Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi


tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga
dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai
dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita perlu diberi perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan
fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan
dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas
namakan pembangunan seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya
Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan
kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting
disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi
kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan
kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsep kesehatan reproduksi?


2. Bagaimana cara mengenali masalah pada kesehatan reproduksi?
3. Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi pria dan wanita?
4. Bagaimana kesehatan reproduksi dalam prespektif gender?
5. Bagaimana struktur fungsi organ reproduksi pada perempuan?
6. Bagaimana struktur fungsi organ reproduks padai laki-laki?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1
1. Untuk mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2. Untuk mendalami masalah kesehatan reproduksi
3. Untuk mengetahui struktur fungsi organ reproduksi pada perempuan dan laki-laki

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. (WHO, 1992).

Menurut UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh
pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang
bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual
memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan
masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996).

Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :


a) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b) Penceghan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR) termasuk HIV/AIDS
c) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d) Kesehatan reproduksi remaja
e) Pencegahan dan penganan infertilitas
f) Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
g) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula dll.
h) Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi
mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga
meninggal. kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya,
termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
i) Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif
memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia
yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi.

3
2.2 MENGENAL GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Kesehatan reproduksi meliputi kesehatan fisik dan kesehatan mental yang berhubungan dengan
alat reproduksi serta funsi dan proses reproduksi tersebut. Sistem reproduksi perempuan memang sangat
rentan berbagai infeksi ataupun penyakit yang berdampak pada kematian bila tidak ditanggulangi dengan
cepat dan tepat. Kesehatan reproduksi bergantung bagaimana cara merawatnya mulai dari gaya hidup,
pola makan, hingga perilaku yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi secara menyeluruh.

Gangguan reproduksi bisa di mulai dari infeksi bagian luar hingga ke bagian dalam atau karena
kebiasaan yang kurang sehat menjadikan masalah yang membuat sistem reproduksi menjadi terganggu.

Berikut ini sejumlah gangguan yang bisa dialami dan mengganggu kesehatan reproduksi pada
perempuan yang sering dialami.
1. Siklus menstruasi tidak teratur
Gangguan pada sistem menstruasi disebut dengan istilah amenore primer dan sekunder. Pada
kasus amenore primer, menstruasi yang belum terjadi walaupun sudah mencapai usia untuk
mengalami siklus menstruasi. Sedangan pada kasus amonore sekunder ialah perempuan yang
sudah pernah mengalami menstruasi namun terhenti hingga dalam periode 3-6 bulan.

2. Gangguan endometriosis
Gangguan endometriosis akan mengakibatkan rasa nyeri pada bagian pinggang atau pada bagian
perut atau rasa nyeri saat menstruasi. Keadaan ini disebabkan karena jaringan endometriosis yang
berada diluar jalur sebenarnya atau lebih tepatnya berada pada ovarium pada perempuan.

3. Kanker pada sistem reproduksi


Kanker rahim, kanker serviks, dan kanker yang menyerang pada sistem reproduksi merupakan
gangguan kesehatan reproduksi yang perlu di waspadai. Pertumbuhan sel yang tidak wajar pada
bagian serviks menjadi akar pertumbuhan kanker yang mematikan.

4. Infeksi pada bagian vagina


Infeksi pada bagian vagina akan menyebabkan terjadinya keputihan yang mengeluarkan bau yang
tidak sedap dan disertai dengan rasa gatal.

4
5. Infertilisasi pada sistem reproduksi
Dampak buruk dari infertilisasi adalah kemandulan dimana sistem reproduksi wanita tidak
mengalami masa subur sehingga tidak bisa mengalami pembuahan. Banyak sebab infertilisasi
sistem reproduksi terjadi. Salah satunya adalah pola makan yang tidak baik atau manajemen stres
yang buruk.

6. Gangguan condiloma accuminata


Gangguan ini karena adanya virus human papiloma yang berdampak pada munculnya daging
seperti kutil yang akan semakin bertumbuh dan akhirnya menjadi alasan pertumbuhan kanker
pada mulut rahim atau kanker serviks.

