PENDAHULUAN
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang lebih dikenal oleh masyarakat awam
dengan sariawan merupakan salah satu penyakit mukosa oral yang sering
diderita oleh manusia. Secara klinis SAR memiliki ciri-ciri seperti ulkus dangkal
berbentuk bulat atau oval, berwarna putih kekuningan, dan biasanya terjadi pada
anak-anak dan remaja yang angka kejadian tertinggi terdapat pada wanita. SAR
merupakan kondisi umum berulang yang ditandai dengan ulkus ukuran kecil
berbentuk bulat atau oval. Dasar ulkus biasanya berwarna abu-abu atau kuning.
SAR dapat terjadi pada berbagai kalangan usia dengan prevalensi sangat tinggi
pada negara maju. Etiologi SAR tidak sepenuhnya jelas dan sangat bervariasi
tergantung faktor predisposisi.
Etiologi SAR hingga saat ini masih tidak diketahui dengan pasti. Terdapat
beberapa faktor yang dikatakan berperan dalam pemunculan SAR, yaitu genetik,
defisiensi hematinik, hipersensivitas makanan, infeksi bakteri dan virus,
perubahan hormonal, stres.
Gambaran klinis stomatitis aftosa rekuren dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu minor aphtae, mayor aphtae, dan herpetiform ulcers. Lesi SAR
menimbulkan rasa nyeri, bentuknya bulat atau oval dengan pusat nekrotik yang
dangkal disertai dengan pseudomembran warna putih kekuningan yang
dikelilingi oleh daerah eritematous yang mengalami peninggian. Stres
merupakan salah satu terminologi yang popular dibicarakan dalam percakapan
sehari-hari seiring meningkatnya modernisasi dan dinamika kehidupan. Stres
diartikan sebagai respon nonspesifik tubuh akibat perubahan sosial dari
modernisasi.
I.II Epidemiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada
mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa
ulser tunggal maupun lebih dari satu.3,6-8,16 SAR dapat menyerang mukosa
mulut yang tidak berkeratin yaitu mukosa bukal, labial, lateral dan ventral lidah,
dasar mulut, palatum lunak dan mukosa orofaring.
II.II Definisi
SAR merupakan ulser oval rekuren pada mukosa mulut tanpa tanda-tanda
adanya penyakit lain dan salah satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling
menyakitkan terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara.3,4 Penyakit ini
relatif ringan karena tidak bersifat membahayakan jiwa dan tidak menular.
Tetapi bagi orang orang yang menderita SAR dengan frekuensi yang sangat
tinggi akan merasa sangat terganggu. Beberapa ahli menyatakan bahwa SAR
bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan
gambaran beberapa keadaan patologis dengan gejala klinis yang sama.3,8 SAR
dapat membuat frustasi pasien dan dokter gigi dalam merawatnya karena
kadang-kadang sebelum ulser yang lama sembuh ulser baru dapat timbul dalam
jumlah yang lebih banyak.