

dialihkan sebagian (kira-kira 0,3mg) kedalam air susu ibu (ASI) sebagian

tambahan kehilangan basal. Kehilangan zat besi yang bersifat fisiologis

terutama terjadi akibat dekuaminasi sel-sel mukosa saluran cerna yang

mengandung zat besi, besarnya kehilangan itu sekitar 1mg/hari.

17
Klasifikasi derajat anemia menurut WHO:

1) Grade 0 (normal) 11 gr%

2) Grade 1 (mild) 9,5 -10.9 gr%

3) Grade 2 (moderate) 8,0 9,4 gr%

4) Grade 3 (severe) 6,5 7,9 gr%

5) Grade 4 (life-theatening) < 6,5 gr%

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam

darah kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan

jenis kelamin.(18)

a) Untuk ibu hamil 11 gr%

b) Untuk ibu menyusui lebih dari tiga bulan 12 gr%

c) Untuk wanita dewasa 13 gr%

d) Untuk laki-laki dewasa 13 gr%

Menurunnya Hb sekitar kurang dari 10 % dapat menyebabkan: (1)

Pusing, cepat lelah (2) Prestasi kerja cepat menurun. Menurunnya Hb kurang

dari 8 gr% dapat menyebabkan: (1) Tampak anemia (2) Pusing, pening (3)

Nyeri dada (4) Sukar bernafas.

2.4.3 Penatalaksanaan

2.4.3.1 Kehamilan

Upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan nifas maka, setiap ibu

hamil dan nifas periksa ketenaga kesehatan maka berhak mendapatkan:

a. Pemberian penyuluhan dan konseling tentang pentingnya gizi bagi ibu

hamil dan nifas tentang pencegahan anemia dan tablet tambah darah.

18
b. Melakukan deteksi dini ibu hamil dan nifas penderita anemia dengan

pemeriksaan Hb.

c. Suplementasi tablet tambah darah.

Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi

zat besi. Keempat pendekatan tersebut adalah:

a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi.

b. Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat

besi melalui makanan.

c. Pengawasan penyakit infeksi.

d. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.

2.4.3.2 Persalinan

Akibat anemia bisa berbeda-beda pada setiap tahap kehidupan. Seperti

pada wanita hamil, anemia menyebabkan resiko perdarahan sebelum atau saat

melahirkan, resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau prematur, cacat

bawaan, dan cadangan zat besi bayi yang rendah. (Muhammad, 2002)

Anemia dapat menyebabkan perdarahan karena efektifitas sel darah

merah berkurang karena Hb menurun, sedangkan fungsi hemoglobin adalah

mengikat oksigen untuk dikirimkan ke organ-organ vital seperti otak dan

seluruh tubuh, dengan demikian pengiriman oksigen pun menurun, hal ini

menyebabkan efek buruk begitu juga pada uterus. Otot uterus tidak

berkontraksi adekuat / atonia uteri sehingga terjadi perdarahan post partum.

(Wilson, 2002).

19
2.4.3.3 Nifas

Anemia defisiensi biasanya diobati dengan obat oral. Tujuan

pemberian obat tablet besi untuk memperbaiki kadar hemoglobin dan

simpanan besi. Dosis elemental iron adalah 100 200 mg/hari. Kepustakaan

lain menyebutkan dosis terapi adalah 60 120 mg. Tablet besi oral dapat

berupa ferrous sulphate, ferrous fumarate dan ferous gluconate.

Menurut Prawirohardjo (2005), faktor yang mempengaruhi anemia

pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan

anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa

nifas merupakan lanjutan daripada anemia yang diderita saat kehamilan, yang

menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan mengurangi presentasi kerja, baik

dalam pekerjaan rumah sehari-hari maupun dalam merawat bayi

(Winkdjosastro, 2010).

Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subinvolusi uteri

yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi

puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae

(Prawirohardjo, 2005).

Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor

kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2008).

Pengeluaran ASI berkurang, terjadinya dekompensasi kordis

mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi mamae. Di masa nifas

anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi, ini dikarenakan darah

tidak cukup untuk memberikan oksigen ke rahim.

20
Pada tataran praktik klinis, jika penyebab anemia sudah ditemukan

dan tempat perdarahan berlangsung sudah berlangsung dieliminasi,

pengobatan diarahkan untuk mengganti deficit zat besi dengan garam

anorganik. Sesungguhnya masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan

memberikan makanan yang cukup mengandung zat besi. Namun jika anemia

sudah terjadi, tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi dalam jumlah

besar dan dalam waktu yang relative singkat. Karena itu pengobatan selalu

menggunakan suplementasi zat besi disamping itu tentu saja menambah

makanan yang dapat menambah penyerapaan zat besi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu nifas

a. Faktor dasar

1. Sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi memainkan peranan yang penting. Tingkat

kemiskinan di negara berkembang menerangkan penyebab anemia berat

dan efeknya yang serius pada sebagian besar Negara didunia.

Kesukaran yang ditimbulkan oleh gizi buruk, kekurangan air, tabu

terhadap makanan, produksi dan cadangan makanan yang tidak cukup

dan tidak adanya sistem jaminan yang efektif secara bersama-sama

menurunkan kesehatan dan menyebabkan anemia pada para wanita.

2. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan gizi yang rendah dapat juga mendukung

terjadinya kesalahan dalam penyusunan menu makanan setiap hari,

sehingga jumlah yang dikonsumsi lebih kecil dari kebutuhan, keadaan ini

21
akan lebih berat bagi wanita dalam masa nifas, karena selama nifas

terjadi peningkatan kebutuhan zat-zat makanan.

Ibu nifas dengan pengetahuan gizi rendah mempunyai resiko lebih

tinggi untuk terjadi anemia gizi, dibandingkan ibu nifas yang mempunyai

pengetahuan gizi tinggi.

3. Pendidikan

Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku

seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda tingkah

lakunya dengan orang yang hanya berpendidikan dasar.

Biasanya seorang ibu khususnya ibu nifas yang berpendidikan tinggi

dapat menyeimbangkan pola konsumsinya, apabila pola konsumsinya

telah sesuai, maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, maka

kemungkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia.

4. Budaya

Biasanya pada ibu nifas, masih menganut budaya/ kebiasaan pada

zaman dulu yaitu dengan pantang makan. Dengan demikian pola

konsumsinya tidak akan sesuai dan kebutuhan zat gizinya tidak

tercukupi. Sehingga kemungkinan besar ibu dapat terkena anemia.

b. Faktor langsung

5. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga

merupakan penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya

peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya produksi

eritrosit.

22
6. Perdarahan

Penyebab anemia gizi besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi

keluar dari badan misalnya pada perdarahan.

c. Faktor tidak langsung

1. Paritas

Adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu

hidup diluar kandungan (28 minggu).

2. Umur

Terdapat bukti di negara barat bahwa sekitar 20-30 % wanita usia

subur telah mengabaikan simpanan zat bsi, meskipun terdapat hanya

sekitar 2-8 % individu mengalami anemia defisiensi zat besi.

Ibu hamil di atas 30 tahun lebih cenderung mengalami anemia. Hal

ini disebabkan karena karena pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam

tubuh akibat masa fertilitas. Begitu pula dengan ibu nifas, setelah

mengeluarkan banyak darah saat melahirkan. Dalam masa nifas, terutama

ibu-ibu yang sudah berumur di atas 30 tahun pengembalian fungsi

tubuhnya lebih lambat dibandingkan dengan ibu-ibu yang masih muda.

Pembentukan kembali sel darah merah juga masih sangat aktif.

Maka perlu dilakukan pemeriksaan Hb post partum, sebaiknya 3-4 hari

setelah anak lahir. Karena hemodialisis lengkap setelah perdarahan

memerlukan waktu 2-3 hari. Transfusi darah sangat diperlukan apabila

banyak terjadi perdarahan pada waktu persalinan sehingga menimbulkan

penurunan kadar Hb < 5 gr (anemia pasca perdarahan). Anjurkan ibu makan

23
makanan yang mengandung banyak protein dan zat besi seperti telur, ikan,

dan sayuran.

Bayi Baru Lahir

Menurut Prawirohardjo (2005). Anemia postpartum dapat

menyebabkan salah satunya, pengeluaran ASI berkurang.

Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor

kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2008).

2.5 Standar Asuhan Kehamilan

WHO menganjurkan agar setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4

kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu :

a. 1 kali kunjungan selama trimester 1

b. 1 kali kunjungan selama trimester 2

c. 2 kali kunjungan selama trimester 3

Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal standar minimal pelayanan

antenatal 14T yang terdiri dari:

1. Timbang berat badan

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu

berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini

untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa

kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita

hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal

11,5-16 kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu,

24
ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145

cm.

2. Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan

nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu

untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik

140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat

mengindikasi potensi hipertensi.

3. Ukur tinggi fudus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu

memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi

fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian

ditentukan sesuai rumusnya.

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri

TFU dalam
Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri
Cm

28 minggu 25 cm 3 jari diatas pusat

Pertengahan pusat dengan


32 minggu 27 cm
processus xyphoideus
1 jari dibawah processus
36 minggu 30 cm
xyphoideus
3 jari di bawah processus
40 Minggu 33 cm
xyphoideus

25
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi mengandung FeSO4

320 mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500 mikogram. Minimal

masing-masing 90 tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak diminum

bersama the atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Anjurkan

ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C

bersamaan dengan mengkonsumsi tablet besi karena vitamin C dapat

membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi

dapat terserap sempurna oleh tubuh.

5. Pemberian imunisasi TT
Tabel 2.3 Jadwal imunisasi lanjutan pada anak bawah tiga tahun

Umur Jenis Imunisasi

18 bulan DPT-HB-Hib

24 bulan Campak

Tabel 2.4 jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar

Sasaran Imunisasi Waktu Pelaksanaan

Kelas 1 SD Campak Agustus

DT November

Kelas 2 SD Td November

Kelas 3 SD Td November

26
Catatan:

Batita yang telah mendapatkan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib

dinyatakan mempunyai status imunisasi T3.

Anak usia sekolah dasar yang telah mendapatkan imunisasi DT dan

Td dinyatakan mempunyai status imunisasi T4 dan T5.

Tabel 2.5 Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur (WUS)

Interval Minimal
Status Imunisasi Masa Perlindungan
Pemberian

T1 - -

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun

T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun

Catatan:

- Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T

(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan antenatal.

- Pemberian imunisasi TT tidak perlu diberikan, apabila pemberian

imunisasi TT sudah lengkap (status T5) yang harus dibuktikan dengan

buku Kesehatan Ibu dan Anak, rekam medis, dan/atau kohort.

6. Pemeriksaan Hb

7. Pemeriksaan VDRL

Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok

risiko tinggi terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan

mortalitas terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Pada asuhan

27
kehamilan dilakukan anamnesa kehamilan risiko terhadap PMS

meliputi penapisan, konseling, dan terapi PMS.

8. Perawatan payudara, senam payudara, dan pijit tekan payudara

Senam Payudara bertujuan untuk memperkuat otot pektoralis

di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang produksi ASI

agar lebih maksimal. Senam yang dilakukan sangat mudah, bisa

dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Pemeliharaan tingkat

kebugaran atau senam ibu hamil.

9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)

10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan

kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.

Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan

pilihan yang tepat.

Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat

hasil rujukan

Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

Memberikan asuhan antenatal

Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga

tentang rencana proses kelahiran.

Persiapan dan biaya persalinan

28
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi

12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

13. Pemberian terapi kapsul iodium untuk daerah endemis gondok.

14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.

(Prawirohardjo, 2006)

2.5.2 Indikator Pelayanan Asuhan Antenatal

1. Kunjungan Pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar.Kontak pertama harus dilakukan sedini

mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu kedelapan.

2. Kunjungan ke 4 (K4)

Kunjungan ke 4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih

dengan tenaga kesehatan yang mempunyai yang mempunyai

kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif

sesuai standar (1-1-2).

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut minimal 1 kali pada trimester I

(0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua ( 12-24

minggu), dan minimum 2 kali pada trimester ke tiga ( 24 minggu-

kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih 4 kali sesuai

kebutuhan/indikasi dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan

kehamilan.

29
3. Penanganan komplikasi (PK)

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, pada penyakit menular

maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu

hamil, bersalin dan nifas.Pelayanan dilakkukan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai komplikasi. Komplikasi kebidanan, penyakit dan

masalah gizi, yang sering terjadi adalah : perdarahan,

preeklamsi/eklamsi, persalinan macet, infeksi, abortus, malaria,

HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi, diabetes melitus, anemia gizi bersih

(AGB) dan kuranng energi kronis (KEK). (Kemenkes RI.2012:hal 6)

2.5.3 Standar Pelayanan Antenatal

Berikut adalah standar pelayanan antenatal yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan:

A. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuan : mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilan.

Syarat:

1. Bidan bekerja sama dengan tokoh dan kader untuk menentukan ibu

hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan

kehamilannya secara dini dan teratur.

2. Bidan harus memahami

- Tujuan pelayanan antenatal dan alasan ibu tidak memeriksakan

kehamilannya secara dini.

- Tanda dan gejala kehamilan;dan

- Keterampilan berkomunikasi secara efektif.

30
3. Bahan penyuluhan kesehatan yang sudah siap digunakan.

4. Mencatat hasil pemeriksaan pada KMS ibu hamil dan kartu ibu.

Proses :

1. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara

teratur untukmenjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada

ibu hamil,suami,keluarga maupun masyarakat.

2. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta memotivasinya

agar memeriksakan kehamilan sejak dini (segera setelah terlambat

haid/diduga hamil)

3. Melalui komunikasi dua arah dengan sekelompok ibu, dibahas

manfaat pemeriksaan kehamilan

4. Melalui komunikasi duaarah dengan pamong, tokoh masyarakat dan

dukun bayi jelaskan prosedur pemeriksaan kehamilan yang

diberikan.

5. Tekanan bahwa tujuan pemeriksaan kehamilan adalah ibu dan bayi

yang sehat pada akhir kehamilan.

6. Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda kehamilan,dan

fungsi organ reproduksinya.

7. Bimbing kader untuk mendata/mencatat semua ibu hamil di

daerahnya.

8. Perhatikan ibu bersalin yang tidak pernah memeriksakan

kehamilannya.

9. Jelaskan dan tingkatkan penggunaan KMS ibu hamil dan kartu ibu.

31
B. Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Tujuan: Memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas.

Syarat:

1. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,

termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil

pemeriksaan kehamilan ( kartu ibu )

2. Alat pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baikdan

berfungsi,antara lain: stetoskop, tensimeter, meteran kain,

timbangan, penguku lingkar lengan atas, stetoskop janin.

3. Tersedia obat danbahan lain, misalnya : vaksin TT, tablet besi

danasam folatdan antimalaria (pada daerah endemis malaria).

