Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi

meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara

fisiologis, emosional dan sosial (Prawirohardjo, 2014). Masa nifas

dimuai sejak sesaat setelah keluarnya plasenta dan selaput janin serta

berlanjut hingga 6 minggu (Fraser, 2009).

b. Periode Masa Nifas

Menurut Sofian (2011), terdapat tiga periode masa nifas, yaitu:

Puerperium dini, Puerperium intermediate, dan Puerperium lanjut.

c. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Masa Nifas

1) Involusi Uterus

Tabel 2.1.
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr


Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr
Sumber: Sofian (2011)

6
7

2) Lochea

Menurut Sofian (2011), Lochea dibagi menjadi beberapa

macam yaitu: Lochea rubra (Cruenta) yang berisi darah segar,

selama 2 hari pasca persalinan. Lochea Sanguinolenta yang

berwarna merah kuning, berisi darah, lendir, keluar pada hari ke

3-7. Lochea Serosa yang berwarna kuning, tidak mengandung

darah, dan keluar pada hari ke 7-14. Lochea Alba yang berwarna

putih dan keluar setelah 2 minggu pasca persalinan.

3) Payudara

Setelah plasenta lahir maka terdapat dua komponen

dominan yang dapat mengeluarkan ASI yaitu isapan langsung

bayi pada putting susu dan hormone hipofisis poseterior.

(Manuaba, 2007).

4) Saluran Perkemihan

Kandung kemih mengalami peningkatan kapasitas dan relative

tidak sensitive terhadap tekanan intravesika (Cunningham, 2010).

5) Sistem Hematologi

Hari pertama postpartum, konsentrasi hemoglobin dan

hematokrit berfluktuasi sedang. Seminggu setelah persalinan,

volume darah akan kembali ke tingkat sebelum hamil

(Cunningham, 2010)
8

d. Perawatan Masa Nifas

1) Ambulasi awal

Keuntungan ambulasi awal yang terbukti mencakup

komplikasi kandung kemih yang jarang terjadi dan yang lebih

jarang lagi, konstipasi. Ambulasi awal telah menurunkan frekuensi

thrombosis vena puerperal dan embolisme paru (Cunningham,

2012).

2) Gizi

Menurut Saifuddin (2009), ibu menyusui harus mengonsumsi

tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

3) Kebersihan Diri

Menurut Saifuddin (2009), beberapa langkah dalam

perawatan kebersihan diri ibu nifas meliputi :

a) Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh ibu.

b) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air dari sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke

belakang. Menganjurkan ibu untuk membersihkan diri setiap

selesai buang air kecil atau besar serta mencuci tangan setiap

kali selesai membersihkannya.

c) Menyarankan ibu mengganti pembalut setidaknya dua kali

sehari serta menghindari menyentuh daerah luka episiotomi.


9

4) Istirahat

Ibu nifas dianjurkan agar istirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan serta disarankan untuk kembali ke

kegiatan sehari-hari secara perlahan (Saifuddin, 2009).

e. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Saifuddin (2009), kunjungan masa nifas setidaknya

dilakukan 4 kali untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi.

1) 6-8 jam setelah persalinan

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi penyebab lain dan rujuk bila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

2) 6 hari setelah persalinan

Menurut Manuaba (2007) yang dilakukan bidan saat

kunjungan 6 hari setelah persalinan :

a) Memastikan nasehat telah diikuti

b) Memastikan bahwa tali pusat telah lepas dan memberikan

nasihat bagaimana merawatnya.

c) Memastikan involusi berjalan lancar.


10

3) 2 minggu setelah persalinan

Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

4) 6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu

atau bayinya alami (Prawirohardjo, 2014). Melakukan pemeriksaan

kadar Hb untuk mengetahui apakah anemia defisiensi besi masih

tetap terjadi atau tidak (Fraser, 2009).

f. Lama rawat inap

Ibu yang melahirkan spontan meninggalkan Rumah Sakit sehari

setelah melahirkan, namun ibu yang menggunakan instrumen atau

mengalami komplikasi saat melahirkan cenderung menjalani rawat

inap selama 2 hari atau lebih (Baston, 2011). Jika ada penyulit, pasien

Nifas rawat inap untuk Primipara 3 hari atau lebih untuk Multipara 2

hari atau lebih (Cunningham, 2010).

