Anda di halaman 1dari 33

KIAT SUKSES MENYUSUN

PROPOSAL DAN KARYA TULIS ILMIAH


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

Dr.rer.nat. Ganden Supriyanto, M.Sc


Dr. Eduardus Bimo Aksono, drh, M.Kes
dr. Bambang Purwanto, M.Kes

Tim Pendamping Kemahasiswaan (TPK)


Bidang Penalaran
Direktorat Kemahasiswaan
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2010
Pendahuluan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan
tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif.
Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan
kemampuan, keahlian, sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim maupun
mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang
ilmunya masing-masing. Sampai saat ini terdapat enam jenis kegiatan PKM yang
ditawarkan, yaitu:

(a). PKM Penelitian (PKMP) merupakan program penelitian yang bertujuan


antara lain: untuk mengidentifikasi faktor penentu mutu produk, menemukan
hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih faktor, menguji cobakan
sebuah bentuk atau peralatan, merumuskan metode pembelajaran,
melakukan inventarisasi sumber daya, memodifikasi produk eksisting,
mengidentifikasi senyawa kimia di dalam tanaman, menguji khasiat ekstrak
tanaman, merumuskan teknik pemasaran, survei kesehatan anak jalanan,
metode pembelajaran aksara Bali di siswa sekolah dasar, laju pertumbuhan
ekonomi di sentra kerajinan Kasongan, faktor penyebab tahayul yang
mewarnai perilaku masyarakat Jawa dan lain-lain kegiatan yang memiliki
tujuan semacam itu.
(b). PKM Penerapan Teknologi (PKMT) merupakan program bantuan teknologi
(mutu bahan baku, prototipe, model, peralatan atau proses produksi
pengolahan limbah, sistem jaminan mutu dan ain-lain) atau manajemen
(pemasaran, pembukuan, status usaha dan lainlain) atau lainnya bagi
industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan, pedagang kecil atau
koperasi) sesuai kebutuhan calon mitra program. Mitra program yang
dimaksud dalam hal ini adalah kelompok masyarakat yang dinilai produktif.
PKMT mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih dahulu,
karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan yang diprioritaskan
mitra. Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra pada kertas bermaterai Rp
6.000,- .
(c). PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan program pengembangan
ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit.
Komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang
selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa berwirausaha
dan memasuki pasar. Jadi pemeran utama berwirausaha dalam hal ini
adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupunmitra lainnya.
(d). PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) merupakan program bantuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja,
membangun keterampilan usaha, penataan dan perbaikan lingkungan,
penguatan kelembagaan masyarakat, sosialisasi penggunaan obat secara
rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum adat, upaya
penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik formal maupun
non-formal, yang sementara ini dinilai kurang produktif. Disyaratkan dalam
usulan program ini adanya komitmen bekerjasama secara tertulis dari
komponen masyarakat yang akan dibantu/menjadi khalayak sasaran.

2
(e). PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) merupakan program penulisan artikel ilmiah
yang bersumber dari suatu kegiatan mahasiswa dalam pendidikan, penelitian
atau pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukannya sendiri (studi
kasus, praktek lapang, KKN, PKM, magang, dan lain-lain).
(f). PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) merupakan program penulisan artikel
ilmiah yang bersumber dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa.
Gagasan yang dituliskan mengacu kepada isu aktual yang dapat ditemukan
di masyarakat dan memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas dan
realistik.

Catatan: Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berisi penjelasan


lebih rinci tentang program ini dapat di download di website DP2M DIKTI
(www.dp2m.dikti.go.id) atau di Direktorat Kemahasiswaan (www.km.unair.ac.id)

Program program PKM-P, PKM-T, PKM-M, PKM-K dan PKM-GT yang telah
lolos seleksi, dievaluasi pelaksanaannya dan dinyatakan layak akan diundang ke
Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) untuk dievaluasi lebih lanjut. Khusus untuk PKM-AI
artikel yang dinyatakan lolos seleksi akan diberikan penghargaan dalam bentuk
insentif sebesar Rp 3 juta dan akan diterbitkan di Jurnal Kreativitas Mahasiswa.

Seringkali mahasiswa/kelompok mahasiswa dalam upayanya mendapatkan


dana melalui PKM ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal menemukan ide,
penulisan, koordinasi kelompok, penyusunan anggaran dan lain-lain yang
berdampak pada rendahnya daya saing proposal yang dibuatnya. Oleh sebab itu,
tulisan ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan
proposal yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa untuk
menyusun proposal PKM yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan
peluangnya untuk dibiayai.

3
Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dapat dirangkum dalam tabel 1.

*Program yang bermuara di PIMNAS


Catatan: Kesemua program ini mensyaratkan ide kreatif mahasiswa sebagai salah
satu unsur penilaian utamanya. Jadi, kreativitas mahasiswa menjadi unsur yang
paling penting.

4
Apa itu kreativitas?
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting adalah
KREATIVITAS yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu, penulisan
PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah sulit untuk dapat lolos dan
dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini tidak sama dengan proposal yang
disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya
bersifat sangat ilmiah.

Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini
menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah The ability to make or otherwise
bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new
method or device, or a new artistic object or form. Sedangkan definisi menurut
Rogets II Thesaurus, kreatif itu adalah characterized by or productive of new things
or new idea : innovative, inventive Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga
ciri, yaitu adalah promoting construction or creation, having ability of power to
create dan having the power or productive of new things or new ideas. Ide baru
yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus
canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara
memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih
kreatif.

