Anda di halaman 1dari 7

1

2.1 Epilepsi

2.1.1 Definisi

Epilepsi berasal dari bahasa Yunani Epilambanmein yang berarti

serangan. Epilepsi sebetulnya sudah dikenal sekitar tahun 2000 Sm.

Hippokrates adalah orang pertama yang mengenal epilepsi sebagai gejala

penyakit dan menganggap bahwa epilepsi merupakan penyakit yang

didasari oleh adanya gangguan di otak. Epilepsi merupakan kelainan

neurologi yang dapat terjadi pada setiap orang di seluruh dunia.

Epilepsi bukanlah suatu penyakit, tetapi sekumpulan gejala yang

manifestasinya adalah lewat serangan epileptik yang berulang. Epilepsi

merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dicirikan oleh terjadinya

serangan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan dan berkala.

Serangan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat

mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel- sel otak,

bersifat sinkron dan berirama. Serangan dapat berupa gangguan motorik,

sensorik, kognitif atau psikis. Istilah epilepsi tidak boleh digunakan untuk

serangan yang terjadi hanya sekali saja, serangan yang terjadi selama

penyakit akut berlangsung dan occasional provokes seizures misalnya

kejang atau serangan pada hipoglikemia.

Epilepsi didefinisikan sebagai gangguan kronis yang ditandai

adanya bangkitan epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara

intermiten yang terjadi oleh karena lepas muatan listrik abnormal neuron-

neuron secara paroksismal akibat berbagai etiologi.24


2
Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinis dari bangkitan serupa

(stereotipik) yang berlebihan dan abnormal, berlangsung secara mendadak

dan sementara, dengan atau tanpa perubahan kesadaran , disebabkan oleh

hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang bukan disebabkan

oleh suatu penyakit otak akut.

Sindrom epilepsi kejang yang berlangsung terus menerus selama

periode waktu tertentuatau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaan

diantara kejang.

Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu kejang fokal

(parsial) dan kejang umum. Kejang fokal terjadi karena adanya lesi pada

satu bagian dari cerebral cortex, di mana pada kelainan ini dapat disertai

kehilangan kesadaran parsial. Sedangkan pada kejang umum, lesi

mencakup area yang luas dari cerebral cortex dan biasanya mengenai

kedua hemisfer cerebri. Kejang mioklonik, tonik, dan klonik termasuk

dalam epilepsi umum.

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi International League Against Epilepsy (ILAE) 1981

untuk kejang epilepsi :

Tabel 3. Klasifikasi Kejang Epilepsi


No Klasifikasi kejang epilepsi
1 Kejang Kejang Kejang parsial sederhana dengan
parsial parsial gejala motorik
sederhana Kejang parsial sederhana dengan
gejala somatosensorik atau sensorik
khusus
Kejang parsial sederhana dengan
gejala psikis
13

Kejang Kejang parsial kompleks dengan onset


parsial parsial sederhana diikuti gangguan
kompleks kesadaran
Kejang parsial kompleks dengan
gangguan kesadaran saat onset

Kejang Kejang parsial sederhana menjadi


parsial yang kejang umum
menjadi Kejang parsial kompleks menjadi
kejang kejang umum
generalisata Kejang parsial sederhana menjadi
sekunder kejang parsial kompleks dan
kemudian menjadi kejang umum

2 Kejang Kejang absans


umum Absans atipikal
Kejang mioklonik
Kejang klonik
Kejang tonik-klonik
Kejang atonik

Klasifikasi International League Against Epilepsy (ILAE) 1989

untuk sindroma epilepsi :21

Tabel 4. Klasifikasi Sindroma Epilepsi


No Klasifikasi sindroma epilepsi
1 Berkaitan Idiopatik Epilepsi anak benigna dengan
dengan letak gelombang paku di
fokus sentrotemporal (Rolandik
14

benigna)
Epilepsi anak dengan
paroksimal oksipital
Simtomatik Lobus temporalis
Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus oksipitalis
Kronik progresif parsialis
kontinu
Kriptogenik
2 Epilepsi Idiopatik Kejang neonates familial
umum benigna
Kejang neonates benigna
Epilepsi mioklonik benigna
pada bayi
Epilepsi absans pada anak
(pyknolepsy)
Epilepsi absans pada remaja
Epilepsi mioklonik pada
remaja
Epilepsi dengan serangan
tonik-klonik saat terjaga
Kriptogenik Sindroma West (spasme bayi)
atau Sindroma Lennox-Gastaut
simtomatik Epilepsi dengan kejang
mioklonik-astatik
Epilepsi dengan mioklonik
absans
15

Simtomatik Etiologi non spesifik


! Ensefalopati mioklonik
neonatal
! Epilepsi ensefalopati pada
bayi
! Gejala epilepsi umum lain
yang tidak dapat
didefinisikan
Sindrom spesifik
! Malformasi serebral
! Gangguan metabolisme
3 Epilepsi dan Serangan Kejang neonatal
sindrom fokal dan Epilepsi mioklonik berat pada
yang tidak umum bayi
dapat Tanpa Epilepsi dengan gelombang
ditentukan gambaran paku kontinu selama
fokal atau tegas fokal gelombang rendah tidur
generalisata atau umum (Sindroma Taissinare)
Sindroma Landau-Kleffner
4 Sindrom Kejang
khusus demam
Status
epileptikus
Kejang
berkaitan
dengan gejala
metabolik atau
toksik akut
16

2.1.3 Faktor Risiko

Gangguan stabilitas neuron neuron otak yang dapat terjadi saat

epilepsi, dapat terjadi saat :22

Tabel 5. Faktor Risiko Epilepsi


Prenatal Natal Postnatal
a. Umur ibu saat hamil a. Asfiksia a. Kejang demam
terlalu muda (<20 b. Bayi dengan berat b. Trauma kepala
tahun) atau terlalu tua badan lahir rendah c. Infeksi SSP
(>35 tahun) (<2500 gram) d. Gangguan
b. Kehamilan dengan c. Kelahiran prematur metabolik
eklamsia dan hipertensi atau postmatur
c. Kehamilan primipara d. Partus lama
atau multipara e. Persalinan dengan
d. Pemakaian bahan alat
toksik
17

Anda mungkin juga menyukai