Ayu Diadara:
1. Dalam sufficiency of audit evidence, berapa banyak bukti audit yang dibutuhkan?
Jawab: (Hal 84)
Tergantung dari:
a. Penilaian auditor terhadap risiko salah saji yang material (semakin besar
resikonya, semakin banyak bukti audit yang diperlukan)
b. Mutu dari bukti tersebut
Dwicky Setiawan:
2. Apa yang terjadi jika pada tujuan prosedur audit menguji adanya understatement
dalam eksistensi utang dagang?
Jawab: (Hal 83)
Maka pengujian utang dagang yang tercatat merupakan prosedur audit yang tidaklah
relevan karena salah saji terlalu rendah.
Emilyan Inzar:
3. Apa yang menyebabkan terjadinya inkonsistensi dalam bukti audit atau ragu
mengenai keandalan?
Jawab: (Hal 85)
1. Bukti audit yang diperoleh dari satu sumber tidaklah konsisten dengan bukti dari
sumber lain, dan
2. auditor meragukan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit,
auditor wajib memodifikasi atau menambah prosedur auditor ayng diperlukan untuk
meneylesaikan masalahnya, dan auditor wajib menyelesaikan masalahya, dan auditor
wajib mempertimbangkan dampaknya, jika ada, terhadap aspek audit yang lain.
Erviana Lie:
4. Bagaimana cara dalam memilih item untuk memperoleh bukti audit?
Jawab: (Hal 88)
Dalam memilih item untuk memperoleh audit, auditor wajib menentukan relevansi
dan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit. Hal yang
dilakukan auditor dalam memilih item yang akan diuji yaitu:
a. Pilih semua items atau pemeriksaan 100%
b. Pilih items tertentu (specific items) dan
c. Sampling untuk audit atau audit sampling
Leonardo Gilang:
9. Bagaimana prosedur audit untuk memperoleh bukti audit? Jelaskan!
Jawab: (Hal 85)
1. prosedur prosedur penilaiaan risiko atau risk assessment procedures
2. prosedur prosedur audit selanjutnya atau further audit procedures, yang terdiri
dari :
i. uji pengendalian atau test of controls
ii. prosedur prosedur substansi atau substantive procedures
Mifta Ismalia:
12. Apa saja prosedur audit yang dapat digunakan sebagai prosedur-prosedur penilaian
resiko, uji pengendalian atau prosedur-prosedur substantive?
Jawab: (Hal 86)
Inspection (inspeksi)
Observation (Pengamatan)
External Confirmation (Konfirmasi eksternal)
Recalculation ( perhitungan kembali)
Reperformance (lakukan kembali)
Analytical Procedures (prosedur analitikal)
Inquiry (bertanya)
Nada Inggit P:
13. Dalam tujuan prosedur audit, pada hal apa dikatakan tidak relevan dan mungkin
relevan?
Jawab:
dikatakan tidak relevan pada saat menguji adanya understatement dalam eksistensi
utang dagang, dan dikatakan mungkin relevan pada saat menguji pembayaran sesudah
tanggal laporan posisi keuangan, invoice yang belum dibayar, rekening koran dari
pemasok, dan laporan penerimaan barang yang tidak cocok.
Ovelia Soemantry:
17. Untuk mendapatkan kecukupan bukti audit, maka mutu atau kualitas dari bukti audit
itu sangat diperlukan. Menurut kelompok Anda berapa banyak bukti audit itu
diperlukan ?
Jawab: (Hal 84)
Ini tergantung dari penilaian auditor terhadap risiko salah saji yang material (semakin
besar risikonya, semakin banyak bukti audit yang diperlukan) dan mutu dari bukti
tersebut. Semakin tinggi mutu dari suatu bukti, semakin sedikit bukti audit yang
diperlukan.
Rahma Wati:
18. Apa yang wajib auditor pertimbangkan ketika merancang dan melaksanakan prosedur
audit?
Jawab: (Hal 85)
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur, auditor wajib mempertimbangkan
relevansi dan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit.