Sebagai contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti


Komersialisasi produk bakso, maka akan sulit bagi kelompok ini untuk
mendapatkan dana PKM. Mengapa? Kita semua sudah tahu bahwa produk bakso
tersebut sudah sangat dikenal di masyarakat. Oleh sebab itu, judul yang diajukan
oleh kelompok mahasiswa ini menjadi biasa-biasa saja yang tidak ada unsur
kreativitas di dalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan kegiatan PKM
yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Lain halnya jika judul PKM di
atas dirubah menjadi Komersialisasi produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan
aman untuk dikonsumsi. Dalam hal ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan
hasil penelitian yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat
masyarakat dalam unsur bakso yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia.
Sumber kalsium yang digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan
dari limbah pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya
sangat murah. Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk menjadi tepung tulang
rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso yang dibuatnya. Dengan
mamadukannya dengan proses pembuatan yang higienis, maka tercipta bakso baru
yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan
menkonsumsi kalsium tinggi. Sehingga disamping susu berkalsium tinggi yang
harganya relatif mahal, masyarakat diberi alternatif lain yang lebih murah, tanpa
mengubah kegemarannya mengkonsumsi bakso.

Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah Pemanfaatan limbah
whey keju dalam pembuatan nata ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul
5
ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey. Dalam pembuatan keju,
sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila
limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah ini dan
mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan kelompok
mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.

Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu


produk yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih
dan rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco. Kelompok
mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata secara
kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey. Kualitas nata yang
dihasilkan sangat baik, sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik,
produk ini dapat dibuat dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera
masyarakat.

Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah Ekstrak daun sirih
sebagai obat mastitis pada sapi perah. Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk
memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan
tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang
terkena mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya
mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan mastisis ini,
biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh
peternak rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat
tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok
mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan
antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah
berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan yang
yang ramah lingkungan.

Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM
yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan
modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.

Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak


dalam nilai kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa sesuatu yang ilmiah itu
belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada kelompok
mahasiswa yang mengajukan judul mekanisme penyerapan kalsium dalam darah
orang dewasa, maka kemungkinan besar evaluator menilai proposal yang diajukan
dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung unsur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana
mahasiswa menulis proposalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa
memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM. Jadi penilai paling utama baik

6
dalam evaluasi proposal, pelaksanaan kegiatan dan presentasi di PIMNAS adalah
unsur KREATIVITAS nya.

Bidang-bidang PKM
Secara garis besar proposal dan karya tulis PKM dikelompokkan ke dalam 7
(tujuh) bidang ilmu yaitu:
1. Bidang Kesehatan, yang meliputi: Farmasi, Gizi, Kebidanan, Kedokteran,
Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Psikologi.
2. Bidang Pertanian, yang meliputi: Kedokteran Hewan, Kehutanan, Kelautan,
Perikanan, Pertanian, Peternakan, Teknologi Pertanian.
3. Bidang MIPA, yang meliputi: Astronomi, Biologi, Geografi, Fisika, Kimia,
Matematika.
4. Bidang Teknologi dan Rekayasa, yang meliputi: Informatika, Teknik, Teknologi
Pertanian.
5. Bidang Sosial Ekonomi, yang meliputi : Agribisnis (Pertanian), Ekonomi, Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bidang Humaniora, yang meliputi : Agama, Bahasa, Budaya, Filsafat, Hukum,
Sastra, Seni.
7. Bidang Pendidikan, yang meliputi Program Studi Ilmu-Ilmu Pendidikan di bawah
Fakultas Kependidikan.

Persyaratan administratif untuk PKMP, PKMT, PKMK


dan PKMM
1. Peserta PKM adalah kelompok mahasiswa S1 dan diploma yang sedang aktif dan
dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program
studi yang sama, bergantung pada bidang kegiatan dan topik yang akan
dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama.
Keanggotaan mahasiswa dalam kelompok disarankan berasal dari minimal 2
(dua) angkatan yang berbeda.
2. Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul
PKM yang disetujui untuk didanai.
3. Seorang dosen pembimbing/pendamping hanya diperkenankan diusulkan sebagai
pembimbing maksimum 3 (tiga) judul/kelompok pelaksana PKM.
4. Usulan PKM diberi sampul sesuai dengan ketentuan yang tertulis, yaitu PKMP
warna putih, PKMT warna biru, PKMK warna kuning, PKMM warna merah,
PKM-AI hijau muda dan PKM-GT warna coklat.
5. Menyertakan halaman pengesahan yang dilengkapi dengan tempat, tanggal,
bulan dan tahun yang ditandatangani (asli) oleh Direktur kemahasiswaan, Wakil
Dekan I (Pembina UKM Penalaran jika usulan dari UKM Penalaran), dosen
pendamping dan ketua pengusul program.
6. Pengajuan usulan dilakukan perguruan tinggi secara kolektif.
7
7. Setiap usulan yang mencantumkan dana dari pihak lain harus menyertakan Surat
Pernyataan Pembiayaan (dengan meterai yang berlaku) dari instansi yang
menyediakan dana tersebut.
8. Setiap usulan PKM-T dan PKM-M wajib menyertakan SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN BEKERJASAMA (dengan materai yang berlaku) dari pihak mitra
yang disebutkan.

Aturan penulisan usulan PKMP, PKMT, PKMK dan


PKMM
1. Usulan ditulis mengikuti sistematika penulisan sesuai kriteria yang tercantum
dalam buku Pedoman PKM 2010. Pengusul disarankan untuk mencermati
perbedaan mendasar dari masing -masing jenis PKM.
2. Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan
ejaan yang disempurnakan, sederhana, dan jelas.
3. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan, diberi nomor halaman menggunakan
angka Romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya).
4. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab
yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan
atas.
5. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor
tabel menggunakan angka Arab.
6. Gambar, baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran
gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar
ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka Arab.
7. Khusus PKMP, PKMT, dan PKM-GT, penyebutan sumber pustaka dalam naskah
serta penulisan daftar pustaka hendaknya mengikuti aturan penulisan yang
berlaku, yaitu mengikuti sistem HARDVARD,. atau sistem lainnya yang berlaku
universal. Khusus PKM-AI ditulis dengan VANCOUVER STYLE.
8. Diketik di kertas ukuran A4 dengan jumlah halaman maksimum 20 termasuk
lampiran, menggunakan font times new roman 12 pts, 1 spasi, 4 cm dari batas
kiri dan 3 cm dari batas atas, kanan dan bawah.