7. Gangguan mola hidalidosa


Mola hidalidosa atau hamil anggur adalah keadaan dimana seorang perempuan mengalami gejala
seperti hamil namun tidak ditemukan pertumbuhan janin dalam rahim. Yang ada hanya
gelembung-gelembung atau mola darah yang mengalami pembekuan. Perempuan yang
mengalami hamil anggur harus segera diambil tindakan untuk membersihkan gelembung atau
mola tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti pendarahan hebat yang berujung
kematian.

2.3 MENJAGA KESEHATAN PRIA DAN WANITA

Berbicara tentang masalah kesehatan reproduksi, artinya berbicara tentang tanggung jawab pada
diri sendiri. Berawal dari menjaga kebersihan pada pakaian khususnya celana dalam.
Ada baiknya celana dalam yang sering dipakai sehari-hari terbuat dari bahan katun dan menggantinya
setiap satu kali dalam sehari. Karena celana yang dipakai lebih dari satu hari akan terjadi kelembaban
yang dapat menimbulkan bakteri dan penyakit.

Sering-seringlah membersihkan alat reproduksi Anda terlebih jika keluar cairan tertentu. Segera
bersihkan alat kelamin dengan air bersih setelah buang hajat seperti BAB dan buang air kecil, Sisa
kotoran yang menempel dapat menyebabkan terjadinya iritasi dan infeksi.
Untuk wanita, jangan membersihkan alat reproduksi dari belakang kedepan bersihkanlah dengan cara dari
depan ke belakang. Hindarkan kebiasaan menggaruk saat gatal karena bisa menimbulkan iritasi. Pakai
tisu basah hangat dan basuh.

Untuk orang dewasa, membersihkan alat reproduksi wanita dan pria dapat dilakukan dengan cara
mencukur bulu pada alat kelamin (kemaluan). Ini sangat berguna untuk menghilangkan bakteri dan
kelembaban pada kemaluan. Bulu yang terlalu panjang dapat membuat area sekitar organ intim menjadi

5
lembab dan banyak bakteri. Maka dari itu, mencukur bulu pada organ reproduksi sangat penting untuk
kesehatan reproduksi.

Merawat kesehatan reproduksi bisa dimaulai dengan kebiasaan yang baik. Diantaranya adalah
tidak menggunkan alat-alat elektronik di dekat paha seperti handphone, tablet, laptop dan lainya. Gedget
atau alat elektronik yang panas dapat mengakibatkan kualitas sperma berkurang. Begitu juga dengan
penggunaan celana yang super ketat akan membuat organ reproduksi menjadi panas.

Tanamkanlah prinsip untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Hubungan seks
pranikah biasanya dapat terjadi pada lebih dari satu pasangan. Hal inilah yang akan membuat peluang
besar terjadinya penularan penyakit kelamin. Apalagi banyak penyakit kelamin saat ini yang sangat
berbahaya dan beresiko merusak alat kelamin.

Biasakan juga merawat kesehatan reproduksi dengan cara memeriksakan kesehatan secara
berkala. Ini bisa dilakukan paling tidak sekali dalam setahun guna mendeteksi penyakit kelamin yang
muncul. Deteksi dini akan mempemudah penanganan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti
mamografi, pap smear dan juga pengecekan secara umum ini merupakan salah satu cara ampuh menjaga
kesehatan reproduksi.

Cara Menjaga dan Merawat Organ Reproduksi Wanita

kesehatan reproduksi wanita

Khusus untuk alat reproduksi wanita, memang tidak mudah dalam merawatnya. Terlebih jika tidak dijaga
dan dirawat dengan baik, berbagai penyakit organ reproduksi berbahaya pun akan bemunculan. Menurut
dokter inneke sirowanto, SpOG Spesialis Kebidanan & Kandungan, kebanyakan masalah yang terjadi
pada kesehatan reproduksi wanita adalah disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus. Sehingga menjadi
penyebab terjadinya radang panggul. Juga adanya kelainan pada organ reproduksi wanita.
Untuk para wanita yang masih bingung dengan cara merawat kesehatan organ reproduksi dengan baik,
simak beberapa tips berikut ini :

Biasakan membilas vagina setelah selesai buang air kecil dan BAB. cucilah hingga bersih dengan
membilasnya dari arah depan ke belakang. Kebanyakan wanita tidak paham akan hal ini, banyak wanita
yang membasuh organ intim dari anus ke arah vagina. Hal ini akan menyebabkan bakteri bersarang pada
anus dan masuk ke liang vagina, sehingga mengakibat timbulnya rasa gatal di area vagina. Sebaiknya
basuh organ intim dengan tisu sebelum mengenakan celana dalam dengan sekali usap. Apabila area organ
intim dibiarkan lembab, jamur akan tumbuh dengan mudah.

Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat, karena dapat menekan otot vagina dan membuat
area sekitar menjadi lembab. Contohnya seperti celana jeans inilah yang memicu terjadinya kelembaban
dan menimbulkan tumbuh kembangnya jamur.

6
Ganti celana dalam 1 kali sehari bila keadaan cuacanya dingin. Namun, bila keadaan cuacanya
panas sebaiknya ganti 2 kali dalam sehari. Pastikan celana yang dikenakan yang mudah menyerap
keringat.

Perhatikan jenis kertas tisu saat akan digunakan untuk membersihkan organ intim. Tissue
memang sangat baik karena berfungsi menyerap air dan lendir. Namun tissue yang tercemar oleh kuman
dan bakteri akan sangat berbahaya

Hindari menggunakan air penampungan atau air bekas orang saat berada di toilet umum, dari
hasil penelitian air yang ditampung yang terdapat dalam toilet umum bisa mengandung bakteri dan jamur.

Gunakanlah pembalut dengan tekstur yang lembut dan kering supaya tidak terjadi iritasi ketika
Anda mengalami menstruasi. Ganti pembalut sesering mungkin terlebih pada saat aliran darah banyak
yang mencapai 5 hingga 6 jam sekali. Sebab darah yang tertampung pada pembalut akan tumbuhnya
kuman yang bisa menyebabkan infeksi.

Jangan menggunakan pantyliner beraroma parfum secara rutin setiap hari karena bisa
menimbulkan iritasi pada kulit. Penggunaan pantyliner hanya dilakukan jika mengalami keputihan.
Persiapkan selalu celana dalam lebih untuk ganti.

Penggunakan cairan khusus secara terus-menerus dalam membersihkan organ intim juga harus
dihindari. Karena ini akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Apabila terlalu sering
digunakan, justru akan membunuh bakteri baik yang berujung pada tumbuhnya jamur. Sehingga akan
timbul gatal-gatal di daerah organ intim.

Jangan melakukan hubungan seksual saat haid. Karena dinding rahim saat menstruasi cenderung
lebih lunak sehingga mudah terjadinya luka.

Hindari juga depresi dan stres yang berlebihan dan beralihlah ke gaya hidup sehat dengan aktif
berolahraga dan mengosumsi makanan dengan gizi seimbang.

Cara Merawat Kesehatan Organ Reproduksi Pria

kesehatan reproduksi pria

Selain sebagai organ penting penis merupakan simbol kejantanan bagi kaum pria, sehingga kesehatannya
pun harus selalu dijaga agar dapat berfungsi dengan baik. Dalam menjaga dan merawat organ
reproduksinya terkadang sering diabaikan oleh para pria, sehingga menimbulkan berbagai masalah seperti
ejakulasi dini, impotensi dan lainnya. Nah, untuk para pria yang masih bingung dengan cara merawat
kesehatan organ reproduksi dengan baik, simak beberapa tips berikut ini :

- Membersihkan secara rutin

7
Cuci alat kelamin Anda secara rutin, yaitu membilasnya dengan air bersih setiap kali melakukan buang air
baik buang air kecil maupun buang air besar. Untuk laki-laki yang belum atau tidak disunat wajib
membersihkan bagian dalam kulup yaitu kepala penis dalam sampai bersih agar terhindar dari kanker.

- Memakai celana dalam yang bersih dan higienis

Ganti celana dalam paling tidak 2 kali dalam sehari jika si penggunanya mudah berkeringat, untuk
menghindari tumbuhnya kuman dan bakteri. Celana dalam yang tidak higienis seperti berkeringat, kotor,
daki serta lembab, ini akan memudahkan bakteri berkembang biak. Sehingga timbullah berbagai jenis
penyakit seperti biang keringat, bau tak sedap dan lain-lain.

- Mencukur rambut kelamin secara berkala

Jika rambut pada alat kelamin sudah memanjang sebaiknya harus segera dicukur supaya tetap pendek dan
terhindar dari tumbuhnya bakteri. Selain itu, ada juga bakteri baik yang terdapat di area alat kelamin,
maka jangan mencukur habis rambut pada alat kelamin Anda.