2. Anemia dalam Nifas

a. Pengertian

Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen akibat penurunan produksi sel darah merah dan atau penurunan

kadar hemoglobin. Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan

kadar hemoglobin dalam darah sampai dibawah rentang normal (Fraser,

2009).

Anemia dalam nifas adalah kondisi kadar Hb ibu berada di bawah

batas normal terjadi pada masa nifas (Prawirohardjo, 2014). Kadar Hb


11

ibu nifas normal adalah 11 gr% (Manuaba, 2010). Ibu nifas yang

mengalami anemia memiliki kadar Hb kurang dari 11 gr% (Bothamley,

2011).

b. Etiologi

Penyebab anemia defisiensi besi : kurang asupan Fe, gangguan

gastrointestinal mual, muntah, diare, infeksi oleh cacing dan malaria

(Manuaba, 2007). Pada ibu nifas, anemia terjadi karena kebutuhan Fe

yang tidak tercukupi saat hamil, kehilangan Fe banyak pada

grandemultipara dan perdarahan antepartum (Fraser, 2009).

c. Derajat Anemia

Menurut Manuaba (2010), hasil pemeriksaan Hb dapat

digolongkan sebagai berikut :

1) Hb 11 gr% : tidak anemia

2) Hb 9-10 gr% : anemia ringan

3) Hb 7-8 gr% : anemia sedang

4) Hb <7 gr% : anemia berat

d. Klasifikasi Anemia

Menurut Manuaba (2010), berdasarkan etiologinya anemia dapat

digolongkan menjadi:

1) Anemia defisiensi besi ( kekurangan zat besi)

2) Anemia megaloblastik (kekurangan asam folat dan vitamin B12)

3) Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari

pembentukan)
12

4) Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)

e. Patofisiologi

Dampak persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan wanita

terlihat pucat dan letih selama satu atau beberapa hari setelah

melahirkan (Fraser, 2009). Anemia dalam nifas dapat terjadi sebagai

akibat perubahan sistem hematologi dalam masa kehamilan, hal

tersebut dapat dijelaskan melalui bagan sebagai berikut:


Hamil 6 minggu - 7 hari postpartum terjadi hipervolemia

Plasenta lahir saat persalianan

perdarahan

Zat besi hilang 900 mg

Pasokan zat besi

Deplesi massa sel darah merah

Konsentrasi Hb < normal

Kapasitas darah untuk mengangkut O2 < normal

Anemia Defisiensi Besi

Gambar 2.1. Bagan Pathway Anemia

Sumber : Manuaba (2010), Ganong (2011)

f. Diagnosis
13

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

1) Gejala Subyektif

Ibu nifas dengan anemia biasanya mengeluh merasa lemah,

pucat, cepat lelah dan nafsu makan kurang (Manuaba, 2007 dan

Saifuddin, 2009).

2) Pemeriksaan Fisik

Ibu nifas yang mengalami anemia, membran mukosa pada

conjungtiva terlihat pucat (Fraser, 2009).

3) Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis anemia dibuat berdasarkan pemeriksaan darah

yang menunjukan nilai kadar Hb kurang dari 11 gr% (Bothamley,

2011).

g. Prognosis

Terjadinya anemia pada masa nifas menyebabkan terjadinya

subinvolusi uteri yang berujung pada perdarahan postpartum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, mudah

terjadi infeksi payudara (Manuaba, 2010).

h. Penatalaksanaan Anemia pada Masa Nifas

1. Seorang bidan hendaknya memberikan penkes tentang pemenuhan

kebutuhan asupan zat besi dan kebutuhan istirahat (Robson, 2011)

2. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk :

a) pemberian terapi preparat Fe: Fero sulfat, Fero gluconat atau

Na-fero bisitrat secara oral untuk mengembalikan simpanan zat


14

besi ibu ( Manuaba, 2007). Pemberian preparat Fe 60mg/hari

dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% perbulan (Saifuddin,

2009).

b) Jika ada indikasi perdarahan pasca persalinan dengan syok ,

kehilangan darah saat operasi dan kadar Hb ibu nifas kurang

dari 9,0 gr%, maka transfusi darah dengan pack cell dapat

diberikan (Prawirohardjo, 2014 dan Fraser, 2009).

