Anda di halaman 1dari 7

I.

Tujuan Instruksional
Mahasiswa dapat menerapkan prinsip dasar instalasi dalam merancang instalasi listrik
Mahasiswa dapat mempraktekkan perakitan instalasi listrik tegangan rendah
Mahasiswa dapat mempraktekkan penginspeksian instalasi
Mahasiswa dapat menganalisis hasil inspeksi
Mahasiswa dapat mempraktekkan pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan
sederhana

II. Teori Pengantar


Yang dimaksud dengan pemasangan instalasi penerangan listrik dalam pipa yaitu pengawatan
instalasi dimasukkan dalam pipa, baik menggunakan pipa union maupun pipa PVC.
Penggunaan pipa untuk pengawatan harus memperhatikan pipa yang hendak digunakan dan
diameter pipa tersebut (untuk instalasi rumah digunakan pipa ukuran 5/8). Selain pipa
kemampuan

APP
Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik
(untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan
instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik. APP merupakan
bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), sebagai
dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah,
letak penempatan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Keterangan:
GD : Gardu Distribusi
TR : Jaringan tegangan Rendah
SLP : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah
APP : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB : Papan Hubung Bagi
IP : Instalasi Pelanggan
SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD / TR merupakan
penghantar dibawah atau diatas tanah. Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa pengukuran
yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik.
Adapun alat ukur / instrumen yang digunakan adalah alat pengukur : Kwh, KVARh, KVA
maksimum, arus listrik dan tegangan listrik. Sistem pengukurannya ada dua macam, yaitu :
Pengukuran primer atau juga disebut pengukuran langsung, terdiri dari
MCB
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal)
untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman
hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa.
Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :
1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu
fasanya.
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban
lebih.
3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman
termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis
berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat.
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis
memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan
pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah
angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk
pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga
apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut
terputus.
PHB
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
Dalam pemasangan sistem instalasi listrik tidak dapat dipasang sembarangan tanpa
memperhatikan ketentuan yang diisyarakan oleh PUIL. Selain itu energi listrik yang dipasok
ke konsumen harus aman (tidak membayakan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya),
handal (dapat mensuplai energi listrik untuk konsumen tanpa banyak gangguan sehingga
listrik yang dialirkan dapat terus-menerus).
Memperhatikan kondisi di atas agar sistem instalasi listrik dapat bekerja dengan aman
dan andal dalam sistem instalasi listrik sebelum didistribusikan ke beban harus dilengkapi
dengan Perangkat Hubung Bagi (PHB).
Komponen Perlengkapan Hubungan Bagi
PHB paling sederhana dilengkapi dengan satu sekering dan satu saklar menurut PUIL
dengan gambar rangkain sebagai berikut:

Gambar1.2.Satu Garis PHB Satu Phasa


Keterangan:
1 = sekering; 2 = saklar; 3 = kotak PHB; 4 = arde (ground)

Gambar 1.3.
Bentuk fisik dari sekering diazed

Gambar1.4.
Bentuk fisik dari NH-fuse/HRC-fuse
Jenis Pengaman Rangkaian
Dalam pemasangan instalasi listrik dikenal ada dua jenis pengaman rangkaian yaitu: a.
Pengaman hubung singkat (sekering), dan b Pengaman beban lebih (MCCB/ MCB/NFB).
Pengaman ini pada prinsipnya mengamankan rangkaian dan beban bila terjadi kelebihan
beban. Akan tetapi bila terjadi hubung singkat dengan anggapan bahwa saat terjadi hubung
singkat resistansi dari penghantar yang terhubung singkat sangat kecil, maka sesuai dengan
hukum Ohm yaitu I = V/R, maka arus akan mengalir sangat besar, dengan demikian bila
pengaman beban lebih yang dipasang maka tidak yakin peralatan ini putus, akan tetapi besar
kemungkinan kontak pada peralatan pengaman beban lebih akan tersambung sehingga
rangkaian menjadi tidak teramankan. Kondisi seperti ini mengakibatkan sangat berbahaya
pada instalasi bahkan dapat mengakibatkan kebakaran. Untuk itu bila saat terjadi hubung
pendek bila sistem instalasi diamankan dengan sekering sudah pasti kawat lebur sekeringakan
putus, sehingga rangkaian instalasi menjadi aman. Untuk itu pengamansekering lebih tepat
disebut pengaman hubung singkat/pendek sedangkan MCB/MCCB lebih tepat disebut
pengaman beban lebih.
Maka dari itu dalam sistem instalasi listrik sebaiknya arus listrik sebelum masuk ke
dalam sistem terlebih dahulu harus diamankan dengan sekering.Untuk pengamanan ke
masing-masing cabang dapat digunakan MCB/MCCB. Pemakaian pengaman
MCB/MCCB/NFB lebih praktis karena dapat diriset kembali bila terjadi kelebihan beban
atau gangguan lainnya, berbeda dengan sekering yaitu harus diganti dengan yang baru.
STOP KONTAK
Stop Kontak adalah istilah populer yang biasa digunakan sehari-hari. Dalam PUIL 2000, stop
kontak ini dinamakan KKB (Kotak Kontak Biasa) dan KKK (Kotak Kontak Khusus) KKB
adalah kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi
piranti listrik jenis apapun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi
batas kemampuannya. KKK adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan
secara tetap bagi suatu jenis piranti listrik tertentu yang diketahui daya maupun
tegangannya.Dengan demikian, KKK mempunyai tempat/lokasi tertentu dengan beban tetap,
dan dihubungkan langsung ke panel sebagai group tersendiri. Sedangkan KKB tersebar
diseluruh bangunan dengan beban tidak tetap, dan biasanya jadi satu dengan group untuk
penerangan.
SAKLAR
Pengertian Saklar
Saklar adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik
dari sumber arus ke beban listrik pada rangkaian listrik tertutup. Berbagai jenis saklar tersedia
sesuai dengan fungsi, jenis dan cara pemasangannya.