- Menghindari dari ancaman berbahaya

Alat kelamin sangat sensitif terhadap sinar x rontgen, maka usahakan untuk tidak keseringan melakukan
rontgen. Lakukan rontgen satu kali saja dalam rentang waktu enam bulan. Hindari juga makanan dan
minuman yang dapat merusak organ reproduksi seperti minum minuman beralkohol , rokok, narkoba dan
lain sebagainya.

- Menjaga dari kelembapan

Bila alat kelamin pria berada dalam lingkup yang panas, maka sperma yang dihasilkan akan turun
kualitasnya. Ini bisa menyebabkan sulit terjadinya pembuahan oleh sel telur sang istri. Oleh karena itu,
hindari penggunaan pakaian ketat berbahan panas dan kurang ventilasi udara. Serta jauhi juga kebiasaan
buruk seperti memangku laptop di atas paha karena dapat meningkatkan suhu pada alat kelamin Anda.

2.4 KONSEP GENDER


a. Pengertian Gender

Menurut WHO (1998) Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan
ditentukan perbedaan fungsi, perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi
sosial yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan sesorang yang
dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan
(Azim, 2012).

Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara
perempuan dan atau lakilaki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah dan atau
diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
8
Gender berasal dari kata gender (bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis
kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis. Pada prinsipnya
konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan wanita, yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.

b. Peran Gender

Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran
kodrati. Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender juga dapat berubah
dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan : pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu
berarti, peran jender dapat ditukarkan antara pria dengan wanita (Agung Aryani, 2002 dan Tim Pusat
Studi Wanita Universitas Udayana, 2003).

Beberapa status dan peran yang dianggap pantas oleh masyarakat untuk pria dan wanita sebagai
berikut.
Perempuan:
a) ibu rumah tangga.
b) bukan pewaris.
c) tenaga kerja domestik (urusan rumah tangga).
d) pramugari.

Pria:
a) kepala keluarga/ rumah tangga.
b) pewaris.
c) tenaga kerja publik (pencari nafkah).
d) pilot.
e) pencangkul lahan.

Dalam kenyataannya, ada pria yang mengambil pekerjaan urusan rumah tangga, dan ada pula
wanita sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga mereka, sebagai pilot, pencangkul lahan dan
lain-lain. Dengan kata-kata lain, peran gender tidak statis, tetapi dinamis (dapat berubah atau diubah,
sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi).

Berkaitan dengan gender, dikenal ada tiga jenis peran gender sebagai berikut.
1) Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering
pula disebut dengan peran di sector publik.
2) Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan
pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak,
memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain.
Peran reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestik.
3) Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut
9
kepentingan bersama. (Kantor Menteri Negara Peranan Wanita, 1998 dan Tim Pusat Studi Wanita
Universitas Udayana, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kodrati bersifat statis, sedangkan
peran gender bersifat dinamis. Hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut.
a) Peran Kodrati
a) Wanita:
- Menstruasi
- Mengandung
- Melahirkan
- Menyusui dengan air susu ibu
- Menopause

b) Pria:
- Membuahi sel telur wanita.

b. Konsep Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender

Isu Mengenai Gender :

1) Masalah perempuan dan kemiskinan terjadi karena kemiskinan structural akibat kebijaksanaan
pembangunan dan sosial budaya yang berlaku.

2) Kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi perempuan meningkatkan posisi tawar-menawar


menuju kesetaraan gender.

3) Masalah kesehatan wanita dan hak reproduksi yang kurang mendapatkan. perhatian dan
pelayanan yang memadai.

4) Kekerasan fisik atau non fisik terhadap perempuan dalam rumah tangga maupun tempat kerja
tanpa perlindungan hukum.

5) Perlindungan dan pengayoman terhadap hak-hak asasi perempuan secara social maupun hukum
masih lemah.

6) Keterbatasan akses perempuan terhadap media massa, sehingga ada kecenderungan media
informasi menggunakan tubuh wanita sebagai media promosi dan eksploitasi murahan.

7) Perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkungan seperti air bersih, sampah industri dan
pencemaran lingkungan yang lain.
8) Terbatasnya kesempatan dalam potensi diri perempuan.

