Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN RESIKO GASTRITIS

PADA MAHASISWA YANG MENJALANI SISTEM KBK

Sri Hartati1, Wasisto Utomo2, Jumaini3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: sri93hartati@gmail.com

Abstract
The aim of this research was to analize the relationship between diet with the risk of gastritis for competency-based curriculum
system students. This study was a correlational study with cross sectional approach. The sampling technique was simple random
sampling with 115 competency-based curriculum system students were selected based on inclusion criteria. Data were analyzed by
using univariate analysis to determine the distribution of frequencies and bivariate analysis by using Chi-Square. The results
showed that p value (0,004) < alpha (0,05). It meant that there was a relationship between diet and the risk of gastritis
competency-based curriculum system students. Besed on this result, it suggest to students keep their health statis by maintaining a
regular diet and prevent the causes that can stimulate to gastritis.

Keywords: Competency-based curriculum system, Diet, Risk of gastritis

PENDAHULUAN
Timbulnya suatu penyakit berpengaruh kasus tertinggi pada perempuan (Kemenkes RI,
terhadap perubahan gaya hidup dan pola konsumsi 2011).
makanan, sehingga banyak timbul masalah Gastritis merupakan masalah saluran
kesehatan, salah satunya gangguan pada lambung pencernaan yang paling sering ditemukan
seperti gastritis. Gastritis merupakan peradangan dikehidupan sehari-hari dan gangguan kesehatan
dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor yang sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya
iritasi dan infeksi (Wijoyo, 2009). Gastritis adalah sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan
suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat pemeriksaan histopatologi (Sudoyo, Setiohadi,
akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik Alwi, Simadibrata, & Setiati 2009). Gastritis atau
anoreksia, perasaan penuh diperut (tengah), tidak dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan
nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
(Ardiansyah, 2012). Gastritis sering dianggap iritasi dan infeksi (Wijoyo, 2009). Gastritis adalah
penyakit ringan, namun dapat merusak fungsi suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
lambung dan dapat meningkatkan resiko untuk akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik
terkena kanker lambung hingga menyebabkan anoreksia, perasaan penuh diperut (tengah), tidak
kematian. nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
Berdasarkan Angka Kematian Kasar sepuluh (Ardiansyah, 2012).
penyakit utama penyebab kematian menurut Gastritis biasanya diawali oleh pola makan
golongan sebab akibat di rumah sakit di Indonesia yang tidak teratur. Kebiasaan makan yang buruk
tahun 2007 dan 2008 adalah penyakit saluran cerna dan mengkomsumsi makanan yang tidak hygien
dengan posisi kelima, sedangkan angka morbiditas merupakan faktor resiko terjadinya gastritis
termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit (Wahyu, 2011). Gastritis terjadi karna
terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit ketidaksesuaian lambung dengan makanan yang
tahun 2007 dengan posisi keempat dan tahun 2008 dimakan seperti makanan yang pedas (cabai atau
pada posisi ketiga (Depertemen Kesehatan RI, merica) atau makanan yang memiliki kadar lemak
2009). Berdasarkan sepuluh penyakit terbanyak di tinggi, sehingga produksi asam lambung tidak
rumah sakit di Indonesia tahun 2010 adalah gastritis terkontrol (Yuliarti, 2009). Penyakit gastritis dapat
dengan posisi ke lima pada pasien rawat inap dan menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis
posisi ke enam pada pasien rawat jalan dengan kelamin. Beberapa survey menunjukkan bahwa
JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014
gastritis paling sering menyerang usia produktif. tampak mahasiswa saat istirahat yang hanya makan
Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis snack dan minuman kaleng yang mengandung
karna tingkat kesibukan serta gaya hidup yang gas/soda untuk mengisi perut yang kosong.
kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang Berdasarkan hasil wawancara dengan
mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor mahasiswa program A yang menjalani sistem KBK
lingkungan. angkatan 2010, 2011, 2012 dan 2013 dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, sepuluh orang mahasiswa didapatkan delapan
Najamuddin, dan Sirajuddin (2012) Hasil penelitian diantaranya menyatakan bahwa jadwal kuliah yang
ini menyatakan terdapat adanya hubungan antara padat, mahasiswa mengatakan aktivitas banyak
ketepatan waktu makan dan tingkat stress dengan dilakukan diluar rumah sehingga pola makan
kejadian gastritis pada mahasiswa strata 1 FKM mereka terganggu. Mahasiswa mengatakan sering
Universitas Hasanuddin. Mahasiswa Program Studi membeli makanan dan cemilan untuk mengisi perut
Ilmu Keperawatan Universitas Riau memiliki yang kosong serta minuman bersoda/bergas di
kesibukan yang cukup tinggi seperti adanya kuliah, kantin.
praktikum, labolatorium, kerja lapangan seperti Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan
klinik di RSUD Arifin Ahmad dan di komunitas, masalah penelitiannya yaitu apakah ada hubungan
penelitian, penyusunan skripsi (Buku Pedoman pola makan dengan resiko terjadinya gastritis pada
Prodi Keperawatan, 2012). mahasiswa yang menjalani sistem KBK?
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau menggunakan sistem pembelajaran TUJUAN PENELITIAN
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
memiliki banyak metode pembelajaran salah apakah ada hubungan antara pola makan dengan
satunya metode Problem Based Learning (PBL). resiko gastritis pada mahasiswa yang menjalani
Pembelajaran pokok dalam PBL berupa belajar sistem KBK.
dalam jumlah kecil dengan sistem tutorial.
Mahasiswa harus mengikuti langkah-langkah PBL MANFAAT PENELITIAN
seperti mengetahui konsep dasar, mendifinisikan 1. Bagi perkembangan Ilmu Keperawatan
masalah, adanya pembelajaran mandiri, adanya Menjadi sumber Kajian Ilmiah Keperawatan
pertukaran pengetahuan, penilaian dan mahasiswa khususnya hubungan pola makan dengan resiko
harus menyiapkan pleno untuk presentasi hasil terjadinya gastritis.
(Sudarman, 2007). Selain itu, salah satu kelemahan 2. Bagi institusi yang menjadi tempat penelitian
PBL adalah memerlukan waktu yang banyak dalam Memberikan informasi kepada institusi tentang
menyelesaikan masalah yang diberikan, standar satu hubungan pola makan dengan resiko terjadinya
jam pelajaran yang banyak dijumpai diberbagai gastritis pada mahasiswa Program Studi Ilmu
kampus tidak mencukupi standar waktu pelaksanaan Keperawatan Universitas Riau, sehingga
PBL sehingga mahasiswanya banyak memiliki institusi dapat memberi alternatif guna dalam
kesibukan diluar rumah dan terjebak dengan pola pencegahan penyakit gastritis.
makan yang tidak sehat. 3. Bagi responden
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari Memberikan sumber informasi, menambah
hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa pengetahuan mahasiswa tentang pola makan
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau yang baik dan faktor resiko gastritis.
memiliki jadwal kuliah yang padat. Kesibukan 4. Bagi penelitian berikutnya
mahasiswa banyak diluar rumah seperti ke kampus, Menjadi referensi untuk penelitian berikutnya
praktik labor maupun praktik lapangan yang dan sebagai data awal dalam penelitian
membuat mahasiswa tidak sempat sarapan pagi dan selanjutnya.
siang dirumah sehingga mereka hanya membeli
jajan di kantin dengan makan makanan yang pedas METODOLOGI PENELITIAN
dan berbumbu seperti mie rebus, nasi goreng, soto, Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
bakso, sate, atau gorengan dengan menambah saos menggunakan desain deskriptif korelasi dengan
yang banyak kedalam makanan tersebut dan juga pendekatan Cross sectional yang dilaksanakan pada

