Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Cara pemecahan masalah adalah hal yang terpenting dalam matematika. Hal
ini sesuai dalam The National Council of Teacher of Mathematics (NCTM dalam
Jacob, 2010:8) yang menyatakan untuk membuat pemecahan masalah fokus dari
matematika sekolah memiliki pertanyaan fundamental tentang ciri matematika
sekolah. Seni pemecahan masalah merupakan jantung dari matematika. Jadi
pembelajaran matematika dapat didesain sedemikian sehingga pengalaman
matematika sebagai pemecahan masalah.
2
1.3. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1.2. Pengertian Pemecahan Masalah
Dalam belajar matematika pada dasarnya seseorang siswa tidak terlepas dari
masalah. The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan:
Belajar menyelesaikan masalah adalah alasan utama untuk mempelajari
matematika (NCTM dalam Jacob, 2010:8) Adanya peningkatan kemampuan
untuk menyelesaikan suatu masalah, berarti siswa tersebut telah mengalami
perubahan dalam tingkah lakunya, dengan demikian dalam pembelajaran
matematika kemampuan memecahkan masalah sangat penting.
5
Kemampuan yang terkandung dalam matematika seluruhnya bermuara pada
penguasaan konsep dan memampukan siswa memecahkan masalah dengan
kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan terstruktur. Dalam pemecahan
masalah siswa didorong dan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berinisiatif
dan berpikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah dengan menerapkan
pengetahuan yang didapat sebelumnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah hal-hal apa saja yang
diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), membuat notasi dari unsur
yang diketahui dan yang ditanyakan.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah mencoba mencari atau
mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan
masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun prosedur
penyelesaian ( Membuat Konjektur ).
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur
yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menganalisis dan
mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh
benar, apakah ada prosedur lain yang lebih efektif, apakah prosedur yang
dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sejenis, atau
apakah prosedur dapat dibuat generalisasinya.
6
Dari beberapa langkah atau tahapan problem solving yang dikemukakan,
pada prinsipnya problem solving dilakukan secara teratur, logis, analitis, kritis,
kreatif, sistematis atau prosedural dan mutlak menggunakan serta
menghubungkan pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya, termasuk
penggunaan fakta-fakta (berupa konvensi yang diungkapkan dengan simbol
tertentu), konsep-konsep (ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek), operasi (proses
pengerjaan perhitungan, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika lainnya),
dan prinsip (sekumpulan objek matematika yang kompleks, prinsip dapat terdiri
atas beberapa fakta dan konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi).
Strategi ini terkait dengan pembuatan sketsa atau gambar coret-coret guna
mempermudah dalam memahami masalah dan mendapatkan
penyelesaiannya.
7
3. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini terkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri
oleh si pelaku selama proses pemecahan masalah sehingga tidak akan ada
satupun alternative yang terabaikan.
4. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini terkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah
tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambaran umum
penyelesaian yang sebenarnya dapat ditentukan.
5. Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau
jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh
otak yang kemampuannya sangat terbatas.
6. Menemukan pola
Strategi ini terkait dengan pencapaian keteraturan-keteraturan pola.
Keteraturan tersebut akan memudahkan kita menemukan penyelesaiannya.
7. Memecah tujuan
Strategi ini berkaitan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita
capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat
digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang
sesungguhnya.
8. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan
kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
9. Mengabaikan hal yang tak mungkin
Dari berbagai alternative yang mungkin, alternative yang sudah jelas-jelas
tidak mungkin agar dicoret atau diabaikan, sehingga perhatian dapat
tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
10. Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba dari yang diketahui.
8
Dengan demikian, inti dari belajar memecahkan masalah adalah supaya
peserta didik terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya mengandalkan
ingatan yang baik saja, tetapi peserta didik diharapkan dapat mengaitkan dengan
situasi nyata yang pernah dialaminya atau yang pernah dipikirkannya. Kemudian
peserta didik bereksplorasi dengan benda kongkrit, lalu akan mempelajari ide-ide
matematika secara informal, selanjutnya belajar matematika secara formal.
9
Proses pembelajaran di kelas yang mengkondisikan siswa untuk belajar
memecahkan dan menemukan kembali ini akan membuat para siswa terbiasa
melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Kegiatan belajarnya biasanya
dimulai dengan penayangan masalah nyata yang pernah dialami atau dapat
dipikirkan para siswa, dilanjutkan dengan kegiatan bereksplorasi dengan benda
konkret, lalu para siswa akan mempelajari ide- ide matematika secara informal,
belajar matematika secara formal dan diakhiri dengan kegiatan pelatihan. Dengan
kegiatan seperti ini, diharapkan para siswa akan dapat memahami konsep, rumus,
prinsip dan teori- teori matematika sambil belajar memecahkan masalah.