8
Struktur usulan PKMP, PKMT, PKMK dan PKMM

Struktur usulan PKMP, PKMT, PKMK dan PKMM terdiri dari komponen berikut :

A. JUDUL
B. LATAR BELAKANG MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
F. KEGUNAAN
G. TINJAUAN PUSTAKA (untuk PKM-P dan PKM-T), GAMBARAN UMUM
RENCANA USAHA (ulasan mengenai hasil survai pasar atau survai kelayakan
usaha untuk kegiatan kewirausahaan yang direncanakan dalam PKM-K),
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN (untuk PKM-M)
H. METODE PELAKSANAAN
I. JADWAL KEGIATAN
J. RANCANGAN BIAYA
K. DAFTAR PUSTAKA (untuk PKM-P dan PKM-T)
L. LAMPIRAN
1) BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK
2) BIODATA DOSEN PENDAMPING
3) LAIN-LAIN

Penjelasan singkat
JUDUL
Judul kegiatan PKM hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi
gambaran mengenai kegiatan PKM yang diusulkan

LATAR BELAKANG MASALAH


PKMP
- Kemukakan unsur kreativitas yang diusulkan, hal-hal yang mendorong atau
argumentasi pentingnya dilakukan kegiatan yang diusulkan.
- Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari solusinya
- Kemukakan pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait

9
PKMT
- Kemukakan pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait
- Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran yang
akan dilibatkan dalam kegiatan
- Gambarkan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi
maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan
PKMK
- Uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang usaha
- Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran yang
akan dilibatkan dalam kegiatan
- Gambarkan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi
maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan
PKMM
- Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran yang
akan dilibatkan dalam kegiatan
- Gambarkan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi
maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan

PERUMUSAN MASALAH
- Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
- Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
- Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
- Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan

TUJUAN
- Kegiatan PKMP dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan,
menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau
dugaan, atau membuat suatu model.
- Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan PKM-T, PKM-K maupun
PKM-M selesai.
- Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur

LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran kegiatan PKM mengacu pada Tabel 1

KEGUNAAN
Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi ekonomi
maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai

10
TINJAUAN PUSTAKA (PKMP dan PKMT)
- Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah.
- Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari kegiatan PKM yang akan dilakukan.
- Tinjauan Pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari pustaka acuan serta menjadi landasan usulan kegiatan PKM.
- Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
- Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaian teori
yang mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang terjadinya suatu
peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari suatu topik ilmiah yang dikaji.

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA (PKMK)


- Uraikan kondisi umum lingkungan yang menimbulkan gagasan menciptakan
kegiatan usaha.
- Gambaran mengenai potensi sumberdaya dan peluang pasar termasuk
analisis ekonomi usaha yang direncanakan disajikan secara singkat untuk
menunjukkan kelayakan usaha.
- Gambaran usaha yang direncanakan harus menjanjikan perolehan profit
untuk menjamin peluang keberlanjutan usaha setelah kegiatan PKM-K selesai
dilaksanakan

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN (PKMM)


- Penjelasan mengenai kondisi masyarakat sasaran yang akan menerima
kegiatan pengabdian agar diuraikan secara faktual.
- Uraikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang membutuhkan
bantuan penyelesaiannya, dan berikan gambaran solusi yang ditawarkan
termasuk teknologi yang akan digunakan.
- Hindari adanya kegiatan percobaan/penelitian dalam usulan PKM-M

METODE PELAKSANAAN (METODE PENELITIAN UNTUK PKMP)


- Uraikan metode yang digunakan dalam pelaksanaan program secara rinci.
- Uraian untuk PKM-P dapat meliputi variable dalam penelitian, model yang
digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data,
cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
- Sedangkan metode untuk PKM-T, PKM-K dan PKM-M merupakan teknik atau
cara menyelesaikan permasalahan dan sekaligus untuk mencapai tujuan
program.

JADWAL KEGIATAN PROGRAM


- Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,
pelaksanaan dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Ba-rchart
memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.
- Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan Program.

11
- Usahakan tidak menggunakan nama bulan secara eksplisit dalam
penjadwalan rencana kegiatan. Sebagai contoh, untuk menggambarkan
urutan waktu pelaksanaan, gunakan kata bulan ke-1, bulan ke-2, dan
seterusnya, bukan bulan Maret, bulan April, dan seterusnya.
- Lama pelaksanaan PKM maksimal 5 bulan

RANCANGAN BIAYA
- Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
- Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
- Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
- Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).

DAFTAR PUSTAKA
- Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus muncul dalam daftar
pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap pustaka yang muncul dalam daftar
pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan.
- Penulisan pustaka pada PKMP dan PKMT mengacu HARVARD STYLE.,
sedangkan untuk PKM AI mengacu pada VANCOUVER STYLE.
- Dalam usulan PKMK dan PKMM tidak perlu ada daftar pustaka.

LAMPIRAN
1. Daftar Biodata singkat Ketua dan Anggota Kelompok serta Dosen Pembimbing
(harus ditandatangani)
2. Gambaran teknologi yang akan diterapkembangkan (untuk PKMT, PKMK, PKMM)
3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Pengusaha Mikro/Kecil (untuk
PKMT), Koperasi atau Kelompok Tani (PKMM)
4. Denah detil Lokasi Pengusaha Kecil atau Mitra Kerja (untuk PKMT, PKMM)
5. Hal-hal lain yang dianggap perlu

12
Format halaman kulit muka proposal PKMP, PKMT, PKMK dan PKMM

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL POGRAM

BIDANG KEGIATAN:*
PKM ..

