Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN FIELD TRIP

PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


ADENOCARCINOMA RECTI
DI RSUP.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Dosen Pembimbing : Ns.Hasriyani S.Kep,M.Kes,M.Kep


Di susun oleh :
Nama : Mita Febrian
NIM : 15.01.019

Mengetahui,

CI Lahan CI Institusi

(...................................) (......................................)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PANAKUKANG MAKASSAR


S1 KEPERAWATAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

CA RECTI

A. PENGERTIAN
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau
jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar
kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat
serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum.
Penyakit ini adalah kanker peringkat ke 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian
dari sistem pencernaan
Kanker kolorektal timbul melalui interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor genetik yang mendominasi pada kasus sindrom herediter
seperti Familial Adenomatous Polyposis (FAP) dari Heredetary Non Polyposis
Colorectal Cancer (HNPCC).

B. ETIOLOGI

Pada dasarnya penyebab timbulnya carsinoma recti sampai sekarang belum


diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi pendukung timbulnya kanker recti,
seperti: polipotus, familial, defisiensi imonologik, kolitis, Ulserasi, granulomatis kolitis.
Insiden keganasan ini diberbagai daerah berbeda dan ternyata ada hubungannya dengan
faktor lingkungan terutama kebiasaan makan (diit). Masyarakat yang diitnya rendah
selulosa tinggi protein hewani dan lemak mempunyai insiden yang tinggi terjadinya
kanker recti, sebaliknya masyarakat yang diitnya banyak mengandung serat, insiden
terjadinya carsinoma recti rendah.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko
telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah
serat. ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ).
Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding
alam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.
Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip
(adenoma) dapat menjadi kanker.
Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang
menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit
Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar
Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal
dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan
riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai
tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat
kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini
lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang
tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang
lebih besar terkena kanker colorectal.
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih
tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah
usia 50 tahun ke atas.
C. PATOFISIOLOGI
Proses keganasan mulai dari dalam sel-sel yang melapisi dinding usus. Tumor terjadi
pada daerah yang berbeda-beda di dinding usus besar dalam proposi perkiraan berikut
16% pada kolon asenden, 8% pada kolon transversal, 20% 30% pada kolon desenden
dan sigmoid, serta 40% 50% pada rektum.
Hampir semua kanker rektum berkembang dari polip ademotosa. Kanker biasanya
tumbuh tidak terdeteksi hingga gejala-gejala secara perlahan-lahan dan sifatnya
berbahaya terjadi. Secara lokal kanker rektum biasanya menyebar lebih kedalam lapisan-
lapisan dinding perut, yang dimulai dari orang-orang lain yang berdekatan. Kanker ini
membesar atau menyebar melalui sistim sirkulasi yang masuk dari pembuluh-pembuluh
darah. Tempat-tempat metastase yang lain adalah termasuk kelenjar-kelenjar adrenal,
ginjal, kulit, tulang dan otot.
D. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda yang mungkin dialami pada pasien dengan carsinoma recti, kembung,
feses yang kecil atau bentuk pita, adanya mukus dan darah yang segar pada fases.
Gejala tergantung dari lokalisasi, jenis keganasan penyebaran dan komplikasi yang
terjadi. Jenis pertumbuhan adenocarsinoma rektum sangat lembat, diperkirakan untuk
mencapai dua kali lipat membutuhkan waktu 620 hari dan biasanya bersifat asimlomatik.
Kanker yang terletak pada rektum dapat menimbulkan tenesmus dan keinginan defakasi
yang terus menerus.
Metastase besarnya kelenjar regional dahulu yang sulit diraba dari luar. Metastase
kehati menimbulkan pembesaran hati yang berbenjol-benjol, nyeri tekan dan juga bisa
terjadi ikterus. Metas tase ke paru-paru dapat menimbulkan batuk, akan tetapi hal ini
jarang terjadi.
E. JENIS KLASIFIKASI
Dokter membagi kanker colorectal berdasarkan stadium berikut:
1. Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.
Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal Stadium 0.
2. Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor
belum tumbuh menembus dinding.
3. Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon
atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan di sekitarnya, tapi sel-
sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening,
4. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, tapi
belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5. Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau
paru-paru.
6. Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali
setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat
kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Menurut klasifikasi duke berdasarkan atas penyebaran sel karsinoma dibagi menjadi:
a) Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.
b) Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.
c) Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.
d) Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas.
( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1126 )
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat adanya kanken rektum adalah :
1. Terjadinya osbtruksi pada daerah pelepasan
2. Terjadinya perforasi pada usus
3. Pembentukan pistula pada kandung kemih atau vagina.
Karsinoma rektum dapat menyebabkan terjadinya ulserasi atau perdarahan,
menimbulkan obstruksi bila membesar, atau menembus vagina (invasi) keseluruh
dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Adapun komplikasi selain terjadinya
obstruksi, perforasi yaitu pendarahan dan penyebaran ke organ yang berdekatan.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes diagnostik yang sering dilakukan diuraikan pada tabel berikut:
Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil

1. Pemeriksaan laboratorium:
Untuk mengetahui adanya darah dalam
Tinja
tinja (makroskopis/mikroskopis)
CEA (Carcino-
embryonic anti-gen) Kurang bermakna untuk diagnosis awal
karena hasilnya yang tidak spesifik serta
dapat terjadi psoitif/negatif palsu tetapi
bermanfaat dalam mengevaluasi dampak
terapi dan kemungkinan residif atau
metastase.
-Perlu dikerjakan dengan cara kontras
2. Pemeriksaan radiologis
ganda (double contrast) untuk melihat
gambaran lesi secara radiologis.
3. Endoskopi dan biopsy
-Endoskopi dengan fiberscope untuk
melihat kelainan struktur dari rektum
sampai Recti. Biopsi diperlukan untuk
menentukan jenis tumor secara patologi-
anatomis.
4. Ultrasonografi
-Diperlukan untuk mengtahui adanya
metastasis ke hati.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pilihan utama pada kanker rektum adalah dengan jalan pembedahan kolostomi
a) Pengertian Colostomi
Sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli melalui dinding abdomen ke
dalam kolom iliaka atau asenden yang bersifat sementara atau permanen untuk
mengeluarkan feses.
Lubang yang dibuat melalui dinding abdoimen ke dalam kolon iliaka atau
asenden tempat untuk mengeluarkan fases. Pembukaan sementara atau permanen
dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan tinja. Kolostomi adalah
tindakan pembedahan dimana sebagian usus besar dijahitkan pada dinding perut,
dimana lubangnya dibuat sedemikian rupa sehingga tinja terdorog untuk keluar.
Kolostomi adalah membuat lubang yang bersifat sementara atau tetap pada
usus besar menembus permukaan abdomen sebagai pemindahan jalan keluar
fecers. Lokasi anatominya pada colon cicenden, transversal atau sigmoid,
kolotomi dikerjakan pada penyakit peradangan, cacat bawaan, kanker, obser,
fistula, onstruksi dan perforasi.
b) Jenis-jenis kolostomi
kolostomi yang dilakukan ada 2 macam yaitu :
1) Kolostomi Permanen
Jenis kolostomi dilakukan bila kolon atau rectum pasien dibuang, karena ada
kanker pada kolon atau rectum. Kolostomi ini disebut juga dengan kolostomi
ujung atau single barrel karena dilakukan pada salah satu ujung dari kolon dan
kolostomi ini mempunyai satu lubang.
2) Kolom Temporer
Kolostomi ini bersifat hanya sementara dan dilakukan untuk mengalihkan
facces, untuk kemudian ditutup kembali. Kolostomi ini terdiri dari 2 lussing
atau double barrel.
c) Indikasi dilakukan Kolostomi
Tindakan kolostomi seringdilakukan pada pasien dengan difertikulitis yang
sudah komplikasi seperti pendarahan hebat, perforasi dan obses, sehingga untuk
mengalihkasn jalannya feces dilakukan kolostomi.
Kolostomi sering dilakukan pada pasien dengan karsinoma kolon. Karsinima
tersebut dapat memenuhi atau melingkari kolon menyebabkan obstruksi pada
kolon, akhirnya penderita mengalami kesulitan untuk buang air besar atau
kostipasi usus.
d) Komplikasi Kolostomi
Suatu tindakan pada pembedahan yang dilakukan pada pasien tidak jarang akan
menimbulkan komplikasi.
1) Obstruksi, terjadi karena perlengketan atau sumbatan oleh makanan.
2) Infeksi pada luka, merupakan suatu komplikasi dari tindakan kolostomi
yang sering terjadi, karena terkontaminasi oleh tinja yang mengandung
bakteri.
3) Retraksi stoma penyekat antara kantong atau kolostomi bagian dengan
stoma, juga karena adanya jaringan sekat yang terbentuk disekitar stoma
yang mengkerut
2. Radiasi
Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a) sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria
b) ada metastasis ke kelenjar limfe regional
c) masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis
jauh.(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).
3. kemoterapy
4. Pemberian obat Sitostatika
a) Inoperabel
b) operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika
muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.

Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:

a) Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut.


Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6
siklus.
b) Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
c) Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)

Anda mungkin juga menyukai