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Manajemen 7 Langkah Varney

Dalam penerapannya, manajemen kebidanan pada kasus ibu nifas

dengan anemia menggunakan 7 langkah Varney yang meliputi:

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar secara Lengkap

1) Data Subjektif (Anamnesa)

a) Identitas

Identitas yang perlu dikaji meliputi nama lengkap, umur,

suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan pasien beserta

suami dan alamat tempat tinggal. Pada kasus ibu nifas dengan

anemia, identitas yang perlu dikaji lebih lanjut antara lain:

(1) Umur

Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun berisiko mengalami pendarahan dan dapat

menyebabkan ibu mengalami anemia (Asrina, 2014).


15

(2) Pekerjaan

Menurut Ani (2013) , pekerjaan yang menggunakan

banyak tenaga fisik dapat meningkatkan risiko anemia

defisiensi besi.

b) Keluhan Utama

Ibu nifas dengan anemia biasanya mengeluh merasa

lemah, pucat, cepat lelah dan nafsu makan kurang (Manuaba,

2007 dan Saifuddin, 2009).

c) Riwayat menstruasi

Menurut Manuaba (2010), gangguan menstruasi meliputi

banyaknya ganti pembalut perhari, lamanya menstruasi,

keteraturan siklus menstruasi merupakan faktor terjadinya

anemia karena mempengaruhi pembentukan darah.

d) Riwayat perkawinan

Wanita yang menikah dan hamil pada usia muda dari segi

biologis, perkembangan alat biologisnya belum optimal. Secara

sosial ekonomi belum siap mandiri dan secara medis sering

mendapatkan gangguan kesehatan, mudah mengalami abortus,

perdarahan yang akan mengarah pada terjadinya anemia

(Asrina, 2014).
16

e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu

Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan

menjadi makin anemis (Manuaba, 2010).

f) Riwayat Penyakit

(1) Riwayat penyakit sekarang, seorang wanita yang sedang

mengalami gangguan pencernaan seperti mual/muntah dan

diare berpotensi besar kehilangan banyak Fe yang

menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi (Manuaba,

2007).

(2) Riwayat kesehatan dahulu, keluhan cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang kunang saat hamil muda

berpotensi mengalami anemia pada masa nifas (Manuaba,

2010).

(3) Riwayat kesehatan keluarga, Anemia dapat diwariskan

secara genetik. Gangguan herediter dapat mempersingkat

masa pakai sel darah merah dan menyebabkan anemia

(Proverawati, 2011).

g) Data Psikososial

Mempertimbangkan lingkungan sosial, keluarga klien, suami

dan teman untuk mendukung ibu selama masa pemulihan

(Robson, 2011).
17

h) Pola Kebiasaan sehari-hari

Hal ini penting bagi bidan untuk ditanyakan kepada klien

karena ada kemungkinan klien berpantang makanan yang justru

sangat mendukung pemulihan fisiknya misalnya daging, ikan,

atau telur (Ani, 2013).

2) Data Objektif

Data objektif yang bisa digunakan dalam mendukung data

dasar dalam kasus ibu nifas dengan anemia antara lain :

a) Pemeriksaan Umum

(1) Pemeriksaan Tanda Tanda Vital (TTV)

Pada ibu nifas dengan anemia, tekanan darah cenderung

normal (Saifuddin, 2009).

(2) Keadaan Umum

Memeriksa keadaan umum untuk mengetahui keadaan ibu

nifas secara umum (Marmi, 2012). Ibu nifas dengan

anemia terlihat lemah dan pucat (Saifuddin, 2009).

(3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu nifas :

(a) Mata

Konjungtiva pada ibu nifas dengan anemia terlihat

pucat (Saifuddin, 2009)


18

(b) Mulut

Pada beberapa ibu nifas yang mengalami anemia

defisiensi besi terjadi peradangan pada sudut mulut

(Handayani, 2008)

(c) Payudara

Bentuk simetris atau tidak, putting susu menonjol atau

tidak, melihat pengeluaran kolostrum (Sofian, 2011)

(d) Kandug kemih

Untuk mengetahui apakah kandung kemih kosong atau

tidak, apabila teraba penuh sarankan ibu untuk buang

air kecil (Marmi,2012)

(e) Extremitas atas dan bawah

Untuk memeriksa kondisi reflek patella pada lutut

kanan dan lutut kiri, serta tanda hofman (Sofian, 2011)

b) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus obstetric ibu nifas :

1) Abdomen

Untuk mengetahui bagaimana Tinggi Fundus Uteri

(TFU), bagaimana kontraksi uterus, konsistensi uterus,

posisi uterus (Marmi, 2012).

