Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA TN. M DENGAN HIPERTENSI


DI RT 05 RW XV KELURAHAN PUDAK PAYUNG KECAMATAN
BANYUMANIK SEMARANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Ajar Manajemen Asuhan


Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Pembimbing Akademik:
Ns. M. Muin, M.Kep, Sp.Kom
Megah Andriany, S.Kp.,M.kep, Sp.Kom

Oleh :

Lastina Fahrurnisa 22020116220070

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. M DI RT 05 RW XV
KELURAHAN PUDAK PAYUNG, BANYUMANIK

PENGKAJIAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada:

- Hari : Jumat
- Tanggal : 29 September 2017
- Tempat : Rumah Tn. M
- Pukul : 17.10 WIB
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. M
2. Usia : 56 tahun
3. Alamat : RT 05/ RW XV Pudak Payung
4. No. Hp :-
5. Pekerjaan : Pensiunan
6. Pendidikan : SMA
7. Komposisi keluarga
No Nama Hubungan Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan
dengan KK Kelamin
1. Tn. M Ayah (KK) 56 th L SMA Pensiunan
2. Ny. P Ibu 54 th P SMP Wiraswasta
8. Genogram

Ny. Ny.
Tn.Z Tn.Y
Ny. Ny. S K
Tn. M Tn.A 71th 75th
I M 66t 77t
54th 70th
66t 55th

Tn.R Ny.
58 th D
63 Tn.A Tn.Y
60th Ny.. Tn.B Tn.H
Ny. 64th
Tn.M J 74th 56th
S 57
72 th 67t
th

Tn.R Ny.
67th T
69t

Tn.M Tn.Z Tn.S Tn..J Tn.P Tn.S


Ny.S Ny. Tn.M Ny Ny Ny. Ny Ny. Tn.D
64 th 54 th 53th 51th Ny. 62th
67 K .S .T K .S R 58th 51th
9th U
th 66 61 60 59t 58 56t 64t

Tn. M
56 th Ny.
HT, P 54
stroke th

Nn. Tn. J Tn. D


Nn.
R
32 Th S 28 Th
29T
29T
h
Keterangan :

: Laki-laki meninggal : Laki-laki

: Perempuan meninggal : Perempuan

: Klien laki-laki : Klien perempuan


9. Tipe keluarga

Keluarga Tn. M adalah keluarga inti yang terdiri dari Tn. M dan
Ny. P. Dalam rumah tersebut hanya terdapat satu KK, karena
anak-anak dari Tn. M sudah menikah dan hidup terpisah sendiri.

10. Latar belakang budaya


a. Suku bangsa

Tn. M berkata Kalau saya sama ibu asli dari Magelang berarti
ya Jawa. Awalnya saya tinggal di Magelang, terus setelah
menikah saya dapat tugas kerja disini mbak, jadi saya tinggal
disini sudah lama .

b. Kebiasaan diit terkait budaya

Ny. P berkata Makanannya ya biasa aja mbak, sayur yang


ijo-ijo, sama lauk telur, ikan atau tempe dan tahu. Kalau
makanan asin, masih suka masak yang asin kalau gak asin
gak enak mbak.

Tn. M berkata Daging kambing, jeroan, durian, kopi sudah


tidak konsumsi mbak, kata dokter itu pantangan untuk saya,
yang enak-enak gak boleh di makan yah mbak. Kalau manis
saya masih suka manis tapi gak banyak saya gak punya
penyakit gula, ibunya yang punya gula itu.

Ny. P berkata Tadi saya makan daging kambing dapet dari


hajatan, terus kaki saya kok rasanya seperti kram ini kenapa
ya mbak? Saya gak pernah diet mbak, makan ya makan aja
wong gula darah saya itu ndak tentu kadang tinggi kadang
drop banget jadi saya gak terlalu mantang makanan.
Tn. M berkata, Ibunya tadi pagi masih minum kopi mbak,
padahal udah gak boleh jadinya ya gitu kan ngeluh kakinya
kram.

c. Bahasa yang digunakan

Tn. M berkata Kalau di keluarga ini ngomongnya pakai


bahasa jawa mbak, ya ngoko alus. Tapi kadang juga pakai
bahasa indonesia, apalagi kalau ada cucu main suka pake
bahasa indonesia wong cucunya ngomongnya pake bahasa
indonesia.

d. Adat atau tradisi

Tn. M berkata Iya dikeluarga ini harus saling menghargai,


dikeluarga saya juga masih ada tradisi 40 harian, nyatus,
seribuan bagi orang meninggal, 7 bulanan bulanan untuk
orang hamil gitu masih mbak. Tapi kalau tradisi khas gak ada
sih mbak, gak fanatik.

11. Agama yang dianut keluarga


a. Agama

Tn. M berkata Keluarga kami beragama islam semenjak lahir,


keluarga besar saya agamanya islam kok mbak.

b. Kegiatan rutin keagamaan

Tn. M berkata, Kalau waktu-waktu sholat ya sholat, sendiri-


sendiri, apalagi setelah saya kena stroke ya saya sholat
sebisanya soalnya tangan kanan saya kan gak bisa
digerakkan.
c. Persepsi keluarga tentang agama

Tn. M berkata Beragama itu menjadi lebih baik, jika tidak


lebih baik buat apa beragama.

d. Kepercayaan dan nilai-nilai agama

Tn. M berkata Pasrah dengan apa yang diberikan Allah,apa


yang ada ya dijalani sambil disyukuri mbak.

12. Status sosial ekonomi keluarga


a. Kelas sosial

Keluarga Tn. M tergolong keluarga yang berpenghasilan


menengah. Tn. M berkata Saya pensiunan tapi ya
pendapatan gak seberapa sambil dibantu jualan ibu ini di
depan rumah,tapi ya sekali-kali anak juga ngasih mbak. Mantu
saya kerja jadi supir di sekda. Setiap hari anak saya pada
kesini belanja nanti bayar perbulan sukanya .

b. Penanggung jawab ekonomi

Tn. M berkata Sekarang ya bisa dibilang ibu mbak, apa-apa


ibu sekarang, tapi ya masih ada uang pensiunan dari saya
juga. Adanya apa yo kita cukup-cukupin mbak. Ibu jualan ini
aja mahal diojek soalnya 900 ribu per bulan kalau dulu kan
saya bisa anter belanjanya.

c. Dukungan ekonomi

Tn. M berkata Ini rumah saya sendiri mbak sejak pindah


tahun 93nan dul,. ya kalo tambahan pendapatan selain dari
pensiunan saya, ibunya jualan warungan ini terus ya kadang
anak saya juga sesekali ngasih ibunya.
d. Tabungan/asuransi

Tn. M berkata Saya pakai BPJS mbak sama ibunya juga,


saat sakit kemarin saya juga pakainya BPJS.

13. Aktivitas rekreasi keluarga


Tn. M berkata, Dulu sebelum saya sakit, setiap minggu kita
sekeluarga suka jalan-jalan. Kalau sekarang yah gak selalu
mbak tapi kemarin kita habis ke pantai Pacitan.
Ny. P berkata, Rekreasinya seringnya berdua di rumah
bercandaan aja mbak sekarang. Kalo lagi pada libur juga cucu-
cucu sama anak-anak suka ngumpul disini udah jadi hiburan
mbak.
B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga


masa pensiun dan lansia Aging Family (retirement to death of both
spouses), dimana pada saat ini Tn. M sudah pensiun kurang lebih
satu tahun yang lalu. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan


b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah


mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan dan
meneruskan untuk memahami eksistensi keluarga.
a. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun

Keluarga sudah mampu memenuhi tahapan ini. Keluarga sudah


mampu untuk menyesuaikan dengan pendapatan yang ada,
kebutuhan pada setiap bulannya dapat tercukupi dengan baik
dibantu dengan hasil penjualan dari warung ibu.

b. Mempertahankan hubungan perkawinan

Tn. M dan Ny. P terlihat saling mendukung satu sama lain,


terlihat dari kepedulian Tn. M yang mengkhawatirkan keadaan
kesehatan Ny. P dan begitu sebaliknya. Keduanya seringkali
saling mengingatkan untuk minum obat. Sesekali mereka
tampak saling bercanda dengan pasangan dan tidak jarang Ny.
P mengungkapkan kecemburuannya kepada Tn. M.