9) Terbatasnya lembaga2 dan mekanisme yang memperjuangkan perempuan.

10
10) Perempuan yang berada didaerah konflik dan kerusuhan, banyak yang menjadi korban kekejaman
dan kekerasan.

11) Terbatasnya akses ekonomi perempuan untuk berusaha dibidang ekonomi produktif termasuk
mendapatkan modal dan pelatihan usaha.

12) Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil keputusan dalam keluarga,
masyarakat dan negara masih terbatas.

13) Isu Gender dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi

14) Gender dalam Kesehatan Ibu dan Anak Baru Lahir (Safe Motherhood)

Hal-hal yang sering dianggap sebagai isu gender sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan dalam kaitannya dengan kesehatan


dirinya, misalnya dalam menentukan kapan hamil, dimana akan melahirkan, dan sebagainya. Hal
ini berhubungan dengan kedudukan perempuan yang lemah di keluarga dan masyarakat.

b) Sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki-laki, contohnya dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang menempatkan bapak atau anak laki-laki pada posisi
yang diutamakan daripada ibu atau anak perempuan. Hal ini sangat merugikan kesehatan
perempuan, terutama bila sedang hamil.

Faktor penyebab kesenjangan antara lain :


1) Budaya yang masih membedakan pemberian makanan kepada anggota keluarga.

2) Masih kurangnya pengetahuan suami dan anggota keluarga tentang perencanaan kehamilan.

3) Perempuan kurang memperoleh informasi dan pelayanan yang memadai karena alasan ekonomi
maupun waktu.

4) Status dan posisi perempuan yang masih dianggap lebih rendah dan tidak mempunyai posisi
tawar yang kuat dalam pengambilan keputusan.

2.5 STRUKTUR FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi terdiri dari organ-organ yang melakukan fungsi reproduksi


menghasilkan individu baru dan menghasilkan hormon tertentu. Manusia berkembang biak
dengan cara perkawinan (generatif) atau seksual. Dalam proses itu diperlukan alat-alat

11
reproduksi, baik alat reproduksi wanita maupun laki-laki. Bagaimana cara kerja masing-masing
bagian-bagian organ reproduksi itu?

Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 1. Organ kelamin luar perempuan (sumber : biologimediacentre.com )

Tentunya kalian sudah tahu bukan itu gambar apa? Ya gambar di atas adalah gambar
organ reproduksi perempuan bagian luar atau eksterna. Organ apa sajakah yang menyusun
eksterna perempuan?

a. Eksterna, meliputi vulva, klitoris, dan perineum. Organ kelamin luar wanita memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ
kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang
berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan
seksual

1. Vulva banyak disusun oleh jaringan lemak. Daerah ini disebut Mons pubis (mons veneris).
Di bagian bawah dari mons pubis terdapat suatu lipatan yang berjumlah sepasang yang
disebut dengan labia mayora (bibir besar). Setelah puber labia mayora akan ditumbuhi
12
rambut. Pada bagian lebih dalam dari labia mayora terdapat pula lipatan yang kedua
berjumlah sepasang yang disebut dengan labia minora (bibir kecil). Kedua lipatan ini
berfungsi untuk melindungi vagina. Saluran yang langsung berhubungan dengan vulva
adalah uretra dan vagina.

2. Klitoris berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil. Klitoris merupakan
pertemuan antara labia minora kiri dan kanan yang bertemu di depan. Klitoris banyak
terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Hal ini yang membuat klitoris sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Klitoris merupakan penonjolan
kecil yang sangat peka (homolog dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah
lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Di
bawah klitoris terdapat uretra, yakni muara saluran kencing. Kemudian, di bawah klitoris
juga terdapat bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina. Bagian yang dimaksud yakni
selaput dara atau hymen. Hymen berselaput mukosa dan mengandung banyak pembuluh
darah.

3. Perineum merupakan suatu jaringan neuromuskuler di antara vagina dan anus. Perineum
merupakan pertemuan labia mayora kiri dan kanan yang bertemu di bagian belakang. Kulit
yang membungkus perineum dan labia mayora sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya,
yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labia minora dan
vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan
kulit, tetapi permukaannya tetap lembap karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh
darah pada lapisan yang lebih dalam.