4. Menggunakan KMS ibu/kartu ibu

5. Terdapat sistemyang berfungsi dengan baik, yaitu ibu hamil resiko

tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan

pertolongan yang memadai.

Proses :

1. Bersikap ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.

2. Pada kunjungan pertama, bidan:

Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu

hamil/kartu ibu secara lengkap.

Memastikan bahwa kehamilan itu di harapkan.

Tentukan hari taksiran persalinan (HTP). Jika hari pertama

haidterakhir (HPHT) tidak diketahui,tanyakan kapan pertama

kali irasakan pergerakan janin dan cocokan dengan hasil

32
pemeriksaan tinggi fundus uteri. Jelaskan bahwa hari taksiran

persalinan hanyalah suatu perkiraan.

Memeriksa kadar Hb
Berikan imunisasi TT (Tetanus toksoid, sesuai dengan
ketentuan).
3. Pada setiap kunjungan, bidan harus:
Menilai keadaanumum (fisik) dan psikologis ibu hamil.

Memeriksa urine untuk tes protein dan glukosa urine atas

indikasi. Bila ada kelainan, ibu dirujuk.

Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas

Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau

berbaring dengan mengganjal punggung kiri dengan bantal.

Periksa Hb pada kunjunganpertama dan pada kehamilan 28

minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.

Tanyakan apakah ibu hamil meminum tablet zat besi sesuai

dengan ketentuan dan apakah persediaannya cukup. Tablet zat

besi berisi 60 Mg zat besi dan 0,5 Mg asam folat paling sedikit

diminum 1 tablet sehari selama 90hari berturut-turut. Ingatkan

ibu hamil agar tidak meminumnya dengan teh atau kopi.

Tanyakan dan periksa tanda/gejala penyakit menular seksual

(PMS), dan ambil tindakan sesuai dengan ketentuan.

Lakukan pemeriksaan fisik ibuhamil secara lengkap. Periksa

payudara, lakukan penyuluhan dan perawatan untuk pemberian

ASI eksklusif. Pastikan bahwa kandung kencing ibu kosong.

33
Ukur tinggi fundus uteri dalam cm dengan menggunakan

meteran kain ( tinggi fundus sesudah kehamilan kebih dari 24

minggu sama dengan umurkehamilan dalam cm, bila

diambilukuran tinggi fundus dari simphisis pubis sampai ke

fundus uteri.

Dengarkan denyut jantung janin dantanyakan apakah janin

sering bergerak. Rujuk jika tidak terdengar atau pergerakanjanin

menurun pada bulan terakhir kehamilan.

Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama kehamilan,

tanda bahaya pada kehamilan, kurang gizi dan anemia.

Dengarkankeluhan yang di sampaikan ibu dengan penuh minat

dan beri nasehat atau rujuk bila di perlukan.

Bicarakan tentang tempat persalinan, persiapan transportasi

untuk rujukan jika di perlukan.

Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / kartu ibu. Pelajari

semua temuan untuk menentukan tindakan selanjutnya,

termasuk rujukan atau fasilitas rujukan / RS .

C. Standar 5 : Palpasi Abdominal


1. Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama

&melakukan palpasi untuk menentukan usia kehamilan

2. Bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

janin & masuknya kepala janin ke rongga panggul untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu

34
Syarat :

1. Bidan telah dididik tentang prosedur tentang palpasi abdominal yang

benar.

2. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi

baik.

3. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima

masyarakat.

4. Menggunakan KMS Ibu Hamil/Kartu ibu untuk pencatatan.

5. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang

memerlukan rujukan.

Proses:

1. Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal.

2. Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi; apa yang dirasakannya,

apakah janinnya bergerak, kapan HPHT atau kapan pertama kali

merasakan pergerakan janin.

3. Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil untuk

mengosongkan kandung kencingnya.

4. Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya

disangga bantal. Jangan membaringkan ibu hamil terlentang dengan

punggung datar, karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah

balik ke jantung sehingga akan mengakibatkan pingsan.

5. Pemeriksaan abdomen: adakah parut (tanyakan penyebabnya), tanda-

tanda kehamilan sebelumnya, tanda-tanda peregangan uterus yang

berlebihan atau kehamilan ganda (perut terlalu besar, banyak bagian

35
janin yang teraba, terabanya lebih dari satu kepala janin). Catat

semua temuan dan segera rujuk ke rumah sakit jika ditemukan bekas

bedah sesar, tanda berlebih/kurangnya cairan amnion atau kehamilan

ganda.

6. Perkiraan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24, cara yang paling

efektif adalah dengan menggunakan metline.

7. Ukur dengan metline dari simfisis pubis ke fundus uteri; catat

hasilnya dalam cm. Jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur

kehamilan (dalam minggu) lebih dari 3 cm, atau pertumbuhan janin

lambat/tidak ada, ibu perlu dirujuk.

8. Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin.

(Seharusnya memanjang. Jika tidak, dan usia kehamilan 36 minggu

atau lebih, rujuk ke rumah sakit).

9. Dengan menggunakan dua tangan, lakukan palpasi abdominal untuk

menentukan bagian bawah janin. (Kepala teraba keras dan lebih

besar dibandingkan bokong. Jika kepala teraba di fundus uteri,

biasanya melenting).

10. Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala,

persalinan harus dilakukan di rumah sakit.

11. Setelah umur kehamilan 37 minggu, tetutama pada kehamilan

pertama, periksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin.

(Kepala janin sudah melewati pintu atas panggul atau kepala janin

teraba hanya dua jari di atas pintu atas panggul). Jika tidak, mintalah

ibu hamil duduk, dan lihatlah apakah kepala janin bisa masuk ke

36
panggul. Bila kepala tidak masuk ke panggul, rujuklah ibu ke rumah

sakit.

12. Periksa letak punggung janindan dengarkan denyut jantung janin.

(Dengarkan selama satu menit penuh, perhatikan kecepatan dan

iramanya). Jika pada bulan terakhir kehamilan tidak ditemukan

denyut jantung janin, atau pergerakan janin sangat lemah, rujuklah

ibu ke rumah sakit.

13. Bicarakan hasil pemeriksaan dengan ibu hamil, suami atau anggota

keluarga yang mengantarkannya.

14. Catat semua temuan, pelajari dan jika ada kelainan segera rujuk ke

puskesmas atau ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.

D. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

1. Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan (identifikasi),

penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Syarat :

1. Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan

2. Bidan mampu:

- Menangani dan mengelola anemia pada kahamilan

- Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia

3. Alat untuk mengukur kadar Hb yang berfungsi dengan baik

4. Tersedia tablet zat besi atau asam folat

5. Obat anti malaria (didaerah endemis malaria)

6. Menggunakan KMS ibu hamil / kartu ibu

37
Proses:
1. Memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan perttama dan

pada minggu ke 28. Hb dibawah 11 gr % pada kehamilan termasuk

anemia, dibawah 8 mg% adalah anemia berat. Bila alat pemeriksa

tidak tersedia, periksa kelopak mata dan perkirakan ada tidaknya

anemia.

2. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama

90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gr % teruskan

pemberian tablet zat besi.

3. Beri penyuluhan gizi setiap kunjungan Antenatal, tentang perlunya

minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat besi dan kaya

viamin C serta menghindari minum kopi dalam 1 jam sebelum atau

sesudah makan.

4. Jika prevalensi malaria tinggi selalu ingatkan ibu hamil unutk

berhati-hati agar tidak tertular penyakit malaria. Beri tablet anti

malaria sesuai dengan ketentuan.

5. Jika ditemukan atau diduga anemia (bagian dalam kelopak mata

pucat) berikan 2-3 kali 1 tablet zat besi perhari.

6. Rujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan terhadap

penyakit cacing atau penyakit lainnya dan sekaligus unnutk

pengobatannya.

7. Jika diduga ada anemia berat, misalnya wajah pucat, cepat lelah,

kuku pucat kebruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu

hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Ibu hamil

38
dengan anemia pada TM III perlu di beri zat besi dan asam folat

secara IM.

8. Rujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan untuk bersalin

di rumah sakit.

9. Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi

sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

E. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

1. Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Syarat:

1. Bidan melakukan pemeriksaan kahamilan secara teratur temasuk

pengukuran tekanan darah.

2. Bidan mampu :

- Mengukur tekanan darah dengan benar.

- Mengenali tanda-tanda preeklamsi.

- Mendeteksi hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindak

lanjut sesuai dengan ketentuan.

3. Tensimeter berfungsi dengan baik.

4. Menggunakan KMS ibu hamil atau kartu ibu.

Proses:

1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan

kehamilan termasuk pengukuran tekanan darah dengan teknik yang

benar.

39
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari apakah tensimeter

berrfungsi dengan baik.

3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri, posisi ibu hamil duduk dan

berbaring dengan bagian kiri punggung disangga dengan bantal :

- Letakkan tensimeter di tempat yang datar, setinggi jantung ibu

hamil.

- Gunakan ukuran manset yang sesuai.

4. Catat tekanan darah.

5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastol 15

mmHg atau lebih, ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.

Bila tetap berarti ada kenaikan tekanan darah. Periksa adannya

oedema, terutama pada wajah, tungkai wajah atau tulang kering dan

daerah sacral.

6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin

terhadap albumin pada setiap kali kunjungan.

7. Rujuk ibu hamil ke rumah sakit:

- Kenaikan tekanan darah dengan proteinuria atau tanpa oedema.

- Oedema pada punggung tangan atau wajah yang timbul

mendadak.

NB: Bila ibu tidak dirujuk dan kenaikan tekanan darah 160/110

mmHg, berikan metildopa 250mg peroral. Dilanjutkan dengan dosis

yang sama setiap 8 jam.

40
8. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika :

- Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diatas 160/110 mmHg),

atau lebih.

- Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba.

- Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap)

- Oedema berat yang timbul mendadak, khususnya pada daerah

wajah atau daerah sacral atau punggung bawah atau proteinuria.

NB: Jika ibu tidak dirujuk berikan bolus MgSO4 2 g IV dilanjutkan

dengan MgSO4 4 g IM setiap 4 jam dengan Nifedifin 10 mg peroral

dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam.

9. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, maka pantaulah

tekanan darah, periksa urine terhadap proteinuria dan denyut jantung

janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudaah 6 jam

istirahat.

10. Jika tekanan darah tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan,

walaupun tdk ada edema atau proteinuria.

11. Jika tekanan darah kembali normal ,atau kenaikanya kurang dari 15

mmHg :

- Beri penjelasan pada ibu hamil, suami atau keluarga nya tentang

tanda-tanda eklamsia yang mengancam, khusus nya sakit kepala,

pandangan kabur, nyeri ulu hati dan pembekakan mendadak

pada kaki/punggung/wajah.

- Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit

41
12. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau

keluarganya.

13. Catat semua temuan dengan pada KMS ibu hamil atau kartu ibu.

F. Standar 8 : Persiapan Persalinan

1. Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami dan

keluarganya pada TM III

2. Memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan

suasanan yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik

3. Memastikan persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila

tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

4. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah

Syarat:

Adanya ketentuan indikasi persalinan yang harus di rujuk dan berlangsung di

rumah sakit.

2.5.4 Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran

Berdasarkan Keputusan Kementrian Kesehatan RI No. 369 Tahun

2007 tentang standar profesi bidan, asuhan selama persalinan dan kelahiran.

Kompetensi ke-4 :

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang

bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk

mengoptimalkan kesehatan wanitandan bayinya yang baru lahir.

Pengetahuan Dasar

1. Fisiologi persalinan

42
2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk

3. Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan kelahiran

4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan

5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat

serupa

6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan

7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan

8. Proses penurunan janin melalui pelvic selama persalinan dan

kelahiran

9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan

normal dan ganda

10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga

pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan

nyeri tanpa obat

11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus

12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernafasan,

kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6 bulan

13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika

memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antara

bayi dan ibunya bila dimungkinkan

14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif

15. Manajemen fisiologis Kala III

16. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika

dan sedative

43
17. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti distosia bahu, asfiksia

neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan

mengatasi renjatan.

18. Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.

19. Indikator komplikasi persalinan: perdarahan, partus macet, kelainan

prestasi, eklampsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah

dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, postterm dan

preterm serta tali pusat menumbung

20. Prinsip manajemen Kala III secara fisiologis

21. Prinsip manajemen aktif Kala III

Pengetahuan Tambahan

1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi

2. Pemberian suntikan anestesi lokal

3. Akselerasi dan induksi persalinan

Keterampilan Dasar

1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-

tanda vital ibu pada persalinan sekarang

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus

3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan

penurunan janin

4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan

frekuensi)

44
5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap

dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah,

presentasi, posisi keadaan ketuban dan proporsi panggul dengan bayi

6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan

partograf

7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya

8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama

persalinan

9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal

dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau

melakukan rujukan dengan tepat waktu

10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai

dengan indikasi

11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat

12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan

13. Melaksanakan manajemen fisiologi Kala III

14. Melaksanakan manajemen aktif kala III

15. Memberikan suntikan uterotonika, antibiotika dan sedativa

16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin

(HB) dan hematokrit (HT)

17. Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversio uteri dalam kala III

18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya

19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar

20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum

45
21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II

22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus

macet, ketuban pecah dini, tanpa infeksi, postterm dan pre term.

23. Melakukan pengeluaran plasenta secara normal

24. Mengelola perdarahan postpartum

25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawatdaruratan dengat

tepat waktu sesuai indikasi

26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan

hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir

27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung

ASI eksklusif

28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang

dilakukan.

Keterampilan Tambahan

a. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan

tangan yang tepat

b. Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan

c. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan sesuai

kewenangan

d. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat

janin dan kematian dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.

e. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung

f. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks

46
g. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi

nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan

h. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk akselerasi persalinan dan

penanganan perdarahan postpartum

2.5.5 Asuhan pada Ibu Nifas dan Menyusui

Kompetensi ke-5 :

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi

dan tanggap terhadap budaya setempat.

Pengetahuan Dasar

1. Fisiologis Nifas

2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus

3. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta

penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara,

abses, mastitis, putting susu lecet, putting susu masuk.

4. Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan kebutuhan fisiologis

lainnyaseperti pengosongan kandung kemih.

5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.

6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus

7. Bonding & Attachment orang tua dan bayi baru lahir untuk

menciptakan hubungan positif

8. Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus-menerus, infeksi.

9. Indikasi masalah-masalah laktasi

47
10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan

pervaginam menetap, sisa plasenta, renjatan (syok) dan preeklampsia

post partum.

11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti

anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinetia alvi.

12. Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan sesudah abortus.