Diusulkan oleh:
Nama ketua kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2010

*Pilih satu bidang PKMP, PKMT, PKMK atau PKMM

13
Format lembar pengesahan usulan PKMP, PKMT, PKMK atau PKMM

Halaman Pengesahan Usulan Program Kreativitas Mahasiswa ..*


Universitas Airlangga

1 Judul Kegiatan :
2 Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM
3 Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas :
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP
f. Alamat email :
5 Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
6 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat rumah dan No Telp/HP
7 Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp
8 Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan (maksimum)

Surabaya, 1 Oktober 2010


Menyetujui
Wakil Dekan I/ Pembina UKM Penalaran** Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas

(..) ()
NIP NIM

Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Universitas Airlangga

(..) ()
NIP NIP

*Pilih satu bidang Penelitian, Penerapan Teknologi, Kewirausahaan atau Pengabdian


Masyarakat
**Pilih Wakil Dekan I jika usulan dari masing-masing fakultas
Pilih Pembina UKM Penalaran jika usulan dari UKM Penalaran

14
FORMAT DAN STRUKTUR PKM KARYA TULIS PKM-AI

Ada tiga karakter utama PKM-AI, yaitu:


a) Tidak ada usulan pembiayaan;
b) Usulan berupa artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah
penulisan suatu jurnal ilmiah;
c) Sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai
dilakukan kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus
menunjukkan bahwa sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan.

Persyaratan administratif

- Peserta PKM-AI adalah kelompok mahasiswa yang aktif dan terdaftar mengikuti
program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari
berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama,
tergantung pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih
dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa disarankan
berasal dari minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda.
- Seorang mahasiswa diperkenankan sebanyak-banyaknya masuk ke dalam 2
kelompok pengusul PKM-AI yang berbeda, satu sebagai ketua, satu sebagai
anggota kelompok, atau kedua-duanya sebagai anggota kelompok.
- Seorang dosen pembimbing diperkenankan membimbing maksimum 5 (lima)
kelompok PKM-AI.
- Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft
copy dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader
(pdf). Foto dan gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai
cadangan) dalam CD. Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto
bisa berasal dari kamera digital atau hasil digitasi menggunakan scanner.

Persyaratan penulisan

- Tulisan/naskah bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik seperti


Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang
membentuk Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam rangka
Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta kegiatan lain seperti PKM-P, PKM-T,
PKM-K, PKM-M dan Penelitian Inovatif terkait dengan kegiatan Program IMHERE
atau sejenisnya. Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang
menuliskannya.
- Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa program S1
atau Diploma yang masih aktif.

15
- Setiap artikel wajib menyertakan Surat Pernyataan Sumber Penulisan yang diacu
dan ditandatangani oleh Ketua Kelompok (tanpa meterai) dan Ketua Program
Studi.
- Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya (naskah yang pernah
diterbitkan di suatu jurnal dan naskah yang pernah memenangkan suatu lomba
penulisan ilmiah tidak berhak lagi diajukan sebagai artikel PKM-AI).
- Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word. Untuk
penyerahan akhir disertai juga dengan format Adobe Acrobat.
- Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman
termasuk abstrak, daftar pustaka, dan lampiran. Usulan PKM-AI dengan jumlah
halaman yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut dinyatakan gugur.
- Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan ejaan
yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang
mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti tdk, tsb, yg, dgn,
sbb, dll.

Petunjuk Penulisan/Pengetikan
1. Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman
time style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3
cm dari batas atas, dan 3 cm dari batas bawah.
2. Cara penulisan Bab dan Subbab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak
ada penomoran Bab dan Sub-bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya
dengan jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya
(tidak berganti halaman baru).
3. Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold
(cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.
4. Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak
tebal) dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris-bawahi.
5. Judul Subbab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri,
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata
tugas, seperti preposisi (di, ke, dari, yang, antara, pada, untuk,
tentang, dengan); kata sambung (dan, atau, sejak, setelah, karena).
6. Judul Anak Subbab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari
sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali
kata-kata tugas, seperti preposisi (di, ke, dari, yang, antara, pada,
untuk, tentang, dengan); kata sambung (dan, atau, sejak, setelah,
karena).
7. Jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 2,5 spasi, antara Subbab dan kalimat
dibawahnya 2 spasi.
8. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7-8 karakter
(sekitar 1,25 cm).

16
9. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan
font style italic (cetak miring). Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
Inggris.
10. Nama-nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul
artikel dengan jarak 1,5 spasi.
11. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada,
diberi nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah
kanan bawah (i, ii, dan seterusnya).
12. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab
yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas
dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.
13. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor
tabel menggunakan angka arab.
14. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran
gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar
ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.
15. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik grey-scale untuk
mengemulasi warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk
menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram.

Struktur Usulan PKM-AI


Struktur usulan PKM-AI terdiri dari komponen - komponen berikut :
I. JUDUL
II. NAMA PENULIS (termasuk alamat/nama institusi)
III. ABSTRAK (Latar belakang,Tujuan, Metode, Hasil, Kesimpulan, Key words)
IV. PENDAHULUAN (Persoalan yang mendasari pelaksanaan, Uraian dasar-dasar
keilmuan yang mendukung, Kemutakhiran substansi pekerjaan)
V. TUJUAN (Menemukan teknik/konsep/metode sebagai jawaban atas persoalan)
VI. METODE (Kesesuaian dengan persoalan yang akan diselesaikan,
Pengembangan metode baru, Penggunaan metode yang sudah ada)
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN (Kumpulan dan kejelasan penampilan data,
Proses/teknik pengolahan data, Ketajaman analisis dan sintesis data,
Perbandingan hasil dengan hipotesis atau hasil sejenis sebelumnya)
VIII. KESIMPULAN (Tingkat ketercapaian hasil dengan tujuan)
IX. DAFTAR PUSTAKA (Ditulis sesuai dengan peraturan model Harvard atau
Vancouver, Sesuai dengan uraian sitasi, Kemutakhiran pustaka)

17
Format halaman kulit muka karya tulis PKM-AI dan PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL POGRAM

BIDANG KEGIATAN:*
PKM ..

