Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dengan melakukan analisis butir soal dapat diperoleh banyak informasi yang bermanfaat, baik untuk
guru, siswa maupun proses pembelajaran itu sendiri. Menganalisis butir soal dilakukan dengan harapan
dapat meningkatkan kualitas butir soal tersebut. Menurut Nitko (1983), analisis butir soal
menggambarkan suatu proses pengambilan data dan penggunaan informasi tentang butir-butir soal,
terutama informasi tentang respon siswa terhadap setiap butir soal. Lebih lanjut penggunaan analisis
butir soal adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah butir-butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh penyusun soal. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Apakah soal-soal yang disusun sudah sesuai untuk mengukur perubahan tingkah laku seperti
telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus?
b. Apakah tingkat kesukaran soal sudah diperhitungkan?
c. Apakah soal tersebut sudah mampu membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai?
d. Apakah kunci soal sudah sesuai dengan maksud soal?
e. Jika digunakan tes pilihan ganda, apakah pengecoh (distractor) yang dipilih sudah berfungsi
dengan baik?
f. Apakah soal tersebut masih dapat ditafsirkan ganda atau tidak?
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai suatu
materi.
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki (meningkatkan) kemampuan guru dalam menulis soal.
a. Jika jumlah siswa <= 20, maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50%.
b. Jika jumlah siswa 21 40 , maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing
33,3%.
c. Jika jumlah siswa 41, maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27%.
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang
disediakan.
5. Dengan cara yang sama hitunglah jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap-tiap
alternatif jawaban yang disediakan.
6. Hitung jumlah seluruh peserta tes (kelompok atas, tengah, bawah) yang menjawab benar.
7. Tentukanlah tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal dengan menggunakan rumus yang telah
disediakan.
Contoh:
Perhatikan jawaban 100 siswa terhadap butir soal nomor 1 berikut:
Kelompok Alternatif Jawaban Jumlah
A B* C D E
Atas 5 15 0 0 7 27
Tengah 3 25 12 0 5 27
Bawah 7
Catatan: * (kunci jawaban)
Indeks tingkat kesukaran butir soal di atas adalah:
P = B / N = (15 + 25 + 7)/100 = 47/100 = 0,47
Indeks daya pembeda butir soal di atas adalah :
D = PA PB = (15/27) (7/27) = 0,30
NomorSoal
No. Aspek yang ditelaah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ...
C.
9
Bahasa/Budaya
10 Rumusan kalimat coal komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa
11 Indonesia yang baku
Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
12 penafsiran ganda atau salah pengertian
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13 Rumusan soal tidak mengandung
Keterangan : Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yangditelaah !
2.
3.
4.
B.
5.
6.
7. Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntuttes tertulis untuk bentuk pilihan
8 ganda
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
9. (urgensi,relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari- hari tinggi)
Pilihan jawaban homogen dan logis
10 Hanya ada satu kunci jawaban
. Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengansingkat,jelas,dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
11 diperlukan saja
. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban
12 Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat negatif ganda
. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
Gambar, grafik, tabel, diagram, atausejenisnya
jelas dan berfungsi
13 Panjang pilihan jawaban relatif sama
. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar"dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan
14 besar kecilnya angka atau kronologisnya
. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
C.
15
.
16 Bahasa/Budaya
. Menggunakan bahasa yang sesuai dengankaidah bahasa Indonesia
17 Menggunakan bahasa yang komunikatif
. Tidak menggunakan bahasa yangberlakusetempat/tabu
18 Pilihan jawaban tidak mengulangkata/kelompok kata yang sama,kecualimerup
. akan satu kesatuan pengertian
Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!
Keterangan:
** = kunci jawaban
++ = sangat baik
+ = baik
= kurang baik
_ = jelek
_ _ = sangat jelek
Pada contoh diatas, IP butir a, b, c, d, dan e adalah 93%, 107%, 93%, dan 107%. Semuanya dekat
dengan angka 100%, sehingga digolongkan sangat baik sebab semua pengecoh itu berfungsi. Jika
pilihan jawaban peserta didik menumpuk pada satu alternatif jawaban, misalnya seperti berikut:
Alternatif jawaban A B C D E
Distribusi jawaban peserta didik 20 2 20 8 0
IP 267% 27% ** 107% 0%
Kualitas pengecoh _ - ** ++ _
Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e) dan (b) tidak
berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e) perlu diganti karena termasuk
jelek, danpengecoh (b) perlu direvisikarena kurang baik. adapun kualitas pengecoh berdasar indeks
pengecoh adalah:
1) Sangat baik IP = 76% - 125%
2) Baik IP = 51% - 75% atau 126% - 150%
3) Kurang baik IP = 26% - 50% atau 151% - 175%
4) Jelek IP = 0% - 25% atau 176% - 200%
5) Sangat jelek IP = lebih dari 200%
F . Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu hal yang sangat penting pada alat pengukuran standar. Reliabilitas
dihubungkan dengan pengertian adanya ketepatan tes dalam pengukurannya. Reliabilitas adalah
kestabilan skor yang diperoleh peserta tes yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada
situasi yang berbeda atau dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya. Dengan kata lain
reliabilitas merupakan tingkat konsistensi atau kemantapan hasil terhadap hasil dua pengukuran
hal yang sama. Dapat juga diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari
suatu alat ukur (Depdikbud : 1997). Hasil pengukuran diharapkan akan sama apabila pengukuran
itu diulangi. Dengan perangkat tes yang reliabel, apabila tes itu diberikan dua kali pada peserta
yang sama tetapi dalam selang waktu yang berbeda sepanjang tidak ada perubahan dalam
kemampuan maka skor yang diperoleh akan konstan. Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya
reliabilitas sebuah perangkat tes, menurut (Suharsimi Arikunto : 2001) dilihat pada
rentangan koefesien korelasi sebagai berikut :
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Tes
Kategori Reliabilitas Tes Nilai Koefesien Korelasi
1) Sangat Tinggi 0,800 1,000
2) Tinggi 0,600 0,799
3) Cukup 0,400 0,599
4) Rendah 0,200 0,399
5) Sangat Rendah 0,000 0,199