4. Kelenjar susu (mammary gland) ditemukan pada baik laki-laki maupun perempuan, tetapi
secara normal hanya berfungsi pada perempuan. Kelenjar tersebut bukan bagian dari sistem
reproduksi, tetapi sangat penting dalam reproduksi mamalia. Di dalam kelenjar itu, kantung
kecil jaringan epithelium mensekresikan susu, yang mengalir ke dalam serangkaian duktus
yang membuka pada puting. Jaringan lemak (adipose) menyusun massa utama kelenjar susu
mamalia yang tidak berlaktasi.

Perhatikan gambar dibawah ini :

13
Gambar 2. anatomi organ reproduksi perempuan (sumber : http://kelas-
bidan.blogspot.com)

Gambar di atas adalah gambar organ reproduksi wanita bagian dalam atau disebut juga
interna. Organ apa sajakah yang menyusun interna? Kemudian, pada bagian tubuh kalian
(perempuan) terdapat interna ini? Kalian akan menemukan jawabannya dari penjelasan di bawah
ini.

b. Interna meliputi indung telur (ovarium), tuba fallopii (oviduk), rahim (uterus) dan vagina

1. Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba fallopii bagian
kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir. Uterus mempunyai ukuran panjang sekitar
7 cm dan lebar sekitar 45 cm, tetapi akan mampu menampung bayi dengan panjang 45 cm
dan berat hingga 4 kg. Uterus diikat oleh 6 ligamen. Uterus merupakan saluran berongga
yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit, yaitu vagina.
Uterus mempunyai beberapa lapisan penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan
tengah yang berotot (miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium).
Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Ketika terjadi
ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium
akan meluruh. Jika di dalam tuba fallopii terjadi pembuahan dan terbentuk zigot, zigot akan
didorong menuju uterus untuk kemudian mengalami implantasi dan berkembang menjadi

14
bayi. Fungsi uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin. Di sinilah janin
akan tumbuh besar yang kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta.Uterus terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Fundus, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina yang mirip dengan
kubah , di bagian ini tuba fallopii masuk ke uterus. Fundus uteri ini biasanya diperlukan
untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan

b. Korpus (badan uterus). Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa
reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan
jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi,
endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan
dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur
yang terbuahi di saluran telur akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi) dalam
selaput lendir di sisi dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini tidak mudah lepas
atau rontok, karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi
janin. Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai
pada saat kelahiran bayi. Selama kehamilan, uterus sedikit demi sedikit tumbuh menjadi
pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di sekelilingnya dan
dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum kehamilan, pada saat
kelahiran bayi, berat uterus sendiri mendekati satu kilogram. Sedangkan berat bayi,
plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya sekitar lima kilogram.

c. Serviks (leher uterus). Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan uterus
bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui serviks
memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks
biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks
adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat
melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi
bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini
tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan
terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir
di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2 3 hari. Sperma ini
15
kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk
membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1
-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan

2. Tuba Fallopii, berjumlah sepasang dengan panjang sekitar 10 cm, berfungsi menyalurkan
sel telur dari ovarium menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk
pembuahan dan perkembangan sel telur sebelum pembuahan. Tuba fallopii merupakan
struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap kornu (ujung)-nya. Tuba fallopii
dibagi berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu kornu, ismus, ampula, dan infundibulum.
Kornu merupakan bagian perbatasan antara dinding otot uterus dan tuba fallopii yang
berperan dalam menjamin hubungan yang stabil dan kuat. Bagian yang panjang, sempit, dan
menyerupai pensil disebut ismus yang berperan dalam menyeleksi sperma. Bagian setelah
ismus disebut ampula merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Ujung tuba bagian paling
distal yang bergalur disebut infundibulum. Infundibulum memiliki fimbria yang menyerupai
jari-jari. Fimbria ini berperan dalam aktivitas menyerupai gerakan menyapu secara terus
menerus untuk menangkap telur matang yang jatuh di belakang uterus. Bagian dalam
(lumen) dari tuba falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum bergerak ke
dalam tuba falopi ketika terjadi ovulasi.