Ny. P berkata, Udah tua mbak, cucu udah banyak mau


ngapain lagi, udah sehidup semati aja mbak.

c. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

Tahapan ini sudah dilakukan oleh keluarga. Tn. M berkata,


Kalau ada apa-apa seperti keluarga mantu atau ada yang
meninggal atau kalau pas lebaran kita seringkali silaturahmi
mbak. Ya kalau gak sempet ketemu paling tidak kami sesekali
saling berkabar melalui telepon, saudara banyak yang tinggal di
Magelang. Kalau orang tua ya udah gak ada semua.

3. Riwayat keluarga inti


a. Proses terbentuknya keluarga
Keluarga ini terbentuk sejak 33 tahun yang lalu, terdiri dari
suami, istri, dan tiga anak laki-laki. Tn. S berkata Saya
menikah sama ibuk tahun 1984. Awalnya kita bertemu di
Magelang sana mbak, terus begitu menikah kita pindah ke
Semarang dulu baru setelah beberapa tahun, tahun 93an kita
pindah ke rumah ini.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti
Riwayat kesehatan dari Tn. M yaitu Tn. M memiliki riwayat
penyakit hipertensi dari ayahnya dan penyakit jantung dari
ibunya. Tn. S berkata Saya terkena hipertensi sudah 10
tahunan terus kena stroke ini mbak, tensinya seringnya di 200
mbak. Awalnya kena stroke itu saya pusing dan lama-lama
badannya lemes terus tubuh yang sebelah kanan gak bisa
digerakin. Kalau ibu (istri) terkena gula udah lama mbak lupa
tepatnya kapan, tapi dari keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat terkena gula kalau darah tinggi ada. Ibu
tensinya gak terlalu tinggi 120, 130 tapi kalo lagi capek 140 tapi
gulanya itu yang biasanya 300, 400 malah dulu pernah sampe
500.
Ny. P berkata Saya pernah di opname karena kaki saya luka
terus gak sembuh-sembuh setelah saya periksakan dokter
minta saya untuk opname dan operasi kaki, soalnya katanya
kakinya kena infeksi mungkin dari gulanya itu yah mbak?
Ny. P berkata, Saya gak teratur minum obat, kalau bapaknya
lumayan teratur namun sok lupa kalau obatnya habis dan
belum kontrol ke dokternya, akhirnya jadi kadang gak minum
obat soalnya kalo kontrol kan dianter mantu saya naik mobil
mbak, tapi kalau pas gak bisa pulang jadi ya ditunda
kontrolnya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Hubungan dengan keluarga besar
Tn. M berkata Dengan keluarga besar rukun ya mbak, kebetulan
saya kan 13 bersaudara dan jaraknya jauh-jauh jadi untuk kumpul
setiap bulan itu sulit. Ditambah kondisi saya yang semakin tua,
tapi kita sering berkomunikasi, kan sekarang sudah ada
handphone jadi bisa komunikasi terus.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Status rumah
Tn. M berkata, Rumah yang saya tempati ini milik sendiri
dulunya itu rumah dinas, disini kan dulu perumahan gitu
mbak rumahnya tipe 21 ya kaya gini rumahnya, kecil,sambil
ditambahi sebisanya biar keliatan lebih luas, dikit tapi ya kecil
gitu ya dimanfaatkan dan diterima dengan baik.
b. Perincian denah rumah
Keterangan:

A : Kamar utama
C B

A B : Kamar mandi

C : Dapur
F
D : Teras
D E
E : Warung

F : Ruang tamu & keluarga

Tn. M berkata Saya tinggal disini udah lama mbak, dulu


tinggal di Semarang yang deket tembalang situ tapi terus
tahun 93 saya di pindah kesini terus nempatin rumah dinas
ini. Tadinya ini itu perumahan Abri mbak terus sekarang jadi
ramai warga.

Hasil observasi yang dilakukan pada rumah Tn. M dan Ny. P


sekeluarga adalah rumah permanen berukuran tipe 21.
Design interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang
terdiri dari 1 kamar tidur, ruang tamu yang menjadi satu
dengan ruang keluarga, dapur, kamar mandi, teras, dan
warung. Dari depan terdapat teras dan di sebelah teras
terdapat warung kecil disudut teras untuk berjualan sayur
mayur, bumbu dan lain-lain. Masuk dari pintu utama terdapat
ruang tamu yang digunakan sebagai ruang keluarga juga, di
belakangnya langsung terdapat dapur yang tidak terlalu luas
tapi tampak tertata rapi dan disebelahnya terdapat kamar
mandi. Di sebelah ruang keluarga dan ruang tamu terdapat
kamar utama. Rumah tampak tertata rapi, cukup bersih dan
tidak terlalu luas. Penerangan yang ada dirumah cukup dan
lantai selalu terjaga kering.

Dapur dan kamar mandi tampak bersih, peralatan dapur juga


ditata lumayan rapi. Ny. P selalu memasak untuk
keluarganya jadi peralatan dapur digunakan dan dibersihkan
setiap hari. Kamar mandi juga dibersihkan, bak mandi
dikuras minimal 1 minggu sekali dan tampak tidak licin.