13. Tanda dan gejala komplikasi abortus

Keterampilan Dasar

7. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatanyang terfokus, termasuk

keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran

8. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu

9. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan

10. Merumuskan diagnosa masa nifas

11. Menyusun perencanaan

12. Memulai dan mnedukung pemberian ASI eksklusif

13. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri

sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir

14. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana

perlu

15. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau

merujuk untuk tindakan yang sesuai

16. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta, renjatan dan

infeksi ringan

48
17. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca

persalinan

18. Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca

persalinan

19. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu

20. Memberikan antibiotika yang sesuai

21. Mencatatan dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang

dilakukan

Keterampilan Tambahan

1. Melakukan insisi pada hematoma vulva

2.5.6 Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Kompetensi ke-6:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

Pengetahuan Dasar

1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus

2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir, kebersihan jalan nafas, perawatan tali

pusat, kehangatan, nutrisi, bonding & attachment

3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR

4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir

5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan

6. Memberikan imunisasi pada bayi

7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: caput,

molding, mongolian spot, hemangioma

49
8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti:

hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus

9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai

1 bulan

10. Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi

11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur

12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra-cranial,

fraktur clavicula, kematian mendadak, dan hematom

Keterampilan Dasar

1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan

merawat tali pusat

2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan

3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR

4. Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas

5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan

screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi

baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup

6. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu

7. Memberikan imunisasi pada bayi

8. Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya kapan harus

membawa bayi untuk minta pertolongan medik

9. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir,

seperti: kesulitan bernafas/asphiksia, hypotermia, hypoglikemi.

50
10. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan

apabila dimungkinkan.

11. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.

Keterampilan Tambahan

1. Melakukan penilaian masa gestasi

2. Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhandan perkembangan

bayi yang normal dan asuhannya.

3. Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang

tersedia di masyarakat

4. Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita

sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau kematian bayi.

5. Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam

perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan

6. Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda.

2.5.7 Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2012 tentang pemberian

ASI eksklusif

Pasal 6

Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi

yang dilahirkannya,

Bagian Kedua

Inisiasi Menyusu Dini

Pasal 9

51
1. Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib

melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada

ibunya paling singkat selama 1 (satu) jam.

2. Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu

sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.

Pasal 12

1. Setiap ibu yang melahirkan bayi harus menolak pemberian susu formula

bayi dan/atau produk bayi lainnya.

2. Dalam hal ibu yang melahirkan bayi meninggal dunia atau oleh sebab

lain sehingga tidak dapat melakukan penolakan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), penolakan dapat dilakukan oleh keluarga.

Bagian Keempat

Informasi dan Edukasi

Pasal 13

1. Untuk mencapai pemanfaatan pemberian ASI eksklusif secara optimal,

tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib

memberikan informasi dan edukasi ASI eksklusif kepada ibu dan /atau

anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan

kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI eksklusif selesai.

2. Informasi dan edukasi ASI eksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit mengenai:

a) keuntungan dan keunggulan pemberian ASI;

b) gizi ibu, persiapan dan mempertahankan menyusui;

52
c) akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap

pemberian ASI; dan

d) kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.

3. Pemberian informasi dan edukasi ASI eksklusif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan (2) dapat dilakukan melalui penyuluhan, konseling dan

pendampingan.

4. Pemberian informasi dan edukasi ASI eksklusif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.

53
BAB III

TINJAUAN KASUS

1.1 Antenatal Care

No. Register : 15/III/17 Tanggal / Waktu Pengkajian : 15-03-2017/08.00WIB

Nama Pengkaji : Nilam Poespita Tempat Pengkajian : RB Dwi Ananda

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. BIODATA
Nama klien : Ny.N Nama klien : Tn. A
Umur : 38 tahun Umur : 38 Tahun
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Golongan darah : Belum diperiksa Golongan darah : Belum diperiksa
Alamat rumah : Dsn Sukamantri 02/02 Alamat rumah : Dsn Sukamantri 02/02

B. KELUHAN
Ibu mengaku hamil 9 bulan mengatakan tidak ada keluhan hanya ingin
melakukan pemeriksaan saja

C. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Kehamilan ke : 3 Bersalin :2 Keguguran : 0
HPHT : 27-05-2016 Taksiran Persalinan : 04-03-2017 Usia Kehamilan :
41 Minggu 5 Hari Siklus haid : 28 hari Lamanya haid : 7 hari,
teratur
Dismenorrhea : tidak ada Banyaknya : 4x ganti pembalut/hari

54
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan janin yang dirasakan 12 jam terakhir : 12 kali, kuat
Imunisasi TT4 tidak dilakukan Tempat : BPM
Periksa kehamilan : 6x Tempat : BPM, Posyandu Oleh : Bidan
Tablet Fe: 60 tablet habis sisa 30
Cara minum : 1x1 sebelum tidur malam dengan air putih

D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

No Tahun Usia JK Persalinan Nifas


Kehamilan Jenis penolong tempat H/M BB PB Penyulit Laktasi Penyulit
1 2006 9 bulan P normal Paraji Rumah H 2700 48 Tidak ASI Tidak
gr cm ada ada
2 2012 9 bulan P normal Bidan BPM H 2900 49 Tidak ASI Tidak
gr cm ada ada

E. AKTIVITAS SEHARI-HARI
1) Diet
a. Nutrisi
Pola makan : 3x/hari secara teratur
Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, sayur, tahu, tempe
dan ikan
Makanan yang dipantang : tidak ada
Perubahan pola makan : tidak ada
Alergi terhadap makanan : tidak ada alergi
makanan
b. Hidrasi
Jenis cairan yang diminum sehari : air putih, Susu
Jumlah cairan yang diminum sehari : 9 gelas/hari (ukuran
aqua gelas)
2) Istirahat dan tidur
Malam : 5 jam/hari Siang : 1-2 jam/hari

55
3) Personal Hygiene
Mandi : 3x/hari
Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian : 3x/hari
Jenis pakaian yang dipakai saat hamil : pakaian kaos longgar dan daster
4) Aktivitas seksual
Adakah Perubahan : ada
Frekuensi : 2-3 minggu sekali
Keluhan/Masalah : karena perut yang senakin membesar
5) Eliminasi
BAK : 5-6x/hari
Banyaknya : Banyak
BAB :1
Konsistensi : Lunak

F. RIWAYAT KESEHATAN
1) Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita.
Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada Hepatitis B : tidak ada Thypus
abdominalis : tidak ada
PMS : tidak ada
2) Riwayat penyakit keluarga.
Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada Asthma : tidak ada Jantung :
tidak ada
3) Riwayat alergi : ibu tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun
obat-obatan
4) Perilaku kesehatan.
Penggunaan alcohol / obat-obatan sejenis : tidak
Obat-obat / jamu yang sering di minum : tidak
Merokok : tidak
5) Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Alasan Menjarangkan kehamilan

56
Lama Pemakaia 5
Keluhan Tidak ada keluhan
Rencana KB yang akan datang : KB suntik 3 bulan

G. RIWAYAT SOSIAL
Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan : ya
Status perkawinan : kawin Nikah ke : 1 Lamanya :
12 tahun
Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
Pendamping persalinan : suami dan keluarga
Dukungan keluarga : mendukung
Pendonor darah : belum ada
Hubungan klien dengan suami : Harmonis
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : baik
Rencana persalinan : normal Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluarga yang tinggal serumah
N Hubungan
Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket
o Keluarga
1 Tn. J L 38 tahun Suami SD Buruh Sehat
2 An. L P 11 Tahun Anak SMP Pelajar Sehat
3 An. D P 5 tahun Anak TK Pelajar Sehat

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1) Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis Status emosional
: stabil
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg Nadi :
81x/menit
Respirasi : 24x/menit Suhu : 36,5oC
3) Tinggi badan : 157cm
Berat badan sekarang : 77kg IMT: 24,52

57
Berat badan sebelum hamil : 68kg
Kenaikan berat badan : 9 kg
Lingkar lengan atas : 26,5 cm
4) Pemeriksaan Fisik
Kepala
Inspeksi
Warna rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih
Palpasi
Keadaan rambut : Tidak Rontok
Benjolan : Tidak Ada
Muka
Inpeksi
Oedema : Tidak ada
Pucat atau tidak : Tidak Pucat
Palpasi
Oedema : Tidak Ada
Mata
Inpeksi
Konjungtiva : Merah Muda
Sklera : Putih
Hidung
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak Ada
Polip : Tidak ada polip
Bibir
Inspeksi
Pucat : Tidak pucat
Stomatitis : Tidak ada
Gigi
Caries : Tidak ada
Gigi palsu : Tidak ada

58
Lidah
Warna : Merah muda
Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid
Pembengkakan KGB : Tidak ada pembengkakan KGB
Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada pembengkakan vena
jugularis
Payudara
Inspeksi
Simetris : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
benjolan : Tidak teraba benjolan
Putting susu : Menonjol
Colostrum : Ada colostrum pada payudara kiri dan kanan
Pembesaran KGB Axilla : Tidak teraba pembesara KGB Axilla
Kelainan : Tidak ada kelainan
Retraksi : Tidak ada retraksi
Lecet : Tidak lecet
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : Membesar sesuai usia kehamilan
Sikatrik bekas operasi : Tidak terlihat sikatrik bekas operasi
Striae : Ada
Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
TFU : 33 cm
Leopold I : Teraba kurang bulat, lunak dan tidak
melenting
Leopold II: kiri = teraba keras ada tahanan dan memanjang

59
Kanan = teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat kurang melenting
Leopold IV : Tidak dilakukan
Perlimaan : Tidak dilakukan
TBJ : (TFU-12) x 155 = (33-11) x 155 = 3255 gram
Auskultasi
DJJ : 136 x / menit, regular
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
Oedema : Tidak ada
Kuku : Bersih, Pendek
Palpasi
Oedema : Tidak ada oedema
Capillary refill : kembali dalam 2 detik
Ekstremitas bawah
Inspeksi
Bentuk : simetris
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak terlihat varises
Palpasi
Oedema : Tidak ada oedema
Capillary refill : kembali dalam 2 detik
Varises : Tidak ada varises
Perkusi
Reflex patella : (+) / (+)
Genetalia
Inspeksi
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada pembesaran kelenjar
bartholin

60
Pengeluaran : Keputihan berwarna putih dan tidak
berbau
Luka perineum : Tidak ada luka perineum
Palpasi
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
Pembesaran kelenjar bartholin :Tidak ada pembesaran kelenjar
bartholin
Pengeluaran : Keputihan berwarna putih dan tidak
berbau
Anus
Haemorroid : ada haemoroid
5) Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Hb : tidak dilakukan
Urine
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ibu G3P2A0 usia kehamilan 41 minggu 5 hari dengan
keadaan baik
Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala, keadaan
baik.
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
begitupun dengan janin yang berada didalam kandungan ibu
Ibu merasa senang mendengarnya

61
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa sering BAK yang sedang dialami ibu adalah
normal, karena kandung kemih ibu tertekan oleh bagian terbawah janin
(kepala) yang mulai masuk ke jalan lahir (rongga panggul). Ibu dianjurkan
untuk tetap mengkonsumsi air putih seperti biasa (minimal 8 gelas/hari)
namun kurangi jumlah minum pada malam hari dan hindari minum kopi dan
teh karena akan meningkatkan jumlah BAK.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Menjelaskan kpeda ibu untuk tetap meminum tanlet Fe, tiap malam sebelum
tidur malam dengan air putih dan makan-makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti daging, tahu, tempe, sayuran hijau, dan buah-
buahan untuk menghindari resiko terjadinya anemia, perdarahan saat
persalinan, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan
4. Memberitahukan kepada ibu agar tetap menjaga kebersihan dirinya dan
menjaga agar celana dalamnya tetap kering dan jangan lembab jika terasa
lembab atau basah segera mengganti pakaian dalamnya.
ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai persiapan persalinan seperti
: siapkan tabungan, jaminan kesehatan atau asuransi untuk biaya persalinan,
suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu
diperlukan, siapkan orang yang bersedia menjadi pendonor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan.
6. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan pada trimester 3 yaitu : sakit kepala
hebat tidak hilang dengan istirahat, pandangan kabur, nyeri pada ulu hati,
bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut yang hebat, keluar darah dari
jalan lahir(perdarahan pervaginam), dan demam tinggi.
Jika ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya tersebut segera pergi ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera mendapatkan pertolongan.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Menjelaskan tanda-tanda persalinan pada ibu yaitu mulas yang semakin
lama semakin sering, keluar lender bercampur darah dari jalan lahir, keluar
cairan ketuban dari jalan lahir. Jika ibu merasakan salah satu tanda-tanda

62
tersebut ibu dianjurkan segera mengunjungi tempat pelayanan kesehatan
terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.
8. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera datang ke tempat bidan
apabila telah ada tanda-tanda persalinan dan membawa semua persiapan
persalinan untuk menghadapi persalinan. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan golongan darah dipuskesmas
agar ibu mengetahui golongan darahnya
Ibu mngerti dan akan memeriksakan golongan darahnya dipuskesmas
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulag 1 minggu kemudian
atau kapan saja jika ibu merasakan ada keluhan dan tanda-tanda persalinan.
Ibu mengerti dan akan melakukannya

63
Data ANC Sekunder
Data antenatal klien, didapatkan data sekunder hasil pemeriksaan bidan S
dan dari pencatatan pemeriksaan antenatal klien di buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) klien. Klien melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 6x ,
5x dilakukan di RB Dwi Ananda dan 1x di Puskesmas
Data Antenatal pada Buku KIA
Adapun data antenatal yang didapatkan dari buku KIA adalah sebagai berikut:
1. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT): 27-05-2016
2. Taksiran Persalinan (TP): 04-03-2017
3. Lingkar Lengan Atas: 26,5 cm
4. Tinggi Badan : 157
5. Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebelum Hamil: KB suntik 3 Bulan
6. Riwayat Penyakit Ibu: Tidak ada
7. Riwayat Alergi Ibu: Tidak ada
8. Hamil ke 3, jumlah persalinan 2, jumlah keguguran 0.
9. Jumlah anak hidup 2, Jumlah lahir mati 0,
10. Jumlah anak kurang bulan tidak ada
11. Jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir : 5 tahun
12. Status imunisasi TT terakhir : tidak disuntik
13. Penolong persalinan terakhir : bidan
14. Cara persalinan : Spontan