3. Ovarium. Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,


menggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Ovarium terletak di sebelah kiri
dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 2,5 cm, lebar 1 1,5 cm,
tebal 0,5 1,5 cm dan berat 15 gram. Sepasang ovarium ini secara bergantian memiliki
tugas memproduksi telur setiap bulan. Dalam ovarium terdapat folikel de Graaf yang akan
berkembang menjadi sel telur (ovum). Peristiwa pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium
setelah folikel masak disebut ovulasi. Indung telur mengandung sekitar 400 ribu bakal sel
telur. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28 hari. Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium
menghasilkan hormon estrogen, dan setelah ovulasi menghasilkan hormon progesteron.
Setelah telur mengalami pematangan, selanjutnya akan disalurkan melewati tuba fallopii.

2.6 STRUKTUR FUNSI ORGAN REPRODUKSI PRIA

Perhatikan gambar di bawah ini:

16
Gambar 3. Struktur organ reproduksi eksternal laki-laki (sumber: http://www.lintas.me )

Organ-organ apa sajakah yang menyusun organ reproduksi laki-laki? Empat macam organ
berbeda yang menyusun sistem reproduksi laki-laki:

A. Organ eksternal satu penis dan satu skrotum

1. Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga
berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Jaringan-jaringan apa sajakah yang
menyusun penis? Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil
yang berspons. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa.
Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan korpus
spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni uretra yang
merupakan muara dari saluran kencing dan kelamin. Di bagian ujung penis terdapat
bagian yang dinamakan kepala penis (gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan
kulit yang disebut preputium. Preputium inilah yang dihilangkan saat anak laki-laki
khitan. Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah
penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina
(wanita). Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan
pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Apabila rangsangan ini
terus menerus terjadi, sperma akan keluar melalui uretra. Keadaan ini disebut ejakulasi.

17
Jumlah sperma yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang
setiap mililiternya mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma.

2. Skrotum disebut juga kantong pelir. Di dalam skrotum terdapat alat reproduksi dalam
yang disebut testis. Pada alat reproduksi laki-laki terdapat dua skrotum yaitu skrotum
bagian kanan dan kiri. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
Otot dartos, dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri.
Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur.
Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat
udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk
membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka
tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal
ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
Otot kremaster, merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi
untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis
dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3C lebih rendah dari suhu di
dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa.
Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria
dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki.
Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk
memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar
keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat.

Perhatikan lagi gambar di bawah ini!

18
reproduksi priaGambar organ reproduksi laki-laki
(sumber : http://www.psychologymania.com )

Apakah perbedaan antara gambar 3 dan gambar 4? Gambar 4 adalah gambar organ
internal reproduksi laki-laki. Apa sajakah organ internal laki-laki? Organ internal laki-laki terdiri
dari testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.

2. Gonad yaitu Testis


Tahukah kamu apa itu testis? Testis memiliki bentuk bulat telur, dengan panjang 3 cm,
garis tengah yang terbesar 1,75 cm dan beratnya 15 gram. Di dalamnya terdapat 1000
selang kecil yang rata-rata panjang 45 cm. Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk
oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus
oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Sel-sel yang
menghasilkan sperma disebut tubulus seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan
serabut benang sutera yang paling halus. Proses pembentukan sperma ini disebut
spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang
lebih 100 juta sel sperma setiap hari. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-
calon sperma (spermatogonium yang diploid). Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-
sel interstisiil (Sel Leydig) yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin
jantan lainnya. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin
sekunder pada seorang laki-laki. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang
berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli.

19
3. Saluran Kelamin dua epididimides (tunggal: epididimis), dua duktus seminalis (vas
deferens), dua duktus ejaculatoris, dan satu uretra;
1. Epididimis merupakan saluran yang memiliki panjang 7 meter dan menghubungkan
antara testis dengan vas deferens. Sedangkan saluran penghubung tubulus
seminiferus dengan epididimis disebut dengan vas eferens. Epididimis melekat di
bagian luar testis. Setiap epididimis terdiri dari saluran kumparan rapat, tunggal
terbungkus selubung fibrosa. Di dalam epididimis ini, sperma yang dihasilkan di
dalam testis akan ditampung untuk beberapa saat, kurang lebih selama 2 minggu dan
mengalami proses pematangan hingga sperma menjadi dewasa. Di saluran epididimis
sperma diberi zat-zat sumber makanan. Selanjutnya dari sini, sperma bergerak
menuju kantung kemih (vesikula seminalis) melalui saluran mani ( vas deferens).
Sperma ditampung sementara waktu pada kantung kemih.