c. Keadaan Rumah
Kondisi lantai bersih, dinding bangunan sudah permanen
lantai dalam rumah berubin. Atap rumah terbuat dari
genteng, rumah dalam kategori permanen dan kamar mandi
berada di dalam rumah. Karena terdapat warung dan bahan
makanan maka disekitar rumah klien banyak terdapat lalat.
d. Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah
Tn. M berkata, Wes apa-apa pokoknya istri saya mbak,
saya ya bantu sebisanya lah wong jalan aja susah.
Ny. P berkata, Saya ya wes bangun dari pagi jam 2an,
belanja buat warung, masak, bersih-bersih rumah, nyuci baju
sambil jaga warung mbak. Kalau siang baru bisa istirahat
bentar nanti sore ngapain lagi wes ga diem pokoke.
e. Sistem Pembuangan Sampah
Tn. Mberkata, Kalau sampah rumah nanti ada yang
ngambilin mbak, iuran setiap bulannya untuk kelolaan
sampah.
f. Sistem drainage air
Keluarga Tn. M memiliki selokan kecil di depan rumah untuk
aliran airnya .
Tn. Mberkata, Disini gak ada genangan air mbak,
selokannya ada dua di depan rumah pas sama diseberang
jalan sana, nyamuk sih gak terlalu banyak.
g. Penggunaan jamban
Keluarga Tn. M memiliki kamar mandi dengan jenis kloset
duduk.
Tn. M berkata, kalau kamar mandi jadi satu sama WC, kalau
klosetnya dulu pakai kloset jongkok tapi karena kena stroke
kemarin diganti anak saya jadi kloset duduk.
h. Kondisi Air
Tn. M berkata, kalau airnya bersih kok mas, gak ada bau tak
sedapnya, warnanya juga gak keruh dan aman buat diminum
juga untuk masak juga pake air.
i. Pengetahuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang
berkaitan dengan lingkungan.
Tn. M berkata, Setahu saya ya jangan ada banyak air-air di
sekitar rumah nanti dibuat sarang nyamuk banyak jentik bisa
jadi DB. Terus makanan jangan sampai dilalerin mbak nanti
ndak sakit perut makanya belanjaan Ny. Selalu ditutu
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Adat dan istiadat komunitas sekitar
Tn. M berkata, Kalau di RW XV khususnya RT 5 ini mas,
ibu-ibunya setiap bulan Rutin arisan PKK, terus kalau bapak-
bapaknya setiap bulan juga rutin pengajian manakib, sama
setiap ada peringatan seperti malam syuro, muludan gitu
terus kadang ada dzikir bersama juga.
b. Pola pergaulan keluarga
Tn. M berkata, Disini semua saling guyub rukun, ada yang
susah ya saling bantu, walaupun kelihatannya rumah tutup
terus tapi sebenere tetangga juga baik-baik.
c. Persepsi keluarga terhadap komunitas
Tn. M berkata, Disini enak-enak aja kok, soalnya gak ada
yang mayoritas dan juga gak ada yang minoritas, dari segi
penghasilanpun beraneka ragam kok begitu juga
pendidikannya.
d. Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan
dengan komunitas
Tn. M berkata, Kalau yang sudah tua-tua mungkin
banyaknya darah tinggi sebelah rumah kemarin juga habis
dirawat sakit jantung, belakang rumah juga.
e. Mobilitas geografis keluarga
Tn. M berkata Awalnya kita tinggal di Magelang terus dapet
tugas di Semarang, tahun 93an dipindah ke sini terus
menetap disini.
f. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. M berkata Biasanya keluarga kumpul kalau pas ada
libur pada maen kesini anak-anak sama cucu. Kalau
perkumpulan di masyarakat ibuknya yang ikut seperti arisan,
ibu-ibu PKK, saya kalau dulu sebelum kena stroke ketika ada
pertemuan warga saya juga ikut, tapi setelah kena stroke
banyak dirumah malu mbak gak bisa apa-apa.
Ny. P juga berkata Hubungan keluarga dengan tetangga
baik mbak. Tetangga disini juga baik semua, udah seperti
saudara sendiri. keluarga sering ikut kalau ada acara apa
gitu di RT kadang saya juga ikut bantuin entah bantuin
masak atau apa tapi ya gak bisa lama-lama bapak kan gak
bisa ditinggal sendirian kelamaan.
g. Sistem pendukung keluarga
1) Informal
Tn. M berkata Biasanya juga suka tanya-tanya ke
tetangga mbak, katanya kemarin itu ada akupuntur saya
pakai itu tapi juga gak ada hasilnya.
2) Formal
Ny. P berkata Kalau ada keluarga yang sakit kita
langsung ke dokter keluarga periksa saya sudah
langganan disana kok mbak. Setiap satu bulan sekali
disini ada posyandu lansia mbak dari puskemas, saya
sering datang buat tensi terus kalau pas mungkin lagi
pusing gitu ya minta obat nanti dikasih.
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Alat transportasi di daerah
Ny. P berkata, Alat transportasi umum disini kayanya uda
gak ada, kayaknya sekarang yang adak ojek online itu yah.
b. Alat Transportasi yang biasa digunakan oleh keluarga
Tn. M berkata, Kalau saya sama keluarga berhubung gak
punya mobil ya naiknya motor wae. Kadang kalau periksa
dianter anak, biasanya anak bawa mobil pas pulang
soalnya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. M berkata, Kalau kumpul warga ya itu tadi mas, yasinan
ada, PKK ada dan keluarga sini ya sebisa mungkin ikut diwakili
ibunya kalo yang bisa diwakili. Kalau yang senam memang gak
pernah ikut og.
5. Sistem pendukung keluarga
Tn. M berkata, Kalau hanya hal-hal kecil ya dalam keluarga
sendiri aja, kecuali kalau uda perlu masa ya baru tetangga ikut
kami libatkan.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Tn. M adalah sifatnya
terbuka karena setiap anggota keluarga bisa membicarakan
masalah secara langsung dan dua arah. Komunikasi dua arah
ini dilakukan kepada Tn. M dan keluarganya dengan selalu
berkomunikasi dengan keluarganya meskipun dalam keadaan
jauh karena pekerjaan. Tn. M mengatakan Komunikasi itu
penting ya mbak, setiap hari ya tinggal berdua jadi ya
bercandaan berdua saling mengingatkan.
2. Struktur kekuatan keluarga
Struktur kekuatan keluarga Tn. M, Tn. M sebagai authority.
Pengambilan keputusan oleh Tn. M namun Tn. M selalu
mengkomunikasikan segala keputusan dengan keluarganya
dengan meminta saran dari anggota keluarga. Tn. M berkata,
Check point selalu ada pada saya, tapi kita musyawarah
bersama untuk menyelesaikan masalah. Biasanya kita
membicarakan bersama untuk mencari solusinya.
Ny. P berkata, Saya suka musyawarah sama bapaknya tapi
terkadang itu bapak suka marah-marah galak mbak, saya jadi
kadang sok berantem-berantem kecil apalagi kalo masalah
kesehatan masih suka berantem.
3. Struktur peran
a. Peran formal
Peran dan hubungan pernikahan Tn. M adalah paralel
dimana, masing-masing pasangan dapat berperan sesuai
dengan kompetensi dan tuntutan situasi. Tn. M sudah tidak
bisa menjalankan kewajibannya sebagai pencari nafkah
namun masih sebagai kepala keluarga sebagai pemberi
nasihat di keluarga. Sementara itu Ny. I menjalankan
kewajibannya sebagai ibu yang mengurus rumah tangga dan
juga membantu perekonomian keluarga. Tn. M berkata,
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ya ada pendapatan
dari gaji saya sebagai pensiunan tetapi juga dibantu istri saya
dari jualan ini. Sekarang saya gak bisa mencari nafkah hanya
bergantung dari pensiunan tapi ya insya Allah cukup mbak
untuk berdua.
Ny.D juga berkata,ya kaya gini mbak hampir saya semua ,
bersihin rumah, masakin suami,nyuci baju, belanja, jaga
warung banyak lagi lah mbak .
b. Peran informal
Tn. M berkata, Ya pokoknya saling ngertiin aja mbak, kalau
ada apa-apa di omongin entah itu masalah istri atau anak,
biar enak dan antara keluarga saling menjaga.
Ny. P berkata Kalauanak-anak ada apa-apa cerita ke bapak
atau saya terus kalau saya mau cerita apa yah cerita ke
bapak begitu sebaliknya.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut keluarga adalah saling
menghormati, jujur dan sabar. Tn. M berkata Saya selalu
menerapkan kepada keluarga saya saling menghormati
terhadap keputusan orang lain, serta selalu jujur dan sabar
dalam menghadapi apapun.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Tn. M berkata Keluarga saya masih harmonis mbak, walaupun
2 anak sudah tinggal terpisah karena dua-duanya udah nikah
dan tinggal terpisah tapi kita sebulan sekali kumpul. Saat
kontrol juga dianter anak-anak.
Tn. M juga berkata Kami sebagai orang tua berusaha
mengajarkan kebersamaan dengan keluarga, saling
menghormati dan menyayangi dengan keluarganya. Kami juga
mengajarkan, kan ini anaknya perempuan semua ya mbak,
supaya ga suka berantem saling menjaga dan selalu
menghormati suami.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. M berkata, Hubungan keluarga baik-baik saja, anak-anak
sangat terbuka kepada kita ya mbak, jadi kita ya tenang. Kita
memang mengajarkan antara keluarga itu saling menghargai,
cerita gitu kalau ada apa-apa. Hubungan keluarga Ny. P
dengan masyarakat atau tetangga juga tampak baik dan rukun,
sehingga tercipta suasana yang harmonis. Ny. P berkata
Sama tetangga memang harus rukun ya mbak, kalau ada apa-
apa kan yang deket juga tetangga. Proses pembentukan
perilaku dengan cara membiarkan anaknya melihat orangtua
sebagai contoh, memberikan pendidikan moral secara informal
dan membiasakan anggota keluarga untuk berinteraksi
langsung dengan tetangga dan masyarakat atau teman-
temannya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Masalah Stroke pada Tn. M