64
No. Tanggal Keluhan Hasil Pemeriksaan Terapi Nasehat Tempat Anjuran
yang Pelayana Kunjung
disampaik n an Ulang
an
1. 10/9/2016 Mual TD : 110/70 mmHg Hufadon Istirahat RB Dwi 10/10/201
Pusing BB : 70 Kg , anelat yang cukup Ananda 6
UK: 10 minggu
TFU: -
Letak:ballotement
DJJ: -
Oedema: -
2. 17/10/201 Pusing TD : 100/80 mmHg Asam - PKM 1 bulan
6 BB : 71 Kg Folat,
UK: 14 minggu kalk
TFU: -
Letak: ballotement
DJJ: +
Oedema: -
3. 03/11/201 Nyeri TD : 110/70 mmHg Fe, Kalk - RB dwi 03/12/16
6 Perut BB : 70 Kg Ananda
bagian kiri UK: 16 minggu
TFU: pertengahan
pusat sympisis
Letak: ballotement
DJJ: +
4. 27/11/201 Pusing TD : 140/90 mmHg Banyak Rb Dwi 27/12/201
6 mual BB : 71 Kg istirahat Ananda 6
UK: 26 minggu
TFU: 2 jari diatas
pusat
Letak: Lintang
DJJ: +
Hasil USG
Letak Lintang

65
Uk: 26 minggu 3hari
BPD : 6,2
TBJ : 1000 gram
AC :23,6
FC : 6,67
TP : 11-22017
5. 29/10/201 Pusing, TD : 130/90 mmHg - - RB Dwi 18/01/17
6 muntah BB : 73 Kg Ananda
UK: 29 minggu
TFU: 2 jari diatas
pusat
Letak: kepala?
DJJ:142 kali/menit
Oedema: -
6. 18/12/201 Wasir TD : 140/90 mmHg - Banyak RB Dwi 05/03/17
6 BB : 75 Kg makan Ananda
UK: 39 minggu sayur dan
TFU: 34cm buah
Letak: kepala
DJJ: +
Oedema: -

66
1.2 Pengkajian Intranatal

No. Register : 16/III/17

Nama Pengkaji : Nilam Poespita

Tanggal Pengkajian : 16 Maret 2017/ 08.00

Tempat Perkajian : RB Dwi Ananda

A. Keluhan
Ibu datang Ke RB pukul 08.00 mengatakan hamil 10 bulan, anak ke 3,
mengeluh mulas-mulas yang semakin sering sejak pul 06.30 belum keluar
air-air dan lendir bercampur darah
B. Riwayat Kehamilan Sekarang
Kehamilan ke : 3 Bersalin: 2 Keguguran : 0
HPHT : 27-05-2016 TP: 04-03-2017 Usia kehamilan :41
minggu 5 hari
Siklus haid: 28 hari Lamanya haid : 5 hari, teratur Dismenorrhea:
Tidak
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Pergerakan janin yang dirasakan dalam 12 jam terakhir : 12 kali, kuat
Imunisasi : Tidak dilakukan TT4
Periksa hamil : 7x Tempat : PKM dan RB Oleh : bidan
Tablet Fe : 60 tablet, sisa 30 Cara minum : dengan air putih
sebelum tidur

D. Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu


No Tahun Usia JK Persalinan Nifas
Kehamilan Jenis penolong tempat H/M BB PB Penyulit Laktasi Penyulit
1 2006 9 bulan P Normal Maraji Rumah H 2700 48 Tidak ASI Tidak
gr cm ada ada
2 2012 9 bulan P Normal Bidan BPM H 2900 49 Tidak ASI Tidak
gr cm ada ada

67
E. Aktivitas Sehari-hari
1. Nutrisi
Terakhir makan : jam 07.00 wib
Jenis makanan yang dikonsumsi : bubur dan teh manis
Makanan yang dipantang : tidak ada
Alergi terhadap makanan : tidak ada
2. Hidrasi
Terakhir minum : 15 menit yang lalu
Jenis minuman : air putih
Jumlah cairan yang dikonsumsi : 1 gelas
3. Istirahat dan tidur
Terakhir tidur malam : 4 jam
Terakhir tidur siang :-
Masalah : tidak ada
4. Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/hari
Ganti pakaian : 2 kali/hari
5. Aktivitas seksual
Hubungan seksual terakhir : beberapa bulan yg lalu
Keluhan : tidak ada
6. Eliminasi
a. BAK
Terakhir kali BAK : 10 menit yang lalu
Banyaknya : 150 cc
Kelainan : tidak ada
b. BAB
Terakhir kali BAB : 07.00
Konsistensi : lunak
Kelainan : tidak ada

68
F. RIWAYAT KESEHATAN
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami atau sedang menderita
penyakit, dan ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit turunan. Dan
ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol,obat-obatan,
jamu dan merokok.
G. Riwayat Sosial
Kehamilan ini diinginkan atau tidak : ya
Status perkawinan : kawin lamanya : 12 tahun
Pernikahan ke : 1 (satu)
Hubungan dengan suami : baik harmonis
Hubungan dengan anggota keluarga lain : baik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
Pendamping persalinan : suami
Dukungan keluarga: baik
Pendonor darah : belum ditentukan
Rencana menyusui : ASI Ekslusif 6 bulan
Keluarga yg tinggal serumah
No Nama L/P usia Hubungan pendidikan Pekerjaan Ket
keluarga
1 Tn.J L 38 Suami SD Buruh -
2 An.L P 11 Anak SMP - -
3 An.D P 5 Anak SD - -

I. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


A. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status emosional : Stabil

B. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg Respirasi : 82 x/menit,
regular
Nadi : 24x/menit, regular Suhu : 36,7C
C. Tinggi badan : 157cm

69
Berat badan sebelum hamil : 68 kg
Berat badan sekarang : 77 kg
Lingkar lengan : 26,5 cm
D. Pemeriksaan fisik
Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, bersih
Palpasi : tidak ada rontok dan benjolan
Muka
Inspeksi : Tidak pucat
Palpasi : Tidak ada Oedema
Mata
Inspeksi : konjungtiva merah muda, scelera putih
Hidung : tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada polip,
bersih
Telinga : bersih, tidak ada pengluaran, fungsi
pendengaran baik
Bibir : tidak pucat,lembab dan tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada karies
Lidah : merah muda
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan KGB, tidak ada pembengkakan vena jugularis
Dada
Payudara
Inspeksi : Simetris, kurang bersih, tidak ada benjolan,
putting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada retraksi/dimpling,
tidak ada lecet
Palpasi : tidak ada benjolan, colustrum ada, tidak ada
pembesaran KGB
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : Membesar sesuai dengan usia kehamilan
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada

70
Striae : ada
Hyperpgmentasi : Ada
Palpasi
TFU : 34cm

Leopold I : Teraba lunak, kurang bulat tidak melenting

Leopold II : Kanan, teraba bagian-bagian kecil janin . Kiri, teraba


keras, memanjang, seperti ada tahanan

Leopold III : Teraba keras dan bulat, tidak melenting, sudah masuk
PAP
Leopold IV : Konvergen
Perlimaan : 4/5
TBJ : ( 34-12) x 155 = 3.410 gram
Penilaian his
Frekuensi : 2x/10 menit Interval his : 2menit
Durasi his : 40 detik Intensitas : Sedang
Auskultasi

DJJ Frekuensi : 140x/menit Kekuatan : kuat Regularitas :


Reguler

Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : simetris, tidak ada oedema, kuku pendek
bersih
Palpasi : tidak ada oedema, capilary refill baik kembali
selama< 2 detik
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : simetris, ada oedema, tidak ada varises
Palpasi : ada oedema, capillary refill baik kembali<2
detik
Perkusi : +/+ ka/ki
Genetalia

71
Inspeksi : tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembesaran kelenjar bartolini, pengeluaran lendir bercampur darah,
tidak ada tanda infeksi
Pemeriksaan dalam
Vulva vagina : Tidak ada kelainan
Portio : lunak tipis
Pembukaan : 2 cm
Keadaan ketuban : Utuh
Penurunan bagian terendah : Hodge I
Anus
Inspeksi : haemoroid ada di eksternal
E. Pemeriksaan laboratorium
Darah
HB : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urine : Protein : Negative
Glukosa : Negative

II. ASSESMENT (A)


Diagnosa: Ibu : Ny N G3P2A0 usia kehamilan 41 minggu 5 hari kala I fase
laten dengan Hipertensi Gestasional

Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala dengan keadaan


baik

Masalah potensial ibu : Preeklampsia

Janin : gawat janin, asfiksia

Antisipasi masalah potensial : observasi keadaan umum, tanda-tanda


vital,pemasngan o2 dan persiapan resusitasi

III. PLANNING (P)


1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
masa persalinan, pembukaan 2 cm, keadaan ibu dan janin baik. (Ibu dan

72
keluarga mengerti dan terlihat senang dengan penjelasan yang diberikan
bidan)
2. Memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bersikap tenang
dalam menghadapi persalinan dan menjelaskan kepada ibu bahwa mulas
yang dirasakan ibu adalah hal normal. Ibu mengerti dan terlihat tenang.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak meneran saat his muncul,
menganjurkan menarik nafas dalam melalui hdung dan mengeluarkan
melalui mulut secara perlahan. Ibu mengerti dan dapat melakukannya secara
mandiri.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk makan, makanan ringan seperti roti, biskuit,
dan teh manis agar ibu mempunyai tambahan tenaga pada saat persalinan,
ibu mengerti dan mau minum dan makan .
5. Mengobservasi kemajuan persalinan menggunakan partograf, yaitu
pemeriksaan nadi,his,dan DJJ setiap 30 menit sekali,suhu dan TD setiap 4
jam dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali

INC kala 1 Fase aktif

Waktu Pengkajian : 16 Maret

Nama pengkaji :Nilam Poespita

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)

Keluhan :Ibu mengeluh mulas-mulas yang semakin sering dan belum ada

dorongan untuk mengedan seperti ingin BAB

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum: baik kesadaran: compos mentis

status emosional: stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah:150/100 mmHg Nadi:86 x/menit regullar

73
Respirasi:19 x/menit suhu: 36,7c

3. His

Frekuensi :3x dalam 10 menit

Interval : 1 menit

durasi : >40 detik

Intensitas : kuat

4. DJJ

Frekuensi : 145 x/menit,

Regullaritas : reguler

Pemeriksaan luar Abdomen

Perlimaan : 1/5

Vesika urinaria : kosong

Genetalia

Luar : Vulva ibu terlihat bersih dan belum ada pengeluaran lendir

bercampur darah berwarna merah. Tidak ada oedema, tidak ada varises

tidak ada pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada luka parut perineum,

tidak ada nyeri tekan

dinding vagina tidak ada benjolan, dan tidak ada septum

Portio : Tipis lunak

Pembukaan : 8 cm

Ketuban : utuh

Presentasi : kepala

Denominator : UUK kiri depan

Molage :0

74
Penurunan bagian terendah : hodge III

PLANNING (P)
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah
memasuki masa persalinan pembukaan 8 cm dan keadaan janin dalam
kondisi baik
Ibu merasa cemas dengan kondisinya saat ini, tetapi ibu dan keluarga
merasa senang dengan keadaan janin ibu
2. Memberikan kenyamanan kepada ibu dengan cara menganjurkan ibu
untuk mengambil nafas panjang apabila terjadi kontraksi yaitu dengan
cara menghirup udara melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut
Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat penurunan
kepala dan agar bayi dapat suplai oksigen dan proses pembukaan dapat
berlangsung dengan cepat
Ibu mengikuti anjuran bidan dan segera mengubah posisi yang
dianjurkan bidan
3. Memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bersikap
tenang dalam menghadapi persalinan dan menjelaskan kepada ibu
bahwa mulas yang dirasakan ibu adalah hal normal. Ibu mengerti dan
terlihat tenang.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak meneran saat his muncul,
menganjurkan menarik nafas dalam melalui hdung dan mengeluarkan
melalui mulut secara perlahan. Ibu mengerti dan dapat melakukannya
secara mandiri.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk makan, makanan ringan seperti roti,
biskuit, dan teh manis agar ibu mempunyai tambahan tenaga pada saat
persalinan, ibu mengerti dan mau minum dan makan .
6. Menanyakan kepada ibu ingin di dampingi siapa pada saat persalinan.
Ibu mengatakan ingin di dampingi oleh suaminya
7. Menyiapkan ruang persalianan alat dan bahan persalinan dan juga
perlengkapan ibu dan bayi. Ruang, alat, bahan persalianan sudah siap
serta perlengkapan ibu dan bayi sudah siap.

75
8. Mengobservasi kemajuan persalinan menggunakan partograf, yaitu
pemeriksaan nadi,his,dan DJJ setiap 30 menit sekali,suhu dan TD setiap
4 jam dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali

KALA II

Hari/Tanggal : 16-03-2017 Jam : 13.00 WIB

I. Data Subjektif (S)


Keluhan : ibu mengatakan mulas semakin sering di sertai keinginan untuk mengedan
seperti ingin BAB.
II. Data Objektif (O)
1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Status emosional : stabil
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg Respirasi : 24x/menit
Nadi : 83x/menit Suhu : 36,60C
1. His
Intensitas : Kuat Interval : 2 menit
Frekuensi : 5x dalam 10 menit Durasi : 45 detik
4. DJJ
Frekuensi : 140 kali/menit, regular
5. Pemeriksaan Luar Abdomen
Perlimaan : 0/5
Vesika urinaria : kosong

6. Pemeriksaan Dalam
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Portio : tidak teraba
Pembukaan serviks : 10 cm (lengkap)
Keadaan ketuban : pecah spontan
Presentasi : kepala

76
Denominator : UUK Kanan depan
Molase :0
Penurunan bagian : Hodge III +
terendah
Bagian yang teraba : tidak ada

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa :
Ibu: Ny N G3P2A0 usia kehamilan 41 minggu 5 hari inpartu kala II dengan
keadaan baik
Janin hidup intrauterin tunggal presentasi kepala, kepala di hodge III+,
dengan keadaan baik
Masalah potensial : Tidak ada

Antisipasi masalah potensial : Tidak ada


IV. PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan
sudah lengkap dan ibu akan melahirkan sebentar lagi, keadaan ibu dan janin baik.
Memberikan kenyamanan kepada ibu dengan cara meminta bantuan keluarga
untuk memposisikan ibu saat bersalin. (Ibu dibantu keluarga dengan posisi
bersalin tiduran)
2. Memberikan asuhan persalinan kepada ibu dengan cara :
- Mendekatkan alat partus, perlengkapan ibu dan bayi serta menggunakan alat
pelindung diri. (Alat sudah disiapkan dan perlengkapan sudah dipakai)
- Menganjurkan ibu untuk meneran ketika ada kontraksi dan ibu meneran
dengan cara kepala diangkat melihat kearah perut dan tangan memegang kaki
untuk ditarik ke arah dada dan tidak mengangkat bokong serta istirahat diantara
jika tidak ada kontraksi (ibu mengikuti anjuran yang diberikan)
- Memberikan pujian dan dukungan pada saat ibu meneran; Ibu terlihat lebih
bersemangat)
- Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidrasi ibu (Menganjurkan
kepada ibu untuk memberika minum disaat ibu tidak ada mulas atau istirahat;
Ibu meminum air putih dansedikit teh manis)

77
- Membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.(
Partus set sudah di buka dan sarung tangan sudah dipakai)
- Setelah kepala bayi sudah membuka vulva 5-6 cm maka lindungi perineum
dengan tangan yang dilindungi kain bersih yang berada dibawah bokong dan
tangan kiri melindungi puncak kepala dan menahan agar tidak terjadi defleksi
dan membantu lahirnya kepala minta ibu meneran, tangan kanan menahan
perineum dan tangan kiri menahan simpisis. (Ibu meneran perlahan-lahan)
- Memeriksa lilitan tali pusat. ( tidak ada lilitan tali pusat)
- Menunggu kepala sampai melakukan putaran paksi luar secara spontan
(kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan)
- Melakukan biparietal kemudian mengarahkan kepala ke bawah untuk
melahirkan bahu depan dan mengarahkan ke atas untuk melahirkan bahu
belakang kemudian melakukan sanggah susur untuk menyanggah kepala,
lengan, siku sebelah atas berlanjut ke bohong, tungkai, dan kaki memegang
kedua mata kaki dan meletakkan bayi di atas perut ibu bayi lahir berturut-turut,
kepala, bahu, punggung dan badan seluruhnya.
Bayi Lahir Jam : 13.30 WIB, Spontan Jenis Kelamin Laki-laki
Penilaian sepintas :
Warna kulit : kemerahaan
Menangis :spontan
Tonus otot : baik
A
/S : 8/9
KALA III

Hari/tangal : Kamis 16 Maret 2017 Jam : 13.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)


Keluhan : Ibu masih merasakan mules dan lemas.

II. DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik

78
Status emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7oC
3. Abdomen
Tinggi fundus : sepusat
Kontraksi : Baik
Bayi ke-2 : Tidak ada
4. Keadaan kandung kemih : Kosong
5. Tanda-tanda pelepasan plasenta
Tali pusat memanjang : tidak
Uterus membulat : tidak
Semburan darah yang tiba-tiba : tidak

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ny.N P3A0 postpartum kala III, keadaan baik.

Masalah potensial : tidak ada

Antisipasi masalah potensial : Tidak ada

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan
normal tapi plasenta belum lahir dan beritahu ibu untuk bersabar sedikit
sampai plasenta lahir spontan. Ibu mengerti dan beristirahat.
2. Melakukan pengcekan apakah ada bayi kedua atau tidak. Setelah di cek
tidak ada bayi kedua.
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin sebanyak 10 IU secara
IM 1/3 paha bagian luar. Oksitosin sudah di suntikan.
4. Menjepit talipusat dengan menggunakan klem kira-kira 3cm dari umbilical
bayi dan mengurut tali pusat kearah ibu dan menjepit kembali 2 cm dari
klem pertama. Tali pusat sudah di potong.

79
5. Memindahkan klem ke depan vulva dengan jarak 5-10cm di depan vulva.
Klem telah di pindahkan kedepan vulva.
6. Melakukan Peregangan tali pusat terkendali dengan cara meletakan tangan
kiri tepat di atas symphisis menahan secara dorso kranial dan tangan kanan
melakukan penegangan tali pusat terkendali. Tangan kiri di atas symphisis
dan tangan kanan melakukan PTT.( belum ada tanda-tanda pelepasan
plasemya)
7. Tanda-tanda pelepasan plasenta sudah ada,setelah plasenta sudah tampak di
depan vulva teruskan melepaskan plasenta dengan hati-hati. Pegang
plasenta dengan kedua tangan,kemudian putar plasenta searah jarum jam
perlahan-lahan sehingga selaput ketuban terpilin dan keluar seluruhnya.
8. Setelah plasenta lahir melakukan massase fundus uteri selama 15 detik.
Massase uterus telah di lakukan dan fundus terasa keras.
9. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase fundus uteri, dan
mengenalkan kontraksi yang baik.ibu bersedia dan melakukan massase
fundus uteri.
10. Memeriksakan kelengkapan plasenta,di dapatkan hasil sebagai berikut
Keadaan plasenta.
Waktu plasenta lahir : 13.35 WIB
Keadaan plasenta : lengkap
Kotiledon : lengkap
Selaput ketuban : utuh
Insersi tali pusat : sentralis
Diameter : 20cm
Tebal : 3cm
Panjang tali pusat : 55cm
Kelainan : tidak ada
Perdarahan : 150 cc
Kontraksi : baik
Konsistensi : keras
Intensitas : kuat

80
KALA IV

Hari/tanggal : Kamis/16 Maret 2017 Jam : 13.35 WIB

I. DATA SUBJEKTIF (S)


Keluhan : Ibu merasa lemas dan mulas

II. DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
Status emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :110/80 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7oC
3. TFU : seppusat
4. Keadaan vesika urinaria : Kosong
5. Jumlah perdarahan : 150 cc

6. Keadaan perineum : tidak ada laserasi

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ny N P3A0 kala IV dengan keadaan baik

Masalah potensial : tidak ada

Antisipasi masalah potensial : tidak ada

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu telah melahirkan bayi
sehat dan keadaan ibu baik; (ibu terlihat senang mendengarnya)
2. Melakukan pengecekan jalan lahir (tidak ada laserasi jalan lahir)

81
3. Memberitahukan ibu bahwa rasa mulas yang ibu rasakan merupakan hal
yang normal karena rahim ibu masih berkontraksi untuk kembali ke bentuk
semula; (Ibu mengerti dan terlihat tenang)
4. Mengajarkan ibu untuk mengusap perutnya searah jarum jam untuk
mengetahui rahimnya lunak atau keras dan untuk menghentikan perdarahan;
(Ibu mengerti dan mulai mengusap perutnya)
5. Membersihkan ibu dan ganti pakaian ibu (Memberikan kenyamanan kepada
ibu dengan membersihkan dan mengganti pakaian ibu; Ibu sudah dibersihkan
dan merasa nyaman)
6. Observasi kala IV (Melakukan pemantauan TTV, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan.
- Setiap 15 menit selama 1 jam pertama
- Setiap 30 menit selama 1 jam kedua
7. Dekontaminasi alat (Merendam alat-alat dengan larutan klorin selama 10
menit kemudian mencuci alat dengan sabun dan dibersihkan di air mengalir
dan mendekomentasi alat selama 10 menit ;Alat-alat sudah bersih di DTT)
8. Memberikan penkes mengenai kebutuhan nutrisi dengan menganjurkan
kepada ibu untuk makan dan minum; (Ibu makan roti dan minum teh manis)

82
1.3 Post Natal Care

PENGKAJIAN POST NATALCARE 8 JAM

No Register : 16/III/17

Tanggal & waktu pengkajian : Kamis 16 Maret 2017/ 20.30 WIB

Nama Pemeriksa : Nilam Poespita

Tempat Pengkajian : RB Dwi Ananda

I. DATA SUBJEKTIF (S)


A. Keluhan
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiganya 8 jam yang lalu dan mengeluh
masih terasa sakit pada luka perineum.
B. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sekarang
1. Riwayat Kehamilan
Umur Kehamilan : 41 minggu 5 hari
Penyulit : tidak ada
2. Riwayat Persalinan
Kala I : 6 Jam
Kala II : 5 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
Penyulit : Tidak ada
C. Aktivitas dan Diet Sehari-hari
1. Diet
Kebutuhan Nutrisi
a. Pola Makan : 1 kali pasca melahirkan
b. Jenis makanan yang dikonsumsi : Roti
c. Makanan yang dipantang : Tidak ada

83
d. Alergi : Tidak ada alergi terhadap makanan
Kebutuhan Hidrasi
a. Minum dalam sehari : 3 gelas
b. Jenis minuman yang dikonsumsi : Air putih dan teh manis
2. Istirahat dan Tidur
Tidur 30 menit setelah melahirkan
3. Personal Hygiene
a. Mandi : Belum mandi pasca melahirkan
b. Gosok gigi : Belum gosok gigi pasca melahirkan
c. Ganti pembalut : 2 kali
d. Vulva Hygiene :1x
e. Ganti pakaian dalam : 2 kali
f. Ganti pakaian : 1 kali
4. Pola seksual
Rencana hubungan seksual : 40 hari setelah melahirkan
Alasan : sesuai anjuran agama
5. Data Eliminasi
a. BAB
Ibu belum BAB pasca melahirkan
b. BAK
200 cc pasca melahirkan
6. Perilaku Kesehatan
a. Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : Analgetik dan antibiotic
b. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : Tablet Fe, Kalk (selama hamil)
c. Obat-obatan terlarang : Tidak mengonsumsi obat
terlarang
d. Alkohol : Tidak mengonsumsi alkohol
e. Rokok : Tidak merokok
7. Aktivitas dan Mobilisasi
Aktivitas dan mobilisasi yang sudah dilakukan : miring kanan, miring kiri
Turun dari tempat
tidur,miring,miring kiri

84
II. DATA OBJEKTIF (O)
A. Keadaan umum : Baik Kesadaran: Comphosmentis Status Emosional
: Stabil
B. Tanda-tanda vital :
1. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
2. Denyut nadi : 88 x menit
3. Suhu : 36,7 0 C
4. Pernafasan : 21 x / menit
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Inspeksi : Warna rambut hitam, terlihat bersih
b. Palpasi : Tidak teraba benjolan, tidak rontok
2. Mata
a. Inspeksi : Terlihat simetris, tidak terlihat pucat
b. Palpasi : Tidak teraba oedema
3. Mata
Inspeksi : Terlihat simetris, konjungtiva terlihat merah muda,
sklera tidak terlihat pucat, tidak ada kelainan
4. Hidung
Inspeksi : Terlihat bersih, tidak ada kelainan
5. Mulut
Inspeksi : Terlihat merah muda, lidah terlihat merah muda,
warna gigi putih kekuning-kuningan
6. Telinga
Inspeksi : Terlihat simetris, terlihat bersih, tidak terlihat ada
kelainan
7. Leher
Palpasi : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan vena jugularis
8. Dada
Payudara

85
a. Inspeksi :Terlihat simetris,putting menonjol, tidak terlihat
benjolan abnormal, terlihat hiperpigmentasi pada putting dan
aerola
b. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
putting susu menonjol, ASI sudah keluar , tidak teraba
pembengkakan KGB Axilla
9. Abdomen
a. Inspeksi : tidak terlihat sikatrik bekas operasi
b. Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat , konsistensi uterus keras
10. Ekstremitas atas
a. Inspeksi :Terlihat simetris, tidak terlihat oedema
b. Palpasi : Tidak teraba oedema, capillary refill kembali dalam
1-2 detik
11. Ekstremitas bawah
a. Inspeksi : Terlihat simetris, tidak terlihat oedema
b. Palpasi : Tidak teraba oedema, tidak ada varises, capillary
refill kembali dalam 1-2 detik
ka
c. Perkusi : Refleks patella /ki +/+
12. Genetalia
a. Inspeksi : Tidak terlihat oedema, tidak terlihat varises, tidak
terlihat pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran Lochea rubra,
tidak ada jahitan pada perineum
b. Palpasi : Tidak teraba oedema, tidak ada pembesaran kelenjar
Bartholin dan scene

D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Darah
Hb : tidak dilakukan
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ny N P3A0 post partum 8 jam dengan keadaan baik
Masalah potensial : Tidak ada
Antisipasi masalah potensial : Tidak ada

86
IV. PLANNING (P)
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan ( Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadan umum ibu baik ditandai dengan
tanda-tanda vital yang normal, pengembalian ukuran uterus normal,
lochea normal, namun luka perineum belum kering ; ibu mengerti hasil
pemeriksaan)
2. Memberitahu ibu tentang cara pemberian ASI, ASI diberikan selama 6
bulan tanpa makanan tambahan. ASI juga diberikan sesuai kebutuhan
tanpa dijadwalkan. Sebelum disusukan payudara dibersihkan terlebih
dahulu dengan air hangat atau minyak kelapa setiap kali akan menyusui,
ibu terlebih dahulu mengoleskan ASI pada puting susu dan sekitar aerola
untuk menghindari lecet pada puting susu ibu, bayi disususkan pada
payudara kiri dan kanan secara bergantian. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya).
3. Memberitahu ibu mengenai manfaat ASI, yaitu:
a. Manfaat untuk bayi :
Komposisi ASI sesuai kebutuhan bayi
Kalori ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan
ASI mengandung imunitas berfungsi untuk daya tahan tubuh
bayi
Mencerdaskan
Memperkuat ikatan ibu dan bayi
b. Manfaat untuk ibu
mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim kebentuk semula.
Dapat menjadi kb alami
Hemat karena tidak mengeluarkan biaya
tidak repot dalam masalah persiapan.
(Ibu mengerti dan akan memberikan ASI pada bayinya)
4. Memberitahu ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu dengan
memposisikan mulut bayi hingga areola saat menghisap putting susu.(ibu

87
mengetahui teknik menyusui yang benar dan mengatakan akan
melakukan nya)
5. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu membersihkan kemaluannya
setiap kali mandi,BAK dan BAB,serta mengganti pembalut 3 kali sehari
atau jika terasa sudah terasa penuh. (Ibu mengerti dan mangatakan akan
melakukan anjuran tersebut).
6. Mengajarkan ibu untuk senam nifas dengan cara meluruskan tungkai dan
ditegangkan kemudian pergelangan kaki kaki putar-putar (Ibu
mengetahui cara senam nifas dan bersedia melakukannya)
7. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya yang terjadi selama masa nifas,
yaitu :
- Perdarahan yang banyak dan bau busuk pada jalan lahir
- Bengkak, kemerahan dan nyeri pada payudara.
- Demam tinggi atau mengigil
- Nyeri atau panas pada daerah bekas luka pasca melahirkan atau terasa
perih pada saat BAK
Mengingatkan ibu jika menemukan tanda-tanda bahaya tersebut, ibu
dianjurkan untuk segera pergi ke tenaga kesehatan.
Ibu mengerti dan akan melakukannya jika mengalami hal tersebut.