Diusulkan oleh:
Nama ketua kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2010

*Pilih satu bidang PKM-AI atau PKM-GT

18
Format halaman pengesahan karya tulis PKM-AI dan PKM-GT

Halaman Pengesahan Program Kreativitas Mahasiswa ..*


Universitas Airlangga

1 Judul Kegiatan :
2 Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT
3 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas :
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP
f. Alamat email :
4 Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
5 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat rumah dan No Telp/HP

Surabaya, 1 Oktober 2010

Menyetujui
Wakil Dekan I/ Pembina UKM Penalaran** Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas

(..) ()
NIP NIM

Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Universitas Airlangga

(..) ()
NIP NIP

*Pilih satu bidang Artikel Ilmiah atau Gagasan Tertulis


**Pilih Wakil Dekan I jika usulan dari masing-masing fakultas
Pilih Pembina UKM Penalaran jika usulan dari UKM Penalaran

19
PKMGT
Persyaratan Administratif
a) Peserta PKM-GT adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar
mengikuti program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat
berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi
yang sama, tergantung pada bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan,
namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa
disarankan berasal dari minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda.
b) Seorang mahasiswa hanya dibenarkan mengirimkan sebanyak-banyaknya 2
(dua) artikel PKMGT, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota, atau kedua-
duanya sebagai anggota kelompok.
c) Seorang dosen diperkenankan membimbing maksimal 5 (lima) kelompok
pengusul PKMGT.
d) Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft
copy dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader
(pdf). Foto dan gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai
cadangan) dalam CD. Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto
bisa berasal dari kamera digital atau hasil digitasi menggunakan scanner.

Petunjuk Penulisan/Pengetikan
Petunjuk penulisan/pengetikan PKM-GT dan tata bahasa yang digunakan mengikuti
ketentuan yang ditetapkan untuk artikel PKM-AI. Jumlah halaman artikel PKM-GT
ditetapkan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) termasuk daftar pustaka.

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut

1. Bagian Awal

a. Halaman Judul
1) Judul diketik dengan huruf besar, hendaknya ekspresif, sesuai dan tepat dengan
masalah yang ditulis dan tidak membuka peluang untuk penafsiran ganda.
2) Nama penulis dan nomor induk mahasiswa ditulis dengan jelas
3) Perguruan tinggi asal ditulis dengan jelas.
4) Tahun penulisan
5) Kulit Muka luar menggunakan plastik transparan berwarna biru muda

20
b. Lembar Pengesahan
1) Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan nomor induk.
2) Lembar pengesahan ditandatangani Dosen Pembimbing, dan Pembantu Rektor/
Ketua/ Direktur Bidang Kemahasiswaan lengkap dengan stempel perguruan
tinggi.
3) Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan.

c. Kata Pengantar dari penulis


d. Daftar Isi dan daftar lain yang diperlukan seperti daftar gambar, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
e. Ringkasan (bukan abstrak) karya tulis disusun maksimum 1 (satu) halaman yang
mencerminkan isi keseluruhan karya tulis, mulai dari latar belakang, tujuan,
landasan teori yang mendukung, metoda penulisan, pembahasan, kesimpulan
dan rekomendasi.

2. Bagian Inti
a. Pendahuluan
Bagian Pendahuluan berisi hal-hal sebagai berikut:
1) latar belakang yang berisi uraian tentang alasan mengangkat gagasan menjadi
karya tulis (dilengkapi dengan data atau informasi yang mendukung),
2) tujuan dan manfaat yang ingin dicapai.

b. Gagasan
Uraikan tentang:
1) Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara,
observasi, imajinasi yang relevan),
2) Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki
keadaan pencetus gagasan,
3) Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui
gagasan yang diajukan,
4) Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya,
5) Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan
gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai,

c. Kesimpulan
1) Gagasan yang diajukan,
2) Teknik implementasi yang akan dilakukan,
3) Prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan dampak gagasan)

3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan
mudah menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka mengikuti
ketentuan seperti dalam uraian artikel PKM-AI.
21
b. Daftar Riwayat Hidup (biodata atau curriculum vitae) peserta mencakup:
nama lengkap,
tempat dan tanggal lahir,
karya-karya ilmiah yang pernah dibuat,
penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih.
c. Lampiran jika diperlukan, seperti: foto/dukumentasi, data dan informasi lainnya
yang mendukung isi tulisan.

Anda ingin berhasil?


Beberapa kiat-kiat berikut diharapkan dapat meningkatkan peluang
keberhasilan lolosnya proposal anda:

Pilihlah judul dan topik yang menarik. Biasanya hal yang paling pertama dilihat
oleh evaluator pada proposal PKM adalah judul dan topik PKM yang diajukan. Oleh
sebab itu, usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin. Jika
dibandingkan antara dua judul berikut Pembuatan bahan dasar kosmetik dari
mentimun dan bengkuang dan Pembuatan bahan dasar kosmetik dari feces dan
urine sapi, tentunya judul kedua lebih aneh dan menarik. Tentu saja judul yang
menarik saja tidak menjamin proposal tersebut pasti lolos. Penyusun proposal harus
dapat menyakinkan evaluator bahwa dengan berbekal pengetahuan yang sudah ada
(tercermin dari tinjauan pustaka), metode pelaksanaannya (tercermin pada materi
dan metode), serta keberhasilan pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan
pembiayaanya), ide yang tercantum pada judul proposal tersebut dapat
terealisasikan dengan baik. Sering juga evaluator menghadapi suatu kenyataan
bahwa banyak proposal yang judulnya sangat menarik, akan tetapi ternyata setelah
dibaca isi proposalnya tidak mencerminkan dan mendukung judul tersebut,
akibatnya evaluator tidak meloloskan proposal tersebut. Sebagai contoh pernah ada
proposal yang diajukan dengan judul Sistem pengangkatan air tanah tanpa energi
listrik di daerah papua. Judul ini sangat menarik bagi evaluator sebab jika PKM ini
berhasil dengan baik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Setelah proposal tersebut dibaca seluruhnya ternyata kelompok mahasiswa ini
merencanakan membuat sumur gali sebanyak 5 buah dengan kedalaman masing-
masing 20 meter. Selanjutnya untuk mengangkat air tanah digunakan timba yang
dikerek dan air tersebut dialirkan pada saluran yang dibuat ke rumah penduduk.
Jadi jelas bagi evaluator bahwa ide yang diusulkan tersebut sudah merupakan teknik
yang telah diterapkan masyarakat luas di daerah lain.

Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat ide awal yang


akan ditulis dalam proposal. Kita harus ingat bahwa untuk menjadi kreatif, kita harus
dapat membuka belenggu kebiasaan yang ada. Sebagai contoh dalam menulis
sesuatu, ditabukan untuk menulisnya dengan menggunakan tinta merah dan
dianjurkan untuk menulisnya dengan tinta warna hitam atau biru, rapi dan dengan

22
haruf yang sama besarnya. Kebiasaaan seperti ini tanpa kita sadari telah menjadi
belenggu kreativitas kita. Selama komposisi huruf dan warna menarik, tulis saja
sesuai dengan imajinasi anda. Tentu saja kita harus melanggar kebiasaan, yaitu
dengan cara menulis kalimat dengan berbagai kombinasi huruf dan warna, termasuk
warna merah di dalamnya. Jadi jika kita ingin berpikir kreatif, cara berpikir kita harus
melewati batas-batas kebiasaan, tradisi atau norma yang ada.

Selanjutnya setelah kita telah terbebas dari belengggu ini akan mengalir
berbagai ide liar yang terpikir sesaat. Ide-ide liar yang mengalir ini harus segera
ditulis segera sebelum kita lupa. Dalam menciptakan ide-ide ini kita tidak perlu takut
membuat kesalahan, sebab nantinya setelah dicatat, kita harus kembali membaca
dan merenungkan serta merangking ide-ide tersebut berdasarkan prioritas, realisasi
ide dan peluangnya untuk berhasil didanai. Dengan cara ini dalam satu hari saja
tidak menutup kemungkinan akan banyak sekali ide yang muncul dan diharapkan
tidak ada lagi mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi PKM, dengan alasan tidak
memiliki ide.

Tulis proposal sesuai dengan panduan. Menulis proposal sesuai dengan


format yang diminta oleh pihak DIKTI merupakan suatu keharusan. Setelah
membaca judul, biasanya evaluator melihat dulu apakah proposal yang akan
dievaluasi tersebut sudah sesuai dengan format yang diminta. Sering kali, karena
mengejar batas akhir pengumpulan, proposal dikirim tanpa lembar pengesahan atau
ada bagian-bagian yang seharusnya ada di proposal tidak ada di dalam proposal.
Seleksi awal kelengkapan bagian-bagian yang harus ada dalam proposal PKM
merupakan cara yang efektif bagi evaluator untuk menentukan kelayakan proposal
tersebut untuk dibiayai. Dalam hal ini bagaimana mungkin evaluator akan yakin
bahwa kelompok mahasiswa tersebut dapat menjalankan program PKM nya, jika
dalam menulis proposalnya saja sudah tidak lengkap dan jelas. Oleh sebab itu,
apabila sudah mendapatkan kesepakatan ide yang akan dituangkan dalam proposal,
bacalah panduan penulisan PKM dengan cermat dan ikuti semua persyaratan yang
tercantum dalam format, termasuk di dalamnya besar huruf, ukuran kertas, bagian-
bagian yang harus ada, tata cara penulisan pustaka. Jadi sangat disayangkan jika
ide yang baik dari mahasiswa tidak didanai dalam kegiatan PKM, karena ditulis tidak
sesuai dengan format.

Konsultasikan proposal dengan pakarnya. Memang harus kita sadari


bahwa kualitas sumber daya manusia dan antusiasme pembina kemahasiswaan dan
mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan PKM sangat bervariasi. Ada perguruan
tinggi yang sudah memiliki sistem pembinaan dan kaderisasi mahasiswa untuk
mengikuti PKM yang sangat baik, akan tetapi tidak dapat kita pungkiri juga ada
perguruan tinggi yang tampaknya kurang perduli dengan kegiatan PKM ini.
Biasanya di perguruan tinggi yang perduli dengan program PKM, penyebaran
informasi PKM telah dilakukan dengan baik. Disamping itu, untuk meningkatkan
minat biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan cara penyusunan proposal PKM
secara teratur. Di perguruan tinggi seperti ini biasanya, mahasiswa hampir tidak

23
memiliki kesulitan untuk berkonsultasi dengan pakar (pembimbing), sebab
pembimbing tersebut sudah terbiasa dan memiliki kemampuan yang memadai untuk
meningkatkan motivasi, menajamkan serta membungkus ide dari mahasiswa untuk
menjadi proporsal yang menarik.

Hal lain yang penting untuk diingat bahwa para pakar tersebut tentunya tidak
hanya terdapat di laboratorium dan jurusan (departemen) dimana mahasiswa
tersebut berada. Mahasiswa harus secara aktif berkonsultasi dan mencari pakar
yang diharapkan dapat membantu menuangkan idenya ke dalam proposal di luar
bagian/laboratorium, di luar jurusan/depertemen, bahkan di luar fakultasnya. Melalui
cara ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasannya dan mempertajam
idenya.

Sering dijumpai bahwa suatu perguruan tinggi langsung mengirimkan apapun


proposal PKM yang diajukan oleh mahasiwa tanpa menyeleksinya terlebih dahulu.
Sehingga dalam evaluasi proposal banyak dijumpai seperti seorang pembimbing
membimbing lebih dari 20 proposal; satu mahasiswa membuat lebih dari 5 proposal
dengan hanya mengganti atau memodifikasi sedikit proposalnya atau yang lebih
memprihatinkan isi proposalnya hampir sama dan hanya mengganti lokasi
pelaksanaan atau materi yang diteliti. Oleh sebab itu peran para Pembina
kemahasiswaan sangat diharapkan dalam melakukan seleksi awal, sehingga
proposal yang dikirim layak untuk dievaluasi.

Bentuklah kelompok yang memiliki pengetahuan yang menunjang.


Pembentukan kelompok penyusun proposal akan sangat menentukan keberhasilan
suatu proposal. Oleh sebab itu, janganlah pola pemikiran kita terkungkung oleh
kurungan laboratorium, bagian, jurusan atau fakultas dimana mahasiswa berada.
Sebagai contoh untuk judul PKM Pembuatan alat pembuat tapioka tanpa ampas,
komposisi anggota tim, harus berasal dari berbagai disiplin ilmu, yaitu teknik mesin
untuk merancang peralatan, agronomi untuk mengetahui biologi dan struktur fisik
singkong, serta teknologi pangan untuk mengevaluasi kualitas pati tapioka yang
dihasilkan. Oleh sebab itu, jika judul ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan
mesin saja, dikhawatirkan akan ada unsur yang tidak terbahas dengan baik dan
akan berakibat kurangnya kualitas proposal.