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tn. M berkata Saya kena stroke sekitar 4 bulan yang
lalu, ya kena stroke karena tensinya sering tinggi terus
ada sumbatan jadinya kena stroke. Penyebabnya kalo
kata dokter ya dari makanan seperti daging, gorengan,
makanan santan, asin, kopi, duren, makanan yang enak-
enak itu.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan
Tn. M berkata, Saya minum obat dari dokter itu ada
amlodipine, ada candesartan saya minum sesuai waktu
yang tertera, tapi suka tidak teratur minumnya. Sekarang
juga saya sedang berobat herbal itu ada pijat syaraf
supaya bagian yang lemes bisa digerakkan mbak, dari
pijat syaraf juga dapet obat kapsulan itu saya minum
juga kok tensinya normal rasanya. Kalau pagi saya juga
suka berjemur biar kena vitamin terus badannya gak
kaku-kaku.
3) Kemampuan untuk merawat
Tn. M berkata, Saya pengen sembuh mbak, makanya
saya berobat. Saya minum obat tapi kadang suka lupa
obatnya yang mana saja soalnya obatnya kebanyakan.
Kalau makan saya sudah jaga, cuman kalo asin ato
santan belum bisa mbak soalnya ibu juga suka masak
asin kalo gak asin juga gak enak, gak selera. Olahraga
juga saya gak pernah, mentok yah berjemur itu sambil
jalan-jalan di sekitar rumah. Saya ndak pernah ke
fisioterapi cuman dulu aja pas dirumah sakit pas nginep
itu tapi selanjutnya dak pernah, ya biar bisa buat gerak
saya pijitin syaraf itu.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. M berkata Rumahnya biar ndak ada kucing masuk,
saya tutupin pake papan itu mbak terus kalo kamar
mandi yang dari WC jongkok di ganti ke WC duduk ini
mbak.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Tn. M berkata Kalo kontrol di dokter keluarga mbak,
Saya gak pernah dateng ke posyandu lansia mbak
karena saya susah jalan malu mbak, tensinya ya kalo
pas ke dokter. Saya juga gak pernah periksa ke
Puskesmas langsung ke dokter saya mbak.
b. Masalah Hipertensi pada Tn. M
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tn. M berkata, Darah tinggi ya kalau tensinya diatas 140
mbak, terus biasanya nanti pusing sama sakit di tengkuk,
tapi saya kok engga ya mbak, saya pusing justru pas
tensi saya turun yang biasanya 200 pusingnya pas
tensinya 140 itu terus kena stroke itu. Kalau
penyebabnya ya makan asin, pikiran, jarang olahraga
juga bisa mungkin ya mbak?.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan
Tn M berkata, Dulu karena sudah sering tinggi tidak
saya minumi obat, lebih suka secara tradisional mbak,
apa yang dari orang lain katakan kita coba dari yang
rebus daun salam 10 lembar dengan 3 gelas terus
disisain 1 gelas, minum obat herbal kapsulan setiap pagi
sebelum makan sudah saya coba, yang ini sepertinya sih
agak cocok. Saya paling gak suka disuruh minum obat.
Paling kalo tensinya tinggi saya istirahat.
3) Kemampuan untuk merawat
Tn. M berkata, Saya dari dokter diberikan obat penurun
tensi sebelum saya kena stroke tapi obatnya tidak saya
minum, kalo mengontrol makan asin juga belum bisa
mbak.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. M berkata, Kalau lagi sakit saya tidak suka
bertengkar dengan istri walaupun hanya masalah kecil,
kalau lagi kumat ya saya di kamar tiduran minta supaya
ibu tidak berisik dulu agar tenang.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Tn. M berkata, Setiap bulannya ada cek tensi saat
posyandu tapi saya tidak pernah ikut. Kalau sakit saya
sudah parah sudah gak kuat, baru langsung ke dokter.
c. Masalah DM pada Ny. P
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. P berkata, Kalau DM saya kurang begitu tau, tapi
memang dulu kata dokter saya punya penyakit gula.
Setahu saya penyakit gula ya dari makanan manis.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan
Ny. P berkata, Saya dapet obat gula setiap bulannya,
tapi saya gak rutin minum obatnya kalau lagi kerasa
tinggi aja, taunya tinggi dikira-kira aja soalnya sok
ngerasa drop gitu mbak jadi ndak saya minum saya juga
sok lupa saking banyaknya obat harus dimnum kapan,
kalo pas ada posyandu saya suka datang buat cek tensi
terus nanti dikasih obat kalau minta.
3) Kemampuan untuk merawat
Ny. P berkata Saya ke dokter kalau udah ga kuat, saya
gak pernah ke Puskesmas gak ada yang nganterin
soalnya. Saya makan gak banyak kok mbak, wajar. Tapi
tdi dapet hajatan ada daging kambing saya makan
mungkin itu yang bikin pusing terus minum kopi juga tadi
pagi, kopi susu. Dulu saya pernah nyobain rebusan daun
sirsak tapi ndak mau lagi mbak saya ndak cocok. Saya
lebih milih minum obat dari dokter kalo merasa udah gak
enak. Kalau ada senam saya gak pernah ikut senam
mbak, olahragane ke pasar.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ny. P berkata Ya depan sendiri buat teras ada warung
kecil juga, ruang tamu disini ada beberapa kursi, di ruang
TV ada kasur kecil buat tiduran mbak sambil nunggu
warung, paling seneng ya pada kumpul di ruang TV,
sambil makan dan nonton TV.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Ny. D berkata Kalau periksa kesehatan kita ke dokter
mbak, sekalian kontrol dan memang sudah langganan
kalau saya setiap ada posyandu selalu ikut tensi, naik
turun tensinya.
d. Masalah Ulkus Dekubitus Ny. P
1) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
Ny. P berkata, Saya tidak tahu mbak ini kenapa
darimana asalnya tiba-tiba ya luka seperti ini, gak tahu
sejak kapan terus saya biarkan saja tidak diobati,
lukanya kering kok nanti juga sembuh. Dulu juga pernah
kayak gini tapi awale kena kesandung terus luka ga
sembuh-sembuh terus dioperasi terus sembuh, kata
dokternya dulu kena infeksi selain itu juga gara-gara
gulanya tinggi, dulu bapaknya yang nemenin pas
mondok malah.
2) Kemampuan keluarga megambil keputusan untuk
mengatasi maasalah kesehatan
Ny P berkata, Pas tahu luka ini ya saya cuman bersihin
pas mandi, lukanya engga sakit dan kering jadi saya
biarkan pikir saya nanti pasti juga sembuh. Takut saya
ke dokter, takut disuruh nginep.
3) Kemampuan untuk merawat
Ny P berkata, Ini sebaiknya lukanya ditutup ndak ya
mbak? Saya biarkan begini aja, saya punya salep dulu
saya pakai buat nyalepin luka yang habis operasi itu,
boleh saya pakai lagi ndak mbak?
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ny. P berkata, Cukup bersihin rumah sih mbak terus
jagain biar lantainya ga licin biar ga terpleset bapak.
Saya juga kalau keluar rumah selalu pakai sandal, kalau
ke pasar saya kadang pakein kaos kaki kukunnya.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Ny. P berkata, Dulu sya dioperasi di bagian kaki deket
sini juga di dokter Deni spesialis Bedah, tapi untuk yang
sekarang baru minggu depan mau periksa ke dokter.
Tapi saya gak mau ke dokter Deni lagi nanti disuruh
mondok saya ndak mau.
4. Fungsi reproduksi
Tn. M berkata Sesuai pemerintah mbak dua anak cukup, saya KB
mbak dulu suntik. Kalau masalah kumpul sudah tidaak mbak bagi
saya ngobrol berdua, bercengkerama saling cerita sudah cukup.
5. Fungsi ekonomi
Tn. M berkata Ya pokoknya dicukupin aja mbak, untuk kebutuhan
yang penting cukup.
F. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stress jangka pendek dan panjang
a. Jangka pendek
Tn. M berkata, Saya malu mbak sama keadaan saya sekarang, gak
bisa ngapa-ngapain, gak bisa bantu ibu belanja cari tambahan uang,
susah jalan tapi ya mau gimana lagi.
Ny. P berkata, Duh mbak namanya mikir ya tetep mikir banyak, ya
mikir bapaknya gak sembuh-sembuh, mikir badan saya sendiri, wes
lah mbak macem-macem belum masalah ekonomi.
b. Jangka panjang
Tn. M berkata, Penginnya sembuh bisa jalan lagi, bisa nganterin
ibunya kemana-mana gak nyusahin anak, saya malu gak bisa apa-
apa saya juga malu sama tetangga takut diolok-olok karena gak bisa
ngapa-ngapain. Kalau ekonomi dikatakan cukup ya cukup.
c. Kekuatan keluarga
Tn. M berkata, Dengan keadaan saya saat ini ya masih ada
anak-anak dan istri saya yang menemani, kalau masalah malu
dengan orang lain saya malu. Pinginnya saya cepet sembuh
bisa aktivitas normal.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Tn. M berkata, Ya kalau untuk masalah keuangan ya sebisa
mungkin untuk hemat dan menggunakan sesuai kebutuhan ya
juga disamping itu juga untuk tetep bisa menghibur keluarga ya
sesekali digunakan buat jalan-jalan bareng keluarga biar fresh.
3. Strategi koping
Tn. M berkata, Kalau ada masalah ya itu tadi di rundingkan, kalau lagi
jenuh ya keluar jalan-jalan walaupun cuma diluar rumah, kalau enggak
ya dibuat nonton tv atau tidur aja nanti juga lupa.
Ny. P berkata, Pinginnya juga gak dipikir mbak, tapi namanya
manusia ya tetep kepikiran padahal saya sendiri sudah banyak
aktivitas. Inget lagi itu kalo lagi susahnya harus belanja sendiri, apa-
apa sendiri.
4. Strategi adaptasi
Tn. M berkata, Masalah itu pasti ada penyelesaianya, ya gak
usah terlalu dipikir, dijalani aja sama ngadu ke Tuhan sambil
usaha.
G. Pemeriksaan Fisik