Rahmad Dinsyah:
19. Didalam Audit Evidence yaitu informasi yang digunakan auditor untuk membuat
keputusan dan kesimpulan, informasi apa yang menjadi dasar yang digunakan oleh
auditor tersebut ?
Jawab:
Yaitu bukti yang meliputi informasi yang terdapat dalam catatan laporan keuangan
dan informasi dari luar akuntansi.
Repan Saputra:
22. Apa saja hal yang dapat dilakukan auditor dalam memilih items yang akan diuji?
Jawab: (Hal 89)
1. Pilih semua items atau pemeriksaan 100%
2. Pilih items tertentu (spesifik)
3. Sampling untuk audit atau audit sampling
Rica Damayanti:
24. Apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan informasi sehingga dapat
digunakan sebagai bukti audit?
Jawab:
Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan informasi sehingga dapat digunakan
sebagai bukti audit adalah kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi
tersebut yang terdiri dari relevansi informasi, yakni informasi yang dibutuhkan
sebagai bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. Suatu bukti mungkin relevan
dalam suatu tujuan audit, tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain. Selain itu,
sumber informasi tersebut yakni secara garis besarnya sumber-sumber informasi
yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti auditdapat diperoleh dari:
1. Bukti audit berasal dari klien atau pun diluar organisasi klien
2. Bukti yang diperoleh dari pihak independen lebih dapat diandalkan
3. Efektifitas internal control. semakin efektif internal control perusahaan, semakin
tinggi tingkat keandalan bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor
4. Kualifikasi pemberi informasi.
Rozi Pratama:
25. Jelaskan proses dari siklus audit kas mengenai berawal dan berakhirnya siklus ini?
Jawab:
PROSES PEMERIKSAAN
Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan
fungsi pencatatan kas.
.Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi
pemegang kas dari kemungkinan pencurian dan permapokan terhadap kas
yang disimpannya.
Mintalah kopi notulen rapat pimpinan mengenai pembukaan dan penutupan
rekening bank
Ambil sampel bukti kas masuk
Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar
Ambil berita acara penghitungan kas.
Sinta Juliana:
26. Relevansi bukti audit adalah uji pengendalian, hal ini berfungsi untuk ?
Jawab:
Fungsi dari uji relevansi untuk mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji
yang material di tingkat asersi
Sinta Marcu:
27. Apa yang dimaksud dengan Inquiry?
Jawab: (Hal 88)
Mencari informasi dari orang yang mengetahui masalahnya, baik masalah keuangan
dan non keuangan, dari orang di dalam atau diluar entitas.
Widya Ningsih:
30. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan prosedur analitikal?
Jawab: (Hal 88)
a. Mengevaluasi atas informasi keuangan dengan menganalisi hubungan yang nalar
(analysis of plausible relationships) antara data keuangan dan non keuangan.
b. Penelitian yang lebih dalam (investigation)
c. Mengidentifikasi fluktuasi atau keterkaitan yang tidak konsisten dengan informasi
relevan lainnya, atau yang berbeda dari yang diharapkan (expected values) dalam
jumlah yang signifikan.
Yosi Rahmadiany:
31. Mengapa bukti audit yang diperoleh dari proses pengamatan (Observation) kurang
dapat diandalkan?
Jawab: (Hal 87)
Bukti audit yang diperoleh dari proses pengamatan (Observation) kurang dapat
diandalkan karena terdapat batasan pada:
a. Titik waktu atau periode ketika pengamatan dilakukan
b. Kenyataan bahwa auditor sedang mengamati (justru yang membuat) proses atau
prosedur dilaksanakan
Yuli Elisabeth
32. Untuk apa prosedur substantif dirancang?
Jawab:
Prosedur substantif dirancang untuk mendeteksi salah saji yang material di tingkat
asersi.