PENGKAJIAN POST NATALCARE

HARI KE-3

No Register : 19/III/17

Tanggal & Jam pengkajian : 19 Maret 2017 / 09.00

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien

I. DATA SUBJEKTIF (S)


Keluhan
Ibu mengatakan telah melahirkan 3 hari yang lalu mengeluh belum BAB

88
Aktivitas dan Diet Sehari-hari
1. Diet
Kebutuhan Nutrisi
a. Pola Makan : 2 x sehari, porsi sedang
b. Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi, sayur
c. Makanan yang dipantang : Tidak ada
d. Perubahan pola makan : Tidak ada perubahan pola
makan
e. Alergi : Tidak ada alergi terhadap
makanan
Kebutuhan Hidrasi
a. Minum dalam sehari : 10 gelas / hari
b. Jenis minuman yang dikonsumsi : Air putih
Istirahat dan Tidur
a. Tidur malam : 4 jam / hari
b. Tidur siang : 30 menit
c. Masalah : Bayi menangis
Personal Hygiene
a. Mandi : 1 x sehari
b. Gosok gigi : 2 x sehari
c. Ganti pembalut : 3 x sehari
d. Vulva Hygiene : Setiap sesudah BAK dan mandi
e. Ganti pakaian dalam : 2 x sehari
f. Ganti pakaian : 2 x sehari
g. Pola seksual
Rencana hubungan seksual : 40 hari setelah melahirkan
Alasan : sesuai anjuran agama
Data Eliminasi
a. BAB
Belum pernah BAB setelah melahirkan, karena BAB tidak bisa keluar
b. BAK
Frekuensi : 4 x / hari

89
Masalah : Tidak ada masalah

Aktivitas dan Mobilisasi


Aktivitas dan mobilisasi yang sudah dilakukan : belum ada aktivitas yang
dilakukan.
Mobilisasi: miring kanan kiri, duduk dan turun dari tempat tidur

II. DATA OBJEKTIF (O)


A. Keadaan umum : Baik Kesadaran: Comphosmentis Status Emosional
: Stabil
B. Tanda-tanda vital :
1. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
2. Denyut nadi : 82 x menit
3. Suhu : 36,5 0 C
d. Pernafasan : 22 x / menit

C. Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala
a. Inspeksi : Warna rambut hitam, terlihat bersih
b. Palpasi : Tidak teraba benjolan, tidak rontok
2. Muka
a. Inspeksi : Terlihat simetris, tidak terlihat pucat
b. Palpasi : Tidak teraba oedema
2. Mata
Inspeksi : Terlihat simetris, konjungtiva terlihat merah muda,
sklera tidak terlihat pucat, tidak ada kelainan
3. Hidung
Inspeksi : Terlihat bersih, tidak ada kelainan

4. Mulut
Inspeksi : Terlihat merah muda, lidah terlihat merah muda,
warna gigi putih kekuning-kuningan

90
5. Telinga
Inspeksi : Terlihat simetris, terlihat bersih, tidak terlihat ada
kelainan : Tidak ada
6. Leher
Palpasi : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan vena jugularis
7. Dada
Payudara
Inspeksi :Terlihat simetris, putting menonjol, tidak terlihat
benjolan abnormal, terlihat hiperpigmentasi pada putting dan
aerola
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
putting susu menonjol, ASI sudah keluar, tidak teraba
pembengkakan KGB Axilla
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut globular, tidak terlihat sikatrik bekas operasi
Palpasi : TFU 3 jari dibawah pusat, konsistensi uterus baik
9. Ekstremitas atas
Inspeksi :Terlihat simetris, tidak terlihat oedema
Palpasi : Tidak teraba oedema, capillary refill kembali dalam
1-2 detik
10. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Terlihat simetris, tidak terlihat oedema
Palpasi : Tidak teraba oedema, tidak ada varises,
capillary refill kembali dalam 1-2 detik
Perkusi : Refleks patella ka/ki +/+
11. Genetalia
Inspeksi : Tidak terlihat oedema, tidak terlihat varises, tidak
terlihat pembesaran kelenjar bartholin, pengeluaran Lochea rubra,
keadaan luka jahitan belum kering, tidak terlihat tanda-tanda
infeksi

91
Palpasi : Tidak teraba oedema, tidak teraba pembesaran
kelenjar Bartholin, pengeluaran Lochea rubra, keadaan luka tidak
ada luka jahitan

2. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 9 gr%

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ny. N P3A0 post partum 3 hari dengan Anemia Ringan
Masalah potensial : Anemia Sedang
Antisipasi masalah : pemberian tablet Fe dan konseling mengenai pentingnya kebutuha
potensial istirahat

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu
dalam keadaan baik. Ibu terlihat senang.
2. Memberitahukan kepada ibu tentang kebutuhan istirahat yaitu 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. tentang keluhan pusing yang ibu
rasakan adalah dampak dari kurangnya ibu beristirahat atau tidur. Oleh
karena itu ibu disuruh untuk beristirahat disiang hari ataupun pada saat bayi
tertidur karena pada malam hari ibu sering terbangun untuk menyusui
bayinya. Oleh karena itu ibu sangat dianjurkan untuk tidur disiang hari dan
untuk mencegah terjadinya anemia yang disebabkan karena kurangnya
istirahat tidur. (ibu memahami penjelasan bidan dan akan mengikuti
sarannya)
3. Mengajurkan ibu untuk terus menyusui bayinya karena dengan begitu ASI
dapat terangsang menjadi lebih banyak. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
4. Menganjurkan ibu untuk senam nifas yang bertujuan untuk memperlancar
proses kembalinya rahim kebentuk semula, mempercepat pemulihan
kondisi tubuh, mencegah komplikasi yang memungkinkan timbul setalah
menjalani masa nifas, memelihara dan memperkecil otot-otot perut, dasar

92
panggul serta otot pergerakan, menhindari pembengkakan pada
pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises dengan gerakan seperti
menarik otot perut bagian bawah selagi menarik nafas dalam posisi
tidur terlentang dengan lengan lurus disamping, tahan nafas sampai
hitungan ke 5 angkat dagu kearah dada sebanyak 10x
berdiri dengan kedua tungkai dan kencangkan ototpinggul sampai
hitungan ke 5, ulangi sebanyak 5x ( ibu memahami dan akan
melakukan anjuran yang diberikan)
5. .Beritahu ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya
pada masa nifas yaitu :
Perdarahan banyak dari jalan lahir
Keluar cairan berbau dari jalan lahir
Demam tinggi
Bengkak di muka, tangan, kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
Nyeri atau panas didaerah tungkai
Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
Putting lecet
Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak
peduli pada bayinya)
Apabila ibu merasakan hal yang telah disebutkan tadi segera pergi ke tenaga
kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
6. Memberitahukan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan
genetalia dan menganjurkan ibu untuk membersihkan genetalia dengan
sabun apabila sesudah BAB dan BAK , dan dibersihkan dari arah atas
menuju arah anus , ibu mengerti dan mampu mengulang penjelasan , dan
ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran tersebut
7. Memberikan informasi kepada ibu agar ber kb untuk tetap menjarakkan
kehamilannya
Ibu akan mengikuti saran bidan dan akan melakukannya .
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau jika ibu ada
keluhan. ibu akan berusaha untuk kontrol atau jika ada keluhan.

93
Pengkajian Post Partum 14 Hari

No Register : 30/III/17 Tanggal/waktu pengkajian : 30 Maret


2017/10.00

Nama Pengkaji : Nilam Poespita Tempat pengkajian : Rumah pasien

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

A. Aktivitas Sehari-Hari
1. Diet
KebutuhanNutrisi
a. Pola makan : 2 kali sehari dengan porsi
sedang
b. Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi,sayur,lauk pauk, dan
terkadang memakan buah buahan
c. Makanan pantangan : Tidak ada
d. Perubahan pola makan : Tidak ada.
e. Alergi : Tidak ada
Kebutuhan Hidrasi
a. Minum dalam sehari : Air putih
b. Jumlah minuman yang dikonsumsi : 9 gelas (aqua gelas /hari
2. Istirahat dan Tidur
a. Tidur siang : ibu tidak tidur siang
b. Tidur malam : 5 jam sehari
c. Masalah : masih sering bangun karena bayi ingin menyusu
3. Persoanal Hygiene
a. Mandi : 2x sehari
b. Gosok gigi : 2x sehari
c. Ganti Pembalut : 3x sehari

94
d. vulva hygine : Setiap BAK dan BAB
e. ganti pakaian dalam : 3x sehari
f. ganti pakaian : 2x sehari
4. Eliminasi
a. BAK : 5x sehari
Banyaknya : Banyak
Masalah : Tidak ada
b. BAB : 1 x sehari
Konsistensi : lunak
Masalah : tidak ada masalah

5. Aktivitas dan Mobilisasi


Aktivitas yang sudah dilakukan : mengerjakan pekerjaan rumah tangga,
menggurus anak

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


A. Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Status
emosional : stabil
B. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,6 0C
C. Berat badan : 70 Kg
D. Pemeriksaan Fisik
1. kepala
a. Inspeksi :
warna rambut : hitam
kebersihan : bersih
b. Palpasi :
benjolan : tidak ada benjolan
keadaan rambut : tidak rontok

95
2. Muka
a. Inspeksi :
simetris : simetris
pucat / tidak : tidak pucat
b. palpasi :
oedema : tidak terba oedema
3. Mata
Simetris : simetris
Sklera : putih bersih
Konjungtiva : merah muda
kelainan : tidak ada
4. hidung :
Kebersihan : bersih
Polip : tidak polip
Kelainan : tidak ada
5. Telinga
Simetris : simetris
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada
6. Mulut
Warna : merah muda
Lidah : merah mda
Warna gigi : putih
Kebersihan : Bersih
7. Leher
Pembengkakan kelenjar Tyroid : tidak ada pebengkakan kelenjar tyroid
Pembengkakan KGB : tidak ada pembengkakan KGB
Pembegkakan vena jugularis : tidak ada pembengkakan vena
jugularis
8. Dada
Payudara
a.Inspeksi simetris / tidak : simetris

96
Benjolan : tidak ada benjolan
Hyperpigentasi : ada
b.Palpasi Benjolan : tidak ada benjolan
Putting susu : teraba menonjol
Colostrum : Asi sudah keluar
Pembengkakan KGB axila : tidak teraba pembengkakan
KGB axila
9. abdomen
a. inspeksi Bentuk perut : cembung
Sikatrik bekas operasi : tidak ada sikatrik bekas
operasi
Striae : ada, striae alba
Hypepigmentasi : tidak ada
b.palpasi TFU : sudah tidak teraba
Diastasis rekti : masuk 3 jari saat relaksasi dan
2 jari saat
kontraksi
Konsistesi uterus : teraba keras
10. Ekstermitas atas
Oedema : tidak ada oedema
Capilary reffil : kembali < 2 detik
11. Ekstermitas bawah
Bentuk : simetris
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak teraba varises
Reflex patela : positif (+)/(+)
Capillary reffil : kembali < 2 detik
Tanda homan : tidak ada
12. Genetalia
a. Inspeksi :
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises

97
Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada kelenjar bartholin
Pengeluaran : ada lokhea sanguilenta
Keadaan Luka perenium : ada jahitan dengan laserasi grade II
b.Palpasi
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Pembesaran kelenjar bartholin : tidak teraba kelenjar bartholin
Pengeluaran : ada lokhea sanguilenta
Luka perineum : tidak sakit dan sudah kering

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : Ibu P3A0 Post partum 14 hari dengan keadan
baik
Masalah Potensial : tidak ada
Antisipasi Masalah Potensial : tidak ada

IV. PLANNING (P)


1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
bahwa saat ini kondisi ibu dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga tersenyum
dan sangat senang mendengarnya.
2. Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi agar
dapat menghasilkan ASI secara baik. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan payudara apabila akan
menyusui bayinya. (ibu mengerti dan akan melakukannya)
4. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dianjurkan untuk
beritirahat yang cukup yaitu 8 jam/hari. Berusaha istirahat pada saat bayi
tertidur dan lakukan tidur siang 1-2 jam/hari. Ibu dan keluarga mengerti dan
ibu akan melakukannya.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya
pada masa nifas yaitu :
Perdarahan banyak dari jalan lahir
Keluar cairan berbau dari jalan lahir

98
Demam tinggi
Bengkak di muka, tangan, kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
Nyeri atau panas didaerah tungkai
Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
Putting lecet
Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak
peduli pada bayinya)
Apabila ibu merasakan hal yang telah disebutkan tadi segera lah ke tenaga
kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas. Ibu tertarik dan ingin
mengetahui gerakan-gerakan senam nifas.
5. Mengajarkan ibu gerakan-gerakan senam nifas. Ibu mengerti dan sudah bisa
melakukannya sendiri.
6. Informasikan ibu untuk ber-KB jika sudah 40 hari setelah melahirkan
bayinya.
7. Informasikan mengenai kunjungan ulang
Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan
membawa bayinya ke tenaga kesehatan terdekat atau apabila ibu merasakan
tanda bahaya pada masa nifas. Ibu mengerti dan akan berusaha melakukan
kunjungan ulang.

1.4 Bayi Baru Lahir

99
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 8 JAM

No. Register :

Tanggal/waktu pengkajian : 16 Maret 2017

Nama Pengkajian : Nilam Poespita

Tempat pengkajian : RB Dwi Ananda

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


A. Identitas Bayi
1. Nama bayi : By. Ny. N
2. Tanggal /hari/ jam lahir : 16/ kamis / 13.30
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Berat badan sekarang : 3.800 gram
5. Panjang badan sekarang : 51 cm
B. Identitas Orang tua

NO Keterangan Ayah Ibu


1 Nama Tn. J Ny. N
2 Umur 38 tahun 38 tahun
3 Agama Islam Islam
4 Pendidikan SD SD
5 Suku bangsa Jawa Jawa
6 Golongan darah Belum diperiksa Belum diperiksa
7 Pekerjaan Buruh IRT
8 Perkawinan ke 1 (satu) 1 (satu)
9 Lama perkawinan 12 tahun 12 tahun
10 Alamat rumah Ds. Sukamantri Ds. Sukamantri

C. Riwayat Kehamilan
1. GPA : G3P2A0
2. Usia Kehamilan : 41 minggu 5 hari

100
3. Penggunaan obat- obatan Selama Kehamilan : tablet fe, kalk,
dan vit c
4. Imunisasi : Tidak Imunisasi TT4
5. Pemeriksaan penunjang Selama Kehamilan
a. USG : usg
b. Rontgen :-
c. Laboratorium :-
d. Lain-lain :-
6. Komplikasi / penyakit selama Kehamilan : Tidak ada
7. Penanganan : tidak ada
D. Riwayat Persalinan sekarang
1. Penolong Persalinan : Bidan
2. Tempat persalinan : RB Dwi Ananda
3. Cara persalinan : normal
4. BB lahir : 3800 gram
PB lahir :51 cm
5. Presentasi : kepala
6. Ketuban pecah : spontan
7. Warna : jernih
8. Obat - obatan : tidak
9. Keadaan Tali pusat : tidak ada kelainan
Lilitan : tidak ada
E. Keadaan bayi baru lahir
1. Jumlah APGAR Pada menit pertama :8
2. Jumlah APGAR Pada 5 menit pertama :9
3. Resusitasi : tidak dilakukan
4. Obat obatan : vit k, salep mata
5. Pemberian O2 : tidak ada
6. Keadaan umum : baik
Pernafasan
a. Spontan / tidak : spontan
b. Frekuensi : 46 x / menit , regullar