Kriteria Tn. M Ny. P


Keadaan Klien terlihat baik, kesadaran CM, Klien terlihat baik, kesadaran CM,
umum GCS 15 (E4M6V5) GCS 15 (E4M6V5)

TD 140/100 mmHg 140/90mmHg


Nadi 97 x/menit 82 x/menit
RR 22 x/menit 20 x/menit
Suhu 36,2 o C 36 o C
BB 60 kg 50 kg
TB 160 cm 158 cm
Kepala Bentuk mesochepal, kulit kepala Bentuk mesochepal, kulit kepala
bersih, tidak ada lesi atau massa, bersih, tidak ada lesi atau massa,
dan jaringan parut .Rambut dan jaringan parut. Rambut
pendek cepak,hitam campur putih panjang sepundak, hitam campur
uban dan tidak rontok putih uban , lurus dan tidak
rontok
Kulit dan kuku Tugor kulit normal, <2detik, tidak Tugor kulit normal, <2detik, tidak
terdapat udem pada ekstremitas terdapat udem pada ekstremitas
bawah . Kulit kering, tidak bawah . Kulit kering, terdapat
terdapat lesi, warna kulit sawo luka pada telapak kaki kiri bagian
matang . jari tengah dengan warna putih,
warna kulit sawo matang .

Mata Penglihatan jelas, konjungtiva Penglihatan jelas namun


tidak anemis, sklera tidak ikterik, terkadang kabur, konjungtiva
pupil isokor, gerakan bola mata tidak anemis, sklera tidak ikterik,
normal, tidak ada nistakmus. pupil isokor, gerakan bola mata
normal, tidak ada nistakmus .
Tampak kantung mata pada klien
dan wajah tampak tidak segar

Hidung Bentuk simetris, tidak teraba Bentuk simetris, tidak teraba


benjolan / massa. Tidak terdapat benjolan / massa. Tidak terdapat
sekret, hidung bersih . sekret, hidung bersih .

Telinga Bentuk simetris, keadaan mastoid Bentuk simetris, keadaan


normal, pendengaran normal, mastoid normal, pendengaran
tidak menggunakan alat bantu normal, tidak menggunakan alat
pendengaran. bantu pendengaran .

Mulut Bentuk bibir unsimetris, membran Bentuk bibir simetris, membran


mukosa lembab,tidak terdapat mukosa lembab,tidak terdapat
karies gigi , gigi lengkap, bicara karies gigi , gigi tidak lengkap.
agak pelo.
Leher Tidak teraba benjolan,/ massa, Tidak teraba benjolan,/ massa,
tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak terlihat distensi vena tiroid, tidak terlihat distensi vena
jugularis, refleks menelan baik. jugularis, refleks menelan baik.

Dada Inspeksi : Inspeksi :


Bentuk dada simetris, tidak Bentuk dada simetris, tidak
terdapat penggunaan otot bantu terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan , (retraksi interkosta pernapasan , (retraksi interkosta
) )
Palpasi : Palpasi :
Perkembangan paru pada saat Perkembangan paru pada saat
bernafas simetris, bernafas simetris,
Perkusi : Perkusi :
Terdapat suara sonor di dextra Terdapat suara sonor di dextra
dan sinistra dan sinistra
Auskultasi : Auskultasi :
Vesikuler Vesikuler
Jantung Inspeksi : Inspeksi :
Tidak terdapat lessi, massa atau Tidak terdapat lessi, massa atau
jaringan parut di kulit dada jaringan parut di kulit dada
Palpasi : Palpasi :
Ictus kordis teraba di IC V, medial Ictus kordis teraba di IC V,
kiri mid klavikula medial kiri mid klavikula
Perkusi : Perkusi :
Terdengar bunyi dull nes, ukuran Terdengar bunyi dull nes, ukuran
jantung normal. jantung normal.
Auskultasi : Auskultasi :
Bunyi jantung S1 = S2 ( lup = dup Bunyi jantung S1 = S2 ( lup =
) dup )

Abdomen Inspeksi : Inspeksi :


tidak terdapat lessi, warna kulit tidak terdapat lessi, warna kulit
merata, kontur cekung, perut merata, kontur cekung, perut
simetris, tidak ada jaringan parut. simetris, tidak ada jaringan
Auskultasi : parut.
bising usus 10 x/menit Auskultasi :
Perkusi : bising usus 10 x/menit
terdengar bunyi timpani pada Perkusi :
bagian gaster terdengar bunyi timpani pada
Palpasi : bagian gaster
tidak terdapat nyeri tekan pada Palpasi :
perut tidak terdapat nyeri tekan pada
perut
Rectum dan Tidak terkaji Tidak terkaji
genitalia
Ekstremitas 1) Akral teraba hangat, ROM 3) Akral teraba dingin, ROM aktif,
pasif, fleksi dan ekstensi, fleksi dan ekstensi, abduksi,
abduksi, adduksi, rotasi, adduksi, rotasi, pronasi, dan
pronasi, dan supinasi. supinasi. Hiperektensi
Hiperektensi
4) Bawah.
2) Bawah. Akral teraba hangat, ROM
Akral teraba hangat, ROM aktif, fleksi dan ekstensi,
pasif, fleksi dan ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi,
abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, dan supinasi.
pronasi, dan supinasi. Hiperektensi
Hiperektensi
Kekuatan Otot.
Kekuatan Otot. Kanan kiri
Kanan kiri 5555 5555
1111 5555 5555 5555
2222 5555