BAB 6
Ayu Diadara:
1. Jelaskan tujuan pengendalian internal secara garis besar?
Jawab: (Hal 94)
a. Tujuan Strategis, dengan sasaran utama yang mendukung misi entitas.
b. Tujuan pelaporan keuangan, agar keuangan bebas dari salah saji material tepat
waktu dan tepat guna.
c. Tujuan operasional, dimana pengendalian mengamankan operasi entias, yang
dikenal sebagai operational controls)
d. Tujuan Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perudang-undangan.
Dwicky Setiawan:
2. Apa umpan balik yang dihasilkan dalam melakukan pemantauan (monitoring) kepada
manajemen dalam mengatasi risiko?
Jawab: (Hal 109)
1. Efektif dalam mencapai tujuan pengendalian yang ditetapkan
2. Dilaksanakan dan dipahami dengan baik oleh karyawan
3. Digunakan dan ditaati setiap hari
4. Dimodifikasi atau disempurnakan sesuai dengan perubahan kondisi
Emilyan Inzar:
3. Bagaimana lingkungan pengendalian pada entitas kecil?
Jawab: (Hal 98)
Erviana Lie:
4. Bagaimana langkah yang diambil oleh manajemen, TCWG, maupun auditor dalam
mengevaluasi rancangan pengendalian?
Jawaban: (Hal 93)
Langkah yang diambil manajemen, TCWG, maupun auditor dalam mengevaluasi
rancangan pengendalian yaitu langkah pertama adalah tentukan risiko apa yang perlu
ditangkal atau diintimidasi. Langkah kedua adalah pastikan bahwa system
pengendalian yang dibangun memang menangkal risiko tersebut.
Leonardo Gilang:
9. Salah satu cara pengendalian internal adalah dengan penilaian resiko, bisakah
Saudara jelaskan cara penilaian resiko?
Jawab: (Hal 102)
Marantina Clarita:
10. Mengapa perlunya komunikasi yang efektif terhadap karyawan mengenai masalah
pengendalian internal?
Jawab:
karena dapat membantu karyawan memahami tujuan pengendalian internal, proses
bisnis dan peran serta tanggung jawab masing-masing pegawai.
Mifta Ismalia:
12. Apa yang dimaksud dengan pengendalian dalam lingkungan adalah pengendalian
bersifat pervasive?
Jawab: (Hal 96)
Pengendalian bersifat pervasive adalah pengendalian yang berdampak kepada seluruh
komponen pengendalian internal yang lain.
Nada Inggit:
13. Untuk apa pengendalian internal dirancang, diimplementasi, dan dipelihara?
Jawab:
Untuk menangani risiko bisnis dan risiko kecurangan yang mengancam pencapaian
tujuan entitas, seperti pelaporan keuangan yang andal/dapat dipercaya
Oktiza Yelhazeni:
16. Sebutkan langkah-langkah yang dilakukan manajemen, TCWG maupun auditor ketika
mengevaluasi rancangan pengendalian!
Jawab:
Pertama tentukan risiko apa yang perlu ditangkal atau dimitigasi. Langkah kedua,
bagi manajemen, TCWG, dan auditor adalah: pastikan bahwa sistem pengendalian
yang dibangun memang menangkal risiko tersebut.
Ovelia Soemantry:
17. Menurut kelompok Anda apa isi dari ISA 315 alinea 13 ?
Jawab: (Hal 93)
Dalam memahami pengendalian yang relevan dengan audit, auditor wajib
mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut dan menentukan apakah pengendalian
tersebut memang diimplementasi dengan melakukan prosedur tertentu disamping
bertanya kepada karyawan entitas.
Rahma Wati:
18. Monitoring ( pemantauan ), komponen ini menilai efektifnya kinerja pengendalian
internal, tujuan dari monitoring itu sendiri adalah
Jawab:
Tujuannya ialah untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan sebagaimana
harusnya dan jika tidak maka tindakan perbaikan diambil
Rahmad Dinsyah:
19. Mengapa Auditor perlu memahami sumber informasi yang berkaitan dengan
pemantauan suatu perusahaan yang akan di audit?
Jawab:
Karena banyak informasi yang digunakan oleh sistem informasi entitas itu sendiri
yang dianggap informasi akurat, tetapi jika informasi tersebut tidak akurat
memungkinkan resiko yang fatal dalam pengambilan keputusan dan kesimpulan.