a. Saklar tunggal
adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu buah atau satu
kelompok beban listrik. Dalam hal ini adalah beban penerangan atau lampu listrik.

b. Saklar Majemuk
adalah Saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lebih dari satu buah atau
satu kelompok beban listrik.

c. Saklar tukar
adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari
tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk
meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian. Rangkaian instalasi
penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah
penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga
sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi
waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis.
III. Bahan yang Digunakan

NO BAHAN JUMLAH SPESIFIKASI


1 Saklar tunggal 2 2A / 220V
2 Saklar seri 1 2A/ 220 V
3 Lampu 3 25 Watt
4 Kotak Kontak 1 -
5 Timer 1 Omron H3CR 5A
6 Dimmer 1 -
7 Kabel Secukupnya NYA 1.5 mm2

IV. Alat Kerja

NO ALAT JUMLAH SPESIFIKASI


1 Trainer 1 Instalasi Listrik Penerangan
2 Multimeter 1 Sanwa YX360TRF
3 Ampermeter AC DC 0 500Ma
4 Tespen 1 -

V. Gambar Bahan dan Rekapitulasi Beban

Rekapitulasi beban
GROUP Lampu ( 25 W ) Stop Kontak JUmlah
( 200W)
I 2 - 50 watt
II 1 1 225watt

Perhitungan pengaman pada masing masing Group :


Group I I

Group II

VI. Langkah Kerja


Langkah langkah dalam praktikum :
1. Berdoa sebelum bekerja
2. Gunakan Pakaian kerja
3. Siapkan gambar kerja
4. Siapkan alat dan bahan
5. Rangkailah sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat
6. Pasanglah komponen sesuai dengan layout
7. Rangkailah sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat
8. Lakukan pemeriksaan ulang terhadap rangkaian yang dibuat
9. Setelah pemerikasaan laporkan hasil rangkaian ke instruktur
10. JIka telah disetujui hubungkan rangkaian ke sumber tegangan
11. Operasikan sesuai dengan cara kerja rangkaian dan lakukan pengukuran
12. MAsukkanlah hasil pengukuran dan pengujian rangkaian ke dalam table pengamatan
13. Setelah selesai kembalikan alat dan bahan sesuai tempatnya

VII. Hasil Percobaan

GROUP I
Jika S1 Tuas 1 ON lampu 1 menyala
Jika S1 Tuas 2 ON kemudian timer ON (lampu mati setelah 10 detik) Lampu 2 Menyala
Jika S1 Tuas 1 OFF lampu 1 mati
Jika S1 Tuas 2 OFF kemudian timer OFF maka lampu 2 mati

GROUP II
JIka S1 ON kemudian dimer ON, maka Lampu1 akan menyala
JIka S1 OFF maka Lampu1 akan mati

NO Beban I Beban II Beban III Arus (mA)


1 25 W - - 110 mA
2 25 W 25 W - 220 mA
3 25 W 25 W 25 W 330 mA
4 25 W 25 W 13 W (LED) 310 mA
5 25 W 13 W ( LED) - 200 mA
6 13 W ( LED) - - 90 Ma

Dengan mengganti lampu pijar dengan LED, kita dapat menghemat energi listrik dan
mendapatkan cahaya penerangan yang lebih terang.
VIII. Pertanyaan
1. Bagaimana mengaplikasikan rangkaian Group 1 pada kehidupan sehari hari ?
2. Bagaimana mengaplikasikan rangkaian group2 pada kehidupan sehari -hari ?
3. Apa Fungsi timer ?
4. Apa Fungsi Dimer ?

Jawaban :
1. Pada Group 1 terdapat 2 lampu, dapat diaplikasikan pada instalasi rumah
sederhana. Lampu 1 dapat digunakan pada ruang tamu, dimana lampu akan
menyala jika saklar dalam kondisi ON, kemudian Lampu 2 dapat diaplikasikan
pada lampu Teras, dimana saat sklar dlam kondisi ON, lampu menyala dan
mengaktifkan timer, dalam jangaka waktu yang telah ditentukan( pada timer)
dapat mematikan lampu secara otomatis.
2. Pada Group 2 terdapat 1 buah lampu, yang dihubungkan dengan sebuah dimer.
Dimana saatsaklar dalam kondisi ON, maka dimer akan berfungsi dan lampu
menyala, dengan menggunakan dimer dapat mengatur redup terang pada sebuah
lampu, rangkaian ini dapat diaplikasikan pada lampu kamar tidur.
3. Timer adalah Relay penunda batas waktu yang banyak digunakan dalam instalasi
listrik, terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
4. Dimer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur cahaya bola lampu pijar
dari padam, redup, terang hingga sangat terang.

Anda mungkin juga menyukai