- Ny. P berkata, Kok kakinya


sering merasa kesemutan
terutama pada bagian kiri ya
mbak.
- Tampak terdapat luka di jari
kaki kiri 2 cm warna putih,
pus (-)
- Kaki klien tampak terdapat
titik-titik hitam khas penyakit
DM
H. Pemeriksaan Psikiatri
1. Tn. M
Kebutuhan konsep diri
a. Identitas diri : Tn. M berkata,Nama saya Mugiono.
b. Peran : Tn. M berkata, Selain menjadi kepala
keluarga, saya juga masih bisa menafkahi istri saya
melalui uang pensiunan.
c. Citra tubuh : Tn. M berkata, sebenernya saya malu
saya sudah jarang keluar rumah lah gimana tangan
sama kakinya seperti ini, takutnya kalo keluar-keluar di
olok-olok .
d. Harga diri : Tn. M berkata, Saya malu mbak gak
bisa ngapa-ngapain, sekarang juga saya tidak ikut
kumpul kalo ada acara banyak dirumahnya.
e. Ideal diri : Tn. M berkata,Ya pengennya masih
bisa aktivitas bantuin ibu, nganter ke pasar, nganter
kemana, maen sama cucu gitu.
2. Ny. P
Kebutuhan konsep diri
a. Identitas diri : Ny. P berkata, Nama saya Palih.
b. Peran : Ny. P berkata, Sehari-hari saya jualan
sambil mengurus rumah tangga, jualan ya buat nambahi
kebutuhan rumah lah bapaknya sakit.
c. Citra tubuh : Ny. P berkata, Alhamdulillah saya
masih bisa seperti ini, dulu kaki saya sudah pernah
dioperasi karena infeksi terus uda sembuh eh sekarang
kok luka lagi ya mbak, semoga gak diopname nanti
kalau periksa.
d. Harga diri : Ny. P berkata, Saya kegiatan di PKK
arisan itu ikut mas, terus ya setiap harinya kalo ada yang
belanja sambil ngobrol biasanya
e. Ideal diri : Ny. P berkata, Pinginnya saya dan
bapak sehat, bisa momong cucu ngeliat anak-anak hidup
cukup dan seneng.
I. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Tn. M
a. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak napas, tidak
menggunakan alat bantu pernapasan. Frekuensi
napas: 19 kali per menit. Pola napas normal dan
teraratur. Bunyi nafas vesikuler.
b. Nutrisi dan Cairan
No. Pembanding Saat dikaji
1 Frekuensi 3 kali sehari
makanan
2 Jumlah makanan 1 porsi
3 Jenis makanan Nasi, sayur, lauk pauk
4 Alergi makanan Tidak ada
5 Nafsu makan Nafsu makan baik
6 Frekuensi minum 7-8 gelas perhari
7 Jenis minuman Air putih dan teh

c. Eliminasi
Frekuensi BAK: 3-4x sehari, tidak ada keluhan BAK
Frekuensi BAB: 1x sehari, tidak ada keluhan BAB
d. Aktifitas Latihan/Mobilisasi
Tn. M beraktivitas ringan dirumah. Tn. M berkata,
kegiatan setiap harinya ya kalau pagi berjemur nanti
terus sarapan, nonton tv, nemenin ibu jaga warung
kayak gitu.
N Aktivitas dan Mandiri Dibantu Dibantu
o Latihan sebagian total
1 Mandi
2 Berjalan
3 Berdiri
4 Makan
5 Toileting
6 Berpakaian

e. Kebutuhan persepsi sensori


Kemampuan dalam penglihatan, perabaaan,
penciuman, pendengaran dan perasa klien baik
f. Seksualitas dan reproduksi
Klien memiliki 2 orang anak. Menikah pada usia 6
tahun. Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam
pemenuhan kebutuhan seksual.
g. Rasa Aman dan Nyaman
Tn. M berkata Saya dan keluarga nyaman tinggal
disini mbak dan tetangga-tetangganya juga
nyenenginlah orangnya.
h. Higiene
Tn. M berkata saya mandi dua kali sehari lah mas,
keramas sekali sehari. Kalau gosok gigi biasanya saat
mandi.
i. Istirahat Tidur
Tn. M berkata Tidurnya saya cukup, tidur mulai jam 9
bangun ya sholat subuh kalo ndak pas ibunya berangkat
belanja sayur, dll.
j. Aktualisasi Diri
Tn. M berkata Saya sama siapa aja srawungnya ga ada
pilih-pilih orang cuman setelah sakit saya gak keluar-
keluar.
k. Spiritual dan Rekreasi
Spiritual : Tn. M berkata, Alhamdulilah sholat 5 waktu
saya lancar. Kalau kut pengajian engga.
Rekreasi : Tn. M berkata, ya keluar jalan-jalan walaupun
cuma keluar rumah, kalo jauh-jauh ndak
sekarang kecuali kalo sama anak saya naik
mobil.
l. Kebutuhan Komunikasi Informasi
Tn. M berkata,Hubungan saya dengan keluarga saya
baik-baik saja alhamdulillah, dan saya memperoleh
informasi dari televisi dan surat kabar atau dari teman dan
lingkungan sini.
2. Ny. S
a. Oksigenasi
Klien tidak sesak napas, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan. Frekuensi napas: 20 kali per menit. Pola
napas normal dan teraratur
b. Nutrisi dan Cairan
No Pembanding Saat dikaji
.
1 Frekuensi makanan 3 kali sehari
2 Jumlah makanan 1 porsi
3 Jenis makanan Nasi, sayur, lauk pauk
4 Alergi makanan Tidak ada
5 Nafsu makan Nafsu makan baik
6 Frekuensi minum 6-8 gelas perhari
7 Jenis minuman Air putih, teh dan kopi
c. Eliminasi
Frekuensi BAK: 7-8x sehari, jika malam sering BAK
Frekuensi BAB: 1x sehari, tidak ada keluhan BAB

d. Aktifitas Latihan/Mobilisasi
No Aktivitas dan Mandiri Dibantu Dibantu
Latihan sebagian total
1 Mandi
2 Berjalan
3 Berdiri
4 Makan
5 Toileting
6 Berpakaian

e. Kebutuhan persepsi sensori


Kemampuan dalam penglihatan, perabaaan, penciuman,
pendengaran dan perasa klien baik
f. Seksualitas dan reproduksi
Klien memiliki 2 orang anak. Menikah pada usia 19 tahun.
g. Rasa Aman dan Nyaman
Ibu P berkata Saya enak kok dan tenang disini.
h. Higiene
Ibu P berkata Saya mandi dua kali sehari, keramas 2 hari
sekali, dan gosok gigi saat mandi dan sebelum tidur.
i. Istirahat Tidur
Ibu P berkata Saya kalau tidur cepet mbak, jam 8 nan
udah mulai mapan tidur terus bangun jam 2 pergi belanja
ke pasar buat kulakaan.
j. Aktualisasi Diri
Ibu P berkata, Ya saya ikutan Pkk kalau dimasyarakat
mas .
k. Spiritual dan Rekreasi
Spiritual : Ny. S berkata, Saya sholat 5 waktu kalau
lagi ga halangan.
Rekreasi : Ny. S berkata, Rekreasinya ya sama anak-
anak kalo ke rumah mantu, atau ke pantai,
seringnya sih rekreasinya nonton tv.
l. Kebutuhan Komunikasi Informasi
Ny. P berkata, Hubungan dengan keluarga dan tetangga
serta saudaranya baik.
J. HARAPAN KELUARGA
Tn. M dan Ny. P mengharapkan dengan adanya mahasiswa
dateng ke rumah diharapkan keluarga bisa dapat ilmu baru,
pengetahuan baru tentang masalah kesehatan khususnya
dan ilmu umum yang bisa di bagikan dan tentunya bisa
bermanfaat untuk keluarga.
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDS tanggal 30 September 2017
380 g/dL
I. PENGKAJIAN TAHAP II
PELAKSANAAN 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA OLEH KELUARGA.
N DIAGNOSA KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah Tn. M sudah bisa mengenal masalah makanan yang harus dihindari.
Tn. M mengatakan bahwa 4 bulan yang lalu tn. M terken serangan
stroke sehingga tangn dan kaki kanan klien melemah.
Tn. M tidak teratur dalam minum obat yang sudah diberikan oleh dokter
dan masih makan makanan yang asin dan bersantan.
Ny. P mengatakan bahwa Ny. S memiliki DM
Ny. P memiliki riwayat trkena ulkus dekubitus dan saat ini luka mulai
muncul lagi di jari kaki kiri
Ny. P tidak rutin minum obat DM yang diberikan dari dokter
Ny. P tidak menjaga pola makannya dan masih sering mengkonsumsi
makanan pencetus DM
2 Mengambil Keputusan Tn. M dan Ny. P dapat mengambil keputusan jika ada anggota keluarga
yang tepat yang sakit maka diobatkan ke dokter, akan tetapi harus menunggu
penyakit tersebut parah sekali untuk periksa.
3 Merawat anggota Ibu seringkali menyediakan makanan dan obat yang harus diminum oleh
keluarga yang sakit bapak dan juga menyediakan makanan. Karena faktor usia tidak jarang
ataupun punya ibu atau bapak lupa mana obat yang harus diminum saat pagi, siang atau
masalah malam.
4 Memodifikasi Menciptakan lingkungan yang bersih agar nyaman, tidak licin, tertata rapi
lingkungan dan tenang supaya jika lingkungan nyaman maka suasana dalam
rumahpun nyaman.