Rahmat Fikri:
20.Salah satu tujuan pengendalian internal adalah untuk operasional, sebutkan
contohnya!
Jawab: (Hal 94)
Rama Azizul:
21.Apakah yang dilakukan auditor jika menemukan resiko-resiko yang gagal ditemukan
manajemen?
Jawab: (Hal 102)
Repan Saputra:
22. Dalam Risk Assessment (Penilaian Risiko), apa saja hal-hal yang menjadi perhatian
auditor?
Jawab: (Hal 102)
1. Penentuan mengenai risiko yang relevan terhadap pelaporan keuangan
2. Penaksiran seberapa signifikan dampak risiko tersebut
3. Penilaian tentang seberapa besar potensi terjadinya risiko tersebut
4. Putusan mengnai bagaimana menangani risiko tersebut dalam konteks auditnya
Rica Damayanti:
24. Penilaian risiko dalam pengendalian internal dapat dilihat dari sisi entitas dan auditor.
Dari sisi auditor, menilai risiko sebagian besar dari proses auditnya. Hal apa saja
yang menjadi perhatian auditor dalam penilaian risiko?
Jawab:
Hal-hal yang menjadi perhatian auditor adalah :
Penentuan mengenai risiko yang relevan terhadap pelaporan keuangan
Penaksiran seberapa signifikan dampak risiko tersebut
Penilaian tentang seberapa besar potensi terjadinya risiko tersebut
Putusan mengenai bagaimana menangani resiko tersebut dalam konteks
auditnya.
Rozi Pratama:
25. Dalam setiap penugasan audit, seorang auditor harus melakukan evaluasi terhadap
Sistem Pengendalian Internal dari auditee. Jelaskan secara singkat dan kaitkan dengan
standar auditing yang ada, untuk apa seorang auditor melakukan evaluasi tersebut dan
akan menghasilkan apa kegiatan evaluasi tersebut!
Jawab:
Sesuai dengan SA seksi 150 yang bersumber dari PSA no 1, dalam Standar Pekerjaan
Lapangan ke-2 Menyebutkan: Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.Dan berdasar PSA no 9 (SA Seksi 319)
yang memberikan panduan tentang pengimplementasian standar pekerjaan lapangan
yang kedua, dapat kita tarik beberapa tujuan seorang auditor melakukan evaluasi
terhadap SPI.
Shinta Juliana:
26. Mengapa manajemen dan TCWG memerlukan informasi yang andal ?
Jawab: (Hal 103)
Mengelola entitas, seperti perencanaan, penganggaran, pemantauan kinerja,
pengalokasian sumber daya, penetapan harga, dan pembuatan laporan
keuangan.
Mencapat tujuan entitas, dan
Mengidentifikasi, menilai, dan menanggapifaktor risiko.
Widya Ningsih:
30. Sebutkan 4 kewajiban auditor dalam ISA 315 alinea 15 ?
Jawab: (Hal 101)
Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai apakah entitas mempunyai proses
untuk:
a. Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan
b. Mengistemasi berapa signifikannya risiko ini
c. Menilai seberapa besarnya potensi terjadinya risiko ini
d. Menentukan tindakan untuk menangani risiko ini
Yosi Rahmadiany:
31. Mengapa lingkungan pengendalian dianggap sebagai dasar bagi pengendalian internal
yang efektif?
Jawab: (Hal 96)
Lingkungan pengendalian dianggap sebagai dasar bagi pengendalian internal yang
efektif karena lingkungan pengendalian dapat memberikan sikap disiplin dan struktur
bagi entitas dan dapat juga menjadi kompas bagi entitas, yaitu membuat karyawan
sadar akan pengendalian (control consciousness) dalam organisasi tersebut.
Yuli Elisabeth:
32. Untuk apa sistem informasi mengidentifikasi, merekam dan menyebarkan informasi?
Jawab:
Suatu sistem informasi mengidentifikasi, merekam dan menyebarkan informasi untuk
me ndukung tercapainya tujuan pelaporan keuangan dan tujuan pengendalian internal.