101
c. Teratur / tidak : teratur
d. Bunyi nafas : Bersih
e. Menangis : kuat
Nadi : 135 x/ menit
Suhu : 36,9 c
Warna kulit : kemerahan
F. Intake cairan
PASI : tidak
Masalah : Tidak ada
G. Eliminasi
1. BAK - Frekuensi : baru 4 kali
2. BAB - Frekuensi : baru 1 kali
Warna : kehitaman
Kon sistensi : lembek
H. Istirahat / Tidur
Lama setiap kali tidur : 2 jam
Gangguan tidur : terbangun ketika BAK
I. Psikososial
Hubungan ibu dan bayi : Baik
Perilaku ibu terhadap bayi : Baik
II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum
Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 129 x/menit suhu : 36,3 oC
Respirasi : 40 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
Ubun ubun kecil : Datar
Mollage :0
Caput succedanum : tidak ada
Cepal hematoma : tidak ada

102
Ukuran lingkar Kepala
Circumferencia mento occipitalis : 33 cm

Circumferencia fronto ocipitalis : 34 cm

Cicrumferencia sub - occipito bregmatika : 32 cm

Kelainan : tidak ada


B. Mata
Letak : simetris
Kotoran : tidak ada
Konjungtiva : Merah Muda
Sklera : Putih
Kelainan : tidak ada
kelainan
C. Hidung
Lubang hidung : ada, simetris
Cuping hidung : simetris
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Sekret : tidak ada
Kelainan : tidak ada
D. Mulut
Warna bibir : merah muda
Palatum : ada, tak ada
celah
Lidah : bersih
Gusi : merah muda
Kelainan : tidak ada
E. Telinga
Letak telinga terhadap mata : sejajar
Pengeluaran cairan / sekret : tidak ada
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada

103
F. Leher
Pembengkakan : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak ada
pembengkakan
Kelenjar vena jugularis : tidak ada
pembengkakan
Pergerakan : normal
Kelainan : tidak ada
G. Dada
Bentuk dada : cembung
Lingkar dada : 32 cm
Tonjolan putting : menonjol
Tarikan dinding dada : tidak ada
Bunyi jantung tambahan : tidak ada
H. Abdomen
Bentuk : globuler
Bising usus : normal
Pembesaran hepar : tidak ada
Keadan tali pusat : normal
Perdarahan tali pusat : tidak ada
Tanda tanda infeksi : tidak ada
Kelainan : tidak ada
I. Ekstremitas atas
Gerakan : aktif
Jumlah jari : kanan 5 dan kiri
5
Kelainan : tidak ada
J. Genetalia
laki-laki
Testis : skrotum sudah turun
Lubang uretra : ada
Kelainan : tidak ada

104
K. Keadan punggung
Spina bifida : tidak ada
Kelainan : tidak ada
L. Anus
Berlubang/ tidak : ada
Kelainan : tidak ada
M. Ekstremitas bawah
Gerakan : aktif
Jumlah jari : lengkap , kanan 5 dan
kiri 5
Kelainan : tidak ada
N. System Saraf
Refleks sucking : positif
Refleks tonic neck : positif
Refleks rooting : positif
Refleks swallowing : positif
Refleks graps : positif
Refleks babynski : positif
Refleks steping : positif
Refleks morrow : positif

III. ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus 8 jam dengan keadaan baik

Masalah potensial : Tidak ada

Antisipasi masalah potensial : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat
ini dalam keadaan baik,tidak ada kelainan . BB 3800 gr dan PB : 51 cm , Ibu
dan keluarga terlihat senang mendengarnya.

105
2. Menganjurkan ibu untuk mencegah infeksi dengan cara menjaga tali pusat
agar tetap kering dan bersih dengan cara ditutup menggunakan kasa steril. Ibu
mengerti dan akan melakukannya.
3. Memberitahkan kepada ibu untuk selalu menjaga dan mempertahankan suhu
tubuh bayinya dengan cara membedong bayi dan memakaikan topi pada bayi,
mendekap bayi, tidak meletakan bayi diruangan terbuka, segera mengganti
popok dan baju bayi ketika basah atau setelah BAB/BAK. (ibu memahami
anjuran bidan dan akan melaksanakannya)
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI, seperti pemberian
ASI sampai bayi berumur 6 bulan dan jangan memberikan makanan
tambahan apapun seperti susu formula, madu, pisang dan lain-lain. Berikan
ASI kepada bayi secara on demand dan bersihkan terlebih dahulu sekitar
putting ibu saat akan menyusui. Menganjurkan kepada ibu agar setelah
menyusui punggung bayi di masase secara lembut agar tidak muntah. Apabila
bayi tidur selama 3 jam, ibu boleh membangunkan bayinya untuk
memberikan ASI.
5. Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya setiap pagi dan sore hari.
Mengajarkan ibu cara memandikan bayi yaitu dengan menyiapkan terlebih
dahulu air hangat untuk mandi, sebelum mandi rasakan dulu hangatnya air,
kira-kira sehangat kuku jari, setelah bayi di buka pakaiannya, masukan tubuh
bayi dengan menahan punggung bayi menggunakan tangan, dan jari-jari
mengimpit tangan bayi. Setelah itu mandikan bayi dari ujung kepala sampai
ujung kaki menggunakan sabun. Ibu mengerti cara memandikan bayi yang
benar yang telah diajarkan bidan.
6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan tali pusat, seperti :
Gunakan kasa steril untuk membersihkan perdarahan sebelum atau
sesudah puput. Rutinlah mengganti kain kasa pada tali pusat bayi setiap
kali selesai mandi.
Untuk memandikan bayi baru lahir, sebaiknya menggunakan washlap
dengan menggunakan air hangat. Usahakan untuk tidak memandikan bayi
baru lahir dengan posisi berendam apabila tali pusat bayi belum puput atau
belum terlepas.

106
Saat memakaikannya popok atau diapers, sebaiknya bunda memasangnya
di bawah perut bayi atau pada bagian bawah tali pusatnya. Hal ini
bertujuan untuk menghindari agar tali pusat tidak terkena kotoran atau
pipis bayi.
Gunakan pakaian longgar dan nyaman pada bayi baru lahir hingga tali
pusatnya puput dengan tujuan supaya tidak mengganggu sirkulasi udara
yang ada di sekitar tali pusatnya.
Tidak disarankan memberikan ramuan-ramuan tradisional lain pada
pangkal tali pusat bayi baru lahir dengan tujuan segera puput jika tanpa
ada ijin dari dokter.
Saat tali pusat bayi sudah puput, biarkan sekitar tali pusat tersebut sembuh
dan kering dengan sendirinya
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya.
7. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu bahwa harus mencuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Mencuci tangan setelah ibu buang air kecil dan buang air besar. Ibu
mengerti atas penjelasan bidan.
8. Memberitahu ibu bayi akan diberikan imunisasi Hepatitis B 0. Menjelaskan
kembali pada ibu manfaat dari imunisasi Hepatitis B 0, yaitu Hepatitis B
untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati
dan bila hal itu terus terjadi sampai si anak dewasa akan bisa menyebabkan
timbulnya penyakit kanker hati. Bayi telah dilakukan imunisasi HB0
9. Memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya
pada bayi baru lahir :
Warna kulit kuningm biru, pucat, terutama ada 24 jam partama setelah
lahir.
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan / bernanah, berdarah dan berbau
busuk.
Hisapan bayi lemah, dan bayi banyak muntah
Suhu bayi< 36,5oC dan> 37,5oC
Tidak BAK 3 hari
BAB sering, cair, degan warna BAB hijau dan berlendir

107
Bayi menggigil, merintih, atau tangisan bayi luar biasa, gelisah, dan
kejang-kejang.
Jika ibu menemukan tanda-tanda bahaya pada bayi seperti diatas, ibu
dianjurkan untuk membawa bayinya ketenaga kesehatan terdekat atau
puskesmas.Ibu mengerti dan akan melakukannya
10. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kulit seperti kulit bayi
perlu benar- benar dijaga walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh
tidak dilakukan setiap hari tetapi bagian bagian seperti muka , bokong . dan
sebaiknya sebelum orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi
dianjurkan untuk mencuci tangannya terlebih dahulu. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
11. Menganjurkan ibu untuk kontrol bayinya atau ketika ibu merasakan bahwa
bayinya sakit. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan atau ketika bayi
sakit.

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 7 HARI

No. Register:

Nama Pengkajian : Nilam Poespita

Hari/ Tanggal/ Waktu Pengkajian : Senin 23 maret 2017/ 08.00

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan
Dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir Ny.N yang usianya 3 hari.
K/U bayi baik.
2. Intake cairan
PASI : tidak diberikan Pasi
Masalah : reflex sucking positif.
3. Eliminasi
BAK - Frekuensi : 7-8 kali/hari
BAB - Frekuensi : 2-3 kali/hari

108
Warna : kuning
Konsistensi : lunak
4. Istirahat / Tidur
Lama setiap kali tidur : 2 jam
Gangguan tidur : terbangun ketika BAK dan haus
5. Psikososial
Hubungan ibu dan bayi : Baik
Perilaku ibu terhadap bayi : Baik

I. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 140 x/menit suhu : 36,6 oC
Respirasi : 40x/meneit
3. Berat badan bayi sekarang : 4000 gram
4. panjang badan bayi sekarang : 51 cm.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Ubun ubun kecil : Datar
Ukuran lingkar Kepala
Circumferencia mento occipitalis : 33 cm

Circumferencia fronto ocipitalis : 34 cm

Cicrumferencia sub - occipito bregmatika : 32 cm

Kelainan : tidak ada


b. Mata
Kotoran : tidak ada
Konjungtiva : Merah Muda
Sklera : putih
c. Hidung
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Sekret : tidak ada

109
d. Mulut
Warna bibir : merah muda
Lidah : bersih
Gusi : merah muda
e. Telinga
Pengeluaran cairan / sekret : tidak ada
Kebersihan : bersih
f. Leher
Pembengkakan : tidak ada
Kelenjar getah bening : tidak ada
pembengkakan Kelenjar vena jugularis :
tidak ada pembengkakan
Pergerakan : ada
g. Dada
Lingkar dada : 32 cm
Tarikan dinding dada : tidak ada
Bunyi jantung tambahan : tidak ada
h. Abdomen
Bising usus : normal
Pembesaran hepar : tidak ada
Keadan tali pusat : normal, kering
Perdarahan tali pusat : tidak ada
Tanda tanda infeksi : tidak ada
i. Ekstremitas atas
Gerakan : aktif

j. Ekstremitas bawah
Gerakan : aktif
k. System Saraf
Refleks sucking : positif
Refleks tonic neck : positif
Refleks rooting : positif

110
Refleks swallowing : positif
Refleks graps : positif
Refleks babynski : positif
Refleks morrow : positif

II. ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus 7 hari cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan
keadaan baik

Masalah potensial : tidak ada

Antisipasi masalah potensial : tidak ada

III. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa saat ini bayi ibu dalam keadaan Ibu terlihat senang mendengar
penjelasan yang telah diberikan.
2. Mengingatkan ibu kembali untuk mencegah infeksi pada tali pusat dengan
cara menjaga tali pusat agar tetap kering dan bersih dengan cara ditutup
menggunakan kasa steril. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
3. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang pemberian ASI secara on demand
dan menganjurkan serta menjelaskan kepada ibu untuk tidak memberikan
susu formula kepada bayinya karena ASI mengandung protein dan zat
antibodi, gizinya ideal sesuai dengan kebutuhan& kemampuan pencernaan
bayi, bayi mendapat zat kekebalan tubuh alamiah dri ASI, membangun
refleks menghisap untuk menunjang perkembangan rahang,gusi dan gigi bayi
dikemudian hari, tidak menyebabkan alergi terhadap bayi, memperkuat ikatan
batin antara ibu dan bayi, mempercepat pengembalian pada bentuk dan
ukuran rahim, KB alamiah, mengurangi kemungkinan kanker payudara dan
tidak perlu mengeluarkan biaya. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan akan memberikan ASI kepada bayi secara on demand.
4. Memberitahkan kepada ibu untuk selalu menjaga dan mempertahankan suhu
tubuh bayinya dengan cara membedong bayi dan memakaikan topi pada
bayi, mendekap bayi, tidak meletakan bayi diruangan terbuka, segera

111
mengganti popok dan baju bayi ketika basah atau setelah BAB/BAK. (ibu
memahami anjuran bidan dan akan melaksanakannya)
5. Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya setiap pagi dan sore hari.
Mengajarkan ibu cara memandikan bayi yaitu dengan menyiapkan terlebih
dahulu air hangat untuk mandi, sebelum mandi rasakan dulu hangatnya air,
kira-kira sehangat kuku jari, setelah bayi di buka pakaiannya, masukan tubuh
bayi dengan menahan punggung bayi menggunakan tangan, dan jari-jari
menginmpit tangan bayi. Setelah itu mandikan bayi dari ujung kepala
sampai ujung kaki menggunakan sabun. Ibu mengerti cara memandikan bayi
yang benar yang telah diajarkan bidan
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu bahwa harus mencuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Mencuci tangan setelah ibu buang air kecil dan buang air besar.
Ibu mengerti atas penjelasan bidan.
7. Memberitahukan ibudan keluarga kembali mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu:
Pernafasan cepat dan ada tarikan dinding dada
Bayi tidak mau menyusui
Suhu bayi 36,5 oC atau 37,5 oC
Tali pusat merah, bengkak dan bernanah
Bayi tidak BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam
Warna kulit kuning dan kebiruan
Menangis lemah dan merintih
Bayi kejang
Apabila ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut pada bayi maka ibu dan
keluarga segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan
penanganan segera. Ibu paham dan mengerti atas penjelasan bidan.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau ketika ada tanda
bahaya yang terjadi pada bayi. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan
ulang atau ketika ada tanda bahaya yang terjadi pada bayi.