5 Memanfaatkan sarana Klien mengatakan sudah dapat memanfaatkan pelayanan sarana


kesehatan kesehatan dengan berobat ke dokter keluarga apabila sakit
II. ANALISA DATA

POHON MASALAH I

Effect
Serangan Stroke Ulang

Core Problem
Perilaku kesehatan cenderung
beresiko

Caussa: Caussa: Caussa:


Pola gaya hidup (makanan, Ketidakteraturan konsumsi obat Kurang dukungan sosial
olahraga)

Caussa: Caussa:
Kurang pemahaman dalam Anak yang mulai sibuk dengan
pengobatan keluarga masing-masing
POHON MASALAH II

Effect
Komplikasi DM

Core Problem
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan diri
Caussa:
Gaya hidup, tidak berolahraga

Caussa: Caussa: Caussa:


Ketidakpatuhan dalam minum Kurang dukungan sosial Koping individu tidak efektif
obat

Caussa: Caussa:
Kurang pengetahuan tentang DM Tempat tinggal anak yang
dan komplikasinya terpisah dan sudah memiliki
keluarga

POHON MASALAH III

Effect
Resiko infeksi

Core Problem
Kerusakan integritas jaringan

Caussa:
Gula darah yang tinggi, luka
ulkus decubitus

Caussa:
Gaya hidup, ketidakteraturan
konsumsi obat
POHON MASALAH IV

Effect:
Penyebab TD naik, GDS naik

Core problem
Koping individu tidak efektif

Caussa: Caussa:
Masalah ekonomi keluarga Masalah kesehatan suami dan diri
sendiri
No Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS : Perilaku kurang
- Tn. M berkata, Saya kesehatan dukungan
minum obat dari dokter
itu ada amlodipine, ada cenderung sosial, kurang
candesartan saya berisiko pada Tn. pemahaman
minum sesuai waktu
yang tertera, tapi suka M : stroke, HT tentang
tidak teratur minumnya. (00188) pengobatan
- Tn. M berkata, Kalau
makan saya sudah jaga,
cuman kalo asin ato
santan belum bisa mbak
soalnya ibu juga suka
masak asin kalo gak
asin juga gak enak, gak
selera.
- Tn. M berkata,
Olahraga juga saya gak
pernah, mentok yah
berjemur itu sambil
jalan-jalan di sekitar
rumah.
- Tn. M berkata Kalo
kontrol di dokter
keluarga mbak, Saya
gak pernah dateng ke
posyandu lansia mbak
karena saya susah jalan
malu mbak, tensinya ya
kalo pas ke dokter.
- Tn. M berkata, Setiap
bulannya ada cek tensi
saat posyandu tapi saya
tidak pernah ikut. Kalau
sakit saya sudah parah
sudah gak kuat, baru
langsung ke dokter.
- Tn. M berkata, Saya
ndak pernah ke
fisioterapi cuman dulu
aja pas dirumah sakit
pas nginep itu tapi
selanjutnya dak
pernah, ya biar bisa
buat gerak saya pijitin
syaraf itu.
DO :
- TTV Tn. M
TD: 140/100 mmHg
- Skala kekuatan otot
1111 5555

2222 5555
- Klien tampak berbicara
pelo
2 DS : Ketidakefektifan koping tidak
- Ny. P berkata, Kalau DM manajemen efektif, kurang
saya kurang begitu tau,
tapi memang dulu kata kesehatan diri dukungan
dokter saya punya pada Ny. P : sosial, konflik
penyakit gula. Setahu
saya penyakit gula ya Diabetus Mellitus putusan
dari makanan manis. (00078)
- Ny. P berkata, Saya
dapet obat gula setiap
bulannya, tapi saya gak
rutin minum obatnya
kalau lagi kerasa tinggi
aja, taunya tinggi dikira-
kira aja soalnya sok
ngerasa drop gitu mbak
jadi ndak saya minum
saya juga sok lupa
saking banyaknya obat
harus diminum kapan.
- Ny. P berkata Saya ke
dokter kalau udah ga
kuat, saya gak pernah
ke Puskesmas gak ada
yang nganterin soalnya.
Saya makan gak banyak
kok mbak, wajar. Tapi tdi
dapet hajatan ada
daging kambing saya
makan mungkin itu yang
bikin pusing.
- Ny. P berkata, Terus
minum kopi juga tadi
pagi, kopi susu.
- Ny. P berkata, Duh
mbak namanya mikir ya
tetep mikir banyak, ya
mikir bapaknya gak
sembuh-sembuh, mikir
badan saya sendiri, wes
lah mbak macem-
macem belum masalah
ekonomi.
- Ny. P berkata, Kok
kakinya sering merasa
kesemutan terutama
pada bagian kiri ya
mbak.
- Ny. P berkata, Kalau
ada senam saya gak
pernah ikut senam
mbak, olahragane ke
pasar.

DO :
- GDS 29/09/2019 380
g/dL
- Tampak terdapat luka di
jari kaki kiri 2 cm
warna putih, pus (-)
- Kaki kien tampak
terdapat titik-titik hitam
khas penyakit DM
3 DS : Kerusakan perubahan
- Ny. P berkata, Saya integritas sirkulasi, defisit
tidak tahu mbak ini
kenapa darimana jaringan pada pengetahuan
asalnya tiba-tiba ya luka Ny. P : Ulkus
seperti ini, gak tahu
sejak kapan terus saya dekubitus
biarkan saja tidak (00044)
diobati, lukanya kering
kok nanti juga sembuh.
Dulu juga pernah kayak
gini tapi awale kena
kesandung terus luka ga
sembuh-sembuh terus
dioperasi terus sembuh,
kata dokternya dulu
kena infeksi selain itu
juga gara-gara gulanya
tinggi, dulu bapaknya
yang nemenin pas
mondok malah.
- Ny P berkata, Pas tahu
luka ini ya saya cuman
bersihin pas mandi,
lukanya engga sakit dan
kering jadi saya biarkan
pikir saya nanti pasti
juga sembuh. Takut
saya ke dokter, takut
disuruh nginep.
- Ny. P berkata, Dulu
sya dioperasi di bagian
kaki deket sini juga di
dokter Deni spesialis
Bedah, tapi untuk yang
sekarang baru minggu
depan mau periksa ke
dokter. Tapi saya gak
mau ke dokter Deni lagi
nanti disuruh mondok
saya ndak mau.
- Ny. P berkata, Saya
dapet obat gula setiap
bulannya, tapi saya gak
rutin minum obatnya
kalau lagi kerasa tinggi
aja, taunya tinggi dikira-
kira aja soalnya sok
ngerasa drop gitu mbak
jadi ndak saya minum
saya juga sok lupa
saking banyaknya obat
harus diminum kapan.

DO :
- Tampak terdapat luka di
jari kaki kiri 2 cm
warna putih, pus (-)
- GDS 29/09/2019 380
g/dL
4 DS : Koping individu strategi
- Tn. M berkata, Saya malu tidak efektif pada melepaskan
mbak sama keadaan saya
sekarang, gak bisa ngapa- Ny. P : masalah ketegangan
ngapain, gak bisa bantu ekonomi dan yang tidak
ibu belanja cari tambahan
uang, susah jalan tapi ya kesehatan efektif
mau gimana lagi. (00069)
- Ny. P berkata, Duh mbak
namanya mikir ya tetep
mikir banyak, ya mikir
bapaknya gak sembuh-
sembuh, mikir badan saya
sendiri, wes lah mbak
macem-macem belum
masalah ekonomi.
- Ny. P berkata,
Pinginnya juga gak
dipikir mbak, tapi
namanya manusia ya
tetep kepikiran padahal
saya sendiri sudah
banyak aktivitas. Inget
lagi itu kalo lagi
susahnya harus belanja
sendiri, apa-apa
sendiri.