2) Pengeluaran lochea
19

Untuk mengetahui warna, jumlah, bau, konsistensi

lochea pada umumnya ada kelainan atau tidak (Sofian,

2011). Rata rata jumlah total secret lochea adalah

sekitar 8 9 ons (240 270 mL), apabila melebihi

jumlah normal perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

untuk mengetahui apakah Ibu mengalami anemia atau

tidak (Varney, 2007).

3) Perineum

Untuk mengetahui apakah pada perineum ada bekas

jahitan atau tidak, bersih atau tidak (Marmi, 2012).

c) Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis anemia dibuat berdasarkan pemeriksaan darah

yang menunjukan nilai kadar Hb, ibu nifas yang mengalami

anemia memiliki kadar Hb < 11 gr% (Bothamley, 2011).

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dari data-data yang telah dikumpulkan pada

langkah penyajian data mengacu pada:

1) Diagnosis Kebidanan

Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan dalam kasus ini

adalah Ny.D P2A0 umur 22 tahun nifas dengan anemia sedang.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan data subjektif dan objektif.

2) Masalah
20

Masalah yang timbul pada ibu nifas dengan anemia adalah

rasa cemas dan khawatir (Robson, 2011).

3) Kebutuhan

Kebutuhan pada kasus ibu nifas dengan anemia adalah

menenangkan dan memberi dukungan mental pada ibu (Robson,

2011).

c. Langkah III : Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan

Antisipasi Penanganannya

Bila terjadi anemia ringan yang tidak ditangani secara tepat bisa

berlanjut menjadi anemia sedang. Bila anemia sedang tidak ditangani

secara tepat maka dapat berlanjut menjadi anemia berat sampai dengan

perdarahan pada masa nifas (Cunningham, 2012 dan Robson, 2011).

Dalam kasus ini antisipasi penanganan yang bisa dilakukan oleh bidan

diantaranya mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital

meliputi tekanan darah. Mewaspadai tanda perdarahan pascapartum

dengan mengecek pengeluaran pervaginam serta melakukan kolaborasi

dengan tim laboratorium untuk melakukan pengecekan kadar Hb ulang

(Rousseau, 2014 dan Robson, 2011).

d. Langkah IV : Kebutuhan terhadap Tindakan Segera

Melaksanakan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan

ginekologi (SpOG) untuk pemberian terapi oral preparat Fe dan

melakukan transfusi darah apabila Hb <9gr% (Cunningham, 2007 dan

Fraser, 2009).
21

e. Langkah V : Rencana Asuhan Yang Menyeluruh

Rencana asuhan kebidanan yang bisa diberikan pada kasus ibu

nifas dengan anemia antara lain :

1) Informasikan pada ibu bahwa ibu mengalami anemia dan berikan

motivasi dan dukungan mental pada ibu (Robson, 2011)

2) Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan KU, VS, dan hasil

pemeriksaan laboratorium (Robson, 2011)

3) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 8 jam pada malam

hari dan 1 jam pada siang hari (Nugroho, 2014)

4) Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap (Marmi, 2012)

5) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

perineum yaitu dibersihkan dengan air besih dan sabun, mengganti

pembalut setidaknya 2 kali sehari (Marmi, 2012)

6) Jelaskan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan yang

diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan

terhadap infkesi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat

biaya (Marmi,2012)

7) Promosikan program menyusui yang tidak mengganggu istirahat

ibu seperti memeras ASI sehingga bayi dapat diberi susu oleh

anggota keluarga yang lain (Robson, 2011)

8) Berikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga

payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu,

menggunakan BH yang menyongkong payudara, oleskan ASI yang


22

keluar pada sekitar puting susu setiap kali akan menyusui dan

selesai menyusui (Marmi, 2012)

9) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu

perdarahan pada jalan lahir yang banyak dan terus menerus, bau

tidak sedap pada jalan lahir, payudara terasa panas, nyeri,

kemerahan, demam dan pusing yang menetap, nyeri pada luka

jahitan pada perineum ataupun luka operasi (Meyering, 2014)

10) Anjurkan ibu untuk memenuhi asupan zat besi yang cukup dengan

mengkonsumsi makanan seperti daging, ikan, telur, buah buahan,

sayuran hijau dan menghidari mengkonsumsi makanan yang

menghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, cokelat, jamu

jamuan dan susu (Ani, 2013).

11) Lakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk

pemeriksaan kadar Hb (Robson, 2011)

12) Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian terapi zat

besi suplemen Fe dan pemberian transfusi darah apabila kadar Hb

ibu <9,0 gr% (Cunningham, 2007 dan Fraser, 2009).

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan Dengan Efisien dan Aman

Pada langkah keenam ini, bidan melakukan asuhan yang

menyeluruh yang mengacu pada langkah kelima dilakukan dengan

efisien dan aman (Varney, 2007).

g. Langkah VII : Evaluasi


23

Langkah terakhir merupakan tindakan untuk memeriksa apakah

rencana yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu sesuai

dengan yang diidentifikasi tentang masalah, diagnosis, maupun

kebutuhan. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan secara efektif dan efisien (Marmi,2012).

Evaluasi yang diharapkan dari asuhan kebidanan yang diberikan dalam

kasus ibu nifas dengan anemia ini adalah kembali normalnya kadar Hb

ibu yaitu 11 gr% (Fraser, 2012).

2. Follow Up Data Perkembangan Kondisi Klien

Tujuh langkah Varney disarikan menjadi 4 langkah, yaitu SOAP

(Subjective, Objective, Asessment, Planning). SOAP disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan cacatan

kemajuan keadaan klien (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

a. S (Subjective)

Menggambarkan pendokumentasian dari langkah pertama

Varney. Setelah melahirkan biasanya ibu mengeluhkan bahwa

perutnya terasa mulas (Saifuddin, 2009). Pada kasus ibu nifas dengan

anemia ini data subjektif diperoleh dari keluhan ibu seperti lemah,

cepat lelah dan nafsu makan kurang (Manuaba, 2007 dan Saifuddin,

2009).

b. O (Objective)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

yang merupakan langkah pertama Varney. Suhu tubuh ibu akan


24

kembali normal antara 36,5 37,5 derajat celcius, denyut nadi 80-

100x/menit, pada tekanan darah sistolik antara 90 120 mmHg dan

diastolic 60 80 mmHg, pernafasan 16 24 x/menit (Marmi, 2012).

Pada kasus ibu nifas dengan anemia, data objektif didapat dari hasil

pemeriksaan fisik pada conjungtiva ibu yang terlihat pucat (Rosseau,

2014 dan Saifuddin, 2009).

Pada pemeriksaan khusus untuk mengetahui perkembangan

involusi uterus melalui keadaan TFU, kontraksi uterus, konsistensi

uterus dan posisi uterus serta mengetahui warna, jumlah, bau, dan

konsistensi lochea ada kelainan atau tidak. Pemeriksaan penunjang

dilakukan untuk melihat nilai kadar Hb apakah mengalami

peningkatan setelah asuhan dilakukan (Marmi, 2012, Sofian, 2011 dan

Bothamley, 2011)

c. A (Assessment)

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi data subjektif dan objektif yang merupakan langkah kedua

Varney yaitu Ny. D umur 22 tahun P2A0 nifas dengan anemia sedang

hari ke X

d. P (Plan)

Menggambarkan pendokumentasian dari seluruh perencanaan,

tindakan dan evaluasi sebagai langkah 3,4,5, 6, dan 7 Varney.

Perencanaan yang dilakukan dalam pemantauan perkembangan ibu


25

nifas seperti mengevaluasi keadaan umum dan TTV, mengobservasi

kontraksi uterus, TFU, pengeluaran pervaginam dan memberikan

beberapa konseling, informasi dan edukasi tentang perawatan

payudara supaya ASI nya lancar (Baston, 2011 dan Meyering, 2014).

Pada kasus ibu nifas dengan anemia beberapa hal yang perlu

direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi antara lain seperti

berkolaborasi dengan pihak laboratorium untuk mengetahui

peningkatan nilai kadar Hb dan dengan dokter SpOG untuk pemberian

terapi preparat Fe dan transfusi apabila kadar Hb nya masih di bawah

9 gr% (Fraser, 2012). Maka, evaluasi nya kadar Hb ibu akan

meningkat dan mencapai kadar Hb normal yaitu 11 gr% (Robson,

2011).

Anda mungkin juga menyukai