112
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir 14 Hari

Tanggal/waktu pengkajian : jumat 30 maret 2017


Nama Pengkaji : Nilam Poespita
Tempat : Rumah Pasien

I. BIODATA
1. Nama Bayi : By. A
2. Hari/Tanggal/jamlahir : Jumat 17 Maret 2017 /02.35WIB
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Berat badan sekarang : 4300 gram
5. Panjang badan sekarang : 53 cm

II. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. Intake Cairan
ASI : Ya, on demand
PASI : Tidak diberikan
INFUS : Tidak diberikan
B. Eliminasi
BAK : Frekuensi : 7-8 x/hari
BAB : Frekuensi : 2-3 x/hari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lunak
C. Istirahat/Tidur
Lama setiap kali tidur : 2 jam setiap kali tidur
Gangguan tidur : Terbangun jika tidak nyaman/ingin menyusui dan
BAB/BAK
D. Psikososial
Hubungan ibu dan bayi : Baik, harmonis, ibu menyayangi bayinya
Perilaku ibu terhadap bayi : Baik, ibu terlihat bahagian dan menyayangi
bayinya

113
2. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Pernapasan
Frekuensi : 52 x/menit
Teratur/tidak : Teratur
Bunyi nafas : Bersih
Menangis : Kuat
Nadi : 152 x/menit
Suhu : 36,8oC
Berat badan sekarang : 4300 gram
Panjang badan : 53 cm.
9. Kepala
Ubun-ubun besar : Datar
Mollage :0
Kaput succedanum : ada
Cepal haematom : Tidak ada
Ukuran lingkar kepala
o Circumferensia mento-occipitalis : 36 cm
o Circumferensia fronto-occipatlis : 35 cm
o Circumferensia sub-occipito-bregmatika : 33 cm
10. Mata
Letak : Simetris
Kotoran : Tidak ada
Konjungtiva : Berwarna merah muda
Sklera : Berwarna putih bersih
Kelainan : Tidak ada
11. Hidung
Lubang hidung : Terdapat 2 lubang hidung
Cuping hidung : Ada
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

114
Sekret : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
12. Mulut
Warna bibir : Berwarna merah muda
Palatum : Ada
Lidah : Berwarna merah muda
Gusi : Berwarna merah muda
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex sucking : Ada (+)
Reflex rooting : Ada (+)
Reflex swallowing : Ada (+)
13. Telinga
Letak : Simetris, sejajar
Pengeluaran cairan/sekret : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
14. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan KGB
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Pergerakan : Aktif
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex tonic neck : Ada (+)
15. Dada
Bentuk dada : Simetris dan tidak ada kelainan
Lingkar dada : 36 cm
Tonjolan putting : Simetris
Tarikan dinding dada : Tidak ada
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
16. Abdomen
Bentuk : Datar

115
Bising usus : Ada
Pembesaran hepar : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
17. Ekstremitas Atas
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex graps : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
18. Genitalia
Jenis kelamin : laki-laki
Testis : sudah turun mengisi scrotum
Lubang uretra : Ada
19. Keadaan Punggung
Spina bifida : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
20. Anus
Berlubang/tidak : Terdapat lubang anus
Kelainan : Tidak ada
21. Ekstremitas Bawah
Gerakan : Aktif, tidak ada fraktur
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex babynski : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)

III. ASSESMENT (A)


Diagnosis : Neonatus 14 hari cukup bulan sesuai masa
kehamilan dengan keadaan bayi normal.
Masalah Potensial : Tidak ada
Antisipasi Masalah Potensial : Tidak ada

116
IV. PLANNING (P)
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini bayi
ibu dalam keadaan baik dan berat badan bayi meningkat. Ibu terlihat senang
mendengar penjelasan yang telah diberikan.
2. Menganjurkan dan mengingatkan ibu kembali bahwa jika bayi menangis
atau rewel dan jika air susu ibu tidak keluar agar tetap tidak diberikan susu
formula. Dan mengingatkan kembali manfaat dari ASI.
3. Memberitahukan kembali pada ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda
bahaya pada bayi yaitu :
Bayi tidak mau menyusu
Suhu bayi 36,5 oC atau 37,5 oC
Tali pusat merah, bengkak dan bernanah
Bayi tidak BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam
Warna kulit kuning dan kebiruan
Menangis lemah dan merintih
Bayi kejang
Apabila ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut pada bayi maka ibu
dan keluarga segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan
penanganan segera. Ibu paham dan mengerti atas penjelasan bidan.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu bahwa bayinya harus
melakukan imunisasi dasar lengkap. Beritahukan kepada ibu bahwa
imunisasi merupakan upaya untuk memberikan kekebalan aktif kepada bayi
dengan cara memberikan vaksin. Dengan imunisasi bayi akan memiliki
kekebalan tubuh terhadap penyakit. Sebaliknya, bila tidak maka akan mudah
terkena penyakit infeksi berbahaya. Ibu memberikan respon yang baik
terhadap penjelasan yang diberikan dan akan melakukannya.
5. Memberitahukan kepada ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan / BPM
untuk dilakukan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG dan polio 1, fungsi dari
imunisasi BCG adalah untuk mencegah penyakit TBC dan fungsi dari
imunisasi polio 1 adalah untuk mencegah dari penyakit lumpuh layu. Ibu

117
mengerti dan akan datang membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk
dilakukan imunisasi.
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol bayinya ke BPM atau puskesmas atau
kapan saja ketika ada tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti dan akan
melakukan kunjungan ulang atau pada saat terlihat tanda bahaya pada bayi.

118
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Antenatal Care

N Temuan pada Keterangan dalam teori Pembahasan


o. kasus

1. Temuan pada Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap, Berdasarkan kasus dapat disimpulkan
kasus Ny. Y Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan bahwa Ny.Y selama kehamilan tidak
selama umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama melakukan imusisasi TT dan tidak
kehamilan tidak diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang sesuai dengan teori yang
dilakukan kedua diberikan 4 minggu kemudian . akan tetapi untuk mengharuskan adanya pemberian
penyuntikan memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program
imunisasi tetanus toksoid (TT)
imunisasi TT1 jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
lengkap, Pemberian imunisasi
dan TT2
tetanus toxoid pada kehamilan
Interval Lama
umumnya diberikan 2 kali saja,
Antigen Perlindung
(Selang Waktu Minimal) imunisasi pertama diberikan pada
an
usia kehamilan 16 minggu untuk yang
Pada kunjungan antenatal kedua diberikan 4 minggu kemudian .
TT 1
pertama akan tetapi untuk memaksimalkan
perlindungan maka dibentuk program
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun*
jadwal pemberian imunisasi pada ibu
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun hamil.

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun

119
2 Temuan pada Memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan Berdasarkan kasus dapat disimpulkan
kasus Ny.Y bahwa Temuan pada kasus Ny.Y
perttama dan pada minggu ke 28. Hb dibawah 11 gr %
selama selama kehamilan tidak dilakukan
pada kehamilan termasuk anemia, dibawah 8 mg%
kehamilan tidak pemeriksaan HB
dilakukan adalah anemia berat. Bila alat pemeriksa tidak tersedia,
Penatalaksaan pemeriksaan hamil
pemeriksaan HB
periksa kelopak mata dan perkirakan ada tidaknya
tersebut tidak sesuai dengan teori yang
anemia.
menyatakan bahwa Memeriksa kadar

Hb semua ibu hamil pada kunjungan

perttama dan pada minggu ke 28. Hb

dibawah 11 gr % pada kehamilan

termasuk anemia, dibawah 8 mg%

adalah anemia berat. Bila alat

pemeriksa tidak tersedia, periksa

kelopak mata dan perkirakan ada

tidaknya anemia.

120
Temuan pada Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari Berdasarkan kasus dapat disimpulkan
kasus Ny. Y sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet bahwa Ny. N selama kehamilan hanya
3
selama besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60mg) dan mengkonsumsi 60 tablet Fe dan 30
kehamilan hanya asam folat 500 mikogram. Minimal masing-masing 90 tablet fe sisa tidak diminum, yang
mengkonsumsi tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak diminum dilakukan oleh klien tidak sesuai
60 tablet fe dan bersama the atau kopi karena akan mengganggu dengan teori yaitu memberikan 1
30 tablet FE sisa penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet besi sehari sesegera mungkin
tidak diminum makanan yang mengandung vitamin C bersamaan setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
dengan mengkonsumsi tablet besi karena vitamin C besi mengandung FeSO4 320 mg (zat
dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi 60mg) dan asam folat 500
besi yang dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh mikogram. Minimal masing-masing 90
tubuh. tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama the atau kopi karena
akan mengganggu penyerapan.
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung vitamin C
bersamaan dengan mengkonsumsi
tablet besi karena vitamin C dapat
membantu penyerapan tablet besi
sehingga tablet besi yang dikonsumsi
dapat terserap sempurna oleh tubuh.

4
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah Berdasarkan kasus dapat disimpulkan
Pada Ny tekanan bahwa Pada Ny tekanan darah naik
darah naik melebihi batas normal yaitu tekanan darah 140/90
menjadi 140/90 mmHg awalnya pada
menjadi 140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008). usia kehamilan 26 minggu. Sesuai
mmHg awalnya dengan teori Hipertensi dalam yaitu
pada usia
kehamilan 26 Hipertensi adalah adanya kenaikan

minggu tekanan darah melebihi batas normal

yaitu tekanan darah 140/90 mmHg

(Prawirohardjo, 2008).

121
122
123
4.2 Intranatal Care
No. Temuan pada kasus Keterangan dalam teori Pembahasan
1. Pada Ny, N didapatkan tekanan Hipertensi adalah adanya Berdasarkan kasus dapat

darah pada fase laten 140/90 kenaikan tekanan darah disimpulkan bahwa Pada

mmHg dan pada fase aktif melebihi batas normal yaitu Ny, N didapatkan tekanan

150/100 mmHg dan hasil tekanan darah 140/90 mmHg darah pada fase laten

pengecekan protein urine negative (Prawirohardjo, 2008). 140/90 mmHg dan pada

Menurut Prawirohardjo 2008, fase aktif 150/100 mmHg

gangguan hipertensi pada dan hasil pengecekan

kehamilan diantaranya adalah: protein urine negative. Dari

Hipertensi gestasional hasil tersebut sesuai dengan

(transient hypertensi) adalah teori hipertensi

hipertensi yang timbul pada Hipertensi adalah adanya

kehamilan tanpa disertai kenaikan tekanan darah

proteinuria dan hipertensi melebihi batas normal

menghilang setelah 3 bulan yaitu tekanan darah

pascapersalin, kehamilan 140/90 mmHg

dengan preeklamsi tetapi tanpa (Prawirohardjo, 2008).

proteinuria. Menurut Prawirohardjo

2008, gangguan hipertensi

pada kehamilan

diantaranya adalah:

Hipertensi gestasional

(transient hypertensi)

adalah hipertensi yang

timbul pada kehamilan

tanpa disertai proteinuria

124
dan hipertensi menghilang

setelah 3 bulan

pascapersalin, kehamilan

dengan preeklamsi tetapi

tanpa proteinuria.

125
4.3 PostNatalCare

No. Temuan pada kasus Keterangan dalam teori Pembahasan


1. Pada Ny. N didapatkan hasik Anemia adalah suatu keadaan Berdasarkan kasus yang
pemeriksaan hemoglobin yaitu
9gr% tubuh yang ditandai dengan didapat bahwa Pada Ny. N

defisiensi pada ukuran dan didapatkan hasik

jumlah eritrosit atau pada kadar pemeriksaan hemoglobin

hemoglobin yang tidak yaitu 9gr%Sesuai dengan

mencukupi untuk fungsi teori suatu keadaan tubuh

pertukaran O2 dan CO2 yang ditandai dengan

diantara jaringan dan darah. defisiensi pada ukuran dan

Anemia adalah istilah yang jumlah eritrosit atau pada

digunakan pada keadaan kadar hemoglobin yang

penurunan konsentrasi tidak mencukupi untuk

hemoglobin dalam darah. fungsi pertukaran O2 dan

Anemia merupakan kondisi CO2 diantara jaringan dan

dimana sel darah merah darah. Anemia adalah pada

(eritrosit) menurun atau keadaan penurunan

menurunnya hemoglobin, konsentrasi hemoglobin

sehingga kapasitas daya angkut dalam darah.merupakan sel

oksigen untuk kebutuhan organ darah merah menurun atau

vital menurunnya hemoglobin,

sehingga kapasitas daya

angkut oksigen untuk

kebutuhan organ vital

126
4.4 Bayi Baru Lahir

No. Temuan pada kasus Keterangan dalam teori Pembahasan


1. Pada bayi Ny. N dilakukan Menurut Prawirohardjo (2005). Berdasarkan kasus dapat

pemberian asi namun asi yang Anemia postpartum dapat disimpulkan bayi Ny. N

keluar tidak banyak menyebabkan salah satunya, dilakukan pemberian asi

pengeluaran ASI berkurang. namun asi yang keluar

Praktik ASI tidak eksklusif tidak banyak. Sesuai

diperkirakan menjadi salah satu dengan teori Menurut

prediktor kejadian anemia Prawirohardjo (2005).

setelah melahirkan Anemia postpartum dapat

(Departemen Gizi dan menyebabkan salah

Kesehatan Masyarakat, 2008). satunya, pengeluaran ASI

berkurang.

Praktik ASI tidak eksklusif

diperkirakan menjadi salah

satu prediktor kejadian

anemia setelah melahirkan

(Departemen Gizi dan

Kesehatan Masyarakat,

2008).

127
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menurut hasil pengkajian secara komprehensif yang telah dilakukan


yaitu melakukan asuhan mulai dari kehamilan,persalinan,nifas,dan bayi baru
lahir dilakukan pada Ny. N di Desa Sukaraya kampong sukamantri Kab.
Bekasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.N dari kehamilan 40 minggu
5 hari sampai masa nifas 3 hari. Pada dasarnya proses
kehamilan,persalinan,nifas,hingga bayi baru lahir Ny.N , berjalan secara
normal dan fisiologis. Namun, ada yang tidak sesuai dengan teori dan
evidance base.
2. Asuhan kebidanan yang komprehensif dan profesional yang diberikan
pada masa kehamilan,persalinan,nifas,dan bayi baru lahir pada Ny.N
maka dapat menekan kasus kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
3. Masalah-masalah potensial atau komplikasi yang mungkin terjadi dari
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. N dapat
diantisipasi dengan cepat dan tepat.
4. Dalam mengambil Pada proses pengambilan keputusan sebelum bidan
melakukan suatu tindakan, perlunya pertimbangan yang tepat antara
keadaan ibu, keadaan bayi dan masalah potensial yang akan terjadi,
sehingga keputusan yang diambil baik oleh klien maupun bidan dapat
menghasilkan suatu yang kita harapkan.

128
DAFTAR PUSTAKA

Buku saku pelayanan kebidanan tahun 2013

Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Bahiyatun.2008. Buku Ajar Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC.


Bari, Abdul Saifufuddin. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dwienda, Octa, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita untuk Anak
Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri Edisi 3. Jakarta: EGC

Oxorn, Harry dan William R.Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: ANDI

Sastrawinata, Sulaiman dkk. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi


Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sulistyawati.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogykarta: Andi
Sursilah, Ilah. 2010. Asuhan Persalinan Normal dengan Inisiasi Menyusui Dini.
Yogyakarta: Deepublish.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta : EGC

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.2. Jakarta : EGC

http://mediskus.com/wanita/proses -kehamilan

http://www.kebidanan.org/diagnosis-kehamilan

https://books.google.com/books?isbn=9794483753

https://books.google.com/books?isbn=9799386462

https://www.academia.edu/8408269/perubahan_fisiologis_bayi_baru_lahir_dari_kehi
dupan_intrauterin_ke_ekstrauterin

129

Anda mungkin juga menyukai