2. Vas deferens merupakan suatu saluran untuk mengangkut sperma ke vesikula


seminalis (kantung sperma). Pada satu ujung, vas deferens menempel epididimis,
sedangkan ujung lainnya berada dalam kelenjar prostat. Arah vas deferens ini ke atas,
kemudian melingkar. Vas deferens menerima sekret berupa cairan nutrisi dari
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery. Epididimis dan vas
deferens merupakan salah satu kantung cadangan yang menyimpan sel sperma
sementara waktu dan tempat pendewasan sel sperma sebelum dikeluarkan. Setelah
dari vas deferens, mani yang terbentuk akan dialirkan ke duktus ejakulatoris.

3. Duktus ejakulatoris terdiri atas sepasang dan merupakan bagian dari vas deferens
yang berfungsi memancarkan semen ke uretra. Secara struktural, saluran ini amat
pendek. Setelah melewati saluran ejakulasi, sperma keluar tubuh melalui uretra.

4. Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar


tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau
ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem
reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20
cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian,
dinamakan sesuai dengan letaknya, yaitu:

Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.


Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan
kecil, di mana terletak muara vas deferens.
20
Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 c m dan di bagian lateral terdapat kelenjar
bulbouretralis.
Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis.
4. Kelenjar kelamin dua vesikula seminalis, satu kelenjar prostat, dua kelenjar
bulbourethral (Cowperi).
Vesika seminalis terdiri dari 2 saluran yang berkelok-kelok dengan panjang 15 cm.
Vesikula seminalis terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis
menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna
jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi
memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan
prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong
sperma mencapai uterus. Sekretnya disimpan di dalam kelenjar dan dikeluarkan
waktu ejakulasi oleh kontraksi otot polos. Tinggi sel vesika seminalis dan derajat
aktivitas proses sekresi tergantung pada testosteron.
Kelenjar Prostat tersusun melingkar, terletak pada bagian atas uretra dan di bagian
bawah kantong kemih yang merupakan pertemuan antara uretra dengan vas deferens.
Kelenjar prostat dibagi 3 struktur yaitu mukosa, submukosa, dan kelenjar utama.
Kelenjar utama menghasilkan sebagian besar volume sekresi prostat. Getah yang
dihasilkan oleh kelenjar prostat mengandung kolestrol, fosfolipid, garam yang
berperan untuk kelangsungan hidup spermatozoa. Kelenjar prostat berukuran lebih
besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu
dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra
dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran
kecilmenghasilkan cairan prostat yang dikeluarkan waktu ejakulasi. Proses sekresi
prostat juga tergantung pada testosteron.
Kelenjar bulbouretralis berbentuk kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di
sepanjang uretra tepatnya di bawah kelenjar prostat. Cairan kelenjar ini kental dan
disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. menyekresikan cairan
seperti lendir yang berfungsi melicinkan (lubrikasi) dalam pergerakan sel sperma.
Kelenjar ini menghasilkan cairan yang berfungsi menetralkan urine yang
mengandung asam di dalam uretra. Di samping itu, cairan ini membawa sejumlah
sperma bebas sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.

21
Organ-rogan reproduksi perempuan dan laki-laki berfungsi untuk membentuk sel
kelamin. Sel kelamin pada perempuan disebut ovum, sedangkan sel kelamin pada laki-laki
disebut sperma.

BAB III
22
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

1. Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan denga
kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta
komplikasi dari kehamilan, masalah kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau kendali sosial budaya
terhadap masalah reproduksi. Maksudnya bagaimana pandan gan masyarakat terhadap kesuburan dan
kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil;
2. Intervensi pemerintah dan negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya program KB, undang-
undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya.
3. Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara
ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak;
4. Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;
5. Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap kesehatan
reproduksi.

3.2 SARAN

Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual,
tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan ksesadaran kemandiriaan wanita dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA

23
1. googleweblight.com
2. www. raihkesehatan. Com
3. www. Midwiferysite.blogspot.com/Endah Purnasari, S.Si.
4. www.kespro.info/hak-hakreproduksi

24

Anda mungkin juga menyukai