Dalam rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri dari berbagai
tingkat sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang berkelanjutan. Hindari
penyusunan seluruh anggota kelompok yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir
semuanya. Perlu kita ingat bahwa rentang waktu dari pemberitahuan, pelaksanaan
sampai ke PIMNAS sering kali memakan waktu 1 tahun. Oleh sebab itu, jika
komposisi anggota tim semuanya terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, maka
dikhawatirkan, pelaksanaan PKM tidak berjalan dengan baik sebab secara
bersamaan mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas akhir. Disamping itu
sering kali judul PKM yang diundang ke PIMNAS tidak dapat dihadiri oleh anggota
timnya, karena semua anggotanya telah lulus. Kaderisasi merupakan kunci

24
keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mempertahankan reputasi ilmiah
mahasiswanya dalam ajang PKM. Oleh sebab itu, perguruan tinggi diharapkan
dapat menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar prestasi ilmiahnya
dapat menonjol dan konsisten.

Disamping dua hal di atas, perlu juga diperhatikan keserasian dan kecocokan
anggota tim. Diharapkan bahwa semua angota tim memiliki penjabaran tugas yang
jelas dan berbeda dengan anggota tim lainnya agar efisiensi dapat tercapai. Oleh
sebab itu, di dalam pedoman penyusun proposal PKM diharuskan untuk
mencantumkan Riwayat Hidup lengkap bagi ketua dan anggota kelompok, serta
pembimbing. Dalam hal ini, evaluator akan menilai kesesuaian bidang mahasiswa
dan pembimbing dengan topik yang diajukan. Hal ini penting untuk dinilai agar ada
suatu jaminan bahwa kelompok tersebut dengan bimbingan pembimbing dapat
melaksanakan dengan baik apa yang tertulis di proposal.

Pelajari kriteria penolakan. Sejalan dengan proses penulisan proposal,


kriteria penolakan suatu proposal harus dipelajari dengan baik agar hal-hal yang
menyebabkan ditolaknya suatu proposal dapat dihindari. Masing-masing jenis PKM
memiliki kriteria penolakan yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk PKMP dan
PKMT kriteria penolakannya antara lain:

a. Latar belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan. Perumusan


masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas. Kriteria penolakan ini
berhubungan dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proposal.
b. Kreativitas yang spesifik tidak diungkapkan. Metode tidak dijelaskan dengan
jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan penelitian/teknologi yang
dirumuskan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Metodologi
Pelaksanaan yang tertulis di proposal. INGAT unsur penilai utama adalah
KREATIVITAS !
c. Luaran dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang
dirumuskan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan Luaran yang
diharapkan yang tertulis di proposal
d. Kemungkinan terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi
mahasiswa diragukan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan
penelitian untuk menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa yang tertulis
di proposal
e. Pembagian tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan. Kriteria
penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian dalam hal
pengembangan kemandirian dan semangat kerjasama tim bagi mahasiswa
yang tertulis di proposal.
f. Manfaat program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna
diragukan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian
yang berhubungan dengan merangsang perkembangan kreativitas
masyarakat yang tertulis di proposal

25
g. Tidak sesuai dengan format inti pedoman. Kriteria penolakan ini
berhubungan dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proposal.
h. Ruang lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan
pembiayaan yang lebih tinggi dari pedoman. Kriteria penolakan berhubungan
dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proposal
i. Alasan diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik.

Secara umum dalam pembobotan penilaian, unsur kreativitas (latar belakang


perumusan masalah, metodologi pelaksanaan dan luaran yang dihasilkan) memiliki
bobot-bobot tertinggi, diikuti dengan unsur kegunaan program (bagi mahasiswa,
masyarakat, dan kerjasama tim), unsur kesesuaian dengan format, serta unsur
kesesuaian ruang lingkup program, jumlah anggota tim (catatan : bobot penilaian
dapat berubah dari satu periode pengusulan PKM ke periode berikutnya. Baca
Pedoman Penulisan Proposal PKM yang dikeluarkan oleh DP2M Dikti dengan
cermat!)

Evaluator akan memberikan nilai untuk masing-masing kriteria penilaian ini


dengan kisaran angka mulai dari satu sampai tujuh (1, 2, 3, 5, 6, 7) yang bermakna:
1 (sangat jelek) dan 7 (sangat baik). Batas nilai minimum lolosnya suatu
proposal adalah 500. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi yang jitu agar
proposal yang diajukan lolos. Untuk dapat lolos, suatu proposal harus memiliki
nilai minimum 5 untuk dua unsur utamanya, yaitu kreativitas dan kegunaan.
Jika nilai kedua unsur ini tidak mencapai nilai 5, sudah dapat dipastikan proposal
yang diajukan tidak lolos.

Buatlah perencanaan secara menyeluruh. Penyusun proposal diharapkan


dapat merencanakan seluruh kegiatan PKM nya dengan baik sebelum mengajukan
proposal agar dapat mengantisipasi tahapan-tahapan yang akan dilalui.
Perencanaan ini harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh
penyusun proposal apabila proposalnya kelak diterima. Adapun tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Permintaan proposal ke perguruan tinggi. Pengumuman ini biasanya


dilakukan oleh DIKTI dan dikirimkan ke perguruan tinggi. Disamping itu
informasi tentang PKM dapat pula diperoleh melalui website DIKTI.
Pengumuman ini biasanya berisi tentang jenis PKM yang ditawarkan,
pedoman penulisan dan batas akhir pengumpulan proposal.
2. Proposal yang telah dikirimkan oleh masing-masing perguruan tinggi
selanjutnya dipilah-pilah dan diberikan lembaran identitas sesuai dengan jenis
PKM yang diajukan dan kode perguruan tinggi pengusul.
3. Proposal yang telah dipilah-pilah selanjutnya dibagikan ke pakar PKM untuk
dievaluasi. Setiap judul proposal akan dievaluasi oleh dua orang pakar
secara independen.