BAB 7
Ayu Diadara:
1. Apa fungsi asersi bagi auditor?
Jawab: (Hal 118)
Auditor menggunakan asersi untuk:
a. Menentukan jenis risiko salah saji yang bisa terjadi
b. Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko salah saji yang material
c. Merancang prosedur audit selanjutnya (futher audit procedures) sebagai jawaban
atau tanggapan terhadap risiko yang dinilai (responsive to the assessed risk)
Dwicky Setiawan:
2. Sebutkan dan jelaskan asersi untuk saldo akun?
Jawab: (Hal 113-114)
a. Existence: asset, liabilitas, dan ekuitas benar ada
b. Rights and Obligations: entitas memiliki dan menguasai asset, dan utang
merupakan kewajiban entitas
c. Completeness: semua asset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya dicatat, sudah
dicatat
d. Valuation and allocation: Aset, liabilitas, dan ekuitas dicantumkan pada laporan
keuangan dalam jumlah yang benar (appropriate amounts), dan semua
penyesuaian atau adjustments untuk penilaian (valuation) dan alokasi (allocation)
telah dicatat dengan benar.
Emilyan Inzar:
3. Berdasarkan ISA 315 alinea 25, auditor wajiib mengidentifikasi dan menilai resiko
salah saji, pada tingkat mana saja?
Jawab: (Hal 116)
Erviana Lie:
4. Apa dampak yang terjadi jika manajemen memberikan asersi yang salah?
Jawab: (Hal 112)
Dampak yang terjadi jika manajemen memberikan asersi yang salah ialah dampak
pada kesalahan keuangannya bisa berupa angka-angka yang dinyatakan terlalu rendah
atau understated atau terlalu tinggi atau overstated.
Julius Ishak:
8. Apa kegunaan asersi bagi auditor?
Jawab: (Hal 118)
Leonardo Gilang:
9. Seperti yang kita ketahui mengenai asersi terdapat banyak istilah-istilah, menurut
kelompok Anda apa yang dimaksud dengan valvation and allocation?
Jawab: (Hal 114)
Mifta Ismalia:
12. Apa fungsi dari asersi gabungan?
Jawab: (Hal 115)
Untuk memudahkan penggunaan asersi dalam entitas kecil.
Nada Inggit:
13. Apa representasi oleh manajemen kepada auditor yang umum kita kenal?
Jawab:
Laporan keuangan secara keseluruhan atau secara menyeluruh disajikan secara wajar
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
Oktiza Yelhazeni:
16. Menurut kelompok Anda risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan apa?
Jawab: (Hal 116)
Risiko pada tingkat asersi berkaitan dengan saldo dari akun tertentu (secara individu)
pada saat tertentu (misalnya dalam tahun buku bersangkutan), dan berkenaan dengan
penyajian dan pengungkapan tertentu dalam laporan keuangan.
Ovelia Soemantry:
17. Menurut kelompok Anda auditor menggunakan asersi untuk apa?
Jawab: (Hal 118)
a. Menentukan jenis risiko salah saji yang bisa terjadi
b. Menilai seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko salah saji yang material
c. Merancang prosedur audit selanjutnya sebagai jawaban atau tanggapan terhadap
risiko yang dinilai
Rahma Wati:
18. Sebutkan kelompok asersi yang berhubungan dengan penyajian (presentations) dan
pengungkapan (disclosures) dalam laporan keuangan!
Jawab: (Hal 114)
a. Occurrence, Rights, and Obligations.
b. Completeness.b
c. Classification and Understandability.
d. Accuracy and Valuation.
Rahmad Dinsyah:
19. Bagaimana cara mengurangi kemungkinan terjadinya resiko dalam asersi laporan
keuangan?
Jawab:
Yaitu dengan cara mengenali resiko tersebut, auditor harus menentukan salah saji
yang berkenakaan dengan asersi yang mana. Kemudian enentukan besarnya
kemungkinan terjadi resiko tersebut.