DO :
- Terdapat kantung mata
di mata klien
- Wajah klien tampak
layu tidak segar
DIANOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Ny. P :


Diabetus Mellitus (00078) berhubungan dengan koping tidak
efektif, kurang dukungan sosial, konflik putusan
2. Kerusakan integritas jaringan pada Ny. P : Ulkus dekubitus
(00044) berhubungan dengan perubahan sirkulasi, defisit
pengetahuan
3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada Tn. M : stroke,
HT (00188) berhubungan dengan kurang dukungan sosial,
kurang pemahaman tentang pengobatan
4. Koping individu tidak efektif pada Ny. P : masalah ekonomi dan
kesehatan (00069) berhubungan dengan strategi melepaskan
ketegangan yang tidak efektif

III. PRIORITAS MASALAH

No Tanggal Prioritas Pembenaran TTD


Masalah
1. 29/09/2017 High Priority - Ketidakefektifan
manajemen kesehatan diri
pada Ny. P dikarenakan Ny.
P tidak mengkonsumsi obat
yang telah diberikan oleh
dokter, tidak menjalankan
diet dan juga tidak pernah
melakukan olahraga.
Apabila dibiarkan dan tidak
dirubah perilaku dan pola
diet maka akan
menyebabkan resiko
terjadinya komplikasi, pada
saat ini koplikasi ulkus
sudah terjadi
- Kerusakan integritas
jaringan pada Ny. P apabila
tidak dilakukan perawatn
dengan baik dapat
mengakibatkan Ny. P harus
menjalani operasi
debridement atau bahkan
amputasi pada jari kaki
yang luka
2. 29/09/2017 Medium Perilaku cenderung berisiko
Priority pada Tn. M yang memiliki
Hipertensi, walaupun Tn. M
mengkonsumsi obat tetapi tidak
teratur serta diit hipertensi tidak
dilakukan olehnya selain itu Tn.
M juga tidak pernah mengikuti
aktivitas olahraga. Jika hal
tersebut terus dilakukan maka
hipertensi tidak akan dapat
dikontrol dan beresiko untuk
terjadi serangan stroke ulang.
3. 29/09/2017 Low Priority Koping individu tidak efektif
pada Ny. P berhubungan
dengan adanya masalah
ekoonomi dan kesehatan dari
suami yang selalu menjadi
pikiran untuk ibu, apabila
stressor tersebut tidak
tertangani dengan baik maka
akan menjadi salah satu
pencetus dari penyakit DM,
sehingga gula darah pada Ny,
P tidak bisa dalam batas
normal
IV. INTERVENSI

Dx. Tujuan Kode


No. Intervensi
Keperawatan Umum Khusus NIC
1. Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Klien mampu untuk Health education
n manajemen asuhan mengenal masalah 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang
kesehatan diri
pada Ny. P : keperawatan DM mendorong dan menghambat terhadap perilaku
Diabetus selama 2 minggu, 2. Klien mampu untuk kesehatan.
Mellitus klien dan keluarga memutuskan 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang faktor
(00078)
dapat mengtahui mengenai DM penyebab DM, tanda dan gejala DM
dan melakukan 3. Klien mampu 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang komplikasi
perubahan perilaku merawat DM
yang mendukung kesehatan diri 4. Jelaskan dan ajarkan cara perawatan DM
terhadap terkait DM (diet (manajemen diet food record, motivasi minum
manajemen DM, konsumsi obat, perawatan kaki, senam kaki, motivasi
perawatan diri obat, pencegahan olahraga terautr serta kontrol tekanan darah setiap
penyakit DM DM, dll) bulan sekali)
4. Klien mampu 5. Modifikasi lingkungan untuk menjauhkan makanan
memodifikasi yang manis-manis (pemicu DM).
lingkungan
5. Klien mampu
memanfaatkan Family support
pelayanan a. Ajarkan perawatan sederhana kepada keluarga
kesehatan (suami dan anak) dengan pasien DM: diet DM
dengan food record, senam kaki
b. Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan
dan melakukan pengawasan terhadap status
kesehatan keluarga melalui lembar kontrol minum
obat dan diet DM

2. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Klien dan keluarga Pressure ulcer prevention


integritas
asuhan mengerti apa Wound care
jaringan pada
Ny. P : Ulkus keperawatan penyebab dari luka 1. Jelaskan dan ajarkan keluarga dan klien tentang
dekubitus luka dan perawatan (GB setiap 3 hari sekali)
selama 2 minggu, 2. Klien dan keluarga
(00044)
klien dan keluarga mampu melakukan 2. Anjurkan klien untuk melindungi luka klien dari
dapat mengtahui perawatan pada kotoran dengan mengenakan alas kaki atau kaus
dan melakukan luka kaki
perawatan luka 3. Klien dan keluarga 3. Anjurkan klien untuk melakukan diet TKTP dan
secara mandiri mengerti cara vitamin dengan mengkonsumsi putih telur, ikan
pencegahan agar gabus, sayuran dan buah seperti jeruk dengan tetpa
luka tidak menjadi memperhatikan diet DM
infeksi
4. keluarga dan klien
mampu mencegah
terjadinya cedera
berulang
3. Perilaku Setelah dilakukan 1. Klien mampu 5510 Health education
kesehatan asuhan menjawab 6. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang
cenderung keperawatan mengenai pola mendorong dan menghambat terhadap
beresiko pada selama 2 minggu, hidup hipertensi perilaku kesehatan.
Tn. M (00188) : klien dan keluarga 2. Klien mampu makan 7. Berikan pendidikan kesehatan, cara
stroke dan dapat mengtahui secara teratur 3x/ mengontrol dan pentingnya olahraga untuk
hipertensi dan melakukan hari dan mengontrol hipertensi.
perubahan perilaku pola makan sesuai 8. Berikan pendidikan kesehatan tentang Diet
yang mendukung dengan diet DASH. DASH
terhadap 3. Klien mampu 9. Berikan kalender diet untuk memudahkan
perawatan stroke mencoba merubah keluarga dan klien menyusun menu makanan
dan hipertensi perilaku sesuai pola sehari-hari.
hidup hipertensi 10. Jelaskan fungsi dan ajarkan ROM untuk
seperti pengontrolan 7140 meningkatkan skala kekuatan otot
tekanan darah, dan Family support
pengobatannya. c. Ajarkan perawatan sederhana kepada
4. Tekanan darah Tn.S keluarga dengan pasien hipertensi: pola diet
dalam rentan normal hipertensi dan terapi jus tomat, semangka
normal (<150/100 d. Ajarkan perawatan sederhana pada pasien
mmHg) dan keluarga cara untuk ROM pada pasien
5. Skala kekuatan otot pasca stroke untuk meningkatkan skala
klien pada kekuatan otot
ekstermitas e. Motivasi keluarga untuk memberikan
meningkat dukungan dan melakukan pengawasan
2222 5555 terhadap status kesehatan keluarga melalui
3333 5555 lembar kontrol tekanan darah dan diit harian
hipertensi.

4. Koping individu Setelah dilakukan 1. Klien mampu 1. Ajarkan klien teknik SEFT untuk mengurangi
tidak efektif asuhan mengekspresikan kecemasan
pada Ny. P : keperawatan perasaan dan 2. Klien mampu mengidentifikasi strategi positif
masalah selama 1 minggu, kebebasan untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola
ekonomi dan klien dan keluarga emosional gaya hidup dan perubahan peran
kesehatan dapat memiliki 2. Klien mampu 3. Klien mampu beradaptasi dan mengantisispasi
(00069) koping yang efektif melakukan klien
dalam menghadapi manajemen koping 4. Anjurkan keluarga untuk memberikan
stressor yang efektif dalam dukungan yang efektif bagi klien
menghadapi
masalah
3. Klien mampu
melibatkan
keluarga dalam
mengambil
keputusan
4. Kantung mata klien
mengecil dan
wajah klien tampak
segaar

Anda mungkin juga menyukai