26
4. Dikti selanjutnya akan mengundang para evaluator ini untuk memberikan
kesempatan pada pakar yang menilai proposal yang sama untuk menentukan
proposal mana yang lolos dan proposal mana yang ditolak, setelah dibuat
nilai rata-rata evaluator untuk masing-masing proposal. Kedua evaluator
selanjutnya membuat kesepakatan untuk menentukan berapa dana yang
seharusnya dialokasikan untuk proposal yang diterima sesuai dengan ruang
lingkup dan volume kegiatannya
5. Hasil ini selanjutnya akan dievaluasi oleh tim kecil untuk dilihat distribusi
perguruan tinggi pengusul dan keseuaian dengan anggaran yang akan
dialokasikan.
6. Hasil evaluasi ini selanjutnya diumumkan secara serentak ke seluruh
perguruan tinggi pengusul. Bagi proposal yang diterima dicantumkan
besarnya biaya yang dialokasikan, sedangkan bagi proposal yang ditolak
dicantumkan alasan penolakannya.
7. Selanjutnya kelompok mahasiswa yang diterima proposalnya akan menerima
dana pelaksanaan kegiatan PKM dan melaksanakan PKM selama 4 bulan.
Dana yang dialokasikan diberikan dalam dua tahapan, yaitu tahapan
pelaksanaan sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% akan diberikan apabila
telah menyerahkan laporan akhir kegiatan PKM (catatan proporsi ini dapat
berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan Panduan yang dikeluarkan oleh
DP2M DIKTI).
8. Menjelang akhir pelaksanaan kegiatan, DIKTI akan mengirimkan evaluator
untuk menilai sampai sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan dan dinilai
hasil pelaksanaannya. Berdasarkan hasil pemantauan ini evaluator akan
mengusulkan kelompok mana yang akan diundang menghadiri PIMNAS
untuk menyampaikan hasil penelitiannya.
9. Selanjutnya dengan menggabungkan nilai proposal, hasil evaluasi di
lapangan dan hasil yang disampaikan lewat Laporan Akhir, ditentukan
kelompok mana yang akan diundang ke PIMNAS. (catatan : Baca dengan
cermat bobot penilaian dari masing masing unsur ini di Pedoman PKM yang
dikeluarkan oleh DP2M DIKTI)
10. Di PIMNAS para finalis diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kegiatan
PKM nya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk poster dan dalam bentuk
presentasi oral. Hasil ini selanjutnya akan dinilai oleh dewan juri untuk
ditentukan kelompok mana yang akan mendapatkan penghargaan secara
nasional.

Penutup
Mengingat kegiatan PKM ini memiliki unsur khas yang berupa kreativitas,
diharapkan kelompok pengusul harus mempelajari tujuan pelaksanaan PKM dan
hal-hal lain yang telah diuraikan di atas. Setelah mempelajari semuanya pengusul
diharapkan dapat membuka belenggu kreativitas agar ide-ide dapat mengalir

27
dengan deras. Pengusul proposal juga diingatkan agar dapat menjadwalkan
kegiatannya secara menyeluruh dan mentargetkan PKM nya sampai ke PIMNAS.
Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan motivasinya mengikuti
kegiatan PKM.

Banyak sekali manfaat bagi mahasiswa dan institusi dengan mengikuti PKM
ini. Kegiatan PKM disamping dapat dikaitkan dengan penyelesaian tugas akhir,
kegiatan ini sangat berguna untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa yang tidak
semuanya dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan. Disamping itu kegiatan PKM
ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam kerja berkelompok. Adalah
merupakan suatu kebanggaan bagi mahasiswa dan institusi apabila dapat
memenangkan penghargaan di PIMNAS yang merupakan ajang adu kualitas ilmiah
di tingkat nasional yang paling bergengsi.

Pustaka
Ronny Rachman Noor , 2009, Kiat-kiat sukses menulis proposal Program Kreativitas
Mahasiswa, IPB

Pedoman Kreativitas Mahasiswa (PKM), 2009, Direktorat Penelitian dan Pengabdian


Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departmen Pendidikan
Nasional.

28
LAMPIRAN

KRITERIA PENILAIAN PROPOSAL PKMP

29
KRITERIA PENILAIAN PROPOSAL PKMT

KRITERIA PENILAIAN PROPOSAL PKMK

30
KRITERIA PENILAIAN PROPOSAL PKMM

Keterangan:
Skor bernilai 1,2,3,5,6,7

31
Contoh penulisan daftar pustaka dan pencuplikan pustaka sistem Harvard
(author-date-style)

Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New
England J Med 337(6): 435-439.

Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench
rural communities. J Rural Studies 10(2):197210.

Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),


Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210237.

Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.

Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:

Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh


beberapa spesies Rhizobium yang berbeda.

Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi
antara 15% sampai 25 % (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Green, 1963).

Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan


kacangkacangan (Nguyen, 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda
bahkan berlawanan (Washington, 1999).

Contoh penulisan daftar pustaka dan pencuplikan pustaka sistem Vancouver


(author-number-style)

(1) Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian virus.
N Ind J Med. 2005;337:435-9.

(2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ
Pr; 1993.

(3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and Neuropsychology.
Ed ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.

(4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20: 355-6.

(5) Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis
[serial online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from: URL: http://www/
cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.

32
(6) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah dan
kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.

(7) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing terhadap
sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi. Surabaya:
Pascasarjana Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21.

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:

Uraian tentang dampak dari meluasnya flu burung telah disampaikan oleh penulis
dalam publikasi yang lain (1). Beberapa penulis lain juga telah membahas secara
luas terkait dengan masalah sosial yang berkaitan dengan fenomena tersebut,
terutama Lane (2,3) dan Lewis (4). Hasil penelitian dari beberapa sumber
menunjukkan bahwa penggunaan obat flu konvensional dalam kasus flu burung
dapat berakibat fatal (1,4,5) bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan
kematian mendadak (3,6).

33

Anda mungkin juga menyukai