Contoh 1
Penyelesaian :
Memahami masalah :
Apa yang perlu dilakukan adalah kita harus menempatkan tiap bilangan 1, 2, 3 ....
9 dalam tiap daerah persegi ( tiap bilangan hanya di gunakan satu kali ),
sedemikian sehingga jumlah bilangan bilangan pada tiap baris, kolom dan
diagonal utamanya adalah sama.
10
Merencanakan Penyelesaian Masalah :
Jika kita sudah tau jumlah untuk tiap baris, kolom dan diagonal utamanya, maka
pekerjaan kita akan lebih mudah. Dengan demikian yang menjadi tujuan bagian
dari penyelesaian keseluruhan adalah bagaimana menentukan jumlah yang
diinginkan tersebut. Jumlah 9 bilangan 1 + 2 + 3 + .... + 9 sama dengan tiga kali
jumlah dari satu kolom atau baris. Akibatnya, jumlah untuk satu baris atau kolom
adalah sepertiga dari jumlah keseluruhan atau 45/3 = 15. Dengan kata lain jumlah
untuk masing-masing baris, kolom atau diagonal utama adalah 15. Langkah
selanjutnya adalah bahwa kita harus menentukan kombinasi tiga bilangan
sedemikian hingga jumlahnya 15.
Menyelesaikan Masalah :
Jumlah 15 dapat diperoleh melalui kombinasi jumlah tiga bilangan seperti berikut
ini .
9+5+1
9+4+2
8+6+1
8+5+2
8+4+3
7+6+2
7+5+3
6+5+4
11
Jika kita perhatikan banyaknya kemunculan untuk tiap angka, ternyata
tidaklah sama. Misalnya 1 hanya muncul dua kali, sedangkan 2 muncul tiga kali.
Frekuensi kemunculan tiap angka dapata terlihat dalam tabel dibawah ini :
Angka 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi
2 3 2 3 4 3 2 3 2
Kemunculan
Dengan melihat frekuensi kemunculan tiap angka pada tabel tersebut, maka
selanjutnya penempatan untuk tiap angka akan dengan mudah dilakukan. Sebagai
contoh 5 pasti harus ditempatkan ditengah. Sedangkan 2, 4, 6, dan 8 harus
menempati daerah pojok. Dengan demikian, salah satu penyelesaian akhirnya
adalah sebagai berikut :
2 7 6
9 5 1
4 3 8
Pengecekan Kembali :
Kita lihat bahwa 5 adalah satu satunya bilangan di antara sembilan bilangan
yang diberikan yang dapat ditempatkan di tengah. Akan tetapi bilangan yang bisa
ditempatkan di daerah pojok bisa beberapa pilihan. Jadi, penyelesaian yang
diberikan diatas salah satu kemungkinan dari beberapa kemungkinan yang ada.
Cara lain untuk meihat bahwa 5 harus ditempatkan ditengah dapat dilakukan
melalui ilustrasi berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
10
10
10
12
Dari ilustrasi ini terlihat bahwa untuk memperoleh jumlah 15, 5 dapat
dipasangkan dengan empat pasangan bilangan lain yang masing-masing
jumlahnya 10.
Contoh 2
Ketika seorang Matematika Jerman duduk di Sekolah Dasar, guru disekolahnya
meminta anak anak untuk menetukan jumlah 100 bilangan asli pertama. Dengan
memberikan soal ini, guru mengira bahwa waktu penyelesaiansoal tersebut akan
berlangsung cukup lama. Namun demikian, diluar dugaan Gauss mampu
menyelesaikan soal tersebut dengan sangat cepat. Apakah kamu menyelesaikan
masalah tersebut dengan cepat ?
Penyelesaian :
Memeriksa Kembali.
Metode yang digunakan secara matematis sudah benar sebab penjumlahan dapat
dilakukan dalam urutan yang berbeda-beda, dan perkalian dapat dipandang
sebagai penjumlahan berulang. Masalah lebih umum dari soal yang diberikan
adalah menentukan jumlah n bilangan asli pertama 1 + 2 + 3 + 4 + ... + n. Dengan
n nilai asli. Jika n merupakan bilangan genap, maka dengan menggunakan cara
yang sama dengan sebelumnya didapat n/2 pasang bilangan yang masing-masing
berjumlah n + 1. Dengan demikian, jumlah keseluruhannya adalah 1 + 2 + 3 + ...
+ n atau (n/2) ( n + 1 ).
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Keberhasilan guru dalam pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar
siswa tetapi juga pada proses dari pembelajaran tersebut. Untuk itu hendaklah
guru mata pelajaran matematika dapat menerapkan berbagai macam kemampuan
matematis selain problem solving untuk dapat melatih berfikir tingkat tinggi
siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA
15