Rahmat Fikri:
20. Apa yang dijelaskan dalam ISA 315 alinea A111?
Jawab: (Hal 116)
Rama Azizul:
21. Apa dampak jika manajemen memberikan asersi yang salah?
Jawab: (Hal 112)
Repan Saputra:
22. Apa yang wajib diidentifikasi dan dinilai oleh auditor pada ISA 315 alinea 25 ?
Jawab: (Hal 116)
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada:
a. Tingkat laporan keuangan
b. Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk
merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Rica Damayanti:
24. Asersi apa yang diuji pada kas dan pada penjualan?
Jawab:
Pada Kas, auditor menguji asersi-asersi:
existence (apakah kas yang disajikan di neraca benar ada),
completeness (apakah semua kas sudah dilaporkan),
right (apakah kas yang disajikan di neraca merupakan milik perusahaan)
disclosure (apakah terdapat pengungkapan yang memadai mengenai kas).
Pada Penjualan, auditor menguji asersi-asersi:
occurrence (apakah benar telah terjadi penjualan)
completeness (apakah semua transaksi penjualan telah dibukukan dan
dilaporkan),
valuation (apakah penjualan dibukukan dengan nilai yang benar),
obligation (apakah terdapat kewajiban yang berkaitan
dengan transaksi penjualan),
presentation & disclosure (apakah penjualan dilaporkan
dan diungkapkandengan penjelasan memadai).
Rozi Pratama:
25. Jika seorang akuntan publik diminta oleh petugas pajak/fiskus (pejabat negara) untuk
mengungkapkan informasi nilai laba yang sesungguhnya untuk dikenakan pajak yang
akuntan publik ketahui sewaktu mengaudit laporan keuangan. Apakah akuntan publik
harus memenuhi permintaan fiskus tersebut? Sementara akuntan publik harus
menjaga kerahasiaan dari klien. Berikan penjelasan anda dan kaitkan dengan undang-
undang dan standar auditing yang ada!
Jawab:
Seorang akuntan publik harus memenuhi permintaan fiskus untuk mengungkapkan
informasi nilai laba yang sesungguhnya yang diketahui sewaktu mengaudit laporan
keuangan. Jika dilihat dari aturan-aturan terkait yaitu antara lain:Dalam SA seksi 339
atau PSA no. 15 disebutkan bahwa Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan
kepemilikan atas kertas kerjamasih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam
Aturan Erika Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan hubungan yang
bersifat rahasia dengan klien.
Shinta Juliana:
26. Dalam kutipan ISA 315 alinea 25, pada hal apa Auditor melakukan identifikasi dan
penilaian risiko salah saji?
Jawab:
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada tingkat laporan
keuangan dan tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
Widya Ningsih:
30. Setelah mengetahui kelompok-kelompok asersi, apa prosedur audit selanjutya?
Jawab: (Hal 119)
Langkah terakhir adalah merancang prosedur audit yang menjawab assessed risk
untuk setiap asersi terkait.
Yosi Rahmadiany:
31. Apakah relevansi setiap asersi untuk saldo akun tertentu akan selalu sama? Berikan
contoh!
Jawab: (Hal 116)
Relevansi setiap asersi untuk saldo akun (atau jenis transaksi, atau penyajian dan
pengungkapan) tertentu akan berbeda, hal ini tergantung pada ciri saldo akun itu
sendiri dan potensi salah saji yang material. Contohnya, ketika menilai valuation
assertion, auditor mungkin menilai resiko terjadinya resiko terjadinya kekeliruan
rendah. Namun, untuk persediaan dimana keusangan (obsolescence) merupakan
faktor penting, auditor menilai valuation risk tinggi.
Yuli Elisabeth:
32. Jelaskan asersi tentang penyajian dan pengungkapan asersi completeness!
Jawab:
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan asersi completeness adalah semua
pengungkapan yang seharusnya dicantumkan, memang sudah dicantumkan dalam
laporan keuangan.