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014


bulan Februari sampai bulan Juli 2014 di Program Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Populasi umur responden 20-23 tahun sebanyak 85 orang
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang (73.9%), jenis kelamin tenbanyak responden adalah
menjalani sistem KBK dengan metode PBL perempuan sebanyak 97 orang (84.3%), tempat
minimal satu tahun berjumlah 162 orang yang tinggal terbanyak responden adalah kos sebanyak 77
diambil dengan menggunakan tehnik Simple orang (67%) dan sebagian besar responden memiliki
random sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian riwayat keluarga gastritis sebanyak 60 orang
ini adalah mahasisiswa yang menjalani sistem KBK (52.2%).
minimal 1 tahun dan bersedia menjadi responden.
Etika penelitian dalam penelitian ini lembar Tabel 2
persetujuan responden, tanpa nama dan kerahasiaan. Gambaran resiko gastritis responden
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini Resiko gastritis Jumlah Persentase
menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga (%)
Beresiko 62 53.9
bagian yaitu bagian pertama tentang data demografi,
Tidak beresiko 53 46.1
kedua pernyataan tentang resiko gastritis, dan ketiga Total 115 100.0
tentang pola makan. Data yang sudah dikumpul Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas
diolah dan dianalisis menggunakan software responden memiliki resiko gastritis sebanyak 62
computer. orang (53.9%).
Analisa terdiri dari analisa univariat dan
analisa bivariat. Analisa univariat digunakan untuk Tabel 3
melihat distribusi frekuensi dari setiap variabel dan Gambaran pola makan responden
analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan Pola makan Jumlah Persentase
antar variabel. Penelitian ini menggunakan uji Chi- (%)
Square dengan derajat kemaknaan 5 % (0.05). Tidak teratur 48 41.7
Dalam penelitian ini didapatkan p-value (0.004) Teratur 67 58.3
Total 115 100
(0.05) maka dapat dikatakan ada hubungan yang
bermakna antara pola makan dengan resiko gastritis Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas
pada mahasiswa. responden memiliki pola makan yang teratur
sebanyak 67 orang (58.3%).
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan 2. Analisa Bivariat
terhadap 115 responden, didapatkan hasil analisa Tabel 4
univariat dan bivariat sebagai berikut: Hubungan antara pola makan dengan resiko
1. Analisa Univariat gastritis
Tabel 1 Pola Resiko gastritis p
Gambaran karakteristik responden makan Beresiko Tidak OR value
beresiko (95 % CI)
No Karakteristik jumlah Persentase (%)
N % N %
1 Umur Tidak 34 70.8 14 29.2 3.383 0.004
17-19 30 26.1 teratur (1.536 -
20-23 85 73.9 Teratur 28 41.8 39 58.2 7.448)
2 Jenis kelamin Total 62 53.9 53 46.1
Perempuan 97 84.3 Tabel 4 Hasil analisa hubungan antara pola
Laki-laki 18 15.7 makan dengan resiko gastritis pada mahasiswa
3 Tempat tinggal menunjukkan bahwa 48 orang (100%) memiliki
Kos 77 67.0 pola makan yang tidak teratur dimana mahasiswa
Keluarga/orang 38 33.0 yang beresiko gastritis berjumlah 34 orang (70,8%).
tua Sedangkan responden yang memiliki pola makan
4 Riwayat gastritis keluarga teratur berjumlah 67 orang (100%) dimana
Ada 60 52.2 mahasiswa yang memiliki resiko gastritis sebanyak
Tidak ada 55 47.8 28 orang (41,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
Total 115 100.0
p value = 0,004 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014
hubungan antara pola makan dengan resiko gastritis dikarenakan laki-laki lebih toleran terhadap rasa
pada mahasiswa. Dari hasil analisis juga diperoleh sakit dan gejala gastritis daripada perempuan.
nilai OR=3,383 artinya mahasiswa yang memiliki Selain itu juga bisa disebabkan oleh
pola makan yang tidak teratur mempunyai peluang mekanisme hormonal. Menurut prio (2009),
3,383 kali untuk beresiko gastritis dibanding yang menyatakan bahwa hormon wanita lebih
mahasiswa yang memiliki pola makan teratur (OR: reaktif daripada laki-laki. Hal ini sesuai dengan
3,383; CI 1,536 7,448). teori yang menyatakan bahwa sekresi lambung
diatur oleh mekanisme saraf dan hormonal.
PEMBAHASAN Pengaturan hormonal berlangsung melalui
1. Karakteristik responden hormon gastrin. Hormon ini bekerja pada
a. Umur kelenjar gastrik dan menyebabkan aliran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambahan getah lambung yang sangat asam.
sebagian besar mahasiswa memiliki umur antara c. Tempat tinggal
20-23 tahun yaitu 85 orang (73.9%), sedangkan Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
dengan umur 17-19 sebanyak 30 orang (26.1%). besar tempat tinggal responden adalah kos
Responden kebanyakan berusia 20-23 tahun sebanyak 77 orang (67%), sedangkan responden
terdapat pada angkatan A 2011 sedangkan pada yang tinggal dengan keluarga/orang tua
usia 17-19 tahun terdapat pada angkatan A 2012 sebanyak 38 orang (33%), karna mayoritas
walaupun beberapa responden memiliki usia 20- mahasiswa yang ada di Program Studi Ilmu
23 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang Keperawatan Universitas Riau berasal dari luar
dilakukan oleh Anggita (2012), hasil penelitian daerah. Hasil penelitian ini sesuai dengan
menunjukkan bahwa gambaran usia responden < penelitian Anggita (2012), yang menunjukkan
20 tahun berjumlah 27 orang (28,1%), tempat tinggal terbanyak responden adalah kos.
sedangkan usia responden 20 tahun berjumlah Penelitian Yunita (2010), menyatakan bahwa
69 orang (71,9%). terdapat hubungan tempat tinggal dengan
Hal ini juga sesuai dengan teori, dimana terjadinya gastritis, serta tempat tinggal
dalam penelitian ini faktor yang dapat kos/asrama 6 kali lebih beresiko untuk
menyebabkan gastritis pada mahasiswa terjadinya gastritis. Lingkungan rumah yang
dikarenakan mahasiswa berada dalam rentang tinggal sendiri dengan yang tinggal dengan
usia produktif sehingga memiliki kesibukan anggota keluarga dapat mempengaruhi pola
yang padat, pola makan yang tidak teratur, dan makan (Prio, 2009).
stress akibat pengaruh lingkungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
b. Jenis kelamin penelitian diatas yang menunjukkan tempat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggal terbanyak responden adalah kos. Dalam
jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan penelitian ini berdasarkan hasil obervasi
dengan jumlah 97 orang (84.3%), sedangkan sederhana yang dilakukan peneliti bahwa
laki-laki sebanyak 18 orang (15.7%), hal ini bisa banyak faktor yang dapat menyebabkan
dikarnakan mayoritas mahasiswa yang ada di mahasiswa yang tinggal di kos untuk terkena
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas gastritis, seperti kesibukan yang padat karna
Riau adalah perempuan. Hasil penelitian ini kurangnya menajemen waktu, mereka sering
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh menunda-nunda untuk makan, selain itu
Rahmawati (2010) dan data Kemenkes RI mahasiswa juga kurang memperhatikan
(2011), dimana jenis kelamin terbanyak makanan yang dibeli hanya sekedar untuk
menderita gastritis adalah perempuan. Dalam mengisi perut yang kosong.
penelitian Anggita (2012), menyatakan bahwa d. Riwayat gastritis keluarga
jenis kelamin memiliki hubungan dengan Riwayat gastritis keluarga merupakan
persepsi gangguan lambung dimana perempuan pengkajian riwayat kesehatan keluarga. Hasil
3 kali lebih beresiko mengalami gangguan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
lambung dibandingkan pria, hal ini bisa mahasiswa memiliki riwayat keluarga gastritis
sebanyak 60 orang (52,2%), sedangkan yang

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014


tidak memiliki riwayat gastritis keluarga dengan jadwal yang teratur dan 71,7 % tidak
sebanyak 55 orang (47,8%). Hal ini sejalan teratur.
dengan penelitian Rahma, Ansar, dan Hasil penelitiam ini sesuai dengan
Rismayanti (2012), menunjukkan bahwa penelitian diatas bahwa gambaran pola makan
sebagian besar responden memiliki riwayat penderita gastritis memiliki jumlah makanan
gastritis keluarga sebanyak 91 orang (65,9%) yang buruk, makan makanan yang tidak tepat
dengan nilai OR 3.27. Hal tersebut dan makan dengan jadwal yang tidak teratur
menunjukkan bahwa responden yang memiliki sehingga masih banyak ditemukan responden
riwayat gastritis keluarga berisiko 3 kali yang memiliki pola makan yang tidak teratur.
menderita gastritis dibandingkan dengan yang Hal ini juga sesuai dengan teori Baughman dan
tidak memiliki riwayat gastritis keluarga. Hackley (2000), bahwa gastritis paling sering
Secara teori menyatakan bahwa gastritis terjadi karena diet yang sembarangan seperti
termasuk dalam jenis penyakit yang degeneratif makan yang terlalu banyak, terlalu cepat, makan
(Khasanah, 2012). Dalam penelitian ini bukan makan yang terlalu berbumbu, dan makanan
dikarenakan adanya hubungan secara genetik yang mengandung mikroorganisme penyebab
yang diturunkan orang tua responden, melainkan penyakit. Sehingga untuk memiliki pola makan
lebih kearah kebiasaan makan dalam keluarga yang sehat dengan cara mematuhi jadwal
yang dapat beresiko terjadi gastritis seperti makan, tidak makan pada kondisi lapar (Heryati,
kebiasaan mengkonsumsi makanan bersantan, Rumdasih dan Paath, 2005).
gorengan, makanan yang pedas atau asam f. Gambaran resiko gastritis keluarga
sehingga terdapat anggota keluarga yang Berdasarkan hasil penelitian yang
gastritis. dilakukan didapatkan bahwa 53 orang (46.1%)
e. Gambaran pola makan responden tidak beresiko gastritis, namun masih banyak
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan responden yang beresiko gastritis
menunjukkan bahwa pola makan responden sebanyak 62 orang (53.9%), didapatkan
sebagian besar adalah teratur. Responden mahasiswa selalu makan 3 kali sehari, sering
memiliki pola makan teratur sebanyak 67 orang mengkonsumsi makanan yang pedas dan makan
(58,3%), namun masih ditemukan responden saat lapar, kadang-kadang mengkonsumsi
yang memiliki pola makan tidak teratur makanan siap saji, mengkonsumsi minuman rasa
sebanyak 48 orang (41,7%), sehingga angka asam, mengkonsumsi minuman berkafein,
resiko gastritis pada mahasiswa masih cukup minuman bersoda, makan tepat waktu,
tinggi. Hal ini digambarkan oleh penelitian Fitri, mengalami banyak fikiran, nafsu makan
Yusuf, dan Yuliana (2013) tentang gambaran terganggu, mengkonsumsi OAINS, dan jajan
pola makan penderita gastritis, bahwa dipinggir jalan.
keteraturan makan responden 38,5% jarang Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
makan teratur, 33,3% jarang sarapan, 59,0% sebagian besar responden beresiko gastritis. Hal
selalu makan dua kali sehari, 51,3% tidak ini bisa disebabkan karena responden dalam
pernah makan tepat waktu, 46,1% selalu penelitian ini sering makan pada saat lapar dan
terlambat makan dan 51,3% menunggu lapar suka mengkonsumsi makan makanan yang
dulu baru makan. pedas. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahma,
Penelitian lain yang berhubungan dengan Ansar, dan Rismayanti (2013) bahwa gambaran
pola makan yang dilakukan oleh Sulastri, dari resiko gastritis disebabkan karena
Siregar dan Siagian (2012), hasil penelitian responden sering mengkonsumsi jenis makanan
menunjukkan 37,7 % pasien gastritis memiliki yang beresiko seperti makanan yang pedas,
jumlah makanan yang baik dan 62,3 % pasien bersantan, dan mengandung gas, memiliki
memiliki jumlah makanan yang buruk, dan 17 % frekuensi makan yang tidak tepat,
pasien gastritis makan dengan makanan yang mengkonsumsi kafein, dan OAINS.
tepat yang tidak meningkatkan resiko gastritis Hal ini juga sesuai dengan teori yang
dan 83 % makan makanan yang tidak tepat, menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat
sementara yang 28,3 % pasien gastritis makan menyebabkan terjadinya gastritis yaitu pola

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014


makan diantaranya jenis makan yang meransang hubungan antara stress dengan terjadinya
peningkatan asam lambung, frekuensi makan gastritis. Hal ini dikaitkan dengan pembelajaran
yang tidak tepat, faktor stress, alkohol, OAINS KBK dengan metode PBL dimana mahasiswa
dan rokok (Ardiansyah, 2012; Dermawan dan dituntut untuk berperan aktif serta mampu
Rahayuningsih, 2010; dan Muttaqin dan Sari, memecahkan masalah yang diberikan, serta
2011). memiliki langkah-langkah PBL seperti
g. Hubungan pola makan dengan resiko menguasai konsep dasar, mendifinisikan
gastritis pada mahasiswa yang menjalani masalah, adanya pembelajaran mandiri, adanya
sistem KBK pertukaran pengetahuan dan mahasiswa harus
Hasil analisa hubungan antara pola menyiapkan pleno untuk presentasi hasil
makan dengan resiko gastritis pada mahasiswa (Sudarman, 2007). Hal ini bisa menyebabkan
menunjukkan bahwa 48 orang (100%) memiliki mahasiswa mengalami stress. Menurut teori
pola makan yang tidak teratur dimana bahwa pada saat stress kadar asam lambung
mahasiswa yang beresiko gastritis berjumlah 34 meningkat dan apabila dibiarkan bisa
orang (70,8%). Sedangkan responden yang menyebabkan terjadinya gastritis.
memiliki pola makan teratur berjumlah 67 orang Dalam penelitian ini didapatkan bahwa
(100%) dimana mahasiswa yang memiliki adanya hubungan antara pola makan dengan
resiko gastritis sebanyak 28 orang (41,8%). resiko gastritis pada mahasiswa. Hal ini sesuai
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,004 dengan penelitian yang dilakukan oleh Dai
< 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan (2013), Putri, agustin, dan Wulansari (2010),
antara pola makan dengan resiko gastritis pada Gustin (2011), dan Wicaksono (2013).
mahasiswa. Dari hasil analisis juga diperoleh Penelitian ini juga menyatakan bahwa
nilai OR=3,383 artinya mahasiswa yang mahasiswa yang memiliki pola makan yang
memiliki pola makan yang tidak teratur tidak teratur 3 kali lebih beresiko dibadingkan
mempunyai peluang 3,383 kali untuk beresiko dengan responden yang memiliki pola makan
gastritis dibanding mahasiswa yang memiliki yang teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian
pola makan teratur (OR: 3,383; CI 1,536 yang dilakukan oleh Wahyuni, Sirajuddin dan
7,448). Najamuddin (2012), Rahma, Ansar, dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rismayanti (2013).
sebagian besar responden memiliki pola makan Secara teori menyatakan bahwa faktor
yang teratur sedangkan untuk resiko gastritis yang berpengaruh terhadap kejadian gastritis
responden sebagian besar memiliki resiko salah satunya adalah tidak teraturnya frekuensi
gastritis. Hal ini disebabkan karena responden makan. Penyakit gastritis disebabkan oleh iritan
dalam penelitian ini memiliki faktor yang dapat asam lambung dan enzim pencernaan pada
berpengaruh untuk resiko gastritis pada saluran yang kosong apabila seseorang
mahasiswa seperti pengaruh pola makan yang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka asam
tidak teratur. Hal ini dikaitkan dengan proses lambung yang diproduksi semakin banyak dan
pembelajaran KBK dengan metode PBL yang berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa
dilaksanakan di Progam Studi Ilmu lambung serta menimbulkan rasa nyeri disekitar
Keperawatan Universitas Riau dimana epigastrium. Tidak teraturnya jadwal makan
mahasiswa memiliki jadwal kuliah yang padat dapat menyebabkan berbagai keluhan, seperti
sehingga mahasiswa banyak yang terjebak penyakit gastritis (Khasanah, 2012).
dengan pola makan yang tidak sehat seperti
jajan sembarangan hanya sekedar untuk mengisi PENUTUP
perut mereka yang kosong yang digambarkan Kesimpulan
oleh penelitian Wicaksono (2013). Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Faktor lain juga disebabkan oleh faktor hubungan pola makan dengan resiko gastritis pada
stress, yang dibuktikan oleh penelitian Karwati, mahasiswa yang menjalani sistem KBK, dapat
Lina, dan Korneliani (2012), dan Murjayanah disimpulkan bahwa umur terbanyak responden
(2011), yang menunjukkan bahwa adanya adalah umur 20-23 tahun sebanyak 85 orang

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014


(73.9%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan
1
sebanyak 97 orang (84.3%), tempat tinggal Sri Hartati: Mahasiswa Program Studi Ilmu
terbanyak responden adalah kos sebanyak 77 orang Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
(67.0%), riwayat gastritis keluarga responden Wasisto Utomo, M.Kep.,Sp.KMB: Dosen Bidang
memiliki riwayat gastritis sebanyak 60 orang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Program
(52.2%), resiko gastritis termasuk dalam kategori Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
beresiko sebanyak 62 orang (53.9%) dan pola Indonesia
3
makan termasuk dalam kategori teratur sebanyak 67 Ns. Jumaini, M.Kep., Sp.Kep. J: Dosen Bidang
orang (58.3%). Keilmuan Keperawatan Jiwa Program Studi Ilmu
Berdasarkan hasil bivariat dengan Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
menggunakan uji Chi-Square diperoleh p value=
0.004 dimana p value < 0.05. Hal ini berarti bahwa DAFTAR PUSTAKA
Ho ditolak artinya ada hubungan pola makan Anggita, N. (2012). Hubungan faktor konsumsi dan
dengan resiko gastritis pada mahasiswa yang karakteristik individu dengan persebsi
menjalani sistem KBK. Dari hasil analisis diperoleh gangguan lambung pada mahasiswa.
pula nilai OR=3.383, artinya mahasiswa yang Diperoleh tanggal 5 April 2014 dari
memiliki pola makan teratur mempunyai peluang http://lontar.ui.ac.id/
3.383 kali untuk tidak beresiko gastritis dibanding Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk
mahasiswa yang pola makan tidak teratur (OR: mahasiswa. Yokyakarta: Diva Press
3.383; CI 1.536 7.448). Baughman, D. C. & Hackley, J. C. (2000).
Saran Keperawatan medikal bedah buku saku dari
Bagi perkembangan Ilmu Keperawatan Brunnard & Suddarth. Jakarta: EGC
diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan Buku Pedoman Prodi Keperawatan (2012). Buku
sebagai sumber kajian ilmiah khususnya hubungan pedoman prodi keperawatan 2012/2013.
pola makan dengan resiko gastritis, perawat Pekanbaru: UR Press
diharapkan bisa melakukan promosi kesehatan Dai, Z. D. (2013). Hubungan kebiasaan makan
kesekolah-sekolah atau kampus-kampus yang bukan dengan kejadian gastrtitis di puskesmas
jurusan kesehatan dalam upaya pencegahan resiko tamalate kecamatan kota timur. Diperoleh
terjadinya gastritis. Bagi institusi tempat penelitian tanggal 2 Februari 2014 dari
diharapkan dapat mempertimbangkan hasil http://kim.ung.ac.id/index.php/
penelitian ini karena banyaknya mahasiswa yang Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil kesehatan
memiliki resiko untuk terjadinya gastritis dan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen
sebaiknya bagi setiap dosen yang mengajar agar kesehatan RI 2009. Diperoleh tanggal 2
bisa menyelesaikan jadwal mengajarnya tepat Maret 2014 dari http://depkes.go.id/
waktu. Mahasiswa diharapkan untuk tetap menjaga Dermawan, D., & Rahayuningsih, T. (2010).
kesehatannya dengan menjaga pola makan yang Keperawatan Medikal Bedah (Sistem
teratur ditengah kesibukan yang padat dan Pencernaan). Yokyakarta: Gosyon
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan Publishing
gastritis dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan Fitri, R., Yusuf, L., & Yuliana (2013). Deskripsi
dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor pola makan penderita maag pada
lain yang berpengaruh terhadap resiko yang mahasiswa. Diperoleh tanggal 20 Februari
berhubungan dengan terjadinya gastritis seperti 2014 dari http://ejournal.unp.ac.id/
stress, konsumsi rokok, riwayat keluarga, OAINS, Gustin, R., K. (2011). Faktor-Faktor yang
alkohol dan faktor lainnya dengan menambah lokasi Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis
penelitian, menggunakan metode dan pendekatan Pada Pasien yang Berobat Jalan di
yang berbeda seperti dengan menggunakan metode Puskesmas Gulai Bancah. Diperoleh tanggal
penelitian retrospektif. 5 Oktober 2013 dari
http://repository.unand.ac.id/17045/
Heryati., Rumdasih, Y., & Paath, E. F. (2005). Gizi
dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014


Karwati, D., Lina, N., & Korneliani, K. (2012). Sudoyo, A.W., Setiohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,
Hubungan frekuensi konsumsi makanan M., & Setiati, S. (2009). Buku ajar ilmu
beresiko gastritis dan stres dengan kejadian penyakit dalam jilid 1. Jakarta: Interna
gastritis pada wanita usia 20-44 tahun. Publishing
Diperoleh tanggal 30 Februari 2014 dari Sulastri., Siregar, A. M., & Siagian, A. (2012).
https://www.google.com/url Gambaran pola makan penderita gastritis.
Kemenkes RI. (2011). Profil kesehatan Indonesia Diperoleh tanggal 5 Februari 2014 dari
2010. Jakarta: kementrian kesehatan http://jurnal.usu.ac.id/index.php/
Indonesia 2011. Diperoleh tanggal 2 Wahyu, A. (2011). Maag dan gangguan
Februari 2014 dari pencernaan. Jakarta: PT Sunda Kelapa
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf Pustaka
Khasanah, N. (2012). Waspadai beragam penyakit Wahyuni, F., Sirajuddin, S., & Najamuddin, U.
degeneratif akibat pola makan. Yokyakarta: (2012) dengan judul Ketepatan waktu
Laksamana makan, asupan kafein, dan tingkat stress
Murjayanah, H. (2011). Faktor faktor resiko yang terhadap kejadian gastritis pada mahasiswa.
berhubungan dengan kejadian gastritis Diperoleh tanggal 8 Oktober 2013 dari
(studi di RSU dr. R. Soetrasno Rembang http://repository.unhas.ac.id
Tahun 2010). Diperoleh tanggal 30 februari Wicaksono, W. (2013). Faktor-faktor yang
2014 dari http://lib.unnes.ac.id/2702/ berhubungan dengan kejadian penyakit
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan Gastritis. Diperoleh tanggal 02 maret 2014
gastrointestinal aplikasi asuhan dari http://www.share-pdf.
keperawatan medical bedah. Jakarta: Wijoyo, P. M. (2009). 15 Ramuan penyembuh
Selemba Medika maag. Jakarta: Bee Media Indonesia
Prio, A., Z. (2009). Pengaruh teknik relaksasi Yuliarti. (2009). Maag: Kenali, hindari dan obati.
progresif terhadap respon nyeri dan Yokyakarta: C.V ANDI
frekuensi kekambuhan nyeri gastritis. Yunita, R. (2010). Hubungan antara karakteristik
Diperoleh tanggal 2 maret 2014 dari responden, kebiasaan makan dan minum
http://www.lontar.ui.ac.id serta pemakaian NSAID dengan terjadinya
Putri, R. S. M., Agustin, H., & Wulansari. (2010). gastritis. Diperoleh tanggal 02 maret 2014
Hubungan pola makan dengan timbulnya http://adln.fkm.unair.ac.id/
gastritis pada pasien di UMC. Diperoleh
tanggal 20 Februari 2014 dari
http://ejournal.umm.ac.id
Rahma, M., Ansar, J., & Rismayanti. (2013). Faktor
resiko kejadian gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Kampili. Diperoleh tanggal 05
Februari 2014 dari
http://repository.unhas.ac.id
Rahmawati, N. (2010). Hubungan antara
Karakteristik Responden, Stres Psikologis,
Perilaku Makan dan Minum dengan
Kekambuhan Penyakit Gastritis. Diperoleh
tanggal 10 Mei 2014 dari
http://alumni.unair.ac.id
Sudarman. (2007). Suatu model pembelajaran untuk
mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah. Jurnal
pendidikan inovatif, 2, 2. Diperoleh tanggal
24 Februari 2014 dari
http://physicsmaster.orgfree.com/

JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014

Anda mungkin juga menyukai