Anda di halaman 1dari 2

PP.3.

PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESTRAINT

A. DEFINISI

Restrain umumnya didefinisikan sebagai perangkat, material atau peralatan apapun yang terpasang
atau berdekatan dengan tubuh seseorang yang tidak dapat dengan mudah dilepas oleh orang
tersebut, sehingga melumpuhkan atau mengurangi kemampuan individu untuk menggerakkan bagian
tubuhnya secara bebas dan/ atau untuk memiliki akses normal ke tubuhnya sendiri.

Restrain sendiri sebenarnya bermakna lebih luas ketika tidak hanya dilihat sebagai alat untuk
mengekang secara fisik saja. Obat-obatan yang bisa memberikan efek penenang pada pasien juga bisa
dilihat sebagai restrain dalam bentuk kimia. Akan tetapi, pembahasan dan pengertian restrain secara
umum lebih condong kepada restrain fisik pada saat ini.

B. INDIKASI

Untuk perlindungan pasien sendiri dan perlindungan orang lain, seorang petugas kesehatan mungkin
menganggap perlu untuk menggunakan restrain pada pasien. Restrain hanya dapat digunakan dalam
situasi darurat dimana diperlukan untuk menjamin keselamatan fisik dan jika intervensi yang lebih
longgar telah dianggap tidak efektif. Ada ketidakjelasan tentang apa saja situasi yang dianggap darurat
dan dokter harus memiliki penilaian klinis yang baik dan hati-hati mendokumentasikan penalaran
mereka. Selain itu, pasien memiliki hak untuk bebas dari restrain. Restrain tidak boleh digunakan
untuk kenyamanan. Mengingat prinsip-prinsip ini, ada indikasi tertentu yang dapat mendorong
penggunaan restrain:

1. Ketika pasien agresif secara fisik.

2. Ketika pasien menjadi bahaya yang jelas dan langsung ke diri sendiri atau orang lain.

3. Ketika alternatif lebih longgar telah dicoba tanpa hasil.

4. Ketika terlihat bahwa penundaan restrain akan memberi pasien dan orang lain resiko bahaya yang
serius.

Upaya menenangkan situasi yang harus dipertimbangkan sebelum penggunaan restrain adalah
sebagai berikut:

1. Secara verbal meminta kerjasama dengan tetap menjaga postur dan nada suara yang tidak agresif.

2. Memiliki petugas keamanan yang memadai di dekatnya yang terlihat oleh pasien.

3. Mengarahkan dan/ atau mengalihkan emosi pasien.

4. Memisahkan pasien dari orang lain.

5. Menawarkan obat yang tepat.

C. KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi restrain antara lain:

1. Ketika pasien kompeten dan menolak perawatan.

2. Ketika pasien tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.


3. Ketika alternatif lebih longgar belum dipertimbangkan atau dicoba.

D. PERSIAPAN TINDAKAN

1. Peralatan

a. Sarung tangan disposable

b. Restrain

c. Instruksi dari pabrik jika menggunakan restrain khusus dari pabrik tertentu.

d. Tempat tidur atau tandu

e. Padding untuk setiap titik penekanan

f. Obat penenang seperti haloperidol 5mg IM atau lorazepam 2mg IM

2. Persiapan pasien

Anastesi jika diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal dimana pasien terkadang menjadi lebih
kasar dan gelisah setelah dipasang restrain. Pasien diposisikan terlentang dengan bagian kepala
tempat tidur ditinggikan 30 derajat untuk mengurangi resiko aspirasi. Tidak perlu menggunakan bantal
pada posisi ini.

3. Komplikasi

Cedera pada pasien yang mungkin timbul terutama akibat mencoba melepaskan diri dari restrain
antara lain lecet, memar, dislokasi, fraktur, kesemutan, dan cedera otot. Semakin agresif pasien
tersebut semakin tinggi resiko komplikasi.

E. PROSEDUR

Teknik yang tepat dimulai dengan memiliki jumlah personil yang cukup. Idealnya, harus ada tim berisi
lima anggota, dengan satu pemimpin dan satu anggota untuk setiap ekstremitas. Petugas keamanan
rumah sakit dan polisi harus dipanggil untuk membantu menundukkan pasien dengan kekerasan.
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien apa yang anda lakukan sewaktu restrain sedang dipasang
dan jelaskan mengapa anda menggunakan restrain. Mintalah setiap anggota memasang restrain untuk
setiap ekstremitas. Restrain mungkin perlu dipasang satu per satu sementara ekstremitas lainnya
ditahan. Setelah restrain dipasang, integritas mereka harus diuji dan ekstremitas pasien harus
diperiksa untuk tanda-tanda gangguan sirkulasi. Pasien harus terus dikaji, dipantau, dan dievaluasi
ulang. Jika pasien dianggap sudah dapat bekerja sama, lepas restrain satu demi satu sambil melihat
respon perilaku pasien untuk menjamin keamanan.

Anda